Anda di halaman 1dari 20

JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

PENGARUH KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PT.VICTORY CHINGLUH INDONESIA

Oleh:
HENI SELVIA1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Insan Pembangunan


Bitung-Tangerang

Email:
Heniselviavia@gmail.com1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan disiplin kerja
terhadap Kinerja PT.Victory Chingluh Indonesia. Teknik analisis yang digunakan
adalah uji validitas, reabilitas, uji asumsi klasik, uji korelasi, uji koefisien determinasi,
uji regresi, dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 18 dengan tingkat
signifikasi 5%.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel komunikasi dan disiplin kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Victory Chingluh
Indonesia.
Kata Kunci : Komunikasi, Disiplin kerja dan Kinerja Karyawan
A. PENDAHULUAN
Suatu sistem operasi perusahaan, sumber daya manusia dalam suatu
organisasi merupakan faktor kunci yang menentukan dinamika dan keberhasilan
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut disamping sumber daya
lain. Makin besar perusahaan tersebut, makin banyak karyawan yang bekerja
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

didalamnya, dan permasalahan manusianya. Makin tinggi kesadaran akan hak-


haknya, makin banyak permasalahan yang muncul. Setiap perusahaan dalam
melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan
perusahaan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2015:67) salah satu caranya
adalah meningkatkan kinerja karyawan. Masalah kinerja tentu tidak terlepas dari
proses, hasil dan daya guna, dalam hal ini kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang duberikan kepadanya.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi
(Amstron dan Baron) dalam Irham Fahmi (2016:137). Suatu pekerjaan mempunyai
persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang disebut juga
sebagai standar pekerjaan (jon standard).PT. Victory Chingluh Indonesia menuntut
karyawan dapat datang tepat waktu serta dapat bekerja secara maksimal dalam
menyelesaikan pekerjaanya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Adapun beberapa
indikator kinerja pada PT. Victory Chingluh Indonresia yaitu tanggung jawab diukur
dari adanya rasa tanggung jawab pada diri karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, dimana tanggung jawab masih kurang karena penyelesaian pekerjaan
tidak bisa diselesaikan.
Karyawan yang diinginkan perusahaan diharapkan mampu menghadapi
permasalahan yang berhubungan dengan peraturan-peraturan yang ada. Namun
berdasarkan kenyataannya masih ada karyawan yang melakukan pelanggaran-
pelanggaran aturan kedisiplinan yang sudah ditetapkan oleh PT. Victory Chingluh
Indonesia yaitu masih adanya karyawan yang tidak datang bekerja dengan alasan yang
tidak jelas, masih ada karyawan yang telat hadir ditempat kerja, tingginya tingkat
absensi, meskipun atasan sudah banyak memberikan teguran, sanksi, bahkan ada
pemecatan kepada karyawan, hal ini diduga dapat disebabkan karena adanya kurang
kesadaran dari karyawan maupun kurangnya disiplin kerja yang ada pada karyawan.
Absensi yang juga merupakan bukti kehadiran karyawan mencerminkan ketepatan
waktu karyawan dalam melaksanakan peraturan instansi maupun ketepatan dalam
menyelesaikan tugas. Komitmen karyawan diuji dalam tanggung jawabnya
menyelesaikan tugas tersebut dan pada akhirnya dinilai berdasarkan kuantitas serta
kualitas dari hasil pencapaian tugas setiap karyawan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan PT. Victory Chingluh Indonesia”.
B. KAJIAN PUSTAKA
Komunikasi
Menurut John Dewey dalam Lubis (2016:87) komunikasi adalah hal yang
paling penting dan menakjubkan. Menurut pandangannya, manusia bertahan berkata
dan berkomunikasi, serta terus berkembang berkat komunikasi
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Fungsi Komunikasi
Menurut Bangun (2015:61), fungsi komunikasi dalam organisasi merupakan
sarana untuk memadukan tugas-tugas yang terorganisasikan. Ada 4 fungsi komunikasi
dalam organisasi antara lain sebagai pengawasan, memotivasi, pengungkapan emosi,
dan informasi.
a. Fungsi Pengawasan setiap organisasi mempunyai struktur dan garis komando.
Berdasarkan garis komando tersebut, bila karyawan mengkomunikasikan
keluhannya kepada atasannya berkaitan dengan pekerjaannya, sesuai dengan
deskripsi pekerjaan dan kebijakan perusahaan, maka komunikasi tersebut sudah
menjalankan fungsi pengawasan. Disamping itu, komunikasi informal juga dapat
mengendalikan perilaku Misalnya, apabila kelompok-kelompok kerja mencela
anggota yang memproduksi barang terlalu banyak, sehingga bagian lain terlihat
buruk, maka mereka secara informal sudah berkomunikasi dan mengendalikan
perilaku anggotanya.
b. Sebagai Motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan
tentang apa yang harus mereka lakukan, bagaimana prestasi kerja karyawan
dan bagaimana cara bekerja agar dapat meningkatkan prestasi kerja.
c. Sebagai Emosi individu dan kelompok dalam organisasi merupakan sumber
daya pertama yang berinteraksi secara sosial. Komunikasi yang terjadi dalam
organisasi tersebut merupakan mekanisme yang yang mendasar pada masing-
masing individu atau kelompok dalam organisasi tersebut yang menunjukkan
rasa kecewa dan kepuasaannya. Dengan demikian, komunikasi merupakan
sarana dalam melepaskan rasa emosi sebagai rasa pemenuhan kebutuhan
sosial.
d. Informasi fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Melalui
kegiatan komunikasi dapat memberikan informasi kepada individu atau
kelompok dalam pengambilan keputusan.
Indikator Komunikasi

