Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata, yaitu kata “manajemen” dan “strategi”. Definisi manajemen sebagaimana diungkapkan oleh Nawawi (2000:52), yaitu sebagai berikut: “Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling), dan penganggaran (budgeting)”. Dari definisi diatas diketahui bahwa unsur-unsur yang ada dalam manajemen tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Merupakan sistem kerja sama sekelompok orang, yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing diikuti dengan mengatur hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal. 3. Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk. 4. Penganggaran (Budgeting) Kegiatan anggaran dalam organisasi sektor publik menekankan pada pertanggungjawaban dan penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien. Hal ini disebbkan karena dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat yang dipercayakan kepada organisasi sektor publik. 5. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan proses mengukur (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja personel dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kata kedua yaitu “strategi”, Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002) mendefenisikan sebagai berikut: “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah proses manajerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang diterapkan oleh manajemen puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan target organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. B. KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK Menurut Untoro (2010) lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : 1. Pasar Pasar pada organisasi sektor publik ditentukan oleh oversight body. Hal ini dikarenakan organisasi sektor publik memiliki motif tidak mencari keuntungan, namun lebih berorientasi pada pelayanan publik. Sumber pendanaan pada organisasi sektor publik lebih banyak bersumber dari pajak yang merupakan bentuk dari subsidi. 2. Pengaruh politik Kebutuhan untuk mentaati dan memelihara dukungan berakibat pada tingginya pengaruh dan tekanan poliik yang dihadapi oleh organisasi sektor publik. Pandangan dan pendapat pimpinan, kewenangan oleh legislator untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan kelompok yang berkepentingan sering kali mendominasi pertimbangan efisiensi dan ekonomi dalam proses pengambilan keputusan. 3. Kendala yang dihadapi Tingginya tekanan dan pengaruh politik karena ketergantungan yang tinggi pada eversight body, menyebabkan organisasi sektor publik mengalami banyak kendala. Kendala ini muncul karena ketergantungan organisasi sektor publik terhadap satu sponsor yaitu oversight body, sehingga otonomi dan fleksibilitas terbatasi. Otonomi dan fleksibilitas yang terbatas disebabkan setiap program dan kegiatan (yang akan berdampak pada dana publik yang dikelola atau anggaran) harus mendapat persetujuan dari oversigh body. Untuk mengatasi hal tersebut, agar kontinuitas organisasi dapat berjalan maka manajemen organisasi menyiapkan skenario pengelolaan organisasi yang fleksibel (Ring dan Perry. 1985; dalam Untoro, 2010). Pertimbangan atas konteks, sifat dan karakteristik serta faktor-faktor dalam lingkungan organisasi sektor publik akan memengaruhi penerapan manajemen strateginya. Berikut ini beberapa aspek yang harus diperhatikan / dipertimbangkan dalam penyusunan strategi: Aspek formalitas Aspek fleksibilitas Aspek partisipasi
C. IMPLEMENTASI STRATEGIK PADA SEKTOR PUBLIK
Implementasi strategi pada organisasi sektor publik tidak bisa lepas dari proses manajemen strategi. 1. Menetapkan arah dan misi organisasi Setiap organisasi pasti mempunyai visi, misi, dan tujuan. Visi, misi dan tujuan ini akan menentukan arah yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi, misi, dan tujuan maka kinerja organisasi akan mudah dipengaruhi oleh situasi eksternal. 2. Memahami lingkungan internal dan eksternal Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespons berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap organisasi: a) Lingkungan eksternal Memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan ancaman (threats); Terdiri atas dua bagian yakni lingkungan tugas dan lingkungan umum; b) Lingkungan internal Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness); Mencakup semua unsur organisasional yang ada di dalam suatu organisasi seperti struktur organisasi, budaya organisasi, dan sumber daya. 3. Memformulasikan strategi Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna mencapai tujuan organisasi. Formulasi strategi ini meliputi pengembangan misi organisasi, analisis SWOT, dan menetapkan tujuan jangka panjang. 4. Mengimplementasikan strategi Mengimplementasikan berarti menggerakan para karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan nyata. Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi tetapi juga diimbangi dengan imbalan yang memadai. 5. Mengevaluasi dan mengawasi strategi Selama organisasi melaksanakan strateginya, organisasi perlu mengamati hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan eksternalnya. Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup tiga hal, yaitu: a) Me-review faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang sedang berlangsung, menentukan apa yang dikendalikan dan menetapkan standar; b) Mengukur kinerja yang telah dilakukan dan membandingkan kinerja dengan standar; c) Mengambil berbagai tindakan perbaikan evaluasi strategi sangat diperlukan sebab keberhasilan organisasi dewasa ini tidak menjadi jaminan keberhasilan organisasi di masa yang akan datang Pada tahap ini juga merupakan tahapan untuk menilai pengendalian organisasi. Pengendalian organisasi terdiri atas tiga jenis, yaitu: Pengendalian strategis, merupakan proses dari evaluasi strategis, yang dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah itu diimplementasikan. Pengendalian manajemen, berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai sub-strategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dari rencana jangka menengah. Pengendalian operasional, berpusat pada kinerja individu dan kelompok yang dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh rencana organisasi. Proses manajemen strategis diatas tidak serta merta diadopsi pada organisasi sektor publik, namun perlu disesuaikan dengan sifat, karakteristik, dan konteks organisasi sektor publik. Proses manajemen pada organisasi pemerintahan diatur dan tertuang dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.