Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI BISNIS

OLEH:

IDA BAGUS JELANTIK TENAYA (1707532130)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
1. Berbicara dan Presentasi dalam Lingkungan Bisnis

Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level/tingkatan dalam suatu
perusahaan berskala menengah dan besar merupakan hal yang biasa. Baik dalam kaitannya
dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi.

A. Tujuan Presentasi Bisnis


Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap kegiatan
bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens tentunya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas tentu dibutuhkan
kesiapan mental dan pemahaman materi yang ingin disampaikan, alat bantu yang digunakan
serta pemahaman yang baik terhadap audiens.
Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri, tergantung pada kondisi
serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari suatu presentasi bisnis
antara lain:
1. Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik, sederhana ,mudah dipahami ,dan
enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu dihindari adalah melakukan presentasi yang sifatnya
membosankan , monoton, tidak jelas dan penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
2. Menghibur audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk menghibur
audiens. Dalam art bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis, seseorang pembicara perlu
menyelipkan humor-humor yang segar yang mampu menghidupkan suasana. Namun demikian,
suasana yang sebenarnay perlu tetap dijaga agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang
sebenarnya tidak tercapai. Seorang pembicara yang ahli dan berpengalaman tentunya tahu kapan
ia harus berlaku serius dalam menyampaikan presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan
humor-humor kecil yang dapat membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan.
3. Menyentuh emosi audiens
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta mampu menghibur para audiens,
prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan perasaan audiens dalam memahami materi
atau isi dari presentasi. dibutuhkan suatu keahlian tersendiri dalam penyampaiannya. Biasanya
pada saat menyampaikan presentasi pembicara mengkombinasikan kemampuan ekspresi,
intonasi suara, sikap sehingga mampu membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
4. Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara eksplisit dan bukan
menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang diinginkan pembicara harus secara tegas dan
jelas tercakup dalam presentasi.
B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena dengan
melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita sampaikan. Persiapan-
persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting dalam sebuah
presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pa kemampuan pembicara dalam
memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan
terhadap materi yang akan dipresentasikan akan menghambat penyampaian pesan kepada
audiens, serta akan memberikan image yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan tetapi juga
dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian presentasi dilakukan
secara menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika pada saat presentasi pembicara
menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang presentasi, seperti OHP, LCD
pojector, slide serta penggunaan audio visual.
3. Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya
yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan kata tanya seperti
apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka pembicara akan dapat menidentifikasi
tentang siapa sebenarnya audiens yang dimaksud.
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat
dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun tempat akn sangat
membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta menentukan teknik
penyampaian presentasi.
C. Tahap-Tahap Presentasi Lisan Dalam Komunikasi Bisnis
Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara sistematis. Hal ini
untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari topik utama
pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus memperhatikan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujua, analisis audiens, perencanaan isi,
panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokokpresentasi, penutup, tanya jawab
dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atu pidato.
D. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh seorang
pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki muatan tersendiri.
Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian informasi memiliki
implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara, nada,
volume suara serta artikulasi kata.
2. Body language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan tertentu dapat
dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian badan yang dapat membantu
efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan posisi badan selama presentasi.
3. Kondisi ruangan presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat efektifitas
presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens dirasakan nyaman oleh
pembicara dan audiens.
4. Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi adalah
penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.

F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu, sehingga
apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang mendengar atau
menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi mulai dari
membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian dilanjutkan dengan inti
atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat diadaptasi untuk
membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi berhubungan dengan promosi suatu
produk atau jasa, dengan menekankan struktur atau fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan
spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua halatau kategori
utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan yang membenarkan penerimaan
proposal. Makasud utama tidak memiliki hubungan yang logis selain hubungan dengan tujuan
atau topik utama. Pola ini dapat digunakan pada hampir setiap persoalan, tujuan atau khalayak,
pola topikal ini merupakan metode yang berguna untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu masalah dan
mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat membaliknya dengancara
memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan kemudian memberikan penjelasan
mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara yang paling sederhana
dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan atau mendiagnosis masalah, dan
dalam hal kedua memberikan suatu cara.

G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan pendahuluan
pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi disebut juga dengan
penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan rekomendasi untuk
pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan hal-hal utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu membuat isi
atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya pokok-pokok bahasan saja
yang disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu yang menyimpang dari pokok bahasan
utama serta hal-hal yang hanya aakan membuang waktu saja.
2. Memusatkan tema dan tujuan anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa yang
disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah disiapkan. Hal ini
bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah pembicaraan yang sesuai dengan
tema dan tujuan presentasi.
3. Mengingatkan kembali para penyimak tentang desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para penyimak.
Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat maksud didalamnya
yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh karena itu tugas dari seorang
pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang menuntut keseriusan penyimak untuk mampu
menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang kebijakan perusahaan.

