Bab III
Perencanaan S.D.M.
Suatu perencanaan SDM secara mendasar mencakup enam aspek yang harus di
perhatikan oleh manajemen yaitu :
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting karena semua perencanaan itu penting.
Pemanfaatan sumber daya secara maksimal tidak terjadi begitu saja. Efisiensi yang optimal
hanya dapat diperoleh setelah ada perencanaan yang cermat, tujuan dan langkah-langkah, serta
tindakan yang telah di lakukan. Pemanfaatan setiap input organisasi yang paling produktif hanya
dapat dicapai melalui perhatian yang penuh kesadaran dan waktu yang lama. bukunya
menyatakan bahwa perencanaan ini mempunyai dimensi-dimensi yang luas, tetapi hal yang
terpenting berada pada tingkat utama, yakni tingkat perorangan , tingkat organisasi, dan tingkat
nasional.
- Tingkat perorangan
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi kepentingan individu karena
perencanaan dapat membantu meningkatkan keterampilan. Kepuasan individu dapat lebih
mudah dicapai melalui perencanaan karier yang terarah. Stress, tekanan pekerjaan, dan
kegelisaan akan berkurang apabila kegiatan perencanaan sudah sesuai dengan standar
pedoman dan diikuti dengan baik.
- Tingkat organisasi
- Tingkat nasional
Masalah sumber daya manusia di tingkat nasional terkait dengan jumlah, komposisi,
keragaman, dan angkatan kerja yang ada pada suatu negara. Pemerintah harus dapat
memprediksi tingkat angkatan kerja sekaligus tingkat pengangguran yang ada. Untuk melihat
seberapa besar kebutuhan dan arah ketrampilan tenaga kerja, dapat dikaitkan dengan
penawaran serta aspek global. Teknologi yang sangat berperan dalam industri akhir-akhir
ini membutuhkan sumber daya manusia yang lebih trampil dalam bidang iptek, manajerial,
dan inovatif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan demikian, perlu disiapkan
sumber daya-sumber daya yang berkualias dan unggul untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat untuk produktivitas yang lebih baik dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Perencanaan sumber daya manusia (human resource planning) merupakan bagian dari
alur proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi, dari
posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa depan. Dengan demikian, keberhasilan
38
perencanaan sumberdaya manusia akan ditentukan oleh ketepatan pemilihan strategi dalam
merancang pemberdayaan personil yang ada saat ini dan memprediksi kebutuhan di masa depan.
Apabila dilihat dari sudut pandang proses manajemen secara keseluruhan, maka
perencanaan sumber daya manusia bukan sekedar berkaitan dengan fungsi staffing. Di dalamnya
akan mencakup berbagai pertimbangan berkenaan dengan operasi fungsi-fungsi lainya dalam
mengimplementasikan strategi bisnis. Perencanaan sumber daya manusia merupakan bagian tak
terpisahkan dari strategi bisnis secara keseluruhan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu komponen utama manajemen bisnis,
yang memiliki competitive advantage, di samping sumber daya lainnya seperti: waktu, uang,
material, dan teknologi yang kesemuanya dipergunakan untuk meningkatkan profit. Manajer
sumber daya manusia bertanggung jawab membuat rancangan kebutuhan personil yang dapat
memenuhi tuntutan perkembangan bisnis dan perubahan lingkungan. Sehubungan dengan hal
itu, manajer sumber daya manusia memiliki peran penting dalam mendisain berbagai kebijakan
inovatif, terkait dengan pemetaan profil kompetensi yang dibutuhkan serta optimalisasi
pemberdayaan personil secara terintregasi ke dalam rencana stratejik bisnis.
Dengan perencanaan sumber daya manusia yang baik, maka perusahaan akan memetik
banyak manfaat, merujuk pada pandangan Schuler (1987:52-53) tentang manfaat perencanaan
sumber daya manusia, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya ketimpangan antara prediksi kebutuhan dengan ketersediaan SDM, baik
dilihat dari sisi jumlah maupun kualifikasinya sehingga dapat menurunkan resiko biaya
pegawai.
