Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK RECRUTMEN DAN

PENDAMPINGAN BISNIS DIGITAL SAMARINDA FOOD PADA UMKM


SAMARINDA

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH :
AMELIA FAUZIA 2211102411154

ARFINA YUSUF 2211102411178

DEWI ULAM SARI 2211102411156

ENDA MAIMIA T.A 2211102411152

LUSMIATI 2211102411160

PENI ARI JUMAIDAH 2211102411166


RATNA EKAWATY 2211102411159
VEMYA AGUSTIARA NUR SAINI 2211102411153
PUTRI
PRODI : S1 KEPERAWATAN ALIH
JENJANG
DOSEN PENGAMPU : MUSLIMIN,M.Kom

LEMBAGA AIK & MKDU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Implementasi Proyek E-Business
Foodiemu Pada UMKM Makanan Samarinda pada Toko Taso99, EatCake.std,
DimNyum Kitchen ini tepat pada waktunya. Laporan ini guna memenuhi tugas
mata kuliah pengantar teknologi informasi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya
miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Samarinda, 18 Mei2023

1
Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Landasan Religi...................................................................................................6

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................8

1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................9

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................10

2.1 Teori Konsep E-Business...................................................................................10

2.2 Segmentasi Konsumen.......................................................................................14

2.3 Value Proposisi..................................................................................................17

2.4 Channel..............................................................................................................18

2.5 Customer Relationship.......................................................................................19

2.6 Menu Merchant..................................................................................................20

2.7 Promosi..............................................................................................................21

2.8 Konsep Food Sanitazion....................................................................................23

2.9 Konsep Halal......................................................................................................28

3
BAB III IMPLEMENTASI.........................................................................................32

3.1 Implementasi Proyak Recrutmen Merchant.......................................................32

A. Segementasi Konsumen..................................................................................32

B. Value Proposisi................................................................................................33

C. Channel............................................................................................................33

D. Customer Relationship....................................................................................33

E. Menu Merchant................................................................................................34

F. Promosi............................................................................................................35

G. Konsep Food Sanitazion..................................................................................36

H. Halal................................................................................................................37

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................44

4.1 Kesimpulan........................................................................................................44

4.2 Saran..................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................46

4
BAB I
PEND
AHUL
UAN

1.1 Latar Belakang

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan kegiatan


usaha yang mampu memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan
pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan sekaligus dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, pendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar
utama ekonomi nasional yang harus memperoleh penempatan utama,
dukungan, perlindungan dan pengembangan yang seluasluasnya sebagai
wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat,
tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) (Hariati, Ikhsan, & Nur, 2018).

Berhasil atau tidaknya suatu usaha dalam menjual barang atau jasa
tergantung dari usaha yang sungguh-sungguh dalam pemasaran. Kepuasan
terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dapat tercapai dengan adanya
kegiatan pemasaran. Untuk itu kemampuan merumuskan dan menyusun
program-program pemasaran yang tepat merupakan salah satu masalah
utama dalam menciptakan proses pertukaran antara produsen dan
konsumen. Salah satu cara untuk menuju keberhasilan kegiatan pemasaran
adalah dengan memahami perilaku konsumen dan meningkatkan kualitas

5
pelayanan agar konsumen merasa puas setelah bertransaksi. Banyak alat
komunikasi dan informasi yang digunakan dalam kegiatan dunia usaha,
seperti penggunaan telepon, fax, sms, email, website dan lain-lain.
Sehingga munculah istilah “e-commerce”.

E-Commerce adalah aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media


elektronik. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan penerapan
metode E-Commerce seperti kita tidak perlu menyediakan waktu khusus
untuk belanja dan tidak terbatas oleh jarak yang ada. E-Commerce adalah
jenis marketplace yang sangat berkembang di Indonesia. Marketplace
adalah sebuah tempat atau pasar elektronik yang melakukan kegiatan jual
dan beli suatu barang atau jasa, selain itu juga menjadi tempat favorite
produsen dalam menjual makanan dan minuman. Salah satu marketplace
yang memasarkan makanan dan minuman adalah Foodiemu.

Foodiemu adalah salah satu aplikasi pelayanan pesan antar makanan


seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood. Layanan tersebut dapat
diakses di aplikasi maupun website Foodiemu. Foodiemu ditawarkan oleh
PT. Sentra Bisnis Digital yang dirilis pada tanggal 27 januari 2022. Ada
bermacam-macam fituri yang dikelola oleh Foodiemu untuk menunjang
kebutuhan konsumen, fitur utama yang disediakan oleh foodiemu adalah
jual beli makanan dan minuman yang dilakukan secara online dimana
setiap orang bisa membuka tokonya sendiri menggunakan Foodiemu
Merchant dan mengirimkannya kepada konsumen melalui kurir yang
sudah terdaftar di Foodiemu Driver. Selain itu Foodiemu menggunakan
DoKu sebagai alat pembayaran non tunai

Dalam Islam disyariatkan untuk bisa meraih harta yang halal, harus
sesuai antara niat, proses, dan sarana yang digunakan. Dalam arti,

6
sekalipun didahului dengan niat (motif) yang baik, akan tetapi jika proses
dan sarananya yang dipakai tidak dibenarkan oleh agama Islam, maka
niscaya harta yang dihasilkan tidak akan berkah dan haramhukumnya.

Ide usaha yang tidak pernah surut dari pembeli adalah usaha
makanan (kuliner).Salah satu kunci sukses dalam usaha atau bisnis kuliner
adalah inovatif dan kreatif.Banyak pelaku usaha kuliner yang telah
membuktikannya. Ada yang merasakan keuntungan usaha cukup lama,
ada pula yang menikmati senyum bisnisnya hanya sebentar. Namun,
dengan tetap memelihara kreatifitas dan inovatif kuliner, usaha kuliner
bisadipertahankan.

1.2 Landasan Religi

Bermuamalah merupakan salah satu bentuk kemudahan bagi manusia untuk


memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan hidupnya
sehariharisebagaimanamakhluksosial. Bermuamalah sangat erat kaitannya dengan
hal berbisnis atau berniaga.Kegiatan muamalah pada dasarnya adalah boleh
dilakukan, tergantung rukun dan syarat yang nantinya dapat membuat kegiatan
tersebut menjadi sah atau batal. Selain itu, di dalam Syariat Islam terdapat ketentuan
halal dan haram, yaitu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang.Sesuai dengan
pendapat Imam Ali Karromallahu Wajhah pernahmengatakan bahwa, “Hukum
dahulu baru berbisnis”.Hal ini membuktikan bahwa sangat jelas dalam melakukan
suatu bisnis hendaknya paham terlebih dahulu dengan hukum dari bisnisnya
tersebut.Salah satu kegiatan mu‟amalah yang diperbolehkan adalah jual beli.
Jual beli diperbolehkan, sesuai dengan firman Allah Swt:

7
‫و َأ َح َّل ال َّل ُه ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم الِّر َب ا‬

Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan


riba” (Q.S al-Baqarah: 275).
Seiring perkembangan waktu dan zaman dalam hal bermuamalah di era
globalisasi sekarang ini sangat beragam cara untuk memenuhi kebutuhan
masingmasing menurut keadaan masyarakat melakukan kegiatan tersebut.
Berbagai macam cara praktek bermu‟amalah yang ada di dalam masyarakat
sekarang berbeda dengan keadaan masyarakat terdahulu, misalnya jual beli.

Dimana sekarang ini praktek jual beli sudah beragan cara seperti, jual beli
melalui internet, jual beli lelang, jual beli utang-piutang, dan lain-lainnya. Dalam
mengkonsumsi makanan, kita jelas harus mengikuti aturan yang telah di tentukan
oleh syariat.

Diantara aturan ini adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah
swt surat Al-Baqarah ayat 168:

‫َي ا َأ ُّي َه ا ال َّن اُس ُك ُل وا ِم َّم ا ِف ي ا َأْل ْر ِض َح اَل اًل َط ِّيًبا َو اَل َت َّت ِب ُع وا ُخ ُط َو ا ِت ال َّش ْي َط ا ِن ۚ ِإ َّن ُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُم ِب ي ٌن‬

Artinya:“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumidan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya,setan itu musuh yang nyata bagimu”.

Dalam Islam disyariatkan untuk bisa meraih harta yang halal, harus sesuai
antara niat, proses, dan sarana yang digunakan. Dalam arti, sekalipun didahului
dengan niat (motif) yang baik, akan tetapi jika proses dan sarananya yang dipakai
tidak dibenarkan oleh agama Islam, maka niscaya harta yang dihasilkan tidak

8
akan berkah dan haramhukumnya.

Ide usaha yang tidak pernah surut dari pembeli adalah usaha makanan
(kuliner).Salah satu kunci sukses dalam usaha atau bisnis kuliner adalah inovatif
dan kreatif.Banyak pelaku usaha kuliner yang telah membuktikannya. Ada yang
merasakan keuntungan usaha cukup lama, ada pula yang menikmati senyum
bisnisnya hanya sebentar. Namun, dengan tetap memelihara kreatifitas dan
inovatif kuliner, usaha kuliner bisa dipertahankan.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Menjelaskan tentang aplikasi Foodiemu.