Menurut Bangun (2015:89), ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran
bagi komunikasi efektif, yaitu :
a. Pemahaman
Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan
seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator
dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas
pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ke
tidak berhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat.
b. Kesenangan
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan
terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain.
c. Mempengaruhi sikap
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim) dapat


mempengaruhi sikap komunikasi (penerima), tindakan mempengaruhi sikap
bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan menyetujui sesuai dengan
yang kita inginkan.
d. Hubungan yang semakin baik
Secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang
positif dan penuh kepercayaan salah satu ke gagalan dalam berkomunikasi
adalah adanya gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalah
pahamanan.
e. Tindakan
Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan
tindakan yang sesuaidengan yang diinginkan.
Kerangka Kerja Teoritis
Berikut skema pemikiran dari Komunikasi (X₁) Disiplin Kerja(X₂) sebagai variabel
independen dan pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan sebagai variabel dependen
(Y).

H1
Komunikasi(X
Komunikasi (X1)1)
H3
Kinerja Karyawan (Y)

Disiplin Kerja (X2) H2

Hipotesa

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis, sebagai berikut:


H1: Terdapat pengaruh Komunikasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y)
H2: Terdapat pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap kinerja karyawan(Y)
H3: Terdapat Pengaruh Komunikasi (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja
karyawan (Y)

C. METODOLOGI PENELITIAN
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari PT. Victory Chingluh Indonesia.
adapun variabel yang akan diteliti yaitu Komunikasi , disiplin kerja dan kinerja
karyawan. Populsi dalam penelitian ini adalah Karywan PT.Victory Chingluh
Indonesia. dan sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah karyawan
PT.Victory Indonesia. Penelitian ini memakai data hasil kuesioner yang kemudian di
hitung dan ditabulasikan, setelah itu di uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji
korelasi, uji koefisien determinasi, uji regresi dan uji hipotesis dengan menggunakan
Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 18.
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
UJI VALIDITAS
Hasil Uji Validitas Komunikasi (X1)

No Instrumen r hitung r tabel Keterangan

1 Item_1 0.722 0.213 Valid

2 Item_2 0.874 0.213 Valid

3 Item_3 0.690 0.212 Valid

4 Item_4 0.735 0.213 Valid

5 Item_5 0.724 0.213 Valid

6 Item_6 0.784 0.213 Valid

7 Item_7 0.739 0.213 Valid

8 Item_8 0.801 0.213 Valid

9 Item_9 0.782 0.213 Valid

10 Item_10 0.457 0.213 Valid

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai skor item dan nilai skor total.
Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel. rtabel dicari pada signifikan 5%
dengan uji 2 sisi dan N = 85, maka di dapat rtabel sebesar 0,213. Berdasarkan hasil
analisis didapat nilai korelasi untuk seluruh skor item tersebut > 0,213, maka
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

dapat disimpulkan bahwa seluruh skor item tersebut berkorelasi signifikan


dengan skor total dinyatakan (valid).

