Disusun Oleh:
Clara lovina
NPM MM21896
Program studi: manajemen
Dosen Pembimbing :
Dr. Trida Gunaidi, SE, M.Si
Sukmahadi, SE, M.Si, Ak
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan infomasi yang bermanfaat bagi aspek
perkembangan teoritis dan aspek praktis dalam upaya mengembangkan pengetahuan tentang
layanan pesan antar. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi kajian lebih lanjut mengenai masalah yang
berhubungan dengan penelitian ini, serta memberikan tambahan wawasan, pengetahuan dan
pemahaman tentang layanan GoFood. Serta bagi Pembaca dan peneliti lain, dapat digunakan
sebagai referensi khususnya yang tertarik meneliti mengenai GoFood / GO-JEK.
Hasil penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan, harga dan promosi terhadap
keputusan pembelian makanan di GoFood di Jatinangor, diharapkan menambah kreatifitas bagi
pembaca untuk berwirausaha dengan memanfaatkan layanan pesan antar makanan seperti
GoFood. Selain itu, bagi pihak-pihak lain, instansi atau peneliti selanjutnya sebagai bahan
informasi dan bahan perbandingan serta bahkan kajian penelitian lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, maka untuk dapat
membahas masalah yang diteliti, diperlukan kerangka teoritis yang relevan dan mendukung
penelitiann ini yaitu berupa teori teori, konsep, referensi yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen
pemasaran ialah alat analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian progam yang dirancang
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu menciptakan, membangun, mengendalikan,
dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan sasaran pasar dalam rangka
menyampaikan produk dan mencapai tujuan utama perusahaan
Menurut Kotler dan Keller (2009:5) Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di
mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan nilai pelanggan yang unggul.
Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller
(2016:5) mengatakan “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya”. Selanjutnya UK Chartered Institute of Marketing dalam Tjiptono dan Diana
(2016:3) mendefinisikan “Pemasaran adalah proses manajemen yang mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan menyediakan apa yang dikehendaki pelanggan secara efisien da
menguntungkan”.
Berdasarkan penjelasan teori definisi pemasaran dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan
melibatkan mitra dalam bekerja sama untuk menciptakan, memberikan, dan menawarkan sesuatu
seperti produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan
pemasaran harus disesuaikan dengan melihat pasar dan permintaan pasar agar keuntungan
perusahaan bisa terwujud.
2.1.2. Pendekatan Pelayanan
Groonros (1990:27) (dalam Ratminto dan Atik 2005:2) dikutip oleh (Dr. Rahman
Mulyawan 2016:47) mendefinisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.
Ivancevich et. al. (dalam Ratminto dan Atik, 2005:2) dikutip oleh (Dr. Rahman Mulyawan
2016:47) berpendapat bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah
suatu tingkat ukuran akan keunggulan yang diharapkan atas kualitas pelayanan yang
dihubungkan dengan perkembangan harga atau tingkat perbandingan pengharapan kualitas jasa
konsumen dengan kinerja perusahaan yang dirasakan konsumen untuk menjadi pengendali
perkembangan harga.
Menurut Kotler (Tjijptono, 2014) secara garis besar karakteristik jasa terdiri dari intangibility,
inseparability, variability/heterogeneity, perishability dan lack of ownership:
1. Intangibility: jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat atau
benda maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance) atau usaha. Oleh karena itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
2. Inseparability: barang biasanya diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan
tempat yang sama
3. Heterogeneity/variability/inconsistency: jasa bersifat sangat variabel karena merupakan
non-standardized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi;
4. Perishability: berarti jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama
5. Lack of Ownership: merupakan perbedaan dasar antara barang dan jasa. Pada pembelian
barang konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang
dibelinya.
Menurut Kotler dan Keller (2009) terdapat lima indikator pokok kualitas layanan, yaitu:
Menurut Chole & Dharmik, 2018 dikutip oleh (Nur Sabila Amalina, 2019:23) Digital
marketing merupakan platfrom yang digunakan oleh pengusaha, investor mikro, perusahaan
berbasis produk, dan unit lainnya untuk mempromosikan produk atau jasa yang mereka
tawarkan. Digital Marketing menjadi system pemasaran yang paling banyak digunakan dan
diminati bagi para pembisnis sebagai yang menawarkan produk atau jasa dan bagi para pembeli
yang menikmati produk atau layanan tersebut. Di era saat ini digital marketing dianggap lebih
efektif dari pada system yang lain. Hal ini dikarenakan digital marketing memberikan
kenyamanan, kemudahan, serbaguna, dan lebih cepat dibanding yang lain. Hal ini tidak hanya
memudahkan konsumen, tetapi juga sebagai alat yang efektif bagi pemasar dalam menjangkau
target pasar mereka. (Iram & Chopade, 2018) dikutip oleh (Nur Sabila Amalina, 2019:23).
