Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH - YUSUF TANGERANG

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Effiana Nurfitri


NIM : 2207010003
Nama Kuliah : Manajemen Strategi Pendidikan
Dosen : Dr. Ir. Hardjito S. Darmojo., M.Pd.

Nomor 1
A. Analisis Lingkungan Internal
Setiap perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang merupakan
bagian internal dari perusahaan yang bila diidentifikasi dengan baik maka akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan. Faktor
internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menghadapi
ancaman yang terdapat dalam lingkungan perusahaan. Menurut Agustinus S
Wahyudi (2015:48), Analisis lingkungan internal dilakukan evaluasi secara
periodik kekuatan dan kelemahan untuk variabelvariabel yang ada di dalam
bidang pemasaran.
Adapun beberapa hal yang merupakan bagian darifaktor internal adalah;
1. Sumber Daya Manusia: Kemampuan, keterampilan, dan pengalaman
karyawan dalam organisasi.
2. Struktur Organisasi: Bagaimana pekerjaan dikoordinasikan dan bagaimana
informasi mengalir dalam organisasi.
3. Budaya Organisasi: Nilai-nilai, norma, dan praktik-praktik yang mendasari
perilaku karyawan.
4. Keuangan: Kondisi keuangan organisasi, termasuk likuiditas dan
profitabilitas.
5. Teknologi: Kemampuan teknologi yang dimiliki organisasi untuk
mendukung operasi dan inovasi.
6. Produk dan Layanan: Keunggulan produk atau layanan yang ditawarkan
oleh organisasi.
Hasil analisis lingkungan internal akan membantu organisasi dalam
mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan (kelemahan) dan area-area
yang bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif (kekuatan).
B. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah sekumpulan kondisi berupa peluang dan
ancaman yang timbul dan berada di luar jangakauan serta biasanya terlepas dari
situasi operasional perusahaan. Faktor eksternal perusahaan terdiri atas peluang
dan ancaman, dan peluang pemasaran disebut sebagai suatu daerah kebutuhan
pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Adapun beberapa hal yang merupakan bagian Faktor eksternal adalah:
1. Persaingan Industri: Tingkat persaingan di industri yang dapat memengaruhi
pangsa pasar dan profitabilitas.
2. Tren Pasar: Perubahan dalam preferensi dan perilaku konsumen yang dapat
memengaruhi permintaan produk atau layanan.
3. Peraturan Pemerintah: Regulasi dan kebijakan pemerintah yang dapat
memengaruhi operasi dan strategi bisnis.
4. Teknologi dan Inovasi: Perkembangan teknologi baru yang dapat merubah
cara bisnis dijalankan.
5. Faktor Sosial dan Budaya: Perubahan dalam nilai-nilai masyarakat yang
memengaruhi permintaan dan preferensi.
6. Faktor Ekonomi: Kondisi ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan
tingkat pengangguran.
Hasil analisis lingkungan eksternal akan membantu organisasi dalam
mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang perlu
diantisipasi dalam pengembangan strategi bisnis.
Hasil dari analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan sebagai dasar
dalam merancang strategi bisnis yang efektif. Dengan memahami faktor-faktor yang
memengaruhi organisasi baik dari dalam maupun luar, organisasi dapat mengambil
keputusan yang lebih informasional dan adaptif, serta dapat mengambil langkah-langkah
yang sesuai untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis.
Nomor 2:
Formulasi strategi adalah proses menetapkan program atau rencana yang
dilaksanakan organisasi untuk mencaapai tujuan akhir yang ingin dicapainya serta cara
yang akan di gunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Menuru Akdon menjelaskan
bahwa penyusunan strategi berkaitan erat dengan fungsi utama organisasi yang
dituangkan dalam pernyataan misi organisasi. Strategi yang diformulasikan juga bersifat
praktis, karena berorientasi pada aksi berdasarkan hasil pengujian faktor internal dan
eksternal.