2. Menjelaskan tentang Teori Konsep E-BUSINESS.
3. Menjelaskan tentang Segmentasi Konsumen pada Toko Taso99,
EatCake.std, DimNyum Kitchen.
4. Menjelaskan tentang Value dan Channel pada Toko Taso99, EatCake.std,
DimNyum Kitchen
5. Menjelaskan tentang Customer Relationship , Menu Merchant, dan
tentang Promosi pada Toko Taso99, EatCake.std, DimNyum Kitchen
6. Menjelaskan tentang Konsep food Sanitazion, dan tentang Konsep Halal
pada Toko Taso99, EatCake.std, DimNyum Kitchen

1.4 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat serta hubungan baik


yang dijalani dengan konsumen.
2 Dapat mengetahui cara merumuskan dan menyusun program-program

9
pemasaran yang tepat merupakan salah satu masalah utama dalam
menciptakan proses pertukaran antara produsen dan konsumen.
3 Dapat membuka wawasan bagi pembaca tentang bagaimana
menjalankan usaha dengan baik.

10
BAB II

TINJA
UAN TEORI
2.1 Teori Konsep E-Bisnis

Peningkatan kompetisi bisnis yang dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini
seiring dengan tuntutan konsumen dan mitra bisnis yang semakin cerdas dan
beragam, menuntut entitas bisnis seperti perusahaan untuk mampu memberikan
produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat, lebih responsif, dan lebih kolaboratif
di antara konsumen, karyawan, mitra, maupun pemasok melalui pemanfaatan
teknologi e- business (Belew, 2020; Maingret, 2021; Baltzan, 2019; Alghamdi, 2011;
Owens, 2006; Watt, 2002).

E-business merupakan pengelolaan dan pemberdayaan seluruh aktivitas


proses bisnis dengan menggunakan memanfaatkan internet, intranet, ekstranet dan
jaringan lainnya baik dengan pihak internal (karyawan) maupun dengan pihak
eksternal (konsumen, pelanggan, mitra bisnis, pemasok, serta pemangku kepentingan
lainnya) dari suatu organisasi bisnis. Layanan yang disediakan oleh e-business
meliputi direktori bisnis elektronik, transaksi elektronik, katalog elektronik,
pengadaan produk dan layanan elektronik (Wardhana, et al., 2022; Miles, 2021;
Laudon dan Trave, 2021; Jelassi dan Martínez-López, 2020; Chaffey, Hemphill,
Edmundson- Bird, 2019; Kütz, 2016; Combe, 2012; Jackson, Harris, Eckersley,
2003).

Pemanfatan e-business bagi entitas bisnis pada era digital saat ini menurut
Wardhana, et al., (2022) yaitu:

11
1. Jangkauan pasar yang jauh lebih luas di seluruh dunia
2. Semakin murahnya biaya operasional dan juga biaya transaksi
3. Penggunaan automatic multipayment system untuk transaksi produk dan
layanan
4. Harga menjadi lebih terbuka dan lebih transparan
5. Memberikan nilai tambah terhadap produk dan layanan yang lebih cepat, lebih
efisien, lebih responsif, dan lebih murah
6. Memberikan kemudahan akses ke pasar global bagi seluruh sektor bisnis

Konsep e-business menghasilkan sembilan kuadran dapat dijelaskan menurut


sebagai berikut (Wardhana, et al., 2022, Chaffey, Hemphill, Edmundson-Bird, 2019;
Aithal, 2016; Al-Debi, El-Haddadeh, Avison, 2008

1. Consumer-to-Consumer (C2C) adalah hubungan transaksi bisnis peer-to-peer


antara konsumen yang bertindak sebagai penjual produk dan layanan secara
online.
2. Consumer-to-Business (C2B) adalah hubungan transaksi bisnis secara online
di mana konsumen bertindak sebagai pemasok informasi kepada bisnis
(perusahaan) mengenai pengalaman mereka atas produk atau layanan yang
diberikan oleh bisnis (perusahaan).
3. Consumer-to-Goverment (C2G) adalah hubungan transaksi bisnis di mana
konsumen yang bertindak sebagai warga negara sebagai pemasok informasi
kepada pemerintah seperti pembayaran pajak kendaraan bermotor secara
online, pembayaran listrik dan telepon secara online, dan lain sebagainya.
4. Business-to-Customer (B2C), adalah hubungan transaksi bisnis di mana bisnis
(perusahaan) menjual produk dan layanan kepada konsumen mereka secara
online
5. Business-to-Business (B2B) adalah adalah hubungan transaksi bisnis secara
online untuk pembelian baku), dan barang jadi sebagai hasil manufaktur yang

12
dibutuhkan oleh bisnis (perusahaan) lainnya guna memenuhi kepentingan
proses produksi atas produk dan layanan mereka.
6. Business-to-Government (B2G) adalah hubungan transaksi bisnis secara
online di mana bisnis (perusahaan) memberikan informasi kepada pemerintah
seperti masukan kepada pemerintah melalui asosiasi pengusaha
7. Government-to-Customer (G2C) adalah hubungan transaksi bisnis secara
online di mana pemerintah memberikan produk dan layanan kepada
konsumen yang bertindak sebagai warga negara seperti pemberian vaksin
guna melindungi konsumen dari ancaman penyakit tertentu.
8. Government-to-Business (G2B) adalah hubungan transaksi bisnis secara
online di mana pemerintah memberikan produk dan layanan kepada bisnis
(perusahaan) guna meningkatkan performansi bisnisnya seperti pemberian
keringanan atau penundaan pembayaran pajak, pemberian undangan kepada
bisnis (perusahaan) dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, dan
lain sebagainya
9. Government-to-Government (G2G) adalah hubungan transaksi bisnis secara
online di mana atas produk dan layanan yang dibutuhkan oleh pemerintah
suatu negara kepada pemerintah negara lainnya guna memenuhi kebutuhan
rakyatnya seperti pemerintah ndonesia mengimpor beras dari Vietnam,
pemerintah Indonesia mengekspor batu bara ke India dan China, dan lain
sebagainya.

2.2 Segmentasi Konsumen

Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis. Pelanggan merupakan


sumber keuntungan dimana tidak ada perusahaan yang mampu bertahan lama tanpa
adanya pelanggan. Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan
pelanggan mereka dalam segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan,
prilaku, maupun atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu

13
ataupun beberapa segmen pelanggan, baik besar maupun kecil. Suatu organisasi
haruslah memutuskan segmen mana yang akan dilayani dan segmen lainnya yang
akan diabaikan. Setelah itu, barulah sebuah organisasi dapat merancang model bisnis
dengan pemahaman yang tepat akan kebutuhan spesifik pelanggan yang akan di
layani. Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau
organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.

Adanya kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar


merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan oleh perushaan. Identifikasi
luas dan ukuran terhadap segmentasi pasar yang ada maka tahapan selanjutnya
menentukan pasar sasaran. Ditentukannya pasar sasaran bertujuan untuk memilih
pasar mana yang akan dilayani diikuti dengan pengembangan daya Tarik dan ukuran
segmentasi pasar mana yang diinginkan.

Dengan adanya kegiatan manajemen ini merupakan peran penting guna


memperoleh laba yang optimal dan juga merupakan penunjang langsung dalam biaya
tertentu. Terdapatnya segmentasi ini juga bertujuan meningkatkan omset penjualan .
Dengan cara memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat dan bagaimana memenuhi
selera serta kebutuhan konsumen merupakan cara untuk mencapai penjualan secara
maksimal. Dalam hal lainnya, tujuan dari segmentasi pasar ini berguna untuk
mengetahui permintaan dan kebutuhan dari masing-masing pasar sehingga
perusahaan bisa menetapkan prioritas dan focus dalam melayani pasar.

Secara umum segmentasi pasar dibedakan berdasarkan karakter pelanggan


guna membedakan pasar yang digolongkan dalam 4 (empat) tipe : geografis,
demografis, psikografis dan tingkah laku. Segmentasi pasar berdasarkan geografis
merupakan cara perusahaan memberikan pelayanan secara maksimal yang
pemasarannya memfokuskan terhadap suatu wilayah. Segmentasi pasar berdasarkan
demografis bertujuan untuk melihat beberapa aspek yang terdiri dari usia, jenis

14
kelamin / gender , pekerjaan , Pendidikan, dan lainnya . Perusahaan sering
menerapkan segmentasi ini dalam mementukan strategi pemasaran dalam bentuk
produk atau jasa yang ditawarkan. Segmentasi berdasarkan psikografis yang
membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan life style, pendapat, karakterisitik
kelas sosial, minat maupun kepribadian . Sedangkan segmentasi pasar dari segi
tingkah laku mengelompokkan pasar berdasarkan sikap, pengetahuan, ataupun
penilaian terhadap suatu produk.

Menurut teori Osterwalder dan Pigneur dalam bukunya Business Model


Generation terdapat beberapa jenis segmen pelanggan yang berbeda:

1. Pasar Massa

Model bisnis yang berfokus pada pasar massa tidak membedakan antara
berbagai segmen pelanggan yang berbeda. Proposisi nilai, saluran distribusi
dan hubungan pelanggan berfokus pada satu kelompok besar pelanggan yang
sebagian besar memiliki kebutuhan dan masalah yang sama.

