Anda di halaman 1dari 4

Resume Modul 4 Kb 1 "Manajemen Kualitas dan Standar Internasional"

A. Konsep Kualitas dan Manajemen Kualitas

Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Suatu produk dikatakan berkualitas mempunyai
nilai subjektivitas yang tinggi antara satu konsumen dan konsumen lain. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan apabila seluruh kegiatan
perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer
satisfaction).

Selanjutnya, ada beberapa dimensi kualitas untuk industri manufaktur dan jasa yang digunakan
untuk melihat dari sisi manakah kualitas dinilai. Kualitas produk dan layanan dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan melalui dua cara yaitu dari peningkatan penjualan dan
pengurangan biaya.

Konsep-konsep seperti TMQ, JIT, SPC, SQC, TPM, dan OPT merupakan berbagai penilaian
kuantitatif terhadap karakteristik produk.

B. Alat dan Teknik Perbaikan Kualitas

Manajemen kualitas sering kali disebut sebagai the problem solving sehingga manajemen
kualitas dapat menggunakan metodologi dalam problem solving tersebut untuk mengadakan
perbaikan (Richman dan Zachary, 1993). Ada berbagai teknik perbaikan kualitas yang dapat
digunakan dalam organisasi, antara lain sebagai berikut.

1. Diagram Pareto

Diagram pareto dapat mengidentifikasi masalah paling penting yang memengaruhi usaha
perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang
terbatas untuk menyelesaikan masalah (Mitra, 1993).

2. Histogram

Histogram menunjukkan kemampuan proses. Apabila memungkinkan, histogram dapat


menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-
rata.

3. Lembar Pengecekan (Check Sheet)

Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti
dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian
masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis
secara cepat dan mudah.

4. Analisis Matriks

Analisis matriks dapat berfungsi untuk membandingkan beberapa kelompok kategori, seperti
operator, karyawan penjualan, mesin-mesin, pemasok, dan seterusnya. Analisis matriks sering
disebut dengan diagram pareto dua dimensi.

5. Diagram Sebab-Akibat

Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan


antara akibat dan penyebab suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.
Selain digunakan untuk mencari penyebab utama suatu masalah, diagram sebab-akibat juga
dapat digunakan untuk mencari penyebab minor yang merupakan bagian dari penyebab
utamanya.

6. Diagram Penyebaran (Scatter Diagram)

Merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat
dari dua variabel.

7. Diagram Alur

Yaitu diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu proses atau peristiwa. Diagram
tersebut akan memudahkan penggambaran suatu sistem, pengidentifikasian masalah, dan
tindakan pengendalian.

8. Run Chart

Adalah penggambaran karakteristik kualitas sebagai fungsi dari waktu. Gambar tersebut tidak
merangkum berbagai informasi, tetapi memberikan berbagai ide dari kecenderungan secara
umum dan tingkat variabilitas proses.

9. Time Series

Merupakan teknik yang paling sederhana untuk menunjukkan perubahan karena berbagai
macam faktor dari waktu ke waktu.

10. Stem-and-Leaf Plots

Adalah pendekatan secara grafis yang menempatkan ovservasi dan mendapatkan interpretasi
dari karakteristik proses.
11. Box Plots

Box plots menunjukkan kecenderungan memusat, penyebaran data, dan memberikan petunjuk
adanya kecenderungan (penyimpangan dari kesamaan atau simetri) dan kurtosis (ukuran
panjangnya ekor).

12. Peta Multivariabel

Pada berbagai kegiatan operasi perusahaan manufaktur atau jasa, ada beberapa variabel atau
atribut untuk menentukan akibat kualitas pelayanan atau kualitas produk.

13. Peta Pengendalian (Control Chart)

Peta pengendali menggambarkan perbaikan kualitas yang terjadi pada dua situasi. Pertama
ketika peta kendali dibuat, proses dalam kondisi tidak stabil. Kedua, berkaitan dengan
pengujian.

14. Kemampuan Proses

Proses dapat dikatakan stabil dan dapat diprediksi telah digambarkan dengan peta kendali,
tetapi masih sering menimbulkan keborosan. Manajemen mempunyai tanggung jawab
memberikan jaminan bahwa proses layak atau memenuhi spesifikasi.

15. Metode Taguchi

Metode Taguchi yang dikembangkan oleh Dr. Genichi Taguchi tersebut merupakan teknik
perancangan kualitas yang memasukkan statistical process control dan kualitas baru yang
berhubungan dengan teknik-teknik manajemen. Menurut anonim (1994), konsep Taguchi
meliputi dua ide dasar berikut.

1. Kualitas harus diukur melalui penyimpangan dari target nilai, bukan hanya melalui kesesuaian
dengan batas-batas toleransi.

2. Kualitas tidak dapat terjamin hanya melalui inspeksi dan pengerjaan ulang, tetapi harus
dibangun melalui desain produk dan proses yang tepat.

C. STANDAR INTERNASIONAL

Dalam mendesain, sistem manajemen kualitas tersebut, disusun beberapa unsur yang
memungkinkan karyawan organisasi mengidentifikasi, mengembangkan, menghasilkan,
menyampaikan, serta mendukung produk dan jasa yang diinginkan pelanggan. Sistem
manajemen kualitas yang efektif bersifat dinamis serta mampu beradaptasi dan berubah untuk
memenuhi kebutuhan, persyaratan, dan harapan pelanggan (Summers, 2009). Salah satu
standar kualitas yang dikenal di seluruh dunia disebut dengan ISO 9000.

D. TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Total quality management berasal (TQM) dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu,
quality yang berarti kualitas, dan management yang telah disamakan dengan manajemen dalam
bahasa Indonesia yang diartikan dengan pengelolaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses
planning, organizing, staffing, leading, dan controlling terhadap seluruh kegiatan dalam
organisasi. TQM merupakan faktor kunci dalam perbaikan produktivitas, efisiensi, keefektifan,
serta peningkatan kepuasan pelanggan dan karyawan. TQM juga merupakan filosofi yang
bertujuan untuk perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous improvement)
terhadap produk dan jasa sehingga meningkatkan kinerja organisasi. Oleh karena itu, TQM
menghendaki perubahan sikap karyawan dalam menerima budaya kualitas serta ingin
mengadakan perbaikan dan perubahan secara terus menerus dan berkesinambungan. Selain
itu, TQM juga merupakan visi yang berfokus pada setiap orang dalam organisasi terhadap
perbaikan kualitas (quality improvement).

Anda mungkin juga menyukai