UJI ASUMSI KLASIK


Hasil Uji Normalitas (X1X2Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Komunikasi Disiplin Kerja Kinerja Karyawan

N 85 85 85

Mean 31.14 31.84 32.31


Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7.261 6.826 6.145

Absolute .114 .093 .064

Most Extreme Differences Positive .114 .089 .064

Negative -.091 -.093 -.058

Kolmogorov-Smirnov Z 1.055 .858 .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .216 .454 .876

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogorov


smirnov di atas dapat disimpulkan bahwa data dapat berdistribusi normal jika
tingkat signifikansi > 0.05. Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk komunikasi (X1) sebesar 1.055, disiplin kerja (X2) sebesar
0,858 dan kinerja karyawan (Y) sebesar 0.591. Tingkat signifikansi pada ketiga
variabel lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa semua data
berdistribusi normal.
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Sumber Data : Data Primer diolah 2018

Dilihat dari gambar di atas menunjukkan bahwa variabel komunikasi (X1)


dan disiplin kerja (X2) serta kinerja karyawan (Y) dinyatakan berdistribusi normal
karena gambar titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh linier antara variabel bebas.

Hasil Uji Multikolinieritas (X1X2Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized Collinearity Statistics

Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6.847 1.402 4.884 .000

1 Komunikasi .699 .049 .826 14.195 .000 .598 1.673

Disiplin Kerja .116 .052 .128 2.204 .030 .598 1.673

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji, didapat nilai perhitungan VIF (Variance Inflation


Factor) untuk variabel bebas komunikasi (X1) dan disiplin kerja(X2) sebesar
1.673 dikatakan tidak terjadi multikolonieritas karena <10 dan nilai tolerance
0.598 dikatakan tidak terdapat multikolonieritas karena >0.10. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antara variabel bebas
dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk melihat ketidaksamaan varian dari variabel


terikat kinerja karyawan (Y). Jika pada grafik scatterplot tampak bahwa titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedasitas.
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Dari grafik scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik menyebar dan


tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedasitisitas.

Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan menggunakan perhitungan SPSS untuk


mengetahui berapa nilai hubungan antara dua variabel atau lebih variabel.
a. Uji Korelasi Parsial
1. Koefisien korelasi parsial komunikasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y)
Berikut adalah hasil uji korelasi parsial X1Y dengan perhitungan
SPSS :
Hasil SPSS Uji Korelasi (X1Y)
Correlations

Komunikasi Kinerja Karyawan

Pearson Correlation 1 .908**

Komunikasi Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

Pearson Correlation .908** 1

Kinerja Karyawan Sig. (2-tailed) .000

N 85 85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial X1Y dengan menggunakan SPSS.


Didapat nilai korelasi atau keeratan sebesar 0.908 dapat disimpulkan bahwa
tingkat hubungan antara komunikasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah
sangat kuat, yang terdapat pada tingkat interval (0.80 – 1.000).
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Didapat juga kesimpulan bahwa variabel bebas komunikasi (X1) memiliki


hubungan yang positif dengan variabel terikat kinerja karyawan (Y) sebesar
90.8 %.

2. Koefisien korelasi parsial disiplin kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).
Berikut adalah hasil uji korelasi parsial X2Y dengan perhitungan SPSS:

Hasil SPSS Uji Korelasi (X2Y)

Correlations

Disiplin Kerja Kinerja Karyawan

Pearson Correlation 1 .653**

Disiplin Kerja Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

Pearson Correlation .653** 1

Kinerja Karyawan Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial X2Y dengan perhitungan


menggunakan SPSS. Didapat nilai korelasi atau keeratan sebesar 0.653 dapat
disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara disiplin kerja (X2) terhadap kinerja
karyawan (Y) adalah kuat, yang terdapat pada tingkat interval (0.60 – 0.799).
Didapat juga kesimpulan bahwa variabel bebas disiplin kerja (X2)
memiliki hubungan yang positif dengan variabel terikat kinerja karyawan (Y)
sebesar 65.3%.

