Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH - YUSUF TANGERANG

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Effiana Nurfitri


NIM : 2207010003
Nama Kuliah : Manajemen Strategi Pendidikan
Dosen : Dr. Ir. Hardjito S. Darmojo., M.Pd.

Nomor 1
Dalam menentukan arah kebijakan dibutuhkan perencanaan strategik yang
disusun guna untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Langkah yang
dilakukan oleh stakeholders organisasi dalam perencanaan strategik. Menentukan visi,
misi, nilai, serta tujuan dan sasaran organisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Visi,
misi, nilai, serta sasaran dan tujuan organisasi harus disosialisasikan kepada seluruh
stakeholders organisasi melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi
baik secara langsung dan tidak langsung dengan memanfaatkan berbagai media manual
maupun media berbasis IT.
Perencanaan dan implementasi strategi memelukan manajemen. Oleh karena itu,
pengelola organisasi perlu memahami konsep manajemen strategik. Manajemen strategik
terdiri dari tiga bagian penting yaitu analisis, keputusan, dan tindakan yang dilakukan
oleh suatu organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan organisasi
dan memperbaiki kelemahan organisasi. Ada dua elemen utama dalam manajemen
strategik yaitu: Pertama, manajemen strategik dalam organisasi harus memilki tiga
proses: analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategik juga berkaitan dengan
analisis tujuan strategik (visi, misi, dan tujuan strategik) bersama dengan analisis
lingkungan internal dan eksternal organisasi. Selanjutnya, para pemimpin harus membuat
keputusan strategik. Kedua, esensi manajemen strategik adalah mempelajari tentang
mengapa beberapa organisasi lebih unggul dibanding yang lain. Dengan demikian,
manajer perlu menentukan bagaimana organisasinya mampu bersaing sehingga dapat
unggul dalam pencapain efektivitas organisasi.
Maka dapat disimpulkan sebuah organisasi harus mampu merumuskan sebuah visi,
misi dan tujuan yang jelas juga terukur dan kemudian dihubungkan dengan kondisi
existing yang dihadapi (lingkungan internal dan eksternal), menentukan sumber daya
yang menjadi nilai keunggulan strategis organisasi, menciptakan strategi-strategi yang
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai satu kesatuan dalam sebuah
organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan kemampuan manajemen guna
mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta
taktik yang tepat untuk diaplikasikan. Proses manajemen strategis dapat diuraikan sebagai
pendekatan yang objektif, logis, sistematis untuk membuat suatu keputusan besar dalam
suatu organisasi.
Jurnal Referensi :
Ardy Wijaya, Novan. 2017.“Perencanaan Strategik Pembentukan Karakter Anak Usia
Dini di Tk Islam al-Irsyad Purwokerto”. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak
Vol.3(2). Hal 105.
Fadli,Muhammad.2020.“Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga
Pendidikan”. Journal Continuous Education, Volume 1, Issue 1. Page 11-23.
Permatasari,Arini.2017. “Analisa Konsep Perencanaan Strategis”. Jurnal Ilmiah Magister
Ilmu Administrasi (JIMIA) No.2 Tahun XI. Hal 13
Pramitha,Devi.2016.“Urgensi Perumusan Visi, Misi dan Nilai-Nilai pada Lembaga
Pendidikan Islam”.Jurnal Tarbawi, Vol.01 No.01. Hal 3.
Setiawati,Fenty.2020.“Manajemen Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Strategy Management to Improve the Quality of Education”. Jurnal at-Tadbir:
Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 1. Hal 57.