2. Menyiapkan basis untuk pemberdayaan dan pengembangan SDM berdasarkan hasil
identifikasi kompetensi yang tersedia dibandingkan dengan realita kebutuhan operasional.
3. Menjamin tersedianya SDM sesuai dengan pergeseran kebutuhan, sehingga mendukung
realisasi proses perencanaan stratejik bisnis secara menyeluruh, melalui analisis supply and
demand.
4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya manajemen SDM di setiap level organisasi.
5. Menyediakan alat evaluasi untuk mengukur dampak dari berbagai altrernatif tindakan dan
kebijakan SDM.
Keberhasilan menyusun perencanaan SDM secara komprehensif menjadi awal yang baik
bagi kelancaraan implentasi program kerja dan pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya,
kegagalan menyusun rencana akan menjadi penyebab potensial bagi timbulnya kendala
implementasi manajemen SDM. Berbagai malasah yang sering dihadapi dalam manajemen
sumber daya manusia, antara lain terkait adanya :
39
1. Sumber daya manusia yang tidak memenuhi kualifikasi kebutuhan (unqualified human
resources). Hal ini bisa ditimbulkan oleh adanya penyimpangan dalam proses rekrutmen,
kelangkaan atau bahkan ketidaktersediaan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi
tertentu, serta adanya tekanan (pressure) dari pihak tertentu.
2. Rendahnya efektivitas kerja. Hal ini bisa disebabkan pegawai tidak memahami fungsinya,
tidak menguasai bidang tugasnya, komitmen dan motivasi kerja yang rendah.
3. Rendahnya efisiensi kerja. Hal ini bisa disebabkan mental kerja yang cenderung korup ,
budaya kerja tidak kondusif, desain struktur organisasi tidak dibarengi dengan uraian tugas
yang jelas, lemahnya dan/atau ketidaktegasan pengawasan.
4. Rendahnya kinerja yang dipicu oleh penguasaan kompetensi tidak memadai, kendala teknis
terkait ketidaktersediaan sarana dan prasarana kerja, moral kerja yang indisipliner , arogansi
berlebihan, etos kerja rendah, perencanaan yang over estimate, dan pengawasan yang under
estimate.
5. Kegagalan membangun team kerja yang diakibatkan kegagalan komunikasi, krisis
kepercayaan, sifat egois, dan saling menonjolkan pribadi keungulan individual.
6. Munculnaya keanekaragaman (diversities) angkatan kerja, baik dilihat dari sisi usia, latar
belakang pendidikan, penguasaan ketrampilan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh
budaya serta sistem nilai masingmasing.
7. Dampak bisnis global yang memicu tingginya tingkat kompetensi dengan tidak diimbangi
oleh kemampuan bersaing (competitive advantages) .
8. Kekeliruan perspektif terhadap makna fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang diemban dari
pekerjaanya. Pegawai terlalu berorientasi pada aspek formalitas penyelesaian tugas, dengan
mengabaikan mutu, proses maupun hasilnya.
9. Lemahnya pengawasan, misalnya yang disebabkan oleh ketidaktegasan dalam menerapkan
aturan, dan/atau karena tidak memiliki aturan yang jelas.
Perencanaan sumber daya manusia diarahkan pada upaya untuk mendapatkan orang yang
tepat dan memiliki komitmen kuat terhadap visi,misi, dan tujuan organisasi. Untuk itu, mereka
harus menunjukan kemampuan optimal dalam hal : penguasaan wawasan dan pengetahuan ,
keterampilan (ability) dan kompetensi yang secara potensial dapat dikembangkan, sikap dan
perilaku yang adaptif, responsif, kreatif, dan inovatif.
Ada sejumlah faktor yang akan mempengaruhi terhadap mutu perencanaan SDM, baik
internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara lain: mutu SDM saat ini,
kebijakan pimpinan, desain dan struktur organisasi, budaya kerja, tingkat kekuasaan, komitmen
terhadap tujuan perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh antara lain adalah
falsafah manajemen yang tumbuh di masyarakat, peramalan dunia usaha, rencana ekspansi dan
pengembangan secara global, kebijakan pemerintah, serikat buruh, kehadiran produk-produk
sejenis ataupun produk pengganti di pasar, dan persaingan internasional.
40
Peramalan Kebutuhan
Meningkatkan perencanaan dan pengendaliaan terhadap tuntutan-tuntutan penempatan
karyawan dan organisasional yang didasarkan kepada analisis kondisi.
Manajemen Kinerja
Meningkatkan kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
Manajemen Karir
Aktivitas-aktivitas memilih, menugaskan,mengembangkan, dan mengelola karir individu
dalam organisasi.
Tahap Peramalan
Kebutuhan ANALISIS KONDISI-KONDISI EKSTERNAL
-faktor globalisasi, ekonomi, sosial, politik
-pemerintah dan hukum (legalitas)
-populasi dan tenaga kerja
-pasar dan kompetisi
-teknologi
Peluang karier:
-perayaan pekerjaan jalur karier
-komunikasi karier
Banyak teknik yang digunakan dalam perencanaan SDM, namun perencanaan SDM
bukan merupakan bagian dari suatu teknik tertentu. Kepastian perencanaan SDM adalah untuk
membantu para manajer dalam mengantisipasi dan memenuhi berbagai perubahan kebutuhan
yang berhubungan dengan akuisisi, pengembangan-pengembangan, dan penggunaan karyawan
secara maksimal.
Efektifitas perencanaan SDM secara umum tergantung pada sejauh mana relevansinya
terhadap berbagai praktik manajerial dan pemenuhan permintaan organisasi terhadap karyawan.
Profesor Lary Moore (1975) mengembangkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari efektifitas
perencanaan SDM dan menjemen berupa identifikasi sumber daya manusia dalam rangka
penyediaan jumlah karyawan yang tepat, menentukan tingkatan-tingkatan pelatihan, menentukan
pola-pola sikap kerja, pengembangan sistem dalam penyediaan karyawan yang sesuai dengan
pekerjaan dan kemampuan dalam mengintegrasikan elemen-elemen penting dari perencanaan
strategis organisasi. Sebagai suatu konsep, perencanaan SDM mendasarkan kepada dua hal
yaitu integrasi dan analisis.
Perencanaan secara umum diterima sebagai suatu hal yang sangat penting terhadap
efektifitas manajemen dalam sebagian besar organisasi dewasa ini. Selama beberapa dekade
yang lain, perusahaan-perusahaan telah menerapkan proses yang sistematik dalam menerapkan
keputusan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan sumber daya, dan aturan-aturan
operasional. Perencanaan bisnis atau perencanaan strategis diartikan sebagai suatu
perencanaaan yang berorientasi kepada perubahan tujuan bisnis dan sangat mempengaruhi
bisnis. Sumber daya alam, kapasitas teknologi, hak paten dan produk, posisi dan pangsa pasar,
serta modal keuangan merupakan keseluruhan pertimbangan dalam perencanaan bisnis/strategis.
Penyediaan karyawan dan berbagai kesempatan promosi karyawan menjadi suatu pedoman
penting bagi perkembangan perusahaan-perusahaan di masa depan.
a. Apa langkah-langkah tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuannya, ketika menghadapi tujuan- tujuan operasional tertentu.
b. Bentuk-bentuk program tindakan seperti apa yang di butuhkan untuk mendukung strategi-
strategi tersebut.
c. Perubahaan-perubahaan apa dalam struktur organisasi, proses manajemen, dan karyawan
yang dibutuhkan.
Hal ini merupakan kunci bahwa perencanaan SDM berkaitan secara langsung pada
proses perencanaan strategis. Pada tabel 2, menunjukkan bahwa perencanaan strategis / bisnis
berkaitan dengan proyek jangka panjang yang dijabarkan dalam perencanaan operasional.