2. Pasar Ceruk

Segmen pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi merupakan target model


bisnis pasar ceruk. Proposisi nilai, saluran distribusi dan hubungan pelanggan
dibuat khusus untuk kebutuhan spesifik dari pasar ceruk. Model bisnis
semacam ini banyak ditemukan dalam hubungan pemasok dan pembeli.

3. Tersegmentasi

Beberapa model bisnis membedakan segmen pasar berdasarkan kebutuhan


dan masalahnya masing-masing. Terkadang kondisi kedua segmen memiliki
kebutuhan dan masalah yang serupa namun bervariasi. Kondisi ini

15
memengaruhi blok bangunan lain model bisnis seperti proposisi nilai, saluran
distribusi, hubungan pelanggan dan lainnya.

4. Terdiversifikasi

Organisasi dengan model bisnis ini melayani dua segmen pelanggan sekaligus
yang sama sekali tikdak terkait satu sama lainnya dengan kebutuhan dan
masalah yang sangat berbeda. .

5. Platform banyak sisi (pasar banyak sisi)

Beberapa organisasi melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling
berkaitan. Segmen yang saling berkaitan dibutuhkan untuk memutar jalannya
model bisnis.

2.3 Value Proposisi

Value Proposisi yaitu memnerikan nilai-nilai yang bernilai bagi pelanggan


yang akan menjadi pembeda dengan pesaing. Nilai merupakan perbandingan antara
nilai yang diperoleh pelanggan dengan biaya. Semakin besar nilai perusahaan dimata
pelanggan maka perusahaan akan selalu menjadi pilihan pelanggan dan hal ini akan
menjadi keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan.

Berikut 11 elemen tentang value proposition yang dapat berkontribusi pada


penciptaan nilai pelanggan :

1. Newness, sebuah produk baru yang diciptakan yang belum pernah ada
sebelumnya dan memiliki keunikan.
2. Performance, bagaimana meningkatkan kinerja suatu produk atau layanan
yang ditawarkan.

16
3. Customization, bagaimana perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan pelanggannya agar mendapat nilai lebih.
4. Getting the Job Done, bagaimana produk atau jasa berfungsi membantu
pelanggan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
5. Design, dengan memiliki desain yang menarik maka suatu produk akan
memiliki nilai proposisi yang baik.
6. Brand/ Status, pelanggan dapat menemukan nilai suatu produk dari merek
yang telah dikenal oleh masyarakat luas.
7. Price, bagaimana harga dapat ditentukan oleh pesaingnya dan menjadi dasar
dalam menentukan harga produk barang yang ditawarkan.
8. Cost Reduction, bagaimana sebuah nilai didapat dari biaya yang dikeluarkan
oleh pelanggan dalam membeli produk atau jasa dapat dikurangi.
9. Risk Reduction, resiko yang ditimbulkan oleh produk yang ditawarkan kepada
pelanggan sangat kecil. Dengan kata lain produk yang ditawarkan memiliki
garansi jika terjadi kerusakan.
10. Accessbility, produk yang ditawarkan dapat dengan mudah digunakan atau
dapat diakses semua orang.
11. Convenient/Usability, bagaimana sebuah produk dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan bagi pelanggannya dan pelanggan tersebut merasa nyaman
akan kehadiran produk tersebut.

2.4 Channel

Penghubung antara perusahaan dan konsumen antara lain adalah saluran


komunikasi, distribusi, dan penjualan. Saluran merupakan titik sentuh pelanggan
yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami. Berikut beberapa
fungsi saluran :

1. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas jasa dan produk perusahaan.

17
2. Membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan.
3. Memungkinkan pelanggan membeli produk atau jasa yang spesifik.
4. Memberikan proposisi nilai kepada pelanggan.
5. Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan.

Pada beberapa digital channel akan lebih efektif bagi tim usaha digital. Dengan
focus pada satu provider atau channel marketing akan menghemat waktu dengan
hanya memilih channel dimana kebanyakan audiens aktif didalamnya. Digital
entepreneurship harus menentukan target sasaran sebagai konsumen. Jika ingin
meraih audiens yang masih muda, maka dapat menggunakan channel media sosial
seperti Instagram, facebook atau media sosial yang popular dikalangan konsumen
muda.

2.5 Customer Relationship

Customer Relationship Management merupakan bagian dari management


hubungan dengan melakukan klasifikasi pelanggan, menciptakan pelanggan yamg
menguntukkan dan retensi pelanggan. Customer Relationship Management dianggap
sebagai cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dan kinerja perusahaan. CRM
merupakan suatu pendekatan baru dalam mengelola dalam hubungan dengan
pelanggan dalam level bisnis sehingga dapat memaksimumkan komunikasi dan
pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda. Pendekatan ini
memungkinakan perusahaan untuk mempertahakan pelanggan dan memberikan nilai
tambah secara terus-menerus kepada pelanggan .

Keuntungan langsung bukanlah tujuan dari CRM, namun berkaitan dengan


penciptaan lifetime value dari pelanggan, seperti pembelian yang akan dilakukan
dimasa depan, word of mouth positif yang akan dihasilkan atas nama perusahaan dan
loyalitas yang akan ditunjukkan terhadap merek perusahaan. CRM yang efektif
memungkinkan perushaan untuk berkolaborasi dengan pelanggan untuk

18
menginformasikan strategi bisnis secara keseluruhan, mendorong proses bisnis,
mendukung pengembangan merek, dan memaksimalkan keuntungan finansial yang
didapatkan dari sebuah investasi.

2.6 Menu Merchant

Menu adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai makanan yang
disajikan pada waktu tertentu. Menu dapat terdiri dari satu item yang dijelaskan
secara lengkap atau sebagian pada menu, dan juga dapat mencakup item untuk
sarapan, makan siang, makan malam, atau bahkan sepanjang hari tanpa makanan apa
pun selain makanan ringan. Merchant adalah orang, kelompok, atau organisasi yang
memiliki pengalaman menjual barang dan jasa dan memiliki toko nyata, model bisnis
fisik, atau toko internet. Sistem pembayaran yang aman inilah yang membedakan
merchant dengan toko lainnya. Biasanya, merchant dan bank bekerja sama untuk
menyediakan layanan pembayaran melalui bank e-money yang aman.

Tugas dari sebuah pemasaran sebenarnya bukanlah mencari pelanggan yang


tepat untuk suatu produk, melainkan menemukan produk yang tepat untuk pelanggan,
menurut Kotler dan Keller dalam Bob Sabran (2009:20). Sehingga diharapkan dengan
penyajian menu makanan dan minuman yang bervariasi akan dapat memenuhi
keinginan para konsumen yang masing-masing memiliki perbedaan dalam hal selera
dan kesukaan bentuk atau rasa.

Variasi menu makanan indonesia umumnya indikator tentang variasi makanan


sebagai berikut:

1. Jenis pilihan menu makanan dan minuman


2. Rasa makanan dan minuman
3. Ukuran porsi makanan dan minuman.

19
2.7 Promosi

Promosi atau iklan adalah semua bentuk penyajian komunikasi non personal
tentang ide, produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan maksud
untuk mempengaruhi konsumen agar ada keinginan membeli produk yang
ditawarkan. Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumen
cenderung lebih mereaksi iklan yang menyenangkan yang dapat menunjukkan
bahwa produk yang diiklankan adalah produk yang benar-benar unggul.
Periklanan dapat meningkatkan kemungkinan munculnya suatu merek,
memperpanjang jangka waktu untuk mengambil tindakan terhadap merek
tertentu, dan mencegah pembelian yang sulit diatur. Pengiklan menggunakan
merek untuk mendorong kecenderungan pembelian berulang. Pengiklan
berinteraksi dengan pengalaman masa lalu.
Promosi atau iklan mampu menciptakan daya tarik yang dapat membuat
produk yang diiklankan menjadi menarik bagi konsumen.Suatu iklan memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:

1. Public Presentation, maksudnya iklan memungkinkan setiap orang menerima


pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2. Pervasivaness, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk
memantapkan penerimaan informasi.
3. Amplifed Expresiveness, maksudnya iklan mampu mendramatisasi
perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan
mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, maksudnya iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk
memperhatikan dan menanggapinya karena merupakan komunikasi satu arah.

Tujuan Promosi atau iklan adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan pengenalan produk baru atau merek.

20
2. Memberi informasi terhadap konsumen tentang keistimewaan dan keuntungan

atas produk atau merek.