Secara spesifik Akdon mengidentifikasikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyusunan strategi yaitu: (1) menentulan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai
dengan tepat sehingga dapat digunakan sebagai acuan oprasional organisasi terutama
dalam pencapaian tujuan akhir organisasi, (2) mengenali lingkungan dimana organisasi
berada, (3) melakukan analisis yang bermanfaat positioning organisasi untuk
mempertahankan eksistensi dan melaksanakan tujuannya.
Beikut adalah pentingnya formulasi strategi yaitu :
1. Sebagai panduan arah tujuan
Perumusan strategi memberi organisasi arah dan tujuan yang jelas yang
membantu anggota organisasi untuk bekerja sama menuju tujuan yang sama.
2. Prioritas
Menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran membantu mengidentifikasi area
prioritas untuk difokuskan dalam kegiatan sehari-hari.
3. Fokus dan Koordinasi
Strategi membantu memfokuskan perhatian pada aktivitas yang mendukung
tujuan organisasi, yang menciptakan koordinasi dan sinergi di seluruh organisasi.
4. Evaluasi dan pengukuran
Menetapkan tujuan dan sasaran yang terukur memungkinkan organisasi untuk
menilai kinerja dan kemajuan serta membuat perubahan sesuai kebutuhan.
5. Beradaptasi dengan perubahan
perumusan strategi membantu organisasi merencanakan bagaimana menanggapi
perubahan di lingkungan eksternal dan internal dan mengambil tindakan yang
diperlukan.
Nomor 3:
Implementasi strategi menurut Hunger Wheelen adalah proses dimana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melaui pengembangan program,
anggaran dan prosedur. Pada dasarnya implementasi strategi adalah tindakan
mengimplementasikan strategi yang telah disusun ke dalam berbagai alokasi sumberdaya
secara optimal. Dengan kata lain, dalam mengimplementasikan strategi kita
menggunakan formulasi strategi untuk membantu pembentukan tujuan-tujuan kerja,
alokasi dan prioritas sumber daya
Prim Masrokan menegaskan bahwa implementasi strategi menggambarkan cara
mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh organisasi. Kegiatan ini merupakan lanjutan
dari formulasi strategi yang mempunyai beberapa prinsip kegiatan yaitu; (a) analisis
pilihan strategi dan kunci keberhasilan, (b) penetapan tujuan, sasaran dan strategi
(kebijakan, program dan kegiatan), (c) sistem pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan
yang harus dirumuskan dengan jelas berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Kemungkinan keberhasilan dalam implementasi strategis
1. Manajemen organisasi: Implementasi strategi yang berhasil memerlukan
dukungan aktif dan komitmen dari manajemen puncak organisasi. Mereka harus
berperan dalam mengkomunikasikan pentingnya strategi, memberikan arahan dan
menghilangkan hambatan.
2. Pemahaman dan komunikasi yang jelas: Setiap orang dalam organisasi harus
memahami visi, misi, tujuan dan strategi. Komunikasi yang jelas dan konsisten
diperlukan untuk menghindari kebingungan dan ambiguitas.
3. Sumber daya yang memadai: Alokasi sumber daya yang memadai, termasuk
sumber daya keuangan, manusia dan teknologi, diperlukan untuk menerapkan
strategi. Sumber daya yang tidak mencukupi dapat menjadi hambatan untuk
mencapai tujuan.
4. Kerangka strategis dan implementasinya:
a. Perencanaan Implementasi: Mengidentifikasi langkah-langkah spesifik
yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi, termasuk alokasi
sumber daya dan jadwal waktu.
b. Koordinasi: Membangun mekanisme untuk mengkoordinasikan berbagai
inisiatif dan fungsi di seluruh organisasi.
c. Kepemimpinan Efektif: Memastikan bahwa pemimpin memiliki
keterampilan kepemimpinan yang tepat untuk membimbing tim dan
mengatasi hambatan.
d. Pemantauan dan Pengendalian: Mengembangkan sistem untuk memantau
kemajuan, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan perbaikan
jika diperlukan.
e. Pengelolaan Perubahan: Menghadapi perubahan dalam budaya, proses, dan
struktur organisasi yang mungkin diperlukan dalam implementasi strategi.
f. Evaluasi Hasil: Mengevaluasi hasil implementasi terhadap tujuan strategis
dan menentukan apakah perubahan diperlukan.