4. Memberikan jalan tindakan yang jelas kepada para penyimak


Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para penyimak
untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk
menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan pertanyaan. Hal
ini merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam presentasi tersebut terjadi
interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas tadi dapat ditemukan solusi atau jalan
keluarnya.

2. Persiapan Berbicara dan Presentasi


Persiapan berbicara atau presentasi, relatif sama dengan persiapan dalam menyusun
pesan tertulisuntuk dikirimkan kepada audience. Saluran yang digunakan dalam media
presentasi adalah saluran lisan. Karenanya, diperlukan beberapa teknik komunikasi khusus yang
berbeda dengan komunikasi tertulis.
Ketrampilan berbicara di depan umum (public speaking) atau melakukan
presentasi (presentation) secara efektif dengan bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan bagi
orang-orang yang ingin sukses. Apapun profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat
pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan, pengusaha, dan
guru – suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di depan orang banyak –
dan kemampuannya berbicara itu secara langsung maupun tidak langsung akan membawa
dampak bagi pekerjaan atau diri pribadinya.
Orang yang cakap berbicara di hadapan orang banyak pada umumnya mendapat respek
dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang yang tidak cakap berbicara di hadapan orang
banyak, sekalipun yang bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat
penghargaan yang setimpal dengan kedudukannya. Berkaitan dengan ini, Larry King, yang
pernah mengaku bahwa mata pencahariannya selama tigapuluh tujuh tahun adalah berbicara
mengatakan, “Jalan menuju sukses, baik sosial maupun professional, dilalui lewat berbicara. Bila
Anda tidak meyakinkan sebagai pembicara, jalan itu dapat sangat buruk.”
Persiapan dalam presentasi dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan,
menganalisis audience, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya. Berikut
keterangannya

a. Menentukan tujuan
Secara umum tujuan komunikasi bisnis, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Untuk memberikan informasi

2) Untuk mempengaruhi (persuasi)

3) Untuk memaksa atau memberikan instruksi (regulatori)

Tujuan komunikasi tersebut, akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya
presentasi, dan tingkat interaksi antara pembicara dengan audience.

b. Menganalisis audience

Secara umum analisis audience yang pertama dilakukan menyangkut latar belakang,
meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang dapat
diketahui apa kebutuhan dan keinginan audience. Pemahaman kebutuhan dan keinginan audience
selanjutnya akan digunakan untuk menentukan gaya/ pendekatan dan isi presentasi yang tepat.
Setelah latar belakang kemudian dianalisis ukuran/ jumlah, komposisi, dan reaksi.
1) Jumlah

Ketahui berapa jumlah audience dalam presentasi apakah hanya terdiri dari beberapa orang
saja, puluhan orang atau bahkan lebih dari seratus.
Presentasi dengan jumlah audience yang berbeda menuntut penggunaan pendekatan yang
berbeda pula. Pada presentasi dengan audience beberapa orangsaja memungkinkan untuk
melakukan diskusi, tanya jawab, dan bersama-sama menyusun kesimpulan.
Namun, presentasi dengan audience yang semakin banyak, pendekatan seperti di atas sulit
dilakukan. Yang paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah, yaitu pembicara
berbicara atau bercerita kepada audience.
2) Komposisi

Presentasi dengan jumlah audience yang relatif banyak, menuntut pembicara memahami
komposisi audience. Misalnya apa saja tingkat pendidikan audiencetermasuk jumlah masing-
masing tingkat.
Usia audience berkisar dari berapa sampai berapa, dan bagaimana penyebarannya.
Komposisi audience yang relatif sama disebut dengan audience homogen. Misalnya presentasi di
hadapan siswa SMA akan menghadapi audience yang relatif homogen. Homogenitas siswa SMA
dapat dilihat dari usia yang relatif sama.
Komposisi audience yang besar tingkat perbedaannya disebut heterogen. Misalnya, seorang
sales kompor gas presentasi di hadapan ibu-ibu peserta arisan kampung. Meskipun jenis
kelaminnya sama, namun pendidikannya berbeda, usianya sangat beragam, pekerjaannya sangat
beragam, dan penghasilan keluarganya pun sangat beragam.
3) Reaksi

Secara umum reaksi audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak, menerima, dan
tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus mempersiapkan diri menghadapi
kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi audience dapat diperkirakan atau diprediksi
sebelumnya, namun kadang-kadang mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti
yang diperkirakan.
Oleh karenanya, pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
kemungkinan. Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti yang
diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang digunakan dalam
presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan pengendalian dalam presentasi
itu.
Teknik dalam berbicara di depan umum dan presentasi, dimana menurut beberapa
pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Pendekatan dan Permulaan

Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu sejenak
dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin untuk meletakkan
catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang meyakinkan untuk diucapkan.
Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana pendengar Anda.
Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita singkat atau
pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah permainan,
atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi pembicaraan.

