Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

1. Coba anda jelaskan apa yang menjadi fokus dari teori bakat!
2. Gambarkan dan jelaskan proses pengendalian!
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat kewirausahaan!

SELAMAT MENGERJAKAN, SEMOGA SUKSES SELALU!!

JAWABAN:
1. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang
masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau masih
laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan
sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai
daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas
(capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila
latihan dilakukan secara optimal. Dengan demikian, dapat disarikan bahwa bakat masih merupakan suatu potensi
yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan latihan. Adapun kemampuan dan kapasitas sudah
merupakan suatu tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dapat dilaksanakan. Jadi, yang disebut bakat
adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus. Dengan bakat, memungkinkanseseorang untuk mencapai Prestasi dalam bidang tertentu.
Tetapi untuk mewujudkan bakat ke Dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, Dan
motivasi. Seorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak Memperoleh kesempatan mengembangkannya,
bakat musiknya tidak Dapat berkembang dan terwujud dengan baik. Sebaliknya, seseorang Yang memperoleh
fasilitas dan pendidikan musik secara baik, tetapi Tidak memiliki bakat musik, tidak akan dapat mengembangkan
Keterampilan musik secara maksimal. Lain halnya seorang anak yang pada dasarnya memiliki bakat Musik dan
orang tuanya mendukung. Ia akan mengusahakan agar Anaknya memperolehpengalaman untuk mengembangkan
bakatnya Dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya Berkembang maksimal dan
memperoleh prestasi.

2. Proses Pengendalian Manajemen


Pengendalian manajemen merupakan sebuah proses untuk menjamin bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai
dengan aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Proses pengendalian adalah mengukur kemajuan kegiatan
yang berdasarkan atas perencanaan yang sudah ditetapkan dalam rangka tujuan organisasi, lalu kemudian
dievaluasi serta dicari alternative solusi dalam rangka penyelesaian masalah yang terjadi dalam pelaksanaannya.
Terdapat 4 (empat) langkah dalam proses pengendalian manajemen, antara lain yaitu:
LANGKAH 1:
Menetapkan standar kinerja dan target sebagai dasar untuk evaluasi kinerja
Pada langkah pertama, manajer akan memutuskan standar kinerja dan target di masa yang akan
datang yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi secara keseluruhan ataupun
bagian/unit dari organisasi. Standar kinerja yang dibuat oleh manajer akan mengukur kualitas,
efesiensi, responsiveness terhadap pelanggan dan juga inovasi. Contohnya, apabila manajer
memutuskan untuk menerapkan strategi biaya rendah (low cost strategy), maka yang dibutuhkan
ialah mengukur efesiensi pada seluruh tingkatan di dalam organisasi. Dalam hal ini standar juga
harus jelas, terukur dan spesifik, sehingga persepsi semua orang akan sama. Disamping bisa
memberikan arahan yang jelas, motivasi, serta mengurangi konflik karena mis intrepretasi. Dengan
standar penilaian, maka bisa diperkirakan hasilnya sebelum pengerjaan selesai, dengan begitu bisa
diantisipasi sebelumnya. Aspek-aspek yang bisa dipakai sebagai indikator penilaian antara lain yaitu:
1) Hasil yang telah dicapai sementara, sehingga dapat memprediksi hasil akhirnya.
2) Besaran-besaran input, misalnya bahan baku, biaya yang telah digunakan.
3) Perubahan pada konsisi yang diasumsikan, misalnya terjadi perubahan harga, kebijakan
pemerintah, perusahaan, dan sebagainya.
4) Symptom, gejala-gejala timbul selama proses berjalan, misalnya gejalagejala proses yang tidak
produktif.
Standar ini juga harus mempunyai 2 (dua) fungsi, antara lain yaitu:
1) Tolok ukur untuk membandingkan.
2) Memberikan motivasi kepada orang atau kelompok, dengan demikian harus realistik serta
menantang.
LANGKAH 2:
Mengukur kinerja nyata (actual)
Langkah selanjunya dari proses pengendalian ialah mengukur kinerja yang sebenarnya yakni:
1) Keluaran nyata sebagai hasil dari perilaku para anggota yang disebut pengendalian keluaran
(output control).
2) Perilaku juga akan dinilai.
LANGKAH 3:
Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja yang ditetapkan Manajer mengevaluasi kinerja
yang sebenarnya ialah dimaksudkan untuk melihat seberapa menyimpangnya dari standar yang telah
ditetapkan. Jika kinerja lebih tinggi dari standar, maka mungkin manajer akan memutuskan bahwa
standar terlalu rendah dan akan dinaikkan pada periode berikutnya sehinggga akan memberikan
tantangan bagi para karyawannya. Namun, apabila kinerja lebih rendah dari standar yang telah
ditetapkan, maka manajer harus memutuskan apakah akan melakukan tindakan korektif atau tidak.
Tindakan perbaikan mudah dilaksanakan jika penurunan kinerja diketahui penyebabnya dan dapat
dikenali.
LANGKAH 4:
Mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi jika standar tidak tercapai
Langkah terakhir dari proses pengendalian ialah mengevaluasi hasil. Apakah kinerja sudah dipenuhi
atau tidak, dimana manajer akan banyak belajar pada tahapan terakhir ini. Apabila manajer
memutuskan bahwa kinerja tidak dapat diterima, maka mereka harus segera berusaha untuk
memecahkan masalah tersebut. Terkadang, masalah kinerja timbul karena standar yang ditetapkan
oleh manajer dirasa terlalu tinggi. Contohnya seperti target penjualan sangat tinggi sehingga sulit
untuk tercapai. Dalam hal ini, menetapkan standar harus yang lebih realistis sehingga akan
mengurangi gap antara kinarja aktual dan kinerja yang diharapkan.