Kesimpulannya, implementasi strategi melibatkan tindakan nyata dan
koordinasi di seluruh organisasi untuk mencapai visi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip manajemen yang baik, membangun komunikasi
yang kuat, dan merencanakan secara teliti, organisasi memiliki peluang yang lebih
baik untuk berhasil mengimplementasikan strategi mereka.

Nomor 4:
Proses pengendalian strategi adalah tahap penting dalam manajemen strategis yang
melibatkan pemantauan, evaluasi, dan penyesuaian terhadap pelaksanaan strategi. Proses
ini memastikan bahwa organisasi tetap bergerak menuju pencapaian tujuan strategisnya.
Berikut adalah langkah-langkah umum, model, dan beberapa pendekatan dalam proses
pengendalian strategi:
Langkah-langkah dalam Proses Pengendalian Strategi:
1. Pengukuran Kinerja: Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengidentifikasi
indikator kinerja yang relevan dan dapat diukur, sesuai dengan tujuan dan sasaran
strategis yang telah ditetapkan.
2. Pemantauan: Melibatkan pemantauan secara terus-menerus terhadap kemajuan
pelaksanaan strategi dan pencapaian tujuan. Informasi ini dikumpulkan secara
berkala untuk memahami sejauh mana organisasi berada dalam mencapai sasaran.
3. Perbandingan dengan Standar: Hasil pengukuran kinerja dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar ini bisa berupa target, rencana,
atau indikator pembanding dari industri atau pesaing.
4. Identifikasi Varians: Setelah perbandingan dilakukan, identifikasi varian atau
perbedaan antara kinerja aktual dan standar yang ditetapkan. Varians positif
menunjukkan pencapaian melebihi harapan, sementara varian negatif
menunjukkan ketidaksesuaian dengan rencana.
5. Analisis Ursanya: Langkah ini melibatkan analisis mendalam untuk memahami
penyebab dari varian-varian yang ditemukan. Apakah penyebabnya internal atau
eksternal, dan apakah ada tindakan yang perlu diambil untuk mengatasi varian
tersebut.
6. Tindakan Korektif: Berdasarkan analisis varian, tindakan korektif atau
penyesuaian harus diambil. Ini mungkin melibatkan penyesuaian rencana, alokasi
sumber daya, atau bahkan perubahan strategi jika diperlukan.
7. Umpan Balik dan Pembelajaran: Hasil tindakan korektif perlu dipantau kembali
untuk memahami apakah perbaikan telah tercapai. Proses ini juga merupakan
peluang untuk belajar dari pengalaman dan menerapkan pengetahuan ini pada
strategi di masa depan.
Model Pengendalian Strategi:
1. Model Pengukuran Balanced Scorecard (BSC): Model ini mengukur kinerja
organisasi dalam empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Ini membantu organisasi untuk lebih seimbang
dalam mengukur aspek-aspek penting strategi mereka.
2. Model Control Diamond: Model ini melibatkan empat elemen penting:
lingkungan eksternal, strategi, struktur organisasi, dan budaya. Masing-masing
elemen ini saling berinteraksi dalam memengaruhi pelaksanaan strategi.
Pendekatan dalam Proses Pengendalian Strategi:
1. Pendekatan Berbasis Standar: Mengukur kinerja dengan membandingkan hasil
aktual dengan standar yang ditetapkan sebelumnya. Varians diidentifikasi dan
diatasi.