2.1.4. Pendekatan Layanan Food Delivery
Menurut Cristopher Lovelock dan Jochen wittz dalam (M.Yogi Pratama : 2018), layanan
food delivery merupakan penciptaan situs web yang memberikan informasi, menerima pesanan
dan bahkan berfungsi sebagai saluran penghantaran layanan berbasis informasi.
GoFood merupakan layanan gojek yang melayani food delivery service di indonesia.
Fitur layanan food delivery ini layaknya order di sebuah rumah makan atau restaurant. Hanya
dengan menggunakan smartphone dan membuka fitur GoFood dalam aplikasi Gojek, konsumen
bisa memesan makanan dari restaurant yang sudah bekerja sama dengan gojek. Makanan akan
dipesan dan diantar langsung oleh Gojek. (Erduandi: 2018). Pengusaha tidak harus membayar
gaji atas jasa driver GO-JEK karena ikatan kerjasama yang dilakukan pengusaha terhadap GO-
JEK.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan
manfaat dari suatu produk (barang/jasa) yang dibeli dari penjual atau produsen. Agar dapat
sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya
secara tepat. Harga suatu barang dan jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar. Harga
merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnnya menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Harga merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam menentukan suatu
keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Apalagi apabila produk atau jasa yang
akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan sehari hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan
pokok lainnya, konsumen akan sangat memperhatikan harganya. Menurut Tjiptono (2014) harga
adalah sejumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung
utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.
1. Permintaan produk
Memperkirakan permintaan total terhadap produk adalah langkah yang penting dalam
penetapan harga sebuah produk. Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam
memperkirakan permintaan produk yaitu menentukan apakah ada harga tertentu yang
diharapkan oleh pasar dan memperkirakan volume penjualan atas dasar harga yang berbeda
beda.
Perusahaan yang berupaya meningkatkan pangsa pasarnya bisa menetapkan harga lebih
agresif dengan harga yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang hanya ingin
mempertahankan pangsa pasarnya. Pangsa pasar dipengaruhi oleh kapasitas produksi
perusahaan dan kemudahan untuk masuk dalam persaingan pasar.
3. Reaksi pesaing
Adanya persaingan baik yang sudah ada maupun yang masih potensial, merupakan faktor
yang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan harga dasar suatu produk. Persaingan
biasanya dipengaruhi oleh adanya produk serupa, produk pengganti atau substitusi, dan
adanya produk yang tidak serupa namun mencari konsumen atau pangsa pasar yang sama.
Untuk produk baru, biasanya menggunakan strategi penetapan harga saringan. Strategi ini
berupa penetapan harga yang tinggi dalam lingkup harga harga yang diharapkan atau harga
yang menjadi harapan konsumen. Sedangkan strategi berikutnya yaitu strategi penetapan
harga penetrasi. Strategi ini menetapkan harga awal yang rendah untuk suatu produk dengan
tujuan memperoleh konsumen dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat.
Untuk beberapa jenis produk, konsumen lebih memilih membeli produk dengan harga yang
lebih murah dengan kualitas dan kriteria yang mereka perlukan. Sebuah perusahaan yang
menjual produknya langsung kepada konsumen dan melalui distribusi melakukan penetapan
harga yang berbeda. Sedangkan untuk promosi, harga produk akan lebih murah apabila biaya
promosi produk tidak hanya dibebankan kepada perusahaan, tetapi juga kepada pengecer.
Seorang pengusaha perlu mempertimbangkan biaya biaya dalam produksi dan perubahan
yang terjadi dalam kuantitas produksi apabila ingin dapat menetapkan harga secara efektif.
Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
Fandy Tjiptono berpendapat bahwa promosi bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk
komunikasi pemasaran yang dilakukan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi,
membujuk, atau meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan. Bagi Tjiptono, tujuan promosi
adalah menjadikan masyarakat bisa menerima, membeli dan juga loyal terhadap produk yang
ditawarkan oleh perusahaan. Sementara itu, Basu Swastha Dharmmesta mengatakan bahwa
promosi atau promotion merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara satu arah
dengan tujuan