Nomor 2:
Steers mengemukakan bahwa “decision making is a process of selecting among available
alternatives”. Artinya bahwa pengambilan keputusan menyangkut pilihan dari berbagai
macam alternatif yang ada dalam organisasi. Menurut Syamsi (1995:13) unsur-unsur
dalam pengambilan keputusan yang harus dipertimbangkan adalah: (1) tujuan dari
pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai dari
pengambilan keputusan tersebut, (2) identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk
memecahkan masalah dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, perlu
dibuat daftar jenis-jenis tindakan yang memungkinkan untuk diadakan pemilihan, (3)
perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar
jangkauan manusia (uncontrollable events), (4) sarana atau alat yang digunakan untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Maka manfaat yang dapat diambil dari penetapan keputusan manajemen dalam
suatu organisasi adalah :
1. Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi.
2. Keputusan dapat mungkin cepat dan tepat.
3. Bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para pelaksana yang
nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
4. Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang
ada.
5. Keputusan diambil memiliki dampak negatif seminim mungkin.
6. Keputusan yang diambil dapat menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja
dan arah tujuan yang hendak dicapai.
7. Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.
Jurnal Referensi :
Kusnadi, Dedek.2015. “Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi”. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.2. Hal 52-62.
Lipursari,Anastasia.2013.“Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam
Pengambilan Keputusan”. JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1. Hal 26-37.
Aulia, Rizka Nur. 2020.“Analisis Proses Pengambilan Keputusan Di Ukm
Menggunakan Model Pengambilan Keputusan Strategis”. Jurnal Syntax
Transformation Vol. 1 No. 6.Hal 285.
Anwar,Herson.2014.“Proses Pengambilan Keputusan Untuk Mengembangkan Mutu
Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8, Nomor 1. Ha 37-56.
Lahindah, Laura. 2015. “Pengambilan Keputusan Stratejik Pada UsahaKecil Menengah:
Sebuah Kajian Literatur”. Finance & Accounting Journal, Vol. 04, No. 01. Hal 153-
172.
Nomor 3:
Untuk membuat suatu rencana harus mengevaluasi faktor eksternal maupun faktor
internal. Analisis faktor-faktor haruslah menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang
dimiliki oleh suatu organisasi, serta mengetahui kelemahan (weakness) yang terdapat
pada organisasi itu. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui
peluang (opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui pula ancaman
(treath) yang dialami oleh organisasi yang bersangkutan.
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor
eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:
a. Faktor ekternal ini mempengaruhi opportunities and threats (O dan T). Dimana
faktor ini menyangkut dengan kondisi- kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencangkup
lingkungan industrI dan lingkungan bisnin makro ekonomi, politik, hukum,
teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
b. Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S dan
W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan,
yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan.
Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran,
keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem
informasi manajemen, dan budaya perusahaan.
Menurut Rangkuti (2006), matriks SWOT memberikan gambaran secara jelas
bagaimana faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dipadukan dengan faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yang kemudian menghasilkan empat alternatif strategis:
1. Strategi SO (Strength and Opportunity)
Strategi ini dibuat berdasarkan tujuan perusahaan pada umumnya, dimana
perusahaan menggunakan seluruh keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk
menyasar setiap kemungkinan peluang sehingga otomatis juga meningkatkan posisi
kompetitifnya. Strategi ini merupakan posisi perusahaan yang paling
2. Strategi ST (Strength and Threat)
Strategi ini dibuat berdasarkan kondisi dimana perusahaan menggunakan sumber
daya yang dimiliki untuk menekan potensi ancaman, dan apabila memungkinkan
merubahnya menjadi peluang.
3. Strategi WO (Weakness and Opportunity)
Strategi ini diterapkan berdasarkan kondisi dimana perusahaan mengabaikan
peluang yang dimiliki dan memilih untuk menginvestasikan sumber daya yang
dimiliki.
4. Strategi WT (Weakness and Threat)
Strategi ini diterapkan berdasarkan kondisi yang berpotensi besar untuk merugikan,
sehingga perusahaan mengambil tindakan preventif atau defensif untuk mencegah
kerugian yang lebih besar lagi dengan cara membenahi sumber daya.
Contoh Analisis SWOT dalam peningkatan Mutu Sekolah
a. Analisis Kekuatan : Kualifikasi pendidik yang sesuai dan lulusan peserta didik
yang diterima di sekolah unggulan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
b. Analisis Kelemahan : Masih kurangnya pelatihan bagi pendidik untuk
mengembangan kompetensi mengajar, kurangnya dukungan dalam
pengembangan potensi pendidik
c. Analisis Peluang : Tersedianya sarana dan prasaran untuk menunjang fasilitas
dalam pengajaran
d. Analisis Tantangan : Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
latar belakang peserta didik.
Jurnal Referensi :
Mukhlasin,Ahmad,dkk.2020.“Analisis Swot Dalam Membuat Keputusan Dan
Mengambil Kebijakan yang Tepat”. Journal Research and Education Studies, Volume
1, Issue 1. Hal 33-43.
Hadi,Abdul.2013.“Konsep Analisis SWOT dalam Peningkatan Mutu Lembaga
Madrasah”. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Vol XIV No.1. Hal 143-158.
Garnika,Eneng,dkk.2021.“Implementasi Analisis Swot Dalam Perencanaan Peningkatan
Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar”. Journal of Administration and Educational
Management,Volume 4, Nomor 2. Hal 162-169.
Rochman,Ibnu.2019. “Analisis SWOT dalam Lembaga Pendidikan (Studi Kasus di SMP
Islam Yogyakarta)”.Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan, Vol 3 No,1. Hal 36-52.
Isamuddin, dkk. 2021.“Implementasi Analisis Swot Pada Manajemen Strategik Dalam
Perencanaan Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Muara Bungo”. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial, Volume 2, Issue 2.
Hal 3.

Nomor 4:
Langkah dalam proses pengambilan keputusan :
1. Identifikasi Tujuan
Pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan
dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. Menetapkan
tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya.
2. Membaca Kriteria
Mengidentifikasi persoalan.Buat satu set matriks perbandingan berpasangan. Setiap
elemen diatas level digunakan untuk membandingkan unsur – unsur di level yang
berada dibawahnya
3. Membuat Prioritas Kriteria
Susun hirarki keputusan dengan menetapkan tujuan keputusan, lalu tujuan dari tujuan
perspektif tingkat menengah (melalui kriteria), lalu tingkat terendah (yang berupa
seperangkat alternatif).
4. Membuat Alternatif
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-
cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya
alternatifalternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif.
5. Melakukan Uji Alternatif
Tahap ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem yang akan
dibangun berdasarkan pada asumsi yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, suatu
model dari masalah dibuat, diuji dan divalidasi. Melakukan pengujian dan memilih
keputusan terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan dan mengarah
kepada tujuan yang akan dicapai.
6. Menetapkan Alternatif
Fase ini merupakan bagian tersulit yang harus dilakukan oleh seorang pengambil
keputusan. Namun, dengan mengikuti prosedur yang runut dan rinci dan berorientasi
pada penyelesaian masalah, dapat diyakini akan mengahsilkan keputusan yang
memuaskan.Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan
masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi.
7. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti kita harus mampu menerima dampak yang
positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, kita juga harus
mempunyai alternatif yang lain
8. Memodivikasi evaluasi Alternatif
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor penentu
yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak setelah pelaksanaan berjalan
Contoh permasalahan bidang pendidikan : Rendahnya Pemerataan Kesempatan
Pendidikan di Indonesia
a. Identifikasi Tujuan
Kondisi Pemerataan Pendidikan di Indonesia ialah daerah yang perlu mendapat
perhatian akibat isu pemerataan pendidikan adalah daerah-daerah terpencil. Selain
sulit diakses dan terdistribusi di daerah-daerah tersebut, terutama di daerah tertinggal,
akses pendidikan juga sulit. Pada titik ini, situasi pendidikan di Indonesia masih
belum konsisten. Maka pemerintah berusaha untuk memberikan pemerataan
pendidikan di daerah terpencil.
b. Membaca Kriteria
Menyiapkan guru-guru yang lulus PNS maupun PPPK untuk siap ditempatkan di
daerah yang terpencil tidak terfokus di daerah kota, Perlunya kontroling dari
pemerintah pusat ke daerah-daerah yang megalami kurangnya pemerataan pendidik
agar bisa terkordinir langsung
c. Membuat Prioritas Kriteria dan Alternatif
Memberikan fasilitas bagi sekolah-sekolah yang kurang memadai, Memprioritaskan
jumlah sekolah yang membutuhkan pendidik dan memberikan kesempatan bagi
putra/putri daerah yang mempunyai kualifikasi pengajar dapat diangkat menjadi
pendidik di daerahnya.
d. Melaksanakan Uji alternatif dan pelaksanaan
Melakukan monitoring bagaimana perkembangan pemerataan pendidikan di daerah-
daerah terpencil.
e. Memodivikasi evaluasi Alternatif
Melakukan evaluasi dari pelaksanaan pemerataan pendiidikan di daerah-daerah
terpencil.
Jurnal Referensi :
Anwar,Herson.2014.“Proses Pengambilan Keputusan Untuk Mengembangkan Mutu
Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8, Nomor 1. Ha 37-56.
Afifah, Nurul.2015. “Problematika Pendidikan di Indonesia (Telaah dari Aspek
pembelajaran)”. Jurnal Elementary Vol 1 Edisi 1. Hal 41-47.
Hayati, Fitri,dkk.2021. “Lembaga pendidikan: kebijakan dan pengambilan keputusan”.
JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 6, No. 1. Hal 100-104.
Idrus, Muhammad.2012. “Mutu Pendidikan Dan Pemerataan Pendidikan Di Daerah”.
Psikopedagogia, Vol. 1, No. 2.
Musrifah. 2018. “Analisis Kritis Permasalahan Pendidikan Islam Indonesia Di Era
GlobaL”. Journal of Islamic Studies and Humanities Vol.3, No. 1. Hal 67-78.

Anda mungkin juga menyukai