b. Uji Korelasi Simultan


Untuk menghitung korelasi simultan dibutuhkan nilai dari koefisien
korelasi antara Komunikasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2). Berikut uji
menggunakan perhitungan SPSS :
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Hasil SPSS Uji Korelasi (X1X2)

Correlations

Komunikasi Disiplin Kerja

Pearson Correlation 1 .634**

Komunikasi Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

Pearson Correlation .634** 1

Disiplin Kerja Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data Primer diolah 2018

Setelah mendapat nilai koefisien korelasi antara komunikasi (X1) dan


disiplin kerja (X2) yakni sebesar 0.634 maka, dapat dilakukan perhitungan
koefisien korelasi secara simultan.
Berikut merupakan perhitungan korelasi simultan antara komunikasi (X1),
disiplin kerja dan kinerja karyawan (Y) :
Hasil SPSS Uji Korelasi (X1X2Y)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson

Estimate

1 .913a .834 .830 2.535 .906

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Komunikasi


b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji korelasi simultan X1 dan X2 terhadap Y dengan


perhitungan menggunakan SPSS. Didapat nilai korelasi atau keeratan sebesar
0.913 dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara komunikasi (X1) dan
disiplin kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah sangat kuat, yang
terdapat pada tingkat interval (0.80 – 1.000).
Didapat juga kesimpulan bahwa variabel komunikasi (X1) dan disiplin
kerja (X2) memiliki hubungan yang positif dengan variabel terikat kinerja
karyawan (Y) sebesar 91.3%.
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ini menggunakan perhitungan menggunakan


SPSS, bertujuan untuk melihat seberapa besar nilai pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
a. Uji Koefisien Determinasi X1Y
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi sederhana X1Y
dengan SPSS :
Hasil SPSS Uji Koefisien Determinasi (X1Y)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson

Estimate

1 .908a .824 .822 2.593 .758

a. Predictors: (Constant), Komunikasi

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi sederhana X1Y dengan


menggunakan SPSS didapat nilai koefisien determinasi atau nilai R square
sebesar 0.824 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
komunikasi (X1) memiliki pengaruh terhadap variabel terikat kinerja karyawan
(Y) sebesar 82.4% dan sisanya sebesar 17.6% dipengaruhi oleh variabel lain.
b. Uji Koefisien Determinasi X2Y
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi sederhana X2Y dengan
perhitungan SPSS :.

Hasil SPSS Uji Koefisien Determinasi (X2Y)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson

Estimate

1 .653a .426 .419 4.684 1.319

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi sederhana X2Y dengan


perhitungan menggunakan SPSS didapat nilai koefisien determinasi atau nilai R
square sebesar 0.426 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
disiplin kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap variabel terikat kinerja karyawan
(Y) sebesar 42.6% dan sisanya sebesar 57.4% dipengaruhi oleh variabel lain.
c. Uji Koefisien Determinasi X1X2Y
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi sederhana X1 X2Y
dengan perhitungan SPSS :

Hasil SPSS Uji Koefisien Determinasi (X1X2Y)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson

Estimate

1 .913a .834 .830 2.535 .906

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Komunikasi

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi sederhana X1X2Y dengan


perhitungan menggunakan SPSS didapat nilai koefisien determinasi atau nilai R
square sebesar 0.834 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
komunikasi (X1) disiplin kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap variabel terikat
kinerja karyawan (Y) sebesar 83.4% dan sisanya sebesar 16,6% dipengaruhi oleh
variabel lain.