3. Menciptakan persepsi yang baik terhadap produk atau merek.


4. Menciptakan pilihan atas produk atau merek.
5. Membujuk konsumen untuk membeli produk atau merek.

2.8 Konsep Food Sanitazion

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan


kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat mengganggu yaitu mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, dan mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli.
Prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian
terhadap tempat/bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan.
Higiene sanitasi makanan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat,
peralatan, orang dan bahan makanan yang dapat atau mungkin menimbulkan
gangguan kesehatan, penyakit atau keracunan makanan.
Terdapat 4 (empat) aspek pokok higiene sanitasi makanan dan minuman
yang berpengaruh terhadap makanan, yaitu :
1. Kontaminasi (pencemaran)
Kontaminasi adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak

21
dikehendaki atau diinginkan.
2. Keracunan
Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya akibat mengonsumsi makanan yang tidak
higienis. Makanan yang menjadi penyebab keracunan umumnya telah
terkontaminasi oleh unsur-unsur fisika, mikroba, kimia dalam dosis yang
membahayakan. Keracunan dapat terjadi karena :
a. Bahan makanan alami yaitu makanan yang secara alami telah
mengandung racun, contoh jamur beracun, umbi gadung, dan lain-lain.
b. Infeksi mikroba yaitu bakteri pada makanan yang masuk ke dalam tubuh
dalam jumlah besar (infektif) dan menimbulkan penyakit pada saluran
cerna, misal kolera, diare, disentri.
c. Racun/toksin mikroba yaitu racun atau toksin yang dihasilkan oleh
mikroba dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang
membahayakan (lethal dose).
d. Zat kimia, yaitu bahan berbahaya dalam makanan yang masuk ke dalam
tubuh dalam jumlah membahayakan. Contoh residu pestisida pada sayuran
dan buah, merkuri pada ikan laut.
e. Alergi, yaitu bahan allergen di dalam makanan yang dapat menimbulkan
reaksi sensitive kepada orang-orang yang rentan seperti histamine pada
beberapa ikan laut, bumbu masak dan sebagainya.
3. Pembusukan
Pembusukan adalah proses perubahan komposisi makanan baik sebagian atau
keseluruhan pada makanan dari keadaan yang normal menjadi keadaan yang
tidak normal. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang tidak dikehendaki
sebagai akibat pematangan alam, kontaminasi, sengaja dipelihara (fermentasi)
atau karena sebab lain. Pembusukan dapat terjadi :

22
a. Fisika yaitu pembusukan makanan karena kekurangan air (layu,
mengkerut) karena benturan/tekanan atau diganggu hewan/serangga
(terdapat lubang, bekas gigitan).
b. Enzim yaitu pembusukan akibat aktivitas zat kimia pada proses
pematangan buah-buahan sehingga makanan menjadi rusak karena terlalu
matang. Contoh : enzim amilase pemecah tepung, enzim protease
pemecah protein, enzim protease pemecah protein.
c. Mikroba, yaitu bakteri atau cendawan yang tumbuh dan berkembang biak
di dalam makanan serta merusak komposisi makanan. Hal ini
menyebabkan makanan menjadi lebih cepat basi, berubah rasa, aroma atau
warnanya.
4. Pemalsuan
Pemalsuan adalah upaya merubah tampilan makanan dengan cara menambah
atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuan meningkatkan
tampilan makanan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
yang akibatnya akan berakibat buruk kepada konsumen. Berikut adalah
contoh pemalsuan yang banyak terjadi :
a. Zat warna kain, yaitu penambahan bahan yang dapat memberikan
tampilan makanan yang lebih menarik dengan zat warna tertentu yang
dilarang untuk makanan. Contoh : rhodamin B, sunset yellow dan lain-
lain.
b. Zat pemanis, yaitu memberikan zat pemanis tanpa gula untuk menambah
rasa manis walaupun tidak mengandung gula, sehingga tidak
menimbulkan kalori seperti siklamat dan sakarin.
c. Bahan pengganti, yaitu penggunaan bahan makanan dengan bahan lain
yang tidak baku seperti saos tomat diganti dengan pepaya, kecap kedele
diganti dengan kecap air kelapa, dan sebagainya.

23
d. Merk/label makanan yaitu, merk, label, atau tulisan dan tanda yang
memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan kandungan isi makanan.
Contoh : keju terbuat dari tepung, daging sapi berisi babi, dan sebagainya.
e. Bahan pengawet dan pengental, yaitu bahan yang ditambahkan untuk
menjaga keawetan makanan atau tekstur dalam jumlah yang berlebihan.

Terdapat 6 (enam) prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman, yaitu


1. Prinsip I : Pemilihan Bahan Makanan
Proses pemilihan bahan makanan dilakukan sebelum pengolahan
bahan makanan. Pemilihan bahan makanan bertujuan mengindarkan
terjadinya keracunan, mempermudah penanganan dan mempertahankan
kualitas bahan makanan. Kualitas bahan makanan yang baik dapat
diketahui melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal bentuk, warna,
kesegaran, bau, dan lainnya. Bahan makanan yang baik akan
menghasilkan hasil olahan yang berkualitas baik dan sehat untuk
dikonsumsi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih bahan makanan, yaitu:
a. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang
tidak jelas.
b. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan makanan yang
akan dibeli.
c. Belilah bahan makanan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti:
rumah potong pemerintah atau tempat potong resmi yang diawasi
pemerintah, tempat pelelangan ikan resmi dan pasar bahan dengan
sistem pendingin.
d. Tidak memilih bahan makanan yang sudah kadaluwarsa.
e. Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan
racun/toksin bakteri pada makanan.
2. Prinsip II : Penyimpanan Bahan Makanan

24
Bahan makanan yang digunakan dalam proses produksi harus disimpan
dengan cara penyimpanan yang baik karena kesalahan dalam
penyimpanan dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan makanan.
Pada dasarnya, kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena :
a. Tercemar bakteri karena alam atau perlakuan manusia.
b. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan untuk proses
pematangan, seperti pada buah-buahan.
c. Kerusakan mekanis, seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain.
1) Cara Penyimpanan Bahan Makanan
Terdapat empat cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan
suhunya, yaitu :
a) Penyimpanan sejuk (cooling), merupakan suhu penyimpanan 10-
15C untuk jenis minuman, buah dan sayuran.
b) Penyimpanan dingin (chilling), merupakan suhu penyimpanan 4-
10C untuk bahan makanan berprotein yang akan segera diolah
kembali.
c) Penyimpanan dingin sekali (freezing), merupakan suhu
penyimpanan 0-4C untuk bahan berprotein yang mudah rusak
untuk jangka waktu sampai 24 jam.
d) Penyimpanan beku (frozen), merupakan suhu penyimpanan <
0C untuk bahan makanan protein yang mudah rusak untuk
jangka waktu > 24 jam.
2) Waktu dan Suhu Penyimpanan
Waktu adalah lamanya bahan makanan disimpan. Semakin lama bahan
makanan disimpan, maka risiko kerusakan akan semakin besar. Pilihan
yang lebih disarankan adalah sesingkat mungkin makanan disimpan dan
segerakan diolah (bahan) atau dikonsumsi (makanan jadi). Suhu adalah
suhu makanan yang disimpan. Semakin rendah suhu makanan maka
semakin lama pula bakteri tumbuh sehingga makanan lebih tahan lama.

25
3) Syarat-Syarat Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan yang baik memperhatikan persyaratan-
persyaratan berikut :
a) Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terjaga kebersihannya.
b) Penempatannya terpisah dari makanan jadi.
c) Bahan makanan disimpan sesuai dengan suhu dan kelembaban
penyimpanan yang dianjurkan. Kelembaban penyimpanan dalam
ruangan 80%-90%.
d) Bila bahan makanan disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak
menempel pada dinding, lantai dan langit-langit, dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Jarak makanan dengan lantai 15 cm.
(2) Jarak makanan dengan dinding 5 cm.
(3) Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm.
e) Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak
sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan
makanan.
f) Penempatan dan pengambilan bahan makanan diatur dengan sistem:
(1) First In First Out (FIFO), bahan makanan yang masuk lebih
dahulu merupakan yang pertama keluar.
(2) First Expired First Out (FEFO), bahan makanan yang masa
kadaluarsanya paling dekat terlebih dahulu harus dikeluarkan.
g) Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong sebaiknya
disimpan dengan sistem kartu dengan menyebutkan :
(1) Nama bahan
(2) Tanggal penerimaan
(3) Asal bahan
(4) Jumlah penerimaan digudang
(5) Sisa akhir di dalam kemasan

26
(6) Tanggal pemeriksaan.
3. Prinsip III : Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan
makanan mentah menjadi makanan siap santap. Prinsip pengolahan
makanan yang baik merupakan kaidah umum yang perlu diperhatikan jika
seseorang akan memproduksi makanan untuk memberikan jaminan
keamanan dan mutu produk makanan yang dihasilkannya. Cara Produksi
Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practice (GMP).
CPMB merupakan suatu prosedur yang menjelaskan bagaimana
memproduksi makanan agar aman, bermutu dan layak dikonsumsi.
Terdapat 4 (empat) komponen penting pengolahan pangan dalam CPMB,
yaitu:
a. Bangunan atau fasilitas tempat dimana pengolahan pangan dilakukan
Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan
teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap
makanan dan dapat mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dan
hewan lainnya.
b. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan pangan
Peralatan adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses
pengolahan makanan di dapur, seperti pisau, sendok, kuali, wajan,
dll. Peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan harus
memenuhi syarat aman bagi kesehatan..
c. Penjamah makanan
Penjamah makanan adalah petugas yang menjamah makanan mulai
dari mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun
dalam penyajian makanan. Hal ini dapat terjadi melalui kontak antara
penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan
konsumen yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah
yang membawa kuman.

27
Terdapat persyaratan teknis higiene dan sanitasi tenaga/karyawan
pengolah makanan menurut Permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga,
yaitu:
1) Memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan.
2) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
3) Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC,
hepatitis dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier).
4) Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan
yang berlaku.
5) Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan
cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
6) Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan
menggunakan alat :
a) Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal).
b) Penjepit makanan.
c) Sendok garpu.
7) Menggunakan Celemek/apron; tutup rambut, sepatu kedap air
untuk melindungi pencemaran terhadap makanan. Adapun
perilaku selama bekerja/mengelola makanan:
a) Tidak merokok.
b) Tidak makan atau mengunyah.
c) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak
berhias (polos).
d) Menggunakan peralatan dan fasilitas yang sesuai dengan
keperluannya.
e) Mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja dan setelah
keluar dari toilet.
f) Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.

