Anda di halaman 1dari 22

Laporan Implementasi Proyek Recrutmen dan Pendampingan Bisnis Digital

Samarinda Food Pada Kedai Kobut


Mata Kuliah E-Bisnis
Semester II

Disusun Oleh:

Mira Sutari 2011102411003


Tri Wulandari 2011102411189
Muhammad Royhan Zakki 2011102411126
Raihannisa Agustina 2011102411188
Viana 2011102411040
Adinda Siti Rohmah Mawaddah 2011102411020
Salsa Nabila Putri Ramadini 2011102411005
Asindra Dwilana 2011102411078
Salsabila husna 2011102411125
Sri Purtini 2011102411186

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Implementasi
Proyek Recrutmen dan Pendampingan Bisnis Digital Samarinda Food Pada Kedai
Kobut” sebagai tugas dari Mata Kuliah E-Bisnis.

Penulis juga sangat bersyukur karena telah dikelilingi oleh orang- ornag
yang baik dan telah memberikan bimbingan, dan dukungan serta arahan sehingga
laporan ini dapat diselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada narasumber
dari pihak kedai kobut yang telah banyak memberikan wawasan serta informasi
sehingga laporan project ini dapat terselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


laporan project ini. Penulis berharap laporan project ini dapat menjadi sumber
informasi dan berguna sebagaimana mestinya. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari pihak manapun yang menemukan kekurangan pada laporan project
ini.

Semoga Allah Swt. selalu melindungi dan memberikan Rahmat-Nya kepada


kita semua, aamiin.

Samarinda, 7 Juni 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1........................................................................................................................1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Landasan Religius..............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................7
1.4 Manfaat...............................................................................................................8
BAB 2........................................................................................................................9
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori konsep E-Bisnis.......................................................................................9
2.2 Konsep Food Sanitazion....................................................................................9
2.3 Konsep Halal....................................................................................................10
BAB 3......................................................................................................................13
IMPLEMENTASI
3.1 Implementasi Proyek Recrutmen Merchant..................................................13
a. Profil Merchant Kedai Kobut.................................................................13
b. Segmentasi Konsumen.............................................................................13
c. Value Proposis..........................................................................................13
3.2 Implementasi Promosi Samarinada Food melalui media Informasi............15
a. Uraian Media Informasi yang Digunakan.............................................15
b. Uraian Tentang Kekurangan dan Kelebihan Media Informasi yang
Digunakan................................................................................................15
c. Dokumentasi.............................................................................................16
BAB 4......................................................................................................................17
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
4.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi di Indonesia saat ini sangat pesat, sehingga hal
ini perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami
pertumbuhan cukup signifikan dan dapat menjadi perhatian bagi semua
kalangan, baik untuk dunia bisnis, dunia pendidikan, dan berbagai hal lainnya.
Perkembangan teknologi ini cukup disambut baik oleh masyarakat karena dari
pandang masyarakat dapat memberikan berbagai kemudahan dalam aktivitas
sehari-hari, Sebelum adanya internet informasi sulit untuk diperoleh, akan
tetapi semenjak terciptanya perkembangan teknologi dan adanya internet
membuat segala sesuatu menjadi lebih efesien, banyak keuntungan yang bisa
diperoleh dengan adanya perkembangan internet saat ini, dari berbagai
layanan yang ditawarkan tersebut membuat semua orang mudah menerima
perkembangan teknologi ini.

Di indonesia dari tahun ke tahun jumlah pengguna internet semakin


meningkat pesat, masyarakat dituntut untuk terus bekembang ke arah era
digital, ke arah dunia online, baik anak-anak muda, maupun orang tua turut
serta dalam memanfaatkan pekembangan teknologi ini, dengan kehadiran
teknologi internet ini seakan-akan dunia ada di dalam genggaman tangan kita,
informasi apapun bisa kita peroleh dengan sangat mudah efesien (Iryani,
2019).

Dalam persaingan dunia bisnis mulai beralih dari komunikasi langsung


hingga komunikasi dengan bantuan internet. Dengan bertambahnya jalur dari
komunikasi langsung hingga komunikasi dengan bantuan internet. Dengan
bertambahnya jalur produk, konsumen tidak hanya berbelanja di dunia nyata
melalui department stores atau mall. Kini penggunaan teknologi
memungkinkan bisa melakukan aktifitas pembelian melalui internet dengan
tidak harus beranjak dari rumah atau pun kamar tidur, namun cukup membuka
computer dengan mengetik alamat situs yang dikehendaki, kemudian aktifitas
transaksi dapat dilakukan persaingan dalam pelayanan dan tuntutan kebutuhan
informasi serta pengetahuan masyarakat saat ini mendorong pemasar untuk

1
memberikan nilai pada pelayanan berupa kemudahan untuk memenuhi
kebutuhan informasi.

Makanan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, menjadi sasaran


para pelaku bisnis. Industri makanan yang terus mengalami pertumbuhan,
membuat persaingan yang semakin ketat diantara para pengusaha.
Kemampuan menilai keinginan dan kebutuhan pasar dalam menetapkan
strategi menjadi tuntutan besar bagi pelaku bisnis. Mereka harus terus
mengikuti perkembangan terkini, melakukan pembaharuan, dan melakukan
inovasi sebagai upaya peningkatan daya saing dalam industri makanan.
Inovasi yang dilakukan dapat berupa varian rasa untuk industri makanan
kategori snack, varian menu untuk kategorirumah makan, dan upaya lain
demi keberlangsungan dan pertumbuhan usahanya (Suryadi & Ilyas, 2018).
Salah satu strategi pemasaran yang dapat dimanfaatkan para pelaku bisnis di
industri makanan adalah pemanfaatan media sosial seperti facebook,
instagram, twiter, dan media sosial lainnya. Dengan memanfaatkan media
sosial, biaya pemasaran menjadi lebih kecil namun mampu menjangkau semua
wilayah georafis Indonesia yang memiliki akses internet. Bisnis mereka tidak
hanya dikenal terbatas di wilayah itu saja. Visualisasi produk oleh konsumen
pengguna media sosial, mampu menumbuhkan keinginan masyarakat untuk
ikut mencicipi lezatnya makanan yang ditampilkan.

Strategi marketing mouth to mouth berlangsung secara tidak sengaja


dengan jangkauan pemasaran yang semakin luas. Pada bisnis ataupun industri
yang berfokus pada konsumen, maka tidak dapat dihindari jika kualitas
pelayanan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan.
Dalam menentukan kepuasan konsumen terhadap suatu bisnis, telah banyak
penelitian yang menghubungkan kualitas pelayanan sebagai indikator
kepuasan. Jika hanya fokus pada strategi promosi, tentu tidak akan membuat
konsumen loyal terhadap bisnis yang dijalankan. Konsumen biasanya memilih
produk dan jasa karena adanya promo menarik yang ditawarkan oleh pelaku
bisnis. Setelah pelaku bisnis tidak memberlakukan promosi lagi, maka akan
membuat konsumen memilih produk ataupun jasa bisnis lainnya yang bisa
memberikan mereka promo yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga bisnis

2
yang dijalankan akan kehilangan konsumen bahkan tidak akan memiliki
konsumen yang loyal. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa
pelayanan akan membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa saat
kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Kondisi ini
memperlihatkan kepuasan merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen
dalam melakukan pembelian selanjutnya yang merupakan bagian terbesar dari
peningkatan jumlah penjualan (Prapti NSS & Rahoyo, 2019).

Pelaku bisnis saat ini, harus terus mengembangkan layanannya sesuai


dengan kebutuhan masyarakat dan terus berupaya menyelaraskan
perkembangan bisnisnya. Tuntutan pasar yang terus mengalami
perkembangan dari segi layanan, membuat pelaku bisnis harus terus
melakukan perbaikan dan peningkatan. Online food delivery service sebagai
salah satu solusi alternatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen saat ini,
sangatlah wajar jika pelaku bisnis mengadopsi aplikasi yang menyajikan fitur
layanan ini (Iryani, 2019).

Selain memberi kemudahan kepada konsumen, online food delivery


service ini juga memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis, membantu untuk
memberikan akses yang selebar-lebarnya kepada mereka yang ingin
berinovasi kuliner tanpa modal yang besar. Pelaku bisnis khusunya pengusaha
kuliner yang mengadopsi online food delivery service, tidak harus memiliki
karyawan khusus dan kendaraan tersendiri untuk layanan pengantaran kepada
konsumen. Sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk
gaji karyawan, juga tidak memerlukan space atau tempat khusus dalam
menggunakan layanan tersebut (Taufik et al., 2020).

Membuka bisnis warung makan, lestoran ,kedai coffe ,cafe atau


semacamnya lebih berfokus pada kenyamanan tempat dan penyajian minuman
seperti kopi, teh bahkan kuliner. Kafe atau kedai bahkan lestoran biasanya
tidak memiliki menu makanan yang banyak seperti tempat makan pada
umumnya bisnis kedai kopi atau pun cafe telah booming di Indonesia. Bisnis
di bidang kuliner, angkringan, kedai seta maraknya cafe-cafe di indonesia
yang satu ini memang menjadi salah satu celah bisnis yang menjanjikan yang

3
bagaimana banyak nya kalangan-kalangan muda, mahasiswa bahkan orang tua
sekalipun dapat berpartisipasi didalam nya.

Maka dari itu kami akan mengusung dan memperkenalkan salah satu
Kedai yang ada di daerah Samarinda yaitu kedai Kobut, kedai kobut
merupakan salah satu kedai yang memiliki banyak konsumen. Diketahui juga,
kedai kobut memiliki alternatif pengantaran melalui kurir oleh karena itu kami
mengajak kerjasama dalam aplikasi Samarinda Food aplikasi ini merupakan
suatu aplikasi transaksi dan tujuannya memudahkan kalian untuk memesan
makanan Dari rumah makan ataupun cafe-cafe yang ada di sekitar daerah
Samarinda. Aplikasi ini dibuat oleh team khusus dari Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan penggunaan media Smartphone
dan konsumen cukup menugu di rumah saja atau tempat yang sesuai dengan
lokasi tujuan.

Berdasarkan uraian tersebut, pemilik usaha kedai Kobut tbersedia untuk


begabung dalam aplikasi tersebut apa bila sudah terlaksana dengan baik.
Penulis dapat mengajak dan akan melakukan “Implementasi Proyek
Recrutmen dan Pendampingan Bisnis Digital Samarinda Food Pada Kedai
Kobut”.

1.2 Landasan Religius


Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dari waktu ke waktu
cenderung mengalami proses yang sama. Dalam mempertahankan hidupnya
manusia diberi kebebasan dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya. Oleh
karena itu, Islam telah menjamin terpenuhinya hak hidup tiap orang secara
pribadi serta memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk
memperoleh kemakmuran hidupnya. Islam merupakan agama yang sempurna
(komprehensif) yang mengatur aspek kehidupan manusia, baik akidah, ibadah,
akhlak maupun muamalah. Salah satu ajaran yang sangat penting adalah
bidang muamalah/iqtishadiyah (ekonomi Islam).

Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan muamalah juga


mengikuti perkembangan yang ada, sehingga manusia makin dipermudah
untuk melakukan berbagai aktivitas hanya dengan menggunakan telepon

4
genggam pintar (smartphone). Perkembangan teknologi berbasis internet
sekarang ini memberikan dampak positif bagi para penggunanya, selain
memudahkan dalam berinteraksi, bertukar informasi dalam berbagai
aktivitasnya, perkembangan teknologi juga menambah trend dengan berbagai
bentuk kreativitasnya. Dengan kemajuan teknologi tersebut maka manusia
semakin mudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Safitri, 2019). Hal ini
memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk memanfaatkan
perkembangan teknologi tersebut. Akad-akad yang dikenal sejak zaman
Rasulullah pun semakin berkembang pengaplikasiannya. Dalam akad ijarah
saja, terdapat berbagai cara pengaplikasiannya, seperti penyewaan mobil, jasa
laundry, sewa rumah, jasa titip beli dan masih banyak lagi. Jasa titip beli
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan dalam praktik bisnis online.
Dimana seseorang yang akan melakukan perjalanan ke luar kota atau keluar
negeri, membuka jasa layanan jasa titip beli pada situs penyedia jasa tersebut.
Kemudian orang tersebut membelikan barang sesuai kriteria- kriteria yang
disebutkan pemesan, dan orang tersebut akan mendapat imbalan untuk jasa
titip beli yang ia kerjakan. Sedangkan praktik bisnis online diperbolehkan
selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusak ketentuan hukum
Islam seperti riba, kedzaliman, penipuan, dan kecurangan, hal ini di dasarkan
pada hukum dasar muamalah dalam Islam (Durongrittichai et al., 2020).Jasa
ojek online juga banyak diminati masyarakat pada saat ini. Adanya jasa ojek
online ini dirasa mempermudah aktivas masyarakat, karena tidak perlu lagi
keluar rumah untuk membeli barang dan tidak perlu bermacet-macetan di
jalan. Karena ojek online ini merupakan suatu jasa, maka akad pertama yang
digunakan adalah ijarah. Akad ijarah adalah transaksi sewa-menyewa atas
suatu barang dan/atau upah-mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. Menurut Dr. Muhammad Syafi‟i
Antonio, ijarah merupakan akad pemindahan guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership) atas barang itu sendiri. Ijarah juga telah diatur dalam syariat
Islam, yang ditunjukkan dengan adanya firman Allah QS. Al-Baqarah: 233
sebagai berikut:

5
"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut..."

Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika menggunakan


jasa orang lain, maka kita juga harus memberikannya upah atas jasa yang telah
mereka berikan. Karena dalam setiap transaksi yang menggunakan fitur online
delivery service terjadi dua akad sekaligus, maka akad kedua yang muncul
ialah akad pinjaman. Akad pinjaman (Qardh) adalah pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Pada dasarnya hukum akad
qardh adalah mubah (boleh) selagi tidak ada riba pertambahan untuk pemberi
pinjaman/utang, namun pelaksanaan qardh juga terdapat larangan yang di
riwayatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan menggabungkan akad pinjaman dengan
akad jual beli sekaligus.

Dalam suatu perjanjian kerjasama yang menggunakan akad


sewamenyewa maka tidak akan terlepas dengan adanya upah mengupah
(Ujrah). Menurut Nurimansyah Haribuan, upah adalah segala macam bentuk
penghasilan yang diterima buruh (pekerja) baik berupa uang ataupun barang
dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Ujrah (upah) tidak
bisa dipisahkan dari ijarah karena ujrah termasuk bagian dari ijarah,
sedangkan ijarah bersifat umum atas setiap akad yang berwujud pemberian
imbalan atas sesuatu yang diambil. Hal ini termaktub dalam Al Quran yang
juga menjadi dasar hukum ijarah, yaitu Surah Al-Talaq ayat 6:

6
“ Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah
ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga
mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu
maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”.

Layanan online delivery service menyediakan beberapa fitur layanan,


diantaranya penyediaan pengantaran makanan dengan online service. Dalam
fitur layanan yang berada di Samarinda Food maupun Go-Food, dan Grab-
food juga terdapat layanan pesan antar (delivery) yang diberikan untuk
membelikan dan mengantarkan pesanan makanan kepada konsumen. Layanan
tersebut melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu konsumen, pelaku usaha, dan pihak
ojek (driver) sehingga masih sesuai dengan syariat islam, dan tidak terdapat
unsur riba didalamnya.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui sejauh mana pendampingan bisnis digital Samarinda


Food pada kedai kobut
b. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan jasa online delivery service
pada kedai kobut
c. Untuk mengetahui konsep halal pada online delivery service pada produk
makanan.

7
1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini yaitu sebagai berikut.


a. Mengetahui sejauh mana pendampingan bisnis digital Samarinda Food
pada kedai kobut
b. Mengetahui efektivitas penggunaan jasa online delivery service pada
kedai kobut
c. Untuk mengetahui konsep halal pada online delivery service pada produk
makanan.

8
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori konsep E-Bisnis

Peningkatan penyebaran akses internet diiringi pula oleh mulai


tumbuhnya jumlah pedagang yang berjualan secara online, sehingga
menimbulkan persaingan antar penjual. Kondisi tersebut menuntut perusahaan
mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks
(Setiawan et al., 2019).

E-business sendiri bisa didefiniskan sebagai penggunaan teknologi


internet untuk meningkatkan performa dari proses bisnis yang meliputi
penjualan dan pembelian produk dan jasa melalui situs web yang melibatkan
stakeholder seperti konsumen, pemilik usaha, vendor dan pemasok (Pratami &
Puspita, 2015).

Berdasarkan tujuan pembeliannya, konsumen e-business bisa dibedakan


menjadi dua, yaitu: (1) konsumen individual, yang melakukan pembelian
untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau rumah tangganya; (2) konsumen
organisasional, melakukan pembelian untuk tujuan dijual lagi, disewakan,
diproses lebih lanjut, digunakan untuk melayani masyarakat, dan tujuan bisnis
atau organisasional lainnya (Setiawan et al., 2019).

2.2 Konsep Food Sanitazion

Ilmu dan teknologi pangan modern telah membawa perubahan


signifikan dalam pengolahan makanan sistem. Dikemas, bermerek, dan siap
untuk dimakan, diminum, atau untuk memanaskan produk 'cepat' atau
'nyaman' menjadi populer di kalangan konsumen. Sistem klasifikasi makanan
NOVA secara luas digunakan dalam literatur ilmiah dan oleh Organisasi
Pangan dan PBB, mengklasifikasikan semua makanan menjadi empat
kelompok (Monteiro, 2019).
 Kelompok 1 : Makanan yang tidak diproses termasuk makanan segar dan
bahan baku, seperti buah-buahan, sayuran, telur, susu segar, dan biji-
bijian;

 Kelompok 2: Olahan bahan yang melalui proses seperti pengepresan,

9
pemurnian, penggilingan, penggilingan, dan pengeringan, termasuk
minyak, mentega, gula, dan garam;

 Kelompok 3: Makanan olahan yang melalui berbagai pengawetan atau


pemasakan metode, seperti makanan panas, kacang asin atau gula dan biji-
bijian, dan tanpa kemasan roti. Makanan apa pun yang ditambahkan
dengan menambahkan bahan-bahan dari grup 2 dan grup 1 penilaian;

 Kelompok 4: Makanan ultra-olahan yang dibuat oleh proses industri,


banyak yang membutuhkan peralatan dan teknologi canggih, seperti
makanan ringan kemasan, minuman lunak berkarbonasi minuman,
makanan siap saji yang telah disiapkan sebelumnya, roti kemasan yang
diproduksi massal dan bakpao, mie instan, dan masih banyak lagi.

Kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB Indonesia


tumbuh dari 5,32% pada 2014 menjadi 6,45% pada 2019, didukung oleh
pertumbuhan konsumsi makanan olahan dan ultra-olahan (Badan Pusat
Statistik, 2020; Tenggara Strategic & Centre for Strategic and International
Studies, 2019). Penjualan makanan ultra-olahan yang sudah dikemas pada
retail modern tumbuh lebih dari 40% antara 1998 dan 2010. Tren ini
cenderung akan terus berlangsung dengan perkiraan kenaikan pada preferensi
konsumen untuk kepraktisan yang menghemat waktu (Dyck et al., 2012).

Antara 2017 dan 2019, konsumsi makanan olahan atau ultra-olahan


meningkat sebanyak 9,63% (Ernawanti et al., 2018). Sekitar 30% pengeluaran
bulanan untuk makanan dan 21% asupan kalori didapatkan dari ‘makanan dan
minuman olahan’, termasuk makanan olahan yang dibeli di toko dan makanan
dari layanan katering (Vermeulen et al., 2019). Penemuan tersebut konsisten
dengan studi lainnya di Jakarta yang menemukan bahwa makanan non-olahan
masih mendominasi angka konsumsi (57,20%), sementara makanan olahan
dan ultra-olahan mencapai angka 21,20% (Shim et al., 2021).

2.3 Konsep Halal


Secara ilmu fiqih kegiatan saling tukar produk (baik barang maupun
jasa) yang dapat menghasilkan manfaat kepada kedua belah pihak (pemilik
barang yang melakukan pertukaran), yang dilakukan dengan cara ataupun

10
metode tertentu yang telah ditentukan sebelumnya merupakan mu’amlah.
Mu’amlah secara luas diartikan sebagai sebuah peraturan mengikat (yang
disertai dengan ancaman sangsi) yang mengatur hubungan antar manusia,
manusia dengan kehidupannya, dan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Umat islam dalam berbagai aktivitasnya harus selalu berpegang dengan
norma- norma ilahiyah, begitu juga dalam mu’amlah. Kewajiban berpegang
pada norma ilahiyah adalah sebagai upaya untuk melindungi hak masing-
masing pihak dalam bermu‟amalah. Kaidah paling dasar dan paling utama
yang menjadi landasan kegiatan mu’amlah adalah kaidah yang sangat terkenal
dan disepakati oleh ulama empat mazhab, yaitu:

Artinya :
“Hukum dasar mu‟amalah adalah halal, sampai ada dalil yang
mengharamkannya”.

Prinsip ini memberikan kebebasan yang sangat luas kepada manusia


untuk mengembangkan model transaksi dan produk-produk akad dalam
bermu’amlah. Namun demikian, kebebasan ini bukan kebebasan yang tanpa
batas, akan tetapi kebebasan yang terbatas oleh aturan syara’ yang telah
ditetapkan dalam Al-Qur’an, Al-Sunnah dan ijtihad ulama. Kebebasan dalam
bermu’amlah jangan sampai menimbulkan kezaliman, terjerumus ke dalam
praktik ribawi, garar, maisir, dan tindakan-tindakan lainnya yang dapat
merugikan para pihak yang terlibat dalam transaksi mu’amlah.

Berdasarkan proses bisnis dari layanan online delivery service, terdapat


beberapa pihak yang terlibat didalamnya. Pihak yang terlibat tersebut
melakukan kerjasama dan membuat beberapa perjanjian dengan pihak onine
service dan baik dari Samarinda food maupun Go- jek, maupun Go-food
selaku perusahaan jasa online. Pihak yang terlibat tersebut adalah pihak Gojek
itu sendiri, driver, merchant dan konsumen (Kusumastuti & Rahmawati,
2019). Jual beli merupakan perjanjian tukar menukar benda atau barang yang
mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak yang satu menerima

11
benda dan yang pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau
ketentuan yang telah dibenarkan syara’ dan disepakati (Kusumastuti &
Rahmawati, 2019). Salah satu perusahaan yang sedang berkembang pesat
dalam jual beli melalui jasa online adalah aplikasi Go-Jek dan Samarinda
Food. Jika melihat dari sistematika Go-Jek maka akan kita dapati:

1. Konsumen memesan melaui aplikasi Go-Jek kemudian memilih Go- Food


& Driver Go-Jek memberikan pinjaman kepada konsumen untuk
membayar
2. Setelah pesanan sampi ke konsumen, maka pembayaran melaui 2 cara.
Yaitu; Yang pertama pembayaran tunai dan yang kedua melalui rekening
atau yang biasa disebut Go-Pay.

Dari prosedur di atas dapat diketahui terdapat beberapa akad yaitu akad
qardh, hawalah dan ijarah. Akad ijarah terjadi karena konsumen meminta jasa
dari perusahaan Go-Jek dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dimana
konsumen adalah penyewa jasa, Go-Jek sebagai pemberi jasa dan
pembayarannya adalah upah. Terjadi akad qardh ketika konsumen meminta
kepada pihak Go-Jek untuk membayarkan terlebih dahulu. Perusahaan Go-Jek
berperan dalam akad wakalah karena driver menjadi wakil dari perusahaan.
Driver sebagai muqridh dan konsumen sebagai muqtaridh.

12
BAB 3
IMPLEMENTASI

3.1 Implementasi Proyek Recrutmen Merchant

a. Profil Merchant Kedai Kobut


Dikalangan anak muda dan orang dewasa, ada yang mengatakan bahwa”kalau belom ngopi
dicafe atau kedai,kreativitas dan ide gak akan muncul”. Dan filosofi tersebut dapat
dibenarkan. Awal mula berdirinya bisni kedai kopi lobut ini adalah berawal dari pemilik
usaha yang gemar nongkrong dan akhirnya memiliki ide untuk membuka kedai kobut yang
saat ini menjadi kedai yang banyak di gemari oleh kalangan-kalangan anak muda bahkan
dewasa. Yang menjadi pembeda dari kedai kobut ini adalah dari segi cita rasa dan menunya.
Kedai kobut sudah beroperasi sekitar 4 tahun sejak berdiri pada tahun 2018 lalu. Dari segi
pemasaran dan bagaimana cara pemilik kedai kobut ini selalui ramai peminatnya ada
sistematika dari penjualan tersebut :

b. Segmentasi Konsumen
SasaranTarget pemasaran yang akan dituju adalah :
1. Kalangan remaja SMA
2. Mahasiswa
3. Anak-anak muda
4. Masyarakat umum

c. Value Proposis
 Harga minuman yang ditawarkan beragam dan terjangkau untuk dikalangan
masyarakat umum bahkan kalangan-kalangan muda, mahasiswa, dan
masyarakat sekalipun.
 Makanan dan Minuman yang ditawarkan berbagai varian rasa dan menu
makanan yang membuat konsumen tertarik untuk mencoba,agar konsumen
tidak ragu untuk berkunjung kembali merchant sangat menjaga kualitas rasa
dan tidak mengurangi jumlah takaran bahan yang digunakan.
 Tempat yang disediakan merchant bersih, nyaman, cocok untuk berkumpul
dengan teman-teman.
d. Channel
Waktu awal kedai kobut beroperasi mereka sempat bekerja sama dengan Go-
food maupun Grab-food, tetapi karena mereka sempat tutup waktu awal pandemi
jadi mereka pun tidak melanjutkan bekerja sama dengan Go-food maupun Grab-
food. Dan sekarang channel yang digunakan merchant untuk mempromosikan
produk melalui sosial media dan pamphlet.

13
e. Customer Relationship
Kedai kobut sendiri memiliki tempat yang cukup strategis dan jarang ada tempat
untuk nongkrong di daerah tersebut, sehingga pengunjung yang datang ke kobut
setiap harinya cukup ramai, yaitu teman-teman dari owner itu sendiri. Kobut
sendiri beropresai mulai pukul 18.00 WITA. Dan dikelola oleh owner nya
langsung yaitu mas Vicky Kurniawan.
f. Menu Merchant
Pada kedai kobut juga terdapat beberapa menu makanan dan minuman. Untuk makanan
nya sendiri yaitu : ayam rempah, indomie kobut, mihun, ayam kemangi, dimsum goreng,
cireng, kentang dan tempe goreng. Dan untuk minuman di kedai kobut : kopi hitam, kopi
susu, kopi krim, kopi milo, varian choco, vanilla sundae, liquid, mailo cremy, tea creme,
air mineral, lemon tea, lexicom, lemonade, yellow submarine. Dan menu yang best seller
yaitu Kopi Kobut dan Kobut Squash.
g. Promosi
Media promosi yang digunakan oleh kedai kobut berupa instagram dan pamplet. Dan setiap
hari jumat merchant selalu mengadakan promosi jumat berkah dimana selalu ada potongan
harga untuk yang membeli pada hari jumat.

h. Konsep Food Sanitazion


Di kobut ini tentunya sangat menjaga dan memperhatikan kebersihan itu sendiri
Karena kebersihan merupakan salah satu prioritas utama untuk menjaga kualitas
kedai. Terutama kebersihan toilet dan kobut juga merupakan kedai yang beroperasi
outdor.
i. Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi kegiatan pada saat dan sesudah wawancara.

14
3.2 Implementasi Promosi Samarinada Food melalui media Informasi

a. Uraian Media Informasi yang Digunakan


Untuk mempromosikan aplikasi Samarinda Food beserta merchant yang
bersangkutan saya menggunakan media sosial Instagram.

b. Uraian Tentang Kekurangan dan Kelebihan Media Informasi yang Digunakan

A. Kekurangan Menggunakan Aplikasi Instagram


1. Konteksnya Terbatas

Akses Instagram sebenarnya begitu mudah, namun konteksnya yang


hanya memuat foto dan video membuat penggunaan Instagram tidak
dapat menjangkau ke ranah – ranah lainnya. maka anda harus benar
benar mampu membuat konten instagram yang menarik baik dengan
foto maupun video

2. Kualitas Unggahan yang Menurun

Dalam Instagram jika kita ingin memposting foto, kita hanya bisa
menggunakan skala kualitas yang kecil sehingga gambarnya tidak
begitu jelas. Begitupun dalam video, Instagram hanya menyediakan
durasi selama satu menit saja

3. Harus diupdate secara berskala

Untuk mendapatkan fitur – fitur terbaru, Instagram harus kita update


secara berskala. Rata – rata pengupdate an ini dilakukan sebulan sekali
dan tentunya membutuhkan ruang yang lebih besar pula dalam setiap
pembaharuannya.

15
B. Kelebihan Menggunakan Aplikasi Instagram
1. Mampu bersifat privasi
Jika kita menerapkan Privat Akun, maka profil Instagram kita
terkunci dan hanya bisa dilihat oleh orang – orang yang mengikuti
berdasarkan persetujuan kita sendiri
2. Memiliki Beberapa Fitur Menarik
Disamping kita bisa mengepost foto atau video yang dimiliki,
Instagram juga menyediakan berbagai macam editan serta stiker –
stiker menarik yang mampu mempercantik postingan instagram kita
nih.
3. Menyediakan Akun Bisnis
Bagi kalian yang menekuni bidang bisnis online. Tidak ada salahnya
jika menggunakan Instagram sebagai media promosi.
mulailah membangun instagram bisnis sehingga kalian akan lebih
dimudahkan dalam penjualan barangnya nanti. Hemm, menarik bukan.

c. Dokumentasi

16
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu sebagai berikut.
a. Pendampingan bisnis digital Samarinda Food pada kedai kobut belum
didapatkan secara optimal, (belum bergabung) namun akan dilakukan
kedepannya.
b. Efektivitas penggunaan jasa online delivery service pada kedai kobut dapat
terlihat optimal melalui Go-Jek, dengan fitur Go- Food. kedai kobut juga
merasakan itu merupakan salah satu alternatif dibidang teknologi terhadap upaya
promosi dan pengantaran ke para konsumen.
c. Konsep halal pada online delivery service pada produk yang ada pada kedai
kobut juga diterapkan, sesuai pada tinjauan teori. Selain itu, kedai kobut tidak
hanya memanfaatkan alternatif pengantaran online, tetapi juga konsumen
banyak yang datang ke kedai secara langsung yang berada di Jl. R. W Mongosidi
sehingga lebih banyak terjadi interaksi jual beli secara langsung, dimana akad jual
dan beli akan mudah dilakukan.

4.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari penyusunan laporan ini yaitu sebagai
berikut.
a. Sebaiknya upaya penyebarluasan e-bussiness Samarinda Food terus
digencarkan, agar usaha masyarakat terlebih dibidang makanan bisa lebih
terangkul , dan masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan pemesanan
makanan.
b. Diperlukan tinjauan secara langsung terhadap Samarinda Food terhadap usaha
kecil milik masyarakat yang bergelut pada usaha perdagangan makanan, agar
upaya promosi akan lebih mudah dilakukan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Durongrittichai, V., Piwpong, R., Kongprom, S., Cometa-manalo, R. J., & Chanburee,
S. (2020). Factors Predicting the Family Centered Care Practice of
Community Nurses. 1, 23–28.

Dyck, J., Woolverton, A., & Rangkuti, F. Y. (2012). Indonesia’s Modern Retail Food
Sector: Interaction With Changing Food Consumption and Trade Patterns.
USDA-ERS Economic Information Bulletin, 97.

Ernawanti, E., Kusnandar, F., & ... (2018). Pemenuhan Persyaratan Label Produk
Pangan yang Dijual Secara Online terhadap Peraturan Label Pangan. Jurnal
Mutu Pangan …, 5(1), 50–58.
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jmpi/article/view/26190

Iryani, H. (2019). EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI PROMOSI ONLINE


MELALUI APLIKASI GO-FOOD PADA UMKM KULINER DI KOTA
SEMARANG.

Kusumastuti, A. S., & Rahmawati, R. (2019). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad
Pada Aplikasi Go-Food di Madiun. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian
Hukum Ekonomi Islam, 4(2), 200–211.
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/al-
mustashfa/article/view/3879

Monteiro, C. . (2019). Ultra-processed foods, diet quality, and health using the NOVA
classification system. Prepared by Carlos Augusto Monteiro, Geoffrey
Cannon, Mark Lawrence, Maria Laura da Costa Louzada, and Priscila
Pereira Machado. (Issue August).

Prapti NSS, R. L., & Rahoyo, R. (2019). Dampak Bisnis Kuliner Melalui Go Food Bagi
Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Semarang. Jurnal Dinamika Sosial Budaya,
20(2), 120. https://doi.org/10.26623/jdsb.v20i2.1243

Pratami, D., & Puspita, I. A. (2015). Desain Model E-Business Aplikasi

18
Mobile (Studi Kasus: E-Makanan Padat Pendamping Asi). Jurnal Rekayasa Sistem Dan
Industri, 2(02), 70–77.

Safitri, D. (2019). Praktik Jual-Beli Makanan Online Melalui Fitur Go- Foodpada
Aplikasi Go-Jek Menurut Tokoh Muhammadiyah Dan Tokoh Al-Washliyah
Kecamatan Medan Tembung. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Setiawan, T. F., Suharjo, B., & Syamsun, M. (2019). Strategi Pemasaran Online UMKM
Makanan (Studi Kasus di Kecamatan Cibinong). MANAJEMEN IKM:
Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 13(2), 116.
https://doi.org/10.29244/mikm.13.2.116-126

Shim, J. S., Shim, S. Y., Cha, H. J., Kim, J., & Kim, H. C. (2021).
Socioeconomic characteristics and trends in the consumption of ultra- processed foods
in Korea from 2010 to 2018. Nutrients, 13(4), 1–14.
https://doi.org/10.3390/nu13041120

Suryadi, D. F., & Ilyas, M. I. F. (2018). Adopsi Online Food Delivery Service Bagi
Wirausaha Pemula. Ilmu Administrasi, Akuntansi, Bisnis, Dan Humaniora,
2018, 75–80.

Taufik, T., Masjono, A., Kurniawan, I., & Karno, K. (2020). Peranan Platform Food
Delivery Service dalam Mendukung Marketing Mix UKM di Masa New
Normal. Jurnal Pengembangan Wiraswasta, 22(02), 121.
https://doi.org/10.33370/jpw.v22i02.426

19

Anda mungkin juga menyukai