 Mengatasi kegugupan di depan panggung


Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan
umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat
mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa
diatasi dengan proses latihan.

 Membuat ketertarikan pendengar


Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah: hal-hal baru
(materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta maaf pada para
pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar menyenangi Anda dan
pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang diselingi humor.

 Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara


Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat agar
semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara tepat, tidak terlalu
lambat dan tidak terlalu cepat - memudahkan pendengar menerima ide Anda. Suara Anda harus
terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib
Anda.

 Mempercayai kemampuan sendiri


Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda miliki
untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan latihan.

 Memperbanyak perbendaharaan kata-kata


Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata yang tepat
akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi pembicaraan bertambah
variatif sehingga tidak membosankan.

 Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)


Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah Anda
tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu tampak penuh
perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda.
Bicaralah dengan penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-
setengah, bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang tepat adalah
dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.

 Menepati waktu
Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera berhenti
berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah ditetapkan (know when to stop
talking).

 Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor


Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks, dan tidak
kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit unsur humor, yaitu
sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat menimbulkan tertawa.
 Berbicara dengan menyenangkan dan wajar
Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda berbusa atau Anda
berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah saputangan, itu untuk menjaga agar Anda
tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian, Anda perlu bersikap wajar atau tidak
berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi. Hal yang juga penting, pada
umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara dengan jelas, sederhana, dan nyata.
Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas artinya.

 Menggerakkan tubuh secara alami


Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan
melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang. Gerakan tubuh
adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh
berarti daripada kata-kata.

 Memakai pakaian yang serasi


Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang. Pendengar
akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai pakaian yang serasi dalam hal
potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.

 Penutupan dan Pengakhiran


Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak (pergunakan
transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang saya sampai pada kesimpulan” atau
“Apakah di antara Anda (masih) ada yang pertanyaan?”, dan jangan lupa kata-kata terakhir
“Terima kasih”. Kemudian meninggalkan mimbar dengan senyuman manis.

3. Cara Pengembangan Presentasi Bisnis


Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk mendengarkan apa
yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis, sebagian besar presentasi bisnis
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi bisnis
bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata dimaksudkan untuk
memberi hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pembukaan,
bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens, membangun
kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu, bagian pembukaan harus dibuat
menarik agar audiens tertarik dan siap menerima presentasi.
a. Menarik perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat menarik perhatian
audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian audiens merupakan faktor penting dalam
kesusksesan presentasi. Oleh karena sebaik apapun persiapan presentasi yang telah dilakukan,
tanpa perhatian dari audiens, presentasi tidak ada maknanya. Faktor penarik perhatian audiens
(umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban, kebaruan, humor dan ketegangan
b. Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik perhatian, contohnya
cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian dengan intensitas dapat dilakukan dengan
menampilkan objek, baik melalui OHP maupun viewer, atau menunjukkan objek yang tidak
dibawa atau tidak dimiliki audiens.
c. Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang diam. Seorang
pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan berdiri akan lebih menarik perhatian
audiens.
d. Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada keakraban. Jika
pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal nama, jabatan, atau prestasi, maka
pembicara tersebut lebih menarik perhatian audiens daripada tidak mengenal sama sekali. Hal
yang seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa nama atau jabatan, atau
prestasi audiens sebelum membahas materi.
e. Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu yang sudah
dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang menyatakan bahwa audiens
akan lebih tertarik untuk membahas materi yang sudah dipahaminya. Mereka juga mengatakan
bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens akan menjadi kurang menarik
(Bovee & Thill, 1995:601).
f. Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan menurunkan ketegangan, baik
dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun demikian, humor dalam presentasi bisnis harus
relevan dan dengan cita rasa yang baik. Selain itu, karena humor ini hanya untuk menarik
perhatian audiens, maka jumlahnya relatif kecil.
g. Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik perhatian audiens.
Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera diakhiri agar audiens segera menangkap
materi dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan maupun dengan komentar-
komentar.
Tidak semua faktor tersebut harus digunakan oleh pembicara secara bersamaan,
pembicara dapat menggunakan satu atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor penarik minat
itu disesuaikan dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri
h. Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens daripada
berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan kredibiltas pembicara. Pada
umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling baik dalam materi yang dipresentasikan akan
mendapatkan kredibiltas yang lebih tinggi.
i. Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens, yaitu membiarkan
audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan membacakan judul presentasi atau
membacakan tujuan presentasi. Pemahaman judul atau tujuan presentasi akan membantu audiens
memahami isi presentasi secara keseluruhan.