Uji Regresi

Uji regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS. Uji regresi ini untuk
mengetahui berapa besar nilai variabel (Y) terikat jika tidak ada variabel bebas
(X).
a. Uji Regresi Sederhana
1. Uji Regresi Sederhana antara X1Y
Berikut merupakan hasil uji regresi sederhana X1Y dengan perhitungan
SPSS
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Hasil SPSS Uji Regresi (X1Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 8.380 1.246 6.728 .000


1
Komunikasi .768 .039 .908 19.719 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana X1Y dengan perhitungan manual dan
SPSS, didapatkan persamaan linier regresi sebagai berikut:
Y = a + bX1
Y = 8.380 + 0.768X1

Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh di atas, maka model


regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 8.380 hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada
komunikasi maka tingkat atau besarnya kinerja karyawan (Y) sebesar 8.380%.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0.768 hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan sebesar 1% untuk komunikasi (X1) maka akan meningkatkan
tingkat Kinerja (Y) sebesar 0.768%. Dan sebaliknya jika komunikasi (X 1)
turun sebesar 1% maka kinerja karyawan (Y) juga diprediksi turun sebesar
0.768%.
2. Uji Regresi Sederhana antara X2Y
Berikut merupakan hasil uji regresi sederhana X2Y dengan perhitungan
SPSS :
Hasil SPSS Uji Regresi (X2Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 13.603 2.437 5.581 .000


1
Disiplin Kerja .587 .075 .653 7.846 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana X2Y dengan perhitungan manual


dan SPSS, didapatkan persamaan linier regresi sebagai berikut:
Y = a + bX 2
Y = 13.603 + 0.587X2
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh di atas, maka model
regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 13.603 hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada
disiplin kerja (X2) maka tingkat atau besarnya kinerja karyawan (Y) sebesar
13.603%.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0.587 hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan sebesar 1% untuk disiplin kerja (X2) maka akan meningkatkan
kinerja karyawan (Y) sebesar 0.587%. Dan sebaliknya jika disiplin kerja (X2)
turun sebesar 1% maka kinerja karyawan (Y) juga diprediksi turun sebesar
0.587%.
b. Uji Regresi Berganda X1X2Y
Berikut merupakan hasil uji regresi berganda X1X2Y dengan
perhitungan SPSS

Hasil SPSS Uji Regresi (X1X2Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 6.847 1.402 4.884 .000

1 Komunikasi .699 .049 .826 14.195 .000

Disiplin Kerja .116 .052 .128 2.204 .030

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji regresi berganda X1X2Y dengan perhitungan


SPSS, didapatkan persamaan linier regresi sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Y = 6.847 + 0.699X1 + 0.116X2

Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh di atas, maka model


regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

1) Nilai konstanta sebesar 6.847 hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada
komunikasi (X1) dan disiplin kerja (X2) maka tingkat atau besarnya kinerja
karyawan (Y) sebesar 6.847%.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0.699 hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% untuk komunikasi (X1) maka akan meningkatkan kinerja
karyawan (Y) sebesar 69.9%. Dan sebaliknya jika komunikasi (X1) turun
sebesar 1% maka kinerja karyawan (Y) juga diprediksi turun sebesar 69.9%.
3) Nilai koefisien regresi sebesar 0.116 hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan sebesar 1% untuk disiplin kerja (X2) maka akan meningkatkan
kinerja karyawan (Y) sebesar 11.6%. Dan sebaliknya jika disiplin kerja (X 2)
turun sebesar 1% maka kinerja karyawan (Y) juga diprediksi turun sebesar
11.6%.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan
nilai ttabel atau nilai Fhitung dan Ftabel. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat, uji hipotesis dilakukan menggunakan perhitungan SPSS.
a. Uji Hipotesis Sederhana (Uji t)
1. Uji Hipotesis Sederhana antara X1Y
Berikut merupakan hasil uji hipotesis sederhana thitung X1Y dan ttabel X1Y
menggunakan perhitungan SPSS :
Hasil SPSS Uji t (X1Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 8.380 1.246 6.728 .000


1
Komunikasi .768 .039 .908 19.719 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan.
2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan.
3) Berdasarkan hasil uji thitung dan ttabel tersebut maka disimpulkan bahwa thitung
= 19.719 > ttabel = 1.662 dengan demikian terdapat pengaruh variabel disiplin
kerja (X1) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).
2. Uji Hipotesis Sederhana antara X2Y
Berikut merupakan hasil uji hipotesis sederhana thitung X2Y dan ttabel X2Y
menggunakan perhitungan SPSS :
Hasil SPSS Uji t (X2Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 13.603 2.437 5.581 .000