2. Pendekatan Berbasis Peluang dan Risiko: Mengukur kinerja dengan
mempertimbangkan potensi peluang dan risiko yang mungkin mempengaruhi
pelaksanaan strategi.
3. Pendekatan Berbasis Pemantauan Kontinu: Proses pengendalian terjadi secara
terus-menerus dengan pemantauan konstan dan penyesuaian berdasarkan
informasi real-time.
4. Pendekatan Berbasis Teknologi: Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk
mengumpulkan data, menganalisis kinerja, dan menghasilkan laporan secara
otomatis.
Pentingnya proses pengendalian strategi adalah untuk memastikan bahwa organisasi
tetap berada di jalur yang benar menuju pencapaian tujuan strategisnya. Proses ini
memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi masalah sebelum menjadi terlalu besar
dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan
strategis.

Nomor 5:
Organisasi berkinerja tinggi merupakan alternatif ungkapan mengenai organisasi
berbasis kinerja yang mengandung pengertian dan maksud yang sama sehingga dapat
digunakan secara bergantian. Organisasi berbasis kinerja/berkinerja tinggi merupakan
organisasi yang ditinjau dari sisi proses, dimana ia bersifat lebih dinamis. Namun untuk
mewujudkan organisasi berbasis kinerja/berkinerja tinggi, dukungan struktur organisasi (
wadah) yang efesien dan efektif juga sangat diperlukan.
Mark. G. Popovich ( dalam LAN, 2004:12) mengemukakan bahwa karakteristik
organisasi berbasis kinerja/berkinerja tinggi adalah :
1. Mempunyai misi yang jelas
2. Menetapkan hasil yang akan dicapai dan berfokus pada pencapaian keberhasilan
tersebut.
3. Memberdayakan para pegawainya Tidak diragukan lagi bahwa para pegawai
merupakan aset yang paling berharga dalam suatu organisasi.
4. Bersifat fleksibel dan selalu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru.
5. Selalu berkompetisi meningkatkan kinerja.
Nomor 6:
Para ahli manajemen strategi mengidentifikasi beberapa wilayah pengelolaan yang
perlu mendapatkan perhatian khusus saat menentukan sasaran jangka panjang. Ini
membantu organisasi untuk merencanakan dengan cermat dan mengarahkan upaya
mereka menuju pencapaian tujuan strategis.
Beberapa wilayah penting yang perlu diperhatikan adalah:
1. Keuangan: Sasaran keuangan mencakup pertumbuhan pendapatan, profitabilitas,
efisiensi biaya, dan pengelolaan kas. Sasaran ini mencerminkan kesehatan
finansial organisasi dan kemampuannya untuk mendukung inisiatif strategis.
2. Pasar dan Pelanggan: Sasaran dalam wilayah ini meliputi peningkatan pangsa
pasar, kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, dan ekspansi pasar.
Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan merupakan faktor kunci
kesuksesan bisnis jangka panjang.
3. Operasional: Sasaran operasional mencakup efisiensi operasional, peningkatan
kualitas, inovasi produk atau layanan, dan pengelolaan rantai pasokan. Efisiensi
dan efektivitas operasional penting untuk menjaga daya saing organisasi.
4. Sumber Daya Manusia: Sasaran dalam aspek ini termasuk pengembangan
karyawan, retensi bakat, peningkatan produktivitas, dan pengembangan budaya
organisasi yang mendukung pencapaian strategi.
5. Teknologi dan Inovasi: Sasaran ini berkaitan dengan pengembangan dan
penerapan teknologi yang relevan serta upaya untuk terus berinovasi dalam
produk, layanan, dan proses bisnis.
6. Pertumbuhan dan Ekspansi: Sasaran pertumbuhan meliputi pengembangan baru,
ekspansi geografis, diversifikasi bisnis, atau akuisisi. Tujuan ini terkait dengan
visi jangka panjang dan rencana ekspansi organisasi.
7. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: Sasaran dalam bidang ini
mencerminkan komitmen organisasi terhadap tanggung jawab sosial dan
lingkungan, termasuk praktik bisnis berkelanjutan dan kontribusi positif kepada
masyarakat.
8. Keamanan dan Kepatuhan: Sasaran ini berkaitan dengan mematuhi peraturan dan
norma yang berlaku serta menjaga keamanan informasi dan data organisasi.
9. Pengembangan Kekuatan Internal: Sasaran ini terkait dengan memaksimalkan
kekuatan internal organisasi, seperti pemanfaatan sumber daya yang ada,
kompetensi unik, dan keunggulan kompetitif.
10. Risiko dan Krisis: Sasaran ini melibatkan pengelolaan risiko dan kesiapan dalam
menghadapi situasi krisis atau perubahan tak terduga yang dapat memengaruhi
organisasi.
Dalam menentukan sasaran jangka panjang, penting bagi organisasi untuk
mempertimbangkan wilayah-wilayah pengelolaan ini dengan cermat dan memastikan
bahwa sasaran yang ditetapkan mencakup berbagai aspek penting yang relevan dengan
visi, misi, dan strategi organisasi. Sasaran yang seimbang dan holistik dalam berbagai
wilayah ini akan membantu organisasi mencapai kesuksesan jangka panjang yang
berkelanjutan.

Nomor 7:
Analisis strategi melibatkan evaluasi mendalam terhadap situasi internal dan eksternal
organisasi untuk mengidentifikasi alternatif strategi yang dapat diambil. Dalam konteks
ini, pemilihan strategi dasar dan pemahaman faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi
strategi menjadi sangat penting. Mari kita bahas keduanya lebih lanjut:
1. Pemilihan Strategi Dasar: Pemilihan strategi dasar adalah proses memilih
pendekatan atau arah strategis yang akan diambil oleh organisasi untuk mencapai
tujuan jangka panjangnya. Ada beberapa strategi dasar yang sering
dipertimbangkan:
• Pengembangan Pasar: Fokus pada pertumbuhan melalui ekspansi pasar,
menarik pelanggan baru, atau meningkatkan pangsa pasar.
• Pengembangan Produk: Menciptakan produk atau layanan baru atau
meningkatkan produk yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang berubah.
• Penggabungan dan Akuisisi: Mengakuisisi atau bergabung dengan
perusahaan lain untuk mencapai pertumbuhan atau memperoleh
keunggulan kompetitif.
• Diferensiasi: Membedakan produk atau layanan dari pesaing melalui fitur
unik atau kualitas yang lebih tinggi.
• Biaya Rendah: Fokus pada pengurangan biaya operasional untuk
memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan.
• Pertahanan Pasar: Mengambil tindakan untuk mempertahankan pangsa
pasar dan pelanggan yang ada.
• Inovasi: Mengembangkan produk atau layanan baru atau memanfaatkan
teknologi baru untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
2. Pemilihan strategi dasar harus sesuai dengan kondisi dan tujuan organisasi serta
mempertimbangkan potensi keberhasilan dan risiko dari masing-masing
pendekatan. Beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi strategi meliputi:
• Budaya Organisasi: Nilai-nilai, norma, dan budaya organisasi
memengaruhi cara keputusan strategis diambil dan diimplementasikan.
• Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan dan komitmen dari pemimpin
organisasi dapat memengaruhi pengambilan keputusan strategis dan kultur
yang ada.
• Motivasi Karyawan: Motivasi dan keterlibatan karyawan dalam
merencanakan dan melaksanakan strategi dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan strategis.
• Konflik Organisasi: Konflik internal antara berbagai kelompok atau
departemen dalam organisasi dapat mempengaruhi kemampuan organisasi
untuk mengimplementasikan strategi dengan efektif.
• Kemampuan Belajar: Kemampuan organisasi untuk belajar dari
pengalaman dan merespons perubahan dapat memengaruhi fleksibilitas
dalam memilih dan mengadaptasi strategi.