2. Bagian Isi (Body)


Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari presentasi,
sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang mendukung bagian isi. Pada
bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan dikemukakan.
Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki struktur yang jelas, dengan urutan pembahasan yang
mudah dipahami dan berusaha mempertahankan perhatian audiens.
a. Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah diidentifikasi
dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang ada. Di dalam sebuah
presentasi, format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk melihat struktur/format
presentasi, audiens dapat menggunakan transisi. Transisi adalah kata-kata atau kalimat-kalimat
yang menghubungkan kalimat-kalimat atau bagian-bagian dalam presentasi (Curties at.al.
1996:316). Sementara untuk menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau
menghubungkan pokok pikiran satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan transisi,
seperti sekarang akan dibahas masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan
dibahas pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b. Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logis untuk mempermudah audiens dalam
memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi akan berhubungan dengan pola organisasi pokok
pikiran. Pola organisasi pokok pikiran dapat dibedakan menjadi kronologikal, spasial, topical,
kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks. Apabila pembicara memilih pola
organisasi pokok pikiran yang lain, maka urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai
dengan tujuan, audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa
mencapai tujuan.
c. Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens, maka pada bagian isi
atau batang tubuh, pembicara harus dapat mempertahankan perhatian audiens. Perhatian pada
bagian isi sangat penting karena di sinilah ide-ide pokok presentasi disampaiakan. Menarik
perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan sebagai pancingan agar audiens lebih dahulu
tertarik dengan presentasinya. Sementara tahap selanjutnya berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
audiens: menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan audiens; menggunakan bahasa yang
jelas; dan menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi dengan ide-ide pokoknya (Bovee &
Thill, 1995:604).
d. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran presentasi dengan
kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens akan memperhatiakn pembicara. Oleh
karena audiens memiliki suatu kebutuhan tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan dengan
kebutuhan tersebut dikemukakan, maka mereka memandang mampu memenuhi kebutuhan
tersebut.
e. Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan. Demikian juga
dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu. Oleh
karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami atau yang familiar. Usahakan untuk tidak
menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus menggunakannya, berikan juga makna dari
jargon tersebut.
f. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami, cukup memahami, dan
sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan topic dengan ide-ide yang sudah mereka
kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya mempermudah audiens dalam memahami, tetapi
juga memungkinkan audiens untuk menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di
dalam ingatan audiens. Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok yang
disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus memperhatiakan 3 hal yaitu (1)
meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2) menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan (3)
menutup dengan pesan positif (Bovee & Thill, 1995:604).
a. Meringkas pokok pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiranmyang telah
dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran kemudian membacanya
adalah untuk mengingatkan kembali akan isi presentasi sehingga audiens mampu memahami
secara jelas isi dan maksud presentasi.
b. Menggarisbawahi tahap selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens untuk melakukan
perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan kepercayaan. Oleh
karen itu, pembicara harus menekankan tindakan yang harus dilakukan audiens setelah presentasi
berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup jelas. Jika ada, pertanyaan biasa diajukan secara
bergiliran baru kemudian dijawab. Ada kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang
dipahami betul intinya sehingga penanya mungkin kurang merasa puas.

4. Periode Tanya Jawab

Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir selalu ada dalam presentasi. Tanya jawab
di maksudkan untuk membantu audiens lebih memahami pesan yang kita sampaikan. Namun
sering kali sesi tanya jawab menyebabkan ketakutan bagi presenter, yaitu ketakutan jika tidak
bisa menjawab pertanyaan dan ketakutan tidak bisa memberikan jawaban yang maksimal. Bagi
presenter yang tidak melakukan persiapan sangatlah wajar apabila mengalami ketakutan. Jika
ada presenter yang menghindar dari sesi tanya jawab maka dia akan kehilangan peluang menjadi
presenter yang lebih baik. Ada beberapa manfaat yang akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab.

4. Seni Penyampaian Presentasi Bisnis


Ada berbagai seni dalam penyampain presentasi bisnis yaitu, sebagai berikut:
1. Penggunaan Visual Aid

Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan visual aid. Beberapa
manfaat penggunaan visual aid adalah
· Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami audiens

· Visual aid dapat membantu, baik pembicara maupun audiens untuk mengingat informasi penting
dari presentasi itu.

· Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah membahasa
beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang telah dipersiapkan agar
presentasi tidak terasa monoton.
2. Ketrampilan Praktis dalam presentasi
Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi. Kemudian faktor-faktor tersebut
disebut keterampilan praktis dalam presentasi.

Anda mungkin juga menyukai