3.
1. Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar
Sebagai seorang pengusaha, baik itu yang baru merintis usaha atau bisnisnya, atau sudah
berskala menengah, bahkan berskala besar, tentu bisa membantu perekonomian masyarakat
setempat. Mengapa? Karena dengan adanya pengusaha tersebut, bisa membantu masyarakat
setempat yang tidak memiliki pekerjaan atau sulit untuk mencari lapangan kerja karena
keterbatasan ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, istilah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar juga bisa diartikan membantu bagi orang-orang
setempat yang serba kekurangan, seperti sulit akan keuangan, sulit akan kehidupan dan lain
sebagainya. Inilah mengapa biasanya peran dari pengusaha sangat penting bagi orang-orang
yang ada di sekitarnya. Karena dengan adanya pengusaha, secara tidak langsung bisa membantu
perekonomian suatu desa, bahkan daerah tersebut.
2. Mengurangi Tingkat Pengangguran di Lingkungan Sekitar
Seperti yang kita ketahui, berdasarkan data yang ada di CIA World Factbook, menunjukkan jika
angka atau tingkat pengangguran (unemployment rate) di Indonesia masih cukup tinggi, yakni
sebanyak 5,6% di tahun 2017.Sementara itu, berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan
pada tahun 2010, menyebutkan jika jumlah atau total penduduk Indonesia kala itu sebanyak
237.556.363 yang diperkirakan terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini berarti apabila
dikalkulasikan secara lebih lanjut, jumlah pengangguran di Indonesia apabila dalam angka,
mencapai hingga 10 juta penduduk yang masih juga belum mendapat lapangan pekerjaan.
Tingkat pengangguran tidak hanya timbul karena sumber daya manusia yang tidak mencukupi,
seperti ilmu, ijazah dan lain sebagainya, melainkan tempat kerja juga berpengaruh besar
terhadap kelangsungan para pekerjanya. Bisa jadi saat mereka bekerja, terlalu banyak tekanan
kerja, target yang tidak masuk akal, atau bahkan malah teman kerja yang tidak menyatu satu
sama lainnya, seperti bersaing dalam hal negatif.

3. Melatih Individu untuk Bisa Memanfaatkan Peluang


Jika seperti yang kita ketahui, apabila seseorang bekerja di suatu instansi, toko dan lain
sebagainya, pasti yang diberikan materi hal-hal yang bersangkutan dengan tugas masing-masing
karyawan. Berbeda halnya apabila bekerja kepada seorang pengusaha. Banyak orang yang bisa
belajar dari pengusaha tersebut dan mengadopsinya menjadi hal yang positif bagi mereka. Para
pengusaha tentu tak ambil diam, mereka akan semangat memberikan motivasi, terus
mendorong, memberikan banyak ilmu dan materi, seperti :
 Kisah suksesnya
 Bagaimana cara menutup modal
 Bagaimana cara menekan angka/biaya produksi
 Memasarkannya secara offline dan online
 Usaha gigih tanpa henti
 Pantang menyerah
 Belajar trend yang ada di pasar dan lain sebagainya
4. Melatih Individu Menjadi Pribadi yang Jauh Lebih Baik Lagi
Setelah mereka yang bekerja di wirausahawan tersebut memiliki pemikiran yang terbuka,
kecerdasan dalam menganalisis suatu hal, selanjutnya, diharapkan orang-orang yang bekerja
pada wirausahawan bisa menerapkan di dalam pekerjaannya.Tidak hanya di pekerjaan, bahkan
di lingkungan sekitar sebisa mungkin harus memberi dampak ke arah positif akan hal tersebut.
Bahkan, jika nantinya merasa sudah memiliki kecukupan keuangan dan skill, mereka yang
bekerja juga bisa mulai merintis usaha. Dari sinilah 1 kebaikan yang secara perlahan menyalur
ke orang lain menjadi beribu-ribu kebaikan atas segala pelajaran yang berhasil didapat. Jikalau
nantinya setelah orang tersebut tidak lagi bekerja di pengusaha itu lagi, setidaknya ia juga harus
bisa menyalurkan ilmu dan bisa membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi.
5. Memberikan Kebebsan untuk Mengendalikan Nasibnya Sendiri
Dengan mempunyai bisnis atau usaha sendiri, tentu ini menjadi suatu kebebasan, bahkan
peluang bagi para pebisnis dalam mencapai tujuan hidup yang diinginkan.

Seorang pengusaha nantinya mampu menenangkan hidup mereka dan memungkinkannya dalam
memanfaatkan bisnis untuk mewujudkan cita-cita yang sudah diharapkan sejak lama.

Anda mungkin juga menyukai