Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agung

Nim : 043421067

1. Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang pemimpin. Tidak
hanya itu , teori ini juga ingin melihat karakteristik – karakteristik apa yang
membedakan pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. Kebanyakan
studi dalam teori bakat tersebut memfokuskan pada sifat sifat apa yang ada pada
pemimpin dan yang tidak pada pemimpin . sifat sifat yang sering disebutkan dipunya oleh
pemimpin adalah lebih cerdas, lebih extrovert, lebih percaya diri, lebih bertanggung
jawab, dan lebih jungkung (untuk Amerika Serikat ) dibandingkan dengan sifat bukan
pemimpin. Juga sangat mungkin seseorang menjadi lebih percaya diri, bertanggung
jawab setelah orang tersebut menjadi pemimpin. Dengan demikian, pengalaman menjadi
pemimpin membuat seseorang mampu menguasai karakteristik karakteristik yang
diperlukan untuk mnjadi pemimpin. Upaya yang dilakukan untuk melihat sifat sifat yang
membedakan pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. Penelitian
menemukan bahwa kemampuan mengawasi menggunakan Teknik Teknik pengawasan
untuk situasi tertentu yang merupakan varibel tunggal yang memengaruhi efektivitas
manajemen atau kepemimpinan. Kepemimpimnan yang efektif tidak hanya dipengaruhi
oleh sifat sifat pemimpin, tetapi juga dipengaruhi oleh kesesuaian antara sifat tersebut
dengan lingkungan yang dihadapain. Seseorang yang sangat tegas barangkali tidak akan
menjadi pemimpin yang efektif di lingkungan perguruan tinggi yang membutuhkan
otonomi yang lebih besar. Sebaliknya, seseorang yang demokratis barangkali tidak akan
menjadi prmimpin yang efektif apabila ditempatkan di organisasi kemiliteran.
(Sumber : Modul EKMA4116,hlm 9.6-9.7)
2. 4 proses pengendalian
a) Meningkatkan standar dan metode pengukurannya
Sebelum melangkah lebih jauh, standar dengan metode pengukurannya
harus ditetapkan lebih dulu. Sedapat mungkin standar yang ditetapkan dapat
dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur. Penggunaan angka-
angka kauntitatif dapat membantu kejelasan standar tersebut. Misal,
meningkatkan penjualan diukur dengan menaikkan penjualan menjadi 10.000 unit
untuk tahun ini dengan nilai penjualan Rp 100 juta. Tujuan meningkatkan
penjualan tahun ini tidak begitu jelas untuk tujuan pengendalian. Contoh saja
tujuan suatu rumah makan adalah pelayanan yang cepat. Pelayanan yang cepat
tersebut tidak akan banyak artinya untuk pengendalian, kecuali kalau ditetapkan
dengan angka-angka yang jelas. Misalkan pelayanan yang cepat dilihat berapa
lama pembeli harus mengunggu untuk memperoleh makanan yang diinginkannya,
tidak lebih dari 10 menit.
b) Melakukan pengukuran prestasi
Pengukuran prestasi merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
tergantung situasinya. Frekuensi pengukuran pretasi akan tergantung pada situasi
yang dihadapi. Untuk pengecekkan kapasitas mesin produksi yang kecil
barangkali dapat dilakukan setiap hari. Sementara itu, untuk pengecekkan tujuan
yang sifatnya jangka panjang, barangkali dilakukan dua atau tiga tahun sekali.
Pengukuran prestasi juga mestinya dilakukan dengan timing yang tepat. Misalnya,
prestasi manajer untuk setiap tahunnya dilakukan pada bulan-bulan pertama tahun
berikutnya. Apabila pengukuran prestasi dilakukan setengah tahun berikutnya,
barangkali sudah terlambat.
c) Membandingkan apakah prestasi yang dicapai sesuai dengan standarnya
Langkah berikutnya adalah membandingkan prestasi yang telah dicapai
dengan standar yang telah ditetapkan. Langkah ini merupakan langkah yang
paling mudah. Langkah yang lebih kompleks telah dilakukan pada dua langkah
pertama di atas. Jika prestasi yang dicapai melebihi standar yang telah ditentukan,
itu berarti segala sesuatu berjalan lancar. Tindakan perbaikan barankali tidak
diperlukan. Kalaupun diperlukan, paling hanya perbaikan yang tidak besar.
d) Melakukan perbaikan-perbaikan yang di perlukan
Jika prestasi yang dicapai ternyata lebih rendah dari standar yang telah
ditetapkan, tindakan perbaikan diperlukan. Tindakan perbaikan dapat melibatkan
beberapa aktivitas sekaligus, meliputi perubahan cara bekerja atau juga perubahan
standar prestasi yang telah ditetapkan. Misalnya contoh Pizza Hut, apabila rata
rata waktu ternyata 30 menit, beberapa perbaikan perlu dilakukan. Perbaikan
tersebut antara lain perbaikan sepeda motor, pendidikan mengenai jalur-jalur yang
paling cepat menuju lokasi tertentu, atau bahkan penurunan standar waktu dari 15
menit menjadi 25 menit maksimal.
( Sumber : Modul EKMA4116, hlm 10.5-10.7 )
3. Manfaat Kewirausahaan
a) Meningkatkan produktivitas
Dengan menggunakan metode baru, wirausahawan dapat meningkatkan
produktivitas.
b) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan
Wirausahawan serta usaha kecil memberikan lapangan kerja yang cukup besar
sehingga dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
c) Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk atau jasa baru
Banyak wirausahawan yang yang memanfaatkan peluang dengan menciptakan
produk dan jasa baru. Kalaupun mereka masih mempertahankan produk lama,
produk tersebut merupakan produk yang sudah diperbaiki. Wirausahawan juga
banyak yang mengembangkan teknologi baru untuk memproduksi barang.
Sebagai contoh, Henry Ford memelopori lini perakitan massal mobil, McDonald’s
memopulerkan lini perakitan pada usaha makanan.
d) Mendorong inovasi
Meskipun mereka tidak menciptakan sesuatu yang baru, mereka dapat
mengmbangkan metode atau produk yang inovatif.
e) Membantu organisasi bisnis yang besar
Bisnis yang besar sering kali memperoleh komponen dari perusahaan kecil yang
memproduksi komponen tersebut. Perusahan besar tidak memproduksi komponen
tersebut karena tidak terlalu efisien memproduksi komponen yang kecil dengan
pasar yang kecil.
( Sumber : Modul EKMA4116, hlm 12.5 )

Anda mungkin juga menyukai