28
g) Memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar
tempat Jasaboga. Tidak banyak berbicara dan selalu menutup
mulut pada saat batuk atau bersin dengan menjauhi makanan
atau keluar dari ruangan, sangat disarankan menggunakan
masker.
h) Tidak menyisir rambut di dekat makanan.
d. Cara pengolahan pangan & pengendaliannya
Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara
terlindung dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan.
Perlindungan kontak langsung dengan makanan matang jadi dilakukan
dengan penjepit makanan, sarung tangan, sendok, garpu dan
sejenisnya. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus
memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta
tidak makan/mengunyah.
4. Prinsip IV : Penyimpanan Makanan Masak
Penyimpanan makanan masak (jadi) harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa,
bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya
cemaran lain.
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
c. Angka kuman E. coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan.
d. Jumlah kandungan logam berat atau residu pestisida, tidak boleh
melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang
berlaku.
e. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO)
dan First Expired First Out (FEFO) yaitu makanan yang disimpan

29
terlebih dahulu dan yang mendekati masa kedaluwarsa dikonsumsi
lebih dahulu.
f. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis
makanan jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna
tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air.
g. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah.
h. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu berikut :

Tabel 2.1 Suhu Penyimpanan Makanan


Suhu Penyimpanan
Disajikan
No Jenis Makanan Akan segera Belum segera
Dalam waktu
disajikan disajikan
lama
1 Makanan kering 25-30oC
2 Makanan basah
> 60oC - 10oC
(berkuah)
3 Makanan cepat basi
> 65,5oC -5 – - 1oC
(santan, telur, susu)
4 Makanan disajikan
5- 10oC < 10oC
dingin

5. Prinsip V : Pengangkutan Makanan


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengangkutan:
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Pengangkutan menggunakan kendaraan khusus pengangkut
bahan makanan yang higienis.

30
3) Bahan makanan diperlakukan dengan baik, tidak boleh diinjak,
dibanting dan diduduki.
4) Bahan makanan seperti daging, susu cair dan sebagainya, yang
selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan dingin,
diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan
makanan tidak rusak.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Pengangkutan menggunakan kendaraan khusus pengangkut
makanan jadi/masak dan harus selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan
bertutup.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya sesuai dengan
jumlah makanan yang akan ditempatkan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan
yang mencair (kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan
diatur agar makanan tetap panas pada suhu 60C atau tetap
dingin pada suhu 40C.
6. Prinsip VI : Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.
Makanan yang disajikan harus laik santap. Makanan dapat dinyatakan laik
santap bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis. Di
samping itu, juga uji laboratorium yang dilakukan secara insidental bila
ada kecurigaan. Uji organoleptik, seperti juga pada bahan makanan yaitu
memeriksa makanan dengan cara meneliti dengan menggunakan lima
indera manusia, yaitu: melihat (penampilan), meraba (tekstur,
keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misalnya telur) dan
menjilat (rasa). Bila secara organoleptik baik, barulah makanan disajikan.

31
Sementara itu, uji biologis biasanya khusus dilakukan untuk sajian orang-
orang sangat penting (VVIP) seperti Kepala Negara/Pemerintahan.
Sebelum makanan disantap harus diuji dulu oleh petugas uji dengan cara
memakannya secara sempurna. Jika dalam waktu 2 jam tidak terjadi
tanda-tanda kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman. Dalam
pelaksanaannya, uji organoleptik dan uji biologis dapat dilakukan tanpa
menunggu waktu penyajian. Yang dimaksud uji laboratorium yaitu
pemeriksaan kualitas makanan dengan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui tingkat cemaran makanan. Dalam penyajian makanan,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah masing - masing dan
diusahakan tertutup. Hal ini bertujuan agar makanan tidak
terkontaminasi silang bila satu makanan tercemar, yang lain dapat
diamankan serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan
tingkat kerawanan makanan.
b. Penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi (misal kuah
sup, saus, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan. Hal
ini bertujuan agar menghindari makanan mudah menjadi basi.
c. Setiap bahan yang disajikan dalam penyajian adalah merupakan
bahan makanan yang dapat dimakan (prinsip edible part). Hindari
pemakaian bahan yang dapat berbahaya seperti tusuk gigi atau bunga
plastik. Bahan yang tidak untuk dimakan harus segera dibersihkan
dari tempat penyajian ketika acara makan dimulai. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kecelakaan atau gangguan akibat salah makan.
d. Makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama, seperti makanan
dalam dos atau rantang harus dipisah agar tidak saling mencampur.
Tujuan untuk mencegah kontaminasi silang.
e. Prinsip panas yaitu setiap penyajian makanan yang disajikan panas
diusahakan tetap dalam keadaan panas seperti soup, soto, rawon dan

32
sebagainya. Perhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan dalam
food warmer. Suhu makanan harus masih berada di atas 60 oC. Suhu
penyajian makanan yang sesuai dapat mencegah pertumbuhan bakteri
dan meningkatkan selera. Bain marie adalah alat terbaik untuk
mempertahankan suhu penyajian. Bain marrie merupakan mesin
penghangat makanan.
f. Setiap peralatan yang digunakan seperti wadah dan tutup, dus dan
piring gelas /mangkok harus bersih dan baik. Bersih artinya telah
dicuci dengan cara higiene, baik artinya : utuh, tidak rusak atau cacat
atau bekas pakai.
g. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat
makan tidak boleh terdapat kontak langsung dengan anggota tubuh
terutama tangan dan bibir.
h. Prinsip tepat saji artinya pelaksanaan penyajian makanan harus sesuai
dengan seharusnya , yaitu :
1) Tepat menu yaitu menu yang disajikan sesuai dengan kebutuhan
klien/pasien. Menu yang disajikan harus memenuhi kesesuaian
dengan macam, jumlah dan cara penyajian yang diinginkan. Dalam
hal ini terdapat beberapa tipe dalam pemesanan menu seperti :
a) Konsumen sepenuhnya menyerahkan pengaturan menu kepada
pengusaha/instalasi gizi untuk diatur sebaik-baiknya.
b) Konsumen menyerahkan kepada pengusaha/instalasi gizi dengan
pesanan tertentu yang harus dipenuhi.
c) Konsumen yang mengatur dan pengusaha/instalasi gizi harus
mengikutinya.
2) Tepat waktu, yaitu sesuai dengan waktu penyajian. Pesanan dapat
berupa penyajian tunggal dan penyajian berangkai. Penyajian tunggal
merupakan penyajian makanan dimana hanya ada satu peristiwa
makan saja, sedangkan penyajian berangkai misalnya penyajian

33
makanan untuk pegawai yang meliputi makan pagi, makan siang,
makan malam dan selingan sesuai dengan jadwal yang disusun.
3) Tepat tata hidang yaitu cara penyajian sesuai dengan pesanan.
Pesanan dengan prasmanan harus disajikan dengan cara prasmanan,
tidak dalam dos atau rantang.
4) Tepat volume yaitu jumlah yang disajikan sesuai jumlahnya dengan
pesanan. Perlu disediakan cadangan makanan untuk mencegah hal
yang tidak dikehendaki. Prinsip jangan sampai ada tamu/pasien yang
tidak kebagian makanan. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah
citra buruk perusahaan/rumah sakit/Instalasi Gizi, dimana wajib
mengambil kebijaksanaan dengan memperhitungkan harga atas
kemungkinan tersebut sekitar lebih kurang 10 %.

2.9 Konsep Halal


Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pemeluk agama Islam
terbesar di dunia, saat ini terdapat lebih dari 207 juta muslim terbesar di hampir
seluruh daerah di Indonesia dengan presentase 87,2% (Portal Informasi
Indonesia, 2017). Dengan jumlah penduduk muslim yang begitu banyak, maka
konsumsi industri halal makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, fashion, dan
gaya hidup juga sangat besar. Hal ini dipicu oleh ajaran agama Islam yang
menganjurkan setiap muslim untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang
halal serta baik kualitasnya. Halal dapat didefinisikan sebagai objek atau kegiatan
yang diizinkan untuk menggunakan atau dilaksanakan dalam agama islam. Suatu
makanan dan minuman tidak hanya halal, tetapi harus thayyib apakah layak
dikonsumsi atau tidak bermanfaatkah bagi kesehatan. Halal sebagai salah satu
dari lima hukum, yaitu fardhu (wajib), mustahab (disarankan), halal
(diperbolehkan), makruh (dibenci), dan haram (dilarang) (Parwarti, 2021).
Berikut berbagai aturan tentang kehalalan dan keharaman suatu produk (Nur,
2021) :

34
1. Segala sesuatu pada dasarnya adalah diperbolehkan, dengan beberapa
pengecualian yang dilarang secara khusus.
2. Mengahalalkan dan mengharamkan suatu produk apapun merupakan hak
Allah SWT semata.
3. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram serupa dengan
syirik (mensekutukan Allah SWT).
4. Alasan mendasar diharamkannya segala sesuatu adalah timbulnya keburukan
dan bahaya.
5. Pada yang halal terdapat sesuatu yang bisa menghindarkan dari yang haram.
Allah SWT hanya melarang segala sesuatu yang diperlukan dengan
menggantinya dengan sesuatu pilihan yang lebih baik.
6. Apapun yang membawa ke produk non-halal adalah tidak diperbolehkan.
7. Bersiasat atas produk yang non-halal adalah tidak dibenarkan.
8. Niat yang baik tidak dapat membenarkan yang haram.
9. Menjauhkan diri dari sesuatu atau produk yang syubhat (meragukan) adalah
dianjurkan karena takut terjatuh pada produk yang non-halal.
10. Tidak ada memilah-milah terhadap suatu produk non halal.

Sedangkan menurut UU JPH, produk halal adalah produk yang telah


dinyatakan halal sesuai syariat Islam dan jaminan produk halal adalah kepastian
hukum terhadap kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal.
Sedangkan di dalam Al-Qurán ditegaskan bahwa makanan dan minuman yang
diharamkan adalah bangkai, darah, babi, dan daging hewan yang disembelih
dengan menyebut nama selain Allah SWT, serta Khamr atau minuman yang
memabukkan. Jadi secara umum dapat diartikan bahwa produk halal adalah
produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat Islam (Nur, 2021),
yaitu :
1. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.

35
2. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti bahan-bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran, dan lain sebagainya.
3. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata
cara syariat Islam.
4. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, dan
transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan
untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan tata cara yang diatur dalam syariat Islam.
5. Semua makanan yang tidak mengandung khamr.

Sertifikasi halal merupakan jaminan keamanan bagi seorang konsumen


muslim untuk dapat memilih makanan yang baik dan sesuai dengan aturan
agama. Produk makanan yang memiliki sertifikasi halal adalah produk yang
proses pengolahannya memenuhi standar dalam keamanan dan kebersihannya.
Sertifikasi halal melibatkan 3 pihak, yaitu BPJPH (Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal), LPPOM MUI sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH),
dan MUI. BPJPH melaksanakan penyelenggaraan jaminan produk halal. LPPOM
MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia) melakukan pemeriksaan kecukupan dokumen, penjadwalan audit,
Pelaksanaan audit, pelaksanaan rapat auditor, penerbitan audit memorandum,
penyampaian berita acara hasil audit pada rapat Komisi Fatwa MUI. MUI
melalui Komisi Fatwa menetapkan kehalalan berdasarkan hasil audit dan
menerbitkan Ketetapan Halal MUI.
Ada persyaratan yang ditetapkan oleh LPPOM MUI untuk memperoleh
sertifikasi halal suatu produk yaitu HAS 23000. Terdapat 11 kriteria SJH yang
dicakup dalam HAS 23000. Seluruh kriteria tersebut wajib dipenuhi oleh
perusahaan yang ingin memperoleh sertifikat halal untuk produknya. Berikut ini
adalah 11 kriteria SJH:
1. Kebijakan Halal

36
Kebijakan halal yaitu komitmen tertulis untuk menghasilkan produk
halal secara konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaan.
2. Tim Manajemen Halal
Tim manajemen halal yaitu sekelompok orang yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan, implementasi, dan perbaikan.
3. Pelatihan
Kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk
mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan. Pelatihan (internal atau
eksternal) dilaksanakan secara terjadwal minimal setahun sekali atau lebih
sering jika diperlukan.
4. Bahan
Bahan mencakup bahan baku (raw material), bahan tambahan (additive),
& bahan penolong (processing aid). Semua bahan harus memenuhi
ketentuan Halal. Bahan-bahan tersebut adalah:
a. Bahan bukan dari babi dan tidak mengandung bahan dari babi dan
turunannya.
b. Bahan bukan khamr (minuman beralkohol) dan tidak mengandung
khamr dan turunannya yang diperoleh melalui pemisahan secara fisik.
c. Bahan bukan darah, bangkai, dan bagian dari tubuh manusia dan tida
mengandung darah, bangkai dan bagian dan bagian dari tubuh manusia.
d. Bahan tidak diproduksi dari fasilitas yang dipergunakan untuk produk
yang menggunakan babi atau turunannya.
e. Bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan najis.
f. Untuk sesuai syariat Islam (dibuktikan dengan sertifikat halalyang valid).
g. Perusahaan bahan turunan hewani (harus dari hewan halal yang
disembelih harus menjamin semua bahan yang digunakan adalah halal.
5. Produk
Semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh perusahaan
maupun menu yang dibeli dari pihak lain atau menu konsinyasi (titipan)

37
harus bersertifikasi halal dan merk/nama produk yang didaftarkan tidak
boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan.
6. Fasilitas Produksi
Semua fasilitas produksi harus didaftarkan dalam aplikasi sertifikasi.
Fasilitas produksi yang pernah digunakan untuk menghasilkan produk yang
mengandung babi dan turunannya, jika akan digunakan untuk menghasilkan
produk halal, maka dicuci tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan
tanah atau bahan lain yang mempunyai kemampuan menghilangkan rasa,
bau, dan warna. Produksi halal hanya diperbolehkan di fasilitas produksi
yang memenuhi kriteria.
7. Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
Prosedur tertulis aktivitas kritis adalah seperangkat tata cara kerja yang
dibakukan untuk mengendalikan aktivitas kritis. Kriteria kecukupan
prosedur adalah seleksi bahan, pembelian bahan pengembangan produk
baru, pemeriksaan bahan datang, produksi, pencucian fasilitas dan peralatan
pembantu, penyimpanan bahan & produk, dan transportasi.
8. Kemampuan Telusur
Kemampuan telusur adalah kemampuan telusur menu yang dijual
berasal dari bahan yang memenuhi kriteria dan sudah disetujui LPPOM MUI
atau tercantum dalam daftar bahan LPPOM MUI.
9. Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menangani
produk yang tidak memenuhi kriteria, yaitu dengan tidak menjual ke
konsumen yang mempersyaratkan produk halal dan jika terlanjur dijual
maka produk tersebut harus ditarik kembali.
10. Audit Internal
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal
pelaksanaan sistem jaminan halal. Audit dilakukan setidaknya 6 bulan sekali
dan dilaksanakan oleh auditor halal internal yang kompeten dan independen.

38
Hasil audit akan disampaikan ke LPPOM MUI dama bentuk laporan berkala.
11. Kaji Ulang Manajemen
Kaji ulang manajemen adalah kajian yang dilakukan oleh manajemen
puncak atau wakilnya dengan tujuan untuk menilai efektifitas penerapan SJH
dan merumuskan perbaikan berkelanjutan. Hasil evaluasi harus disampaikan
kepada pihak yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas LPPOM MUI.
Kaji ulang manajemen didasarkan pada audit internal yang dilakukan oleh
tim manajemen halal dari pemilik perusahaan. Tindakan perbaikan atas kaji
ulang manajemen dilakukan dengan dua kali dalam setahun.

BAB
III
IMPLE
MENT
ASI

3.1 Implementasi Proyak Recrutmen Merchant

1. Merchant 1

A. Segementasi Konsumen

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan


peluang yang muncul di pasar (Awaluddin, 2018: 75). Pada dasarnya

39
dalam melihat pasar, pendekatan segmentasi menurut
karakteristiknya bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu static
attribute segmentation, dinamic attribute segmentation dan
individualsegmentation.

Dalam Taso99 segmen pasar yang dituju termasuk dalam


static attribute segmentation, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan
dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis
sifatnya, seperti geografis atau demografis. Segmentasi geografis
membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, provinsi, atau kota.
Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan
pendidikan. Segmentasi konsumen dari Taso99 dapat diuraikan
sebagai berikut:

1) Dilihat dari segi umur: Diperuntukkan untuk segala usia,dari


anak-anak sampai dewasa.

2) Dilihat dari segi jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan.

3) Dilihat dari segi penghasilan: Berpenghasilan bawah,


menengah, dan atas.

4) Dilihat dari segi agama: Semua agama

5) Dilihat dari kelas sosial: semua tingkat sosial


dari bawah, menengah dan atas.

B. Value Proposisi

40
Produk dan layanan yang diberikan Taso99 adalah menu
dengan kualitas bahan baku yang baik dan cita rasa yang enak
sehingga pelanggan yang menikmatinya merasa puas dan
berkeinginan untuk datang lagi lain waktu. Dalam hal untuk
meningkatkan kualitas produk, selain menjaga kualitas dan
kebersihan bahan baku, konsistensi cita rasa juga dilakukan
dengan cara menyiapkan takaran bumbu yang siap diolah
ketika ada pesanan pelanggan.Serta pilihan cita rasa tahu bakso
yaitu rasa daging ayam dan ikan bandeng yang disajikan dalam
kondisi panas,bersih dan halal.

C. Channel
Cara konsumen menikmati produk dari Taso99 adalah dengan
membeli secara langsung pada warung yang terdekat yang berlokasi
di Samarinda, tersedia di jalan Belibis atau jln AM sangaji, Pemilik
Taso99 menggunakan media sosial yaitu whatsapp, facebook,
Instagram. Serta mempermudah konsumen dalam mendapatkan
produk Taso 99 menggunakan E commerce : Gojek dan Grab food.

D. Customer Relationship
Pemilik Taso99 mempromosikan sendiri dan mengajak orang-orang
untuk mencoba makan di warungnya melalui media sosial
Instagram dan Whatsapp. Taso 99 memiliki hubungan yang kuat
dengan pelanggan karena sering memberikan promo dan even
dengan hadiah voucher gratis kepeda pelanggannya.Peluang seperti
ini dapat meningkatkan ketertarikan pelanggan dengan Taso 99.
Ditambah dengan seringnya Taso 99 membuat konten yang
menarik,sehingga menarik bagi pelanggan.

41
E. Menu Merchant

Tahu Taso99 menyajikan berbagai isi tahu yaitu:

1. Tahu bakso ayam

2. Tahu bakso ikan

F. Promosi

Pada saat di era digital seperti sekarang teknologi promosi


sangat dibutuhkan. Strategi promosi penjualan tersebut digunakan
untuk merebut konsumen di pasaran. Dengan adanya promosi
konsumen bisa mengetahui produk yang kita jual. Tidak hanya itu,
kita juga mendapatkan keuntungan dengan diadakannya promosi
tersebut. Situs promosi media social yang digunakan pada Taso99
adalah Facebook

42
G. Konsep Food Sanitazion

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kuliner

43
Taso99, penjual kuliner tersebut menggunakan bahan makanan yang
alami seperti tahu, ayam, ikan bandeng,bumbu dan rempah, serta
sumber protein pada hewani dan nabati yang semuanya berkualitas
baik serta higienis. Pemakaian bahan yang berkualitas baik tentu
berdampak pada hasil olahan makanan yang bermutu. Hasil ini
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman higiene sanitasi
makanan jajanan yang menerangkan bahwa semua bahan yang
diolah menjadi makanan jajanan harus dalam keadaan baik
mutunya, segar dan tidak busuk. Penjual tidak menggunakan bahan
olahan kemasan. Hal ini dikarenakan penjual ingin menjaga kualitas
masakan tersebut. Masakan yang diolah merupakan makanan
tradisional yang memang sejak zaman dahulu sudah ada dan
menggunakan bahan makanan yang alami. Penjual tidak perlu
menambahkan bahan tambahan makanan dan bahan makanan
olahan dalam kemasan untuk masakannya. Penjual kuliner Taso99
tidak menyimpan bahan makanan, hal ini dikarenakan penjual akan
langsung mengolah bahan tersebut saat sudah tersedia sehingga
hasil masakan yang dihasilkan berasal dari bahan yang masih segar
serta citarasamasihterjaga

H. Halal

Taso99 belum mempunyai sertifikat halal dari MUI, tetapi


setelah melakukan wawancara meninjau langsung tempat usaha
tersebut dari proses produksi, pemilihan bahan baku yang berasal
dari makanan yang halal dan tidak ada mengandung makanan yang
tidak halal. Sehingga Taso99 terjamin 100% mengandung bahan
yang halal

44
2. Merchant 2

A. Segementasi Konsumen

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan


peluang yang muncul di pasar (Awaluddin, 2018: 75). Pada dasarnya
dalam melihat pasar, pendekatan segmentasi menurut
karakteristiknya bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu static
attribute segmentation, dinamic attribute segmentation dan
individualsegmentation.

Dalam Eat Cake.std segmen pasar yang dituju termasuk


dalam static attribute segmentation, yaitu suatu pendekatan yang
dilakukan dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang
statis sifatnya, seperti geografis atau demografis. Segmentasi
geografis membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, provinsi,
atau kota. Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur,
jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan
pendidikan. Segmentasi konsumen dari Eat Cake.std dapat diuraikan
sebagai berikut:

1 Dilihat dari segi umur: Diperuntukkan untuk kalangan dewasa

2 Dilihat dari segi jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan.

3 Dilihat dari segi penghasilan: Berpenghasilan bawah,


menengah, dan atas.

4 Dilihat dari segi agama: Semua agama

5 Dilihat dari kelas sosial: semua tingkat sosial

45
dari bawah, menengah danatas.

B. Value Proposisi

Produk dan layanan yang diberikan Eat Cake.std adalah menu


dengan kualitas bahan baku yang baik dan cita rasa yang enak
sehingga pelanggan yang menikmatinya merasa puas dan
berkeinginan untuk datang lagi lain waktu. Dalam hal untuk
meningkatkan kualitas produk, selain menjaga kualitas dan
kebersihan bahan baku, konsistensi cita rasa .

C. Channel

Cara konsumen menikmati produk dari Eat Cake.std adalah dengan


membeli secara langsung pada outlet yang terdekat yang berlokasi
di Samarinda, tersedia di Jalan Marsda A Shaleh Pemilik
EatCake.stdmenggunakan media sosial yaitu Instagram dan
WhatsApp untuk mempromosikan kepada pelanggan agar lebih
meningkatkan penjualan produknya kepada pelanggan.

D. Customer Relationship

Pemilik EatCake.std mempromosikan melalui media sosial


Instagram dan Whatsapp. Hubungan dibangun melalui kesediaan
pemilik untuk mau berbicara

E. Menu Merchant

Menu EatCake.std menyajikan Birthday Cake dengan berbagai


bentuk dan varian rasa sesuai dengan pesanan Pelanggan.

F. Promosi

Pada saat di era digital seperti sekarang teknologi

46
promosi sangat dibutuhkan. Strategi promosi penjualan tersebut
digunakan untuk merebut konsumen di pasaran. Dengan adanya
promosi konsumen bisa mengetahui produk yang kita jual.
Tidak hanya itu, kita juga mendapatkan keuntungan dengan
diadakannya promosi tersebut. Situs promosi media social yang
digunakan pada Eatcake.std adalah Instagram

G. Konsep Food Sanitazion

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada EatCake,std,


penjual kuliner tersebut menggunakan bahan makanan yang seperti
pewarna makanan, perasa makanan, serta bahan baku pembuatan cake
yang semuanya berkualitas baik serta higienis. Pemakaian bahan
yang berkualitas baik tentu berdampak pada hasil olahan makanan
yang bermutu. Hasil ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman higiene
sanitasi makanan jajanan yang menerangkan bahwa semua bahan yang

47
diolah menjadi makanan jajanan harus dalam keadaan baik mutunya,
segar dan tidak busuk. Penjual jarang sekali menggunakan bahan
olahan kemasan. Hal ini dikarenakan penjual ingin menjaga kualitas
masakan tersebut.. Penjual menambahkan bahan tambahan makanan
dan bahan makanan olahan dalam kemasan untuk masakannya dalam
batas aman. Penjual kuliner Eatcake.Std menyimpan bahan baku
pembuatan cake dalam jumlah terbatasada pesanan, pemesan di
lakukan H-1 dengan tujuan menyiapkan bahan baku yang fres.

H. Halal

EatCake.Std belum mempunyai sertifikat halal dari MUI, tetapi


setelah melakukan wawancara meninjau langsung tempat usaha tersebut
dari proses produksi, pemilihan bahan baku yang berasal dari makanan
yang halal dan mengandung makanan yang tidak halal. Sehingga
EatCake,Std terjamin 100% mengandung bahan yang halal

3. Merchat 3

A. Segementasi Konsumen

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan


peluang yang muncul di pasar (Awaluddin, 2018: 75). Pada dasarnya
dalam melihat pasar, pendekatan segmentasi menurut
karakteristiknya bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu static
attribute segmentation, dinamic attribute segmentation dan
individualsegmentation.

48
Dalam Dimnyum Kitchen, segmen pasar yang dituju
termasuk dalam static attribute segmentation, yaitu suatu pendekatan
yang dilakukan dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut
yang statis sifatnya, seperti geografis atau demografis. Segmentasi
geografis membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, provinsi,
atau kota. Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur,
jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan
pendidikan. Segmentasi konsumen dari Dimnyum Kitchen dapat
diuraikan sebagai berikut:

1) Dilihat dari segi umur: Diperuntukkan untuk kalangan dewasa

2) Dilihat dari segi jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan.

3) Dilihat dari segi penghasilan: Berpenghasilan bawah,


menengah, dan atas.

4) Dilihat dari segi agama: Semua agama

5) Dilihat dari kelas sosial: semua tingkat sosial


dari bawah, menengah dan atas

B. Value Proposisi
Produk dan layanan yang diberikan Dimnyum Kitchen
adalah menu dengan kualitas bahan baku yang baik dan cita
rasa yang enak sehingga pelanggan yang menikmatinya merasa
puas dan berkeinginan untuk datang lagi lain waktu. Dalam hal
untuk meningkatkan kualitas produk, selain menjaga kualitas
dan kebersihan bahan baku, konsistensi cita rasa juga
dilakukan dengan cara menyiapkan takaran bumbu yang siap
diolah ketika ada pesanan pelanggan

C. Channel

49
Cara konsumen menikmati produk dari Dimnyum
Kitchen adalah dengan membeli secara langsung pada warung
yang terdekat yang berlokasi di Samarinda, tersedia di Jl. KH
Wahid Hasyim 2 Gg Lorong abadi Blok LA4 No50 Samarinda.
Pemilik Dimnyum Kitchen menggunakan media sosial yaitu
Facebook dan WhatsApp untuk mempromosikan kepada
pelanggan agar lebih meningkatkan penjualan serta kesadaran
akan produknya kepada pelanggan

D. Customer Relationship

Pemilik Dimnyum Kitchen mempromosikan sendiri dan


mengajak orang-orang untuk mencoba makan di warungnya
melalui media sosial Instagram dan Whatsapp.

E. Menu Merchant

Dimnyum menyajikan berbagai menu yaitu:

1. Mommy dimnyum: dimsum testur kenyal dan gurih

2. Baby dimnyum: dimsum dengan ukuran kecil

3. Veggie dimnyum: dimsum isi sayur

4. Mushroom dimnyum: dimsum isi jamur

5. Frozen dimnyum:berbagai varian dimsum frozen

50
F. Promosi

Pada saat di era digital seperti sekarang teknologi


promosi sangat dibutuhkan. Strategi promosi penjualan tersebut
digunakan untuk merebut konsumen di pasaran. Dengan adanya
promosi konsumen bisa mengetahui produk yang kita jual.
Tidak hanya itu, kita juga mendapatkan keuntungan dengan
diadakannya promosi tersebut. Situs promosi media social yang
digunakan pada Dimnyum Kitchen adalah intagram, dan
Whatsapp

51
G. Konsep Food Sanitazion

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kuliner

52
Dimnyum, penjual kuliner tersebut menggunakan bahan makanan
yang alami seperti tahu, ayam, ikan bandeng,bumbu dan rempah,
serta sumber protein pada hewani dan nabati yang semuanya
berkualitas baik serta higienis. Pemakaian bahan yang berkualitas
baik tentu berdampak pada hasil olahan makanan yang bermutu.
Hasil ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman higiene sanitasi
makanan jajanan yang menerangkan bahwa semua bahan yang
diolah menjadi makanan jajanan harus dalam keadaan baik
mutunya, segar dan tidak busuk. Penjual tidak menggunakan bahan
olahan kemasan. Hal ini dikarenakan penjual ingin menjaga kualitas
masakan tersebut. Masakan yang diolah merupakan makanan
tradisional yang memang sejak zaman dahulu sudah ada dan
menggunakan bahan makanan yang alami. Penjual tidak perlu
menambahkan bahan tambahan makanan dan bahan makanan
olahan dalam kemasan untuk masakannya. Penjual kuliner
Dimnyum tidak menyimpan bahan makanan, hal ini dikarenakan
penjual akan langsung mengolah bahan tersebut saat sudah tersedia
sehingga hasil masakan yang dihasilkan berasal dari bahan yang
masih segar serta citarasamasihterjaga

H. Halal

Dimnyum belum mempunyai sertifikat halal dari MUI,


tetapi setelah melakukan wawancara meninjau langsung tempat
usaha tersebut dari proses produksi, pemilihan bahan baku yang
berasal dari makanan yang halal dan mengandung makanan yang
tidak halal. Sehingga Dimnyum terjamin 100% mengandung bahan
yang halal

53
3.2 Implementasi promosi Samarinda Food melalui media informasi

Media informasi yang digunakan berupa platfrom social media


yang banyak digunakan di masyarakat seperti Instagram dan Facebook.
Kelebihan dengan menggunakan media informasi tersebut adanya
kemudahan promosi mengenai produk merchant yang ditawarkan
dikarenakan pengguna platform yang sudah banyak dan kemudahan dalam
mengirimkan informasi ke user lain sehingga informasi mengenai produk
yang ditawarkan juga cepat tersebar. Namun, meskipun begitu banyak
kemudahan, media informasi ini juga sering mengalami hambatan seperti
server yang buruk sehingga tidak bisa membuka aplikasi.

54
55
56
3.3 Implementasi input User (Merchant,driver,customer,Mahasiswa)
Customer adalah seorang atau individu baik dari organisasi, kelompok,
atau instansi tertentu yang membeli, mencoba ataupun menggunakan suatu
produk/ layanan tertentu. Pengembangan UMKM dengan penggunaan aplikasi
ini cukup memberikan kemudahan bagi setiap merchant untuk
mempromosikan dagangannya.

Dalam penggunaan aplikasi ini, pembeli atau customer cukum mencari


merchant atau jajanan yang akan dipesan, lalu memesan lewat aplikasi dan
melakukan pembayaran dengan uang tunai.

57
58
59
60
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey implementasi proyek recrutmen dan


pendampingan bisnis digital samarinda food pada Taso99, EatCake,Std
dan Dimnyum maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut

-Segmentasi konsumen adalah sebuah strategi untuk menarik


lebih banyak pelanggan dengan cara mengelompokkan mereka dalam
beberapa kelompok yang berbeda.. Dalam Taso99, EatCake,Std dan
Dimnyum segmen pasar yang dituju termasuk dalam static attribute
segmentation, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dengan membagi
pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, seperti geografis
atau demografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan
negara, kawasan, provinsi, atau kota. Segmentasi demografis membagi
pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
jumlahpendapatan, agama, dan pendidikan.

-value proposisi Produk dan layanan yang diberikan Taso99,


EatCake,Std dan Dimnyum ialah pilihan menu dengan kualitas bahan
bakuyang cukup baik serta cita rasa yang enak sehingga pelanggan
merasa puas dan berkeinginan untuk datang lagi lain waktu.

-chanel bagaimana konsumen dapat menikmati Taso99, yaitu


dengan membeli langsung ke outlet terdekat. Taso sendiri dapat dibeli
di jalan Belibis atau jln AM sangaji. Pada EatCake outletnya terdapat
di Jalan Marsda A Shaleh dan Dimnyum outletnya terdapat di Jl. KH
Wahid Hasyim 2 Gg Lorong abadi Blok LA4No50Samarinda

61
-untuk food sanitazion di Taso99, EatCake,Std dan Dimnyum
pemilik menggunakan bahan baku yang berkualitas baik,dan
higenis.Namun warung Tahu Pa’ Jenggot belum memiliki sertifikat
halal dari MUI karna masih dalam tahap proses pengurusanoleh
pemilik.saat melakukan wawancara dan datang langsung ke tempat
usaha dapat kami simpulkan bahwa Taso99 100% halal ditinjau dari
cara pembuatan tahu bakso.

-aplikasi Samarinda Food diharapkan nantinya dapat membantu


para pengusaha warung makan dalam mempromosikan usaha mereka
dan berdistribusi tanpa menambah biaya overhead,yang mana aplikasi
masih dalam tahap proses untuk segera launching.

4.2 Saran

Diharapkan untuk membuat strategi pemasaran yang lebih efektif


untuk mencegah penurunan penjualannya di masa yang akan datang,
misalnya: dengan lebih gencar dalam melakukan promosi dan
memberikan bonus dan discount terhadap pembelian. Di era digital
seperti sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial,
dengan menambah lebih banyak akun-akun pada media sosial promosi
bisa menjangkau konsumen yang lebih luas.diharapkan juga membuat
iklan atau slogan yang unik, menarik, dan berbeda dari pesaing agar
dapat membuat konsumen lebih rnengingat, mengenal, dan akhirnya
membeli hidangan dari sajian menu-menu makanan tersebut.

62
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, N. K. (2017). Analisis Segmentasi Terhadap Keputusan


Pembelian Produk Eiger Di Bandar Lampung. Jurnal manajemen
magister darmajaya, 3(01), 75- 95.

Anggriani, A. (2018). Pengaruh Varian Menu Dan Kualitas Pelayanan


Terhadap Keputusan Pembeli Pada Catering Ukhwa Di Makassar
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Makassar).

Arrazy, S., Susilawati, S., & Agustina, D. (2020). Analisi Higiene Dan
Sanitasi Pengolahan Makanan Pada Pedagang Makanan Di Pasar
Tradisional Kota Medan.

Bugissa, A. D. (2011). Gambaran Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan


Ditinjau Dari Karakteristik Penjamah Makanan Pada Rumah
Makan Di Sekitar Kampus 1 Uin Alauddin Makassar Tahun 2011
(Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).

Belew, 2020; Maingret, 2021; Baltzan, 2019; Alghamdi, 2011; Owens,


2006; Watt, 2002

Hariati, Ikhsan, & Nur, D. S. (2018). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil


Dan Menengah (UMKM) Di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal
Paradigma, 7(2), 84–93.

Jannah, R. (2017). Pengaruh Pelayanan, Lokasi Toko, dan Harga Produk


Yang Kompetitif Terhadap Minat Beli Konsumen pada Mini
Market El-Jhon 2 Pagar Dewa Kota Bengkulu (Doctoral
dissertation, IAIN Bengkulu).

63
Kholiq, M. (2010). Studi Analisis Terhadap Produk Makanan Dan
Minuman Olahan Yang Belum Bersertifikat Halal (Doctoral
dissertation, Institut Agama Islam NegeriWalisongo).

Makmur, S. M. (2019). Pengembangan Industri Rumah Tangga Sektor


Kuliner Melalui Penerapan E-Business Di Kelurahan Tidung
Kecamatan Rappocini Kota Makassar (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Makassar).

Wardhana, et al., 2022; Miles, 2021; Laudon dan Trave, 2021; Jelassi dan
Martínez-López, 2020; Chaffey, Hemphill, Edmundson- Bird, 2019; Kütz,
2016; Combe, 2012; Jackson, Harris,

64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

Anda mungkin juga menyukai