1
Disiplin Kerja .587 .075 .653 7.846 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:
1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan.
2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan.
3) Berdasarkan hasil uji thitung dan ttabel tersebut maka disimpulkan bahwa thitung
= 7.846 > ttabel = 1.662 dengan demikian terdapat pengaruh variabel disiplin
kerja (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).
b. Uji Hipotesis Berganda X1X2Y (Uji F)
Berikut merupakan hasil uji hipotesis berganda Fhitung X1X2Y dan Ftabel
X1X2Y menggunakan perhitungan SPSS :
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Hasil SPSS Uji F (X1X2Y)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1350.821 1 1350.821 61.562 .000b

1 Residual 1821.226 83 21.942

Total 3172.047 84

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja

Sumber : Data Primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji F di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:
1) Jika Fhitung > Ftabel maka koefisien korelasi berganda yang diuji adalah
signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
2) Berdasarkan hasil Fhitung dan Ftabel maka dapat disimpulkan Fhitung = 61.562 >
Ftabel = 3.110 dengan demikian terdapat pengaruh secara simultan variabel
komunikasi (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap variabel kinerja karyawan
(Y).

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
a. Komunikasi (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Komunikasi (X1) terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
b. Disiplin (X2) berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Disiplin kerja (X2) memiliki pengaruh positif dan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y)
c. Komunikasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) berpengaruh positif terhadap Kinerja
Karyawan (Y).

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas yang telah dijelaskan oleh peneliti tentang


pengaruh komunikasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Victory Chingluh Indonesia, maka peneliti memberikan saran yang dapat
dijadikan bahan masukan atau mungkin bahan pertimbangan bagi perusahaan
maupun bagi peneliti selanjutnya, sebagai berikut :
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

a. Pihak manajemen PT. Victory Chingluh Indonesia harus selalu mengadakan


survey rutin di lapangan tentang komunikasi dan faktor-faktor lainnya yang
dapat mempengaruhi kinerja karyawan sehingga diharapkan akan muncul
peningkatan hasil produksi pada PT. Victory Chingluh Indonesia. Disiplin
kerja karyawan harus lebih ditingkatkan lagi guna meningkatkan kinerja
karyawan sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh PT. Victory
Chingluh Indonesia.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel
lain di luar variabel yang sudah diteliti ini agar memperoleh hasil yang lebih
bervariatif dan dapat mengetahui pengaruh faktor-faktor lain yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
c. Bagi Akademis
1. Penelitian yang akan datang dalam pengambilan data primer tidak hanya
dengan kuesioner, perlu dengan observasi lapangan dan wawancara
langsung ke responden sehingga hasil analisis yang diperoleh menjadi
komprehensif.
2. Saran bagi akademis lainnya adalah lebih mempelajari mengenai tahapan
keputusan pembelian karena studi ini memiliki ruang lingkup yang sangat
luas.
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, (2015). Pengantar Manajemen. Fungsi-Proses-Pengendalian Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Bangun, W. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT


Gelora Aksara Pratama.

Edison, E,Anwar,Y. & Komariyah, (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung Alfabeta.

Fahmi, Irham (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori dan Aplikasi, Alfabeta
Bandung.

Fahmi, Irham (2016). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 Edisi 8.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoko , (2015). Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu (2017). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika


Aditama.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Riadi, Edi. (2015). Metode Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang : PT.
Pustaka Mandiri

.................. (2016). Metode Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang : PT.


Pustaka Mandiri

................ (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development.


Bandung: CV. Alfabeta

Rivai, Veithzal, (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta:
PT, Raja Grafindo Persada.
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, 2018-2019

Sedarmayanti (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika.

Sedaramayanti, dan Hidayat, Syarifudin. (2015). Metodologi Penelitian Bandung: CV.


Mandar Maju.

Sugiyono, (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Junaidi. (2010). Table F Tersedia: www.junaidichaniago.wordpress.com

Junaidi. (2010). Tabel T Tersedia: www.junaidichaniago.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai