ORGANISASI PUBLIK
DISUSUN OLEH :
1. MELIYA ASTUTI (170563201059)
2. PUJA LESTARI SITOPU (170563201050)
3. NURUL SEPTIANTI (170563201053)
4. ANNISA FITRI (170563201045)
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.4.3.1 Internal
Dengan cara Internal, calon pengisi posisis tertentu dicari dan diseleksi dari
tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara ini memiliki keuntungan
yaitu:
1. Tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi dengan baik
sehingga proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan krmungkinan
berhasil akansemakin tinggi.
2. Cara ini akan mendorong semangat kerja, loyalitas, dan komitmen kerja
yang semakin tinggi.
3. Biasanya cara rekrutmen internal lebih mudah dibandingkan dengan cara
eksternal.
1
Rekrutmen internal pun memiliki karena apabila satu orang dipromosikan
maka akan terjadi proses berantai untuk jabatan jabatan dibawahanya. Namun,
rekrutmen pun memiliki kelemahan, antara lain:
1. Kemungkinan terbatasnya calon tenga kerja yang potensial dalam
organisasi
2. Kurangnya ide baru yang segar yang biasanya datag dari pendatang baru
3. Kemungkinan mendorong rasa puas diri pada tenaga kerja yang ada yang
tidak mendorong prestasi kerja lebih lanjut.
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui sistem informasi tenaga kerja yang
ada dalam organisasi atau melalui bagan pergantian untuk tingkat manajemen
yang lebih tinggi. Perekrutanin dilakuakn oleh organisasi karena beberapa alasan,
seperti untuk penyegaran manajemen atau reformasi manajemen.
1. Job Posting
Ssalah satu proses rekrutmen dari dalam adalah job posting, dimana
organisasi mengumumkan posisi jabatanyang kosong dalam organisasi sehingga
memberikan peluang pada semua pegawai untuk bersaing secara sehat dengan
mengajukan lamaran secara formal. Kelebihan teknik ini adalah memberikan
kesempatan yang sama pada semua karyawan yang memenuhi kualifikasi untuk
,ejadi calon. Kelemahanya yaitu waktu yang dibutuhkan lebih lama.
2. Referensi Manajemen
Dalam cara ini, perekrutan dilakukan melalui referensi dari karyawan lain
dalam organisasi karena telah mengetahui potensi dan keahlian karyawan yang
direkomendasikan pada manajemen untuk pekerjaan yang dimaksud.
Kelebihanya, karyawan lebih mengenal karakter dan keterampilan kandidat, lebih
cepat dan lebih ekonomis. Kelemahanya, yaitu manajemen tidak mengenal orang
orang selain pegawai dalam organisas yang mungkin mempunyai keahlin yang
lebih berfariasi dibandingkan dengan referensi karyawan sendiri.,
kemungkinnjuga ada diskriminasi karena karyawan akan cenderung
mereferensikan teman temanya sendiri yang memiliki sikap, sifat, dan latar
belakang yang hampir sama.
3. Serikat Buruh
2.4.3.2 Eksternal
Perekrutan tenaga kerja eksternal berusaha menarik calon tenaga kerja dari
luar organisasi. Dapat dilakukan melaalui iklan posos pekerjaan melalui surat
kabar atau majalah atau melalui universitas yang akan menghasilkan lulusan yang
dikendaki. Proses rekrutmen dapat menjadi mahal terutama karena banyak tenaga
kerja baru yang meninggalkan organisasi setelah kerja hanya satu atau dua tahun.
Organisasi akan merugi investasi pelatihan pada tenaga kerja tersebut. Rekrutmen
dengan cara lain adalah dengan bekerja sama dengan lembaga swasta, baik formal
maupun informal, departemen tenaga kerja, atau kelompok swadaya masyarakat
atau merekrut calon potensial.
1. Pelamar Langsung dan Referensi
Media ini sangat umum digunakan dan dikenal sebagaai cara yang cukup
efektif untuk merekrut pelamar. Menggunakan media ini membutuhkan dua
publikasi, yaitu prnggunaan sara media dan konstruksi iklan. Iklan sebagai media
untuk mencari pelamar yang potensial dapat dengan mudah didapat. Namun,
kelemahanya, organisasi akan dibanjiri oleh panggilan orang yang mencari posisi
pada iklan tersebut.
3. Agen Tenaga Kerja Pemerintah
lingkungan eksternal
lingkungan internal
Alternatif-alternatif Perekrutan
Perekrutan
Metode-metode Eksternal
Metode-metode Internal
2.5 Seleksi
Tes ditujukan untuk melihat kemampuan sebenarnya dari pelamar. Hal ini
dapat pula untuk menguji resppon pelamar yang sebenarnya terhadap pekerjaan
dan tugas akan dijalani. Tes ini berfariasi pada beberapa organisasi tergantung
pada jenis pekerjaan yang akan diisi pelamar. Adapun jenis jenis dari tes yaitu:
1) Tes Kemampuan Pemahaman (mental).
2) Tes Kecerdasan ( pengetahuan umum)
3) Kemampuan Mental Khusus (bakat)
4) Tes Kemampuan Motorik dan Fisik
5) Tes Kepribadian dan Minat (motivasi dan keterampilan)
3. Wawancara Awal
Wawancara awal bergunn untuk melihat cara cepat apakah pelamar cocok
untuk pekerjaan yang ditawarkan. Wawancara dapat dilakukan untuk melihat
pengalaman kerja, tingkat gaji yang diinginkan, dan kemauan untuk dimutasi tau
dipromosikan. Wawancara ini biasanya tidak dilakukan apabila pelamar kerja
jumlahnya cukup besar karena akan memakan biaya dan tidaj efisien.
4. Evaluasi Latar Belakang
Evaluasi ini juga ingin mengetahui kebenaran yang diberikan oleh pelamar
kerja. Jika pelamar kerja menyebutkan referensi, manejer dapat mengecek
referensi yang disebutkan.
Menejer juga dapat menggunakan sumber lain untuk menginformasi
kebenaran informai disebutkan pelamar.
5. Wawancara Mendalam
Wawancara panel, adalah wawancara yang dilakukan lebih dari satu orang
atau secara berkelompok terhadap seorang pelamar atau lebih. Hal ini berfungsi
untuk membuat pelamar menjadi tegang dan stres dalammenghadapi
pewawancara karena dilakukan secara berkelompok akan menimbulkan jawaban
yang tidak terarah dari pelamar.
Wawancara serial, yaitu wawancara dimaana pelamar diwawancarai secara
berurutsn oleh beberapa orang dan masing masing menilai pelamar berdasarkan
bentuk dadn standart yang ditetapkan organisasi. Pewawancara bisa mencocokan
jawaban si pelamar apakah jawaban peamar tetap konsisten pada beberapa
pewawancara yang berbeda.
2. Merancang wawancara yang efektif
Merancang sebuah wawancara yang efektif bukan hal yang mudah. Untuk
itu ada beberapa langkah yang dapat menjadi pedoman bagi pewawancara guna
menggali informasi sebanyak-banyaknya dari peserta/ pelamar, sekaligus
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan pelamar dalam memegang posisi
jabatan apabila pelamar diterima.
a. Analisis Jabatan
Mendesain deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan standar pekerjaan
yang berisi tentang tugas, jabatan, pengetahuan, wewenang,
tanggungjawab, keterampilan, keahlian yang dituntut, serta kualifikasi
karyawan yang dibutuhkan.
b. Evaluasi Informasi Jabatan
Menilai suatu tugas atau pekerjaan berdasarkan arti pentingnya
keberhasilan jabatan tersebut berdasarkan jadwal, program dan waktu
dibandingkan dengan pekerjaan lain.
c. Mendesain Pertanyaan dan Jawaban Wawancara
Mempersiapkan pertanyaan yang akan digunakan pada wawancara
sekaligus jawabannya. Untuk posisi jabatan yang vital, sebaiknya
pertanyaan lebih spesifik pada tugas/ pekerjaan yang akan diterima
pelamar. Jawaban bisa dalam bentuk skala penilaian dengan angka (Nilai
5) Sangat Baik, (Nilai 4) Baik, (Nilai 3) Cukup, (Nilai 2) Kurang, dan
(Nilai 1) Kurang Sekali.
1. Tolak Ukur
Kendala tolok ukur adalah kesulitan untuk menentukan standar tolok ukur
yang akan dipergunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara
obyektif. Misalnya mengukur kejujuran atau kesetiaan. Bobot nilai yang
diberikan sering didasarkan pada pertimbangan subyektif saja.
2. Penyeleksi
Kendala penyeleksi adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-
benar qualified, jujur, dan obyektif penilaiannya.
3. Pelamar
Kendala pelamar adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur
dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-
hal yang baik saja tentang dirinya, sedangkan hal-hal yang kurang baik
disembunyikannya. Hal ini terjadi karena pelamar adalah manusia yang
mempunyai pikiran, kepintaran dan kelihaian untuk mengelabui
penyeleksi.
Untuk mengurangi kendala-kendala ini perlu dilakukan kebijaksanaan
seleksi secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan
maka semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan membahas pemahaman tentang perbedaan proses rekrutment dan
seleksi, maka dapat diketahuui bahwa dalam suatu organisasi publik
membutuhkan kedua tahap tersebut dalam penerimaan pegawai atau karyawan
baru. Secara lebih rinci perbedaan antara rekrutmen dan seleksi dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.
Dengan demikian, kedua tahap diatas merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan, dimana rekrutmen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terencana guna memperoleh calon-calon pegawai yang memenuhi syarat
yang dituntut dalam suatu jabatan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi publik.
Tuntutan jabatan ini akan terurai secara rinci dalam uraian jabatan, spesifikasi
jabatan, dan standart penampilan jabatan. Tujuan dari rekrutmen adalah menerima
pelamar sebanyak-banyaknya dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari
berbagai sumber sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan
kualitas tertinggi dari yang terbaik. Sedangkan seleksi merupakan tahap kedua
setelah rekrutmen dimana seleksi dianggap sebagai aktivitas yang bertujuan untuk
memperoleh karyawan yang paling tepat dalam kualitas maupun kuantitas dari
calon-calon yang telah di rekrutmen.
3.2 Saran
Dengan membahas pemahaman tentang perbedaan antara proses rekrutmen
dan seleksi, maka dapat diketahui bahwa kedua proses tersebut merupakan hal
yang lumrah dijumpai dalam sebuah organisasi publik. Tetapi pada masa
sekarang, kedua proses tersebut dinilai kurang efektif dijalanka, hal ini
dikarenakan pelaksanaannya tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Maka dari itu, adapun yang menjadi saran terhadap masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi sesuai dengan UU No 13
Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 tentang ketenagakerjaan.
2. Tidak melakukan tindakan seperti nepotisme dalam proses rekrutmen
dan seleksi;
3. Tidak adanya deskriminasi dalam proses rekrutmen dan seleksi;
4. Menjalankan proses rekrutmen dan seleksi berdasarkan asas terbuka,
bebas, objektif serta adil;
5. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelamar dalam
proses rekrutmen tanpa pandang bulu.
Dengan demikian, diharapkan apabila semua saran diatas dapat
diimplementasikan dengan baik maka kondisi organisasi publik yang saat ini
dapat bersih dari nepotisme sehingga pencapaian tujuan dari organisasi dapat
dilakukan secara efektif dan efisien karena menggunakan sumber daya manusia
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Gomes, faustino C. 2003. Manajemen sumber daya manusia. yogyakarta: Andi
Mondy, R. wayne. 2008. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Erlangga
Panggabean Sibrani M.2016.Manajemen sumber daya Manusia.Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka
Sofyandi, Herman. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Rachmawati Kusdiyah I.2008.Manajemen Sumber daya
Manusia.Yogyakarta:Andi Offset
Yani Muhammad.2012.Manajemen Sumber daya Manusia.Jakarta:Mitra Wacana
Media