• Pengambilan Keputusan: Proses pengambilan keputusan dan struktur
organisasi memainkan peran dalam bagaimana alternatif strategi
dievaluasi dan dipilih.
Pemahaman yang baik tentang faktor-faktor perilaku ini membantu organisasi
dalam merancang strategi yang sesuai dengan lingkungan internal dan memastikan
keterlibatan yang efektif dari semua anggota organisasi dalam pelaksanaannya.
Nomor 8:
Pengawasan dan evaluasi merupakan bagian penting dari proses manajemen strategis
yang memungkinkan organisasi untuk memastikan bahwa rencana strategis dilaksanakan
dengan baik dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang
pengawasan dan evaluasi:
1. Pengawasan
Pengawasan melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap pelaksanaan
strategi, aktivitas, dan hasil yang dicapai. Tujuan pengawasan adalah untuk
memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana dan tindakan
korektif dapat diambil jika terjadi penyimpangan atau perubahan situasi yang
tidak terduga. Langkah-langkah yang terlibat dalam pengawasan meliputi:
a. Pemantauan Berkala: Melakukan pemantauan dan analisis secara teratur
untuk membandingkan kinerja aktual dengan target atau standar yang telah
ditetapkan.
b. Identifikasi Varians: Mengidentifikasi penyimpangan antara kinerja aktual
dengan rencana. Varians positif menunjukkan pencapaian yang lebih baik
dari yang diharapkan, sedangkan varian negatif menunjukkan
ketidaksesuaian dengan rencana.
c. Penyebab Varians: Menganalisis penyebab-penyebab dari varian yang
terjadi. Apakah disebabkan oleh faktor internal atau eksternal? Apa yang
dapat dilakukan untuk mengatasi varian tersebut?
d. Tindakan Korektif: Mengambil tindakan korektif berdasarkan analisis
varian. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam rencana, alokasi sumber
daya, atau strategi yang diterapkan.
e. Pelaporan: Melaporkan hasil pemantauan dan tindakan korektif yang
diambil kepada pihak-pihak yang relevan, termasuk manajemen tingkat atas.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah proses mendalam untuk menilai sejauh mana strategi telah
mencapai tujuan-tujuannya dan apakah strategi tersebut sesuai dengan visi dan
misi organisasi. Evaluasi memberikan pandangan yang lebih luas dan
memungkinkan untuk mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan untuk
mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Langkah-langkah dalam evaluasi
meliputi:
a. Pengukuran Keseluruhan Kinerja: Mengukur pencapaian tujuan strategis
secara keseluruhan dan menganalisis kontribusi strategi terhadap hasil ini.
b. Pengukuran Efektivitas: Menilai sejauh mana tujuan strategi tercapai dan
apakah strategi ini menghasilkan dampak yang diharapkan.
c. Pengukuran Efisiensi: Menilai sejauh mana sumber daya telah digunakan
secara efisien dalam pelaksanaan strategi.
d. Pengukuran Keberlanjutan: Menilai sejauh mana strategi dapat
berkelanjutan dalam jangka panjang dan sesuai dengan perubahan
lingkungan.
e. Pelajaran yang Dipetik: Menganalisis pengalaman dan pelajaran yang
diperoleh dari implementasi strategi untuk perbaikan di masa depan.
Pengawasan dan evaluasi adalah dua tahap penting dalam proses implementasi
strategi. Dengan mengamati kinerja dan mengukur pencapaian terhadap tujuan strategis,
organisasi dapat mengidentifikasi varian, mengambil tindakan korektif, dan mengambil
pelajaran yang berharga. Ini membantu memastikan bahwa organisasi tetap berada pada
jalur yang benar menuju pencapaian visi dan tujuan jangka panjangnya.

Nomor 9 :
Analisis SWOT tentang kebijakan zonasi sekolah dalam pendidikan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang terkait dengan kebijakan ini. Berikut adalah contoh analisis SWOT
terkait kebijakan zonasi sekolah:
1. Kekuatan (Strengths):
• Keterjangkauan Pendidikan: Zonasi sekolah dapat memastikan bahwa semua
siswa memiliki akses ke pendidikan di dekat tempat tinggal mereka,
mengurangi biaya transportasi dan waktu perjalanan.
• Pemerataan Kualitas Pendidikan: Dengan menarik siswa dari berbagai latar
belakang ke sekolah yang sama, zonasi sekolah dapat mengurangi disparitas
kualitas pendidikan antarwilayah.
• Mengurangi Tekanan Kompetitif: Zonasi sekolah dapat mengurangi
persaingan ketat dalam penerimaan sekolah yang sering kali terjadi di sekolah-
sekolah unggulan.
• Dukungan untuk Sekolah Lokal: Kebijakan ini dapat memberikan dukungan
ekonomi dan sosial kepada sekolah-sekolah di wilayah tertentu.
2. Kelemahan (Weaknesses):
• Keterbatasan Pilihan: Siswa mungkin terbatas dalam memilih sekolah yang
sesuai dengan minat dan bakat mereka jika terikat pada sekolah di wilayah
tertentu.
• Tidak Memperhitungkan Kondisi Individu: Beberapa siswa mungkin
memiliki kondisi khusus yang memerlukan penempatan di sekolah tertentu
yang mampu mengakomodasi kebutuhan mereka.
• Potensi Kualitas yang Rendah: Zonasi sekolah tidak selalu menjamin kualitas
pendidikan yang lebih baik, terutama jika sekolah-sekolah di wilayah tertentu
memiliki prestasi rendah.
3. Peluang (Opportunities):
• Peningkatan Kolaborasi Antarwilayah: Kebijakan ini dapat mendorong
kolaborasi antarwilayah dalam mengembangkan kurikulum, berbagi sumber
daya, dan berinovasi dalam pendidikan.
• Peningkatan Partisipasi Orang Tua: Orang tua dapat lebih aktif terlibat dalam
sekolah yang dekat dengan tempat tinggal, mendukung pendidikan anak-anak
mereka.
• Pemberdayaan Sekolah Lokal: Zonasi sekolah dapat memberikan kesempatan
bagi sekolah-sekolah lokal untuk memperkuat identitas dan meningkatkan
kualitas.
4. Ancaman (Threats):
• Ketidaksetaraan Fasilitas dan Kualitas: Beberapa wilayah mungkin memiliki
fasilitas dan kualitas pendidikan yang lebih rendah, yang dapat mengakibatkan
ketidaksetaraan dalam kesempatan pendidikan.
• Kemungkinan Korupsi dan Penyalahgunaan: Zonasi sekolah dapat menjadi
pintu masuk untuk praktik korupsi atau penyalahgunaan, seperti manipulasi
alamat untuk mendapatkan akses ke sekolah tertentu.
• Ketidakpuasan Orang Tua: Orang tua yang tidak puas dengan sekolah yang
ditentukan oleh zonasi mungkin merasa terbatas dalam memilih pendidikan
terbaik untuk anak-anak mereka.
Kesimpulanya adalah analisis SWOT tentang kebijakan zonasi sekolah
menunjukkan bahwa ada kekuatan dalam pemerataan akses dan kualitas pendidikan,
tetapi juga tantangan seperti keterbatasan pilihan dan potensi penurunan kualitas. Dengan
memanfaatkan peluang seperti kolaborasi antarwilayah dan peningkatan partisipasi orang
tua, serta mengatasi ancaman seperti ketidaksetaraan fasilitas, pemerintah dan pemangku
kepentingan pendidikan dapat merancang dan mengimplementasikan kebijakan zonasi
sekolah yang efektif dan inklusif.

Anda mungkin juga menyukai