Tingkatan-tingkatan perencanaan memiliki sejumlah proyeksi berjangka waktu dangan berbagai
program yang telah direncanakan, sejumlah sumber daya yang dibutuhkan, struktur organisasi,
keberhasilan dan pengembangan manajemen, bagi pelaksana rencana-rencana strategis . Proses
penyusunan anggaran tahunan mencakup jangka waktu-jangka waktu tertentu, tugas-tugas,
alokasi-alokasi sumber daya, dan standar-standar pelaksanaan tindakan-tindakan. Perencanaan
SDM secara logis berkaitan dengan proses perencanaan bisnis.
45
Tabel 2. Keterkaitan antara Proses Perencanaan Bisnis dengan Proses Perencanaan SDM
Kapasitas suatu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan strategis dipengaruhi oleh SDM
dalam 3 hal mendasar, yaitu:
Biaya ekonomi.
Kepastian untuk mengambil alih perusahaan baru dan merubah berbagai operasi.
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
46
Aktivitas-aktivitas lainya :
Tujuan yang tidak tepat dapat menjadi penghalang perencanaan yang efektif. Sebagai
contoh, jika tujuan yang ingin dicapai tidak realistis maka anggota organisasi tidak akan
bersemangat melakukan perencanaan. Jika tujuan yang menekankan pada segi kuantitas dan
mengabaikan kualitas maka perencanaan yang efektif akan terhambat. Perencanaan yang hanya
menekankan pada output/penjualan atau produksi tanpa melihat kepuasan karyawan akan
mengakibatkan perencanaan yang tidak tepat. Perencanaan yang hanya berfokus pada jangka
pendek dengan mengorbankan jangka panjang akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam
perencanaan.
Kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan sulit diprediksi memaksa organisasi harus
selalu waspada dan mengantisipasi permasalahan untuk meminimalkan konflik internal dalam
organisasi. Masalah seperti tenaga kerja yang melimpah sementara lapangan kerja terbatas dan
industry yang terlalu pelit memberikan peluang kerja menjadikan kota-kota besar di setiap
Negara Asia menjadi tanah impian bagi para pencari kerja sekaligus menjadi sumber timbulnya
konflik dan penderitaan.
51
Manajemen organisasi juga berpikir sempit apabila perubahan dalam organisasi tidak
ditanggapi dengan serius. Lingkungan global selalu menuntut organisasi untuk proaktif dan
dinamis.
Perencanaan membutuhkan koordinasi yang baik dengan bagian organisasi yang lain. Jika
manajemen tidak memahami organisasi, ia tidak dapat menyesuaikan perencanaan yang ia
usulkan dengan perencanaan di bagian lain.
Salah satu cara mengatasi hambatan perencanaan adalah dengan memahami tujuan
perencanaan dan proses penetapan tujuan. Meskipun bukan satu-satunya dalam mengatasi
masalah, tetapi paling tidak dapat membantu pengambilan keputusan. Hendaknya rencana dan
tujuan yang dibuat oleh manajemen puncak dikomunikasikan ke bawah dan melibatkan
manajemen bawah dalam proses pengambilan keputusan. Komunikasi dan partisipasi dapat
meningkatkan komitmen dalam pelaksanaan perencanaan
Konsistensi antara tujuan yang lebih tinggi dan tujuan yang lebih rendah hendaknya
dijaga, selain itu karena merupakan proses yang dinamis, perbaikan dan revisi perlu dilakukan
melalui interval waktu yang pendek.
Sistem kompensasi yang tepat akan mendorong penetapan tujuan dan perencanaan yang
efektif. Sistem reward yang tepat dan layak, akan mendorong perilaku seseorang dalam
bertindak dan mengambil resiko sekaligus mendorong kreativitas.
Sistem informasi dapat pula membantu pencapaian efektivitas perencanaan. Alat bantu ini
diharapkan dapat meminimalkan tingkat resiko dan ketidakpastian hasil yang ada. Penyelesaian
suatu hasil akan mendorong kepercayaan diri manajemen dan kemauan menerima rencana baru
yang semakin tinggi. Konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari perencanaan perlu
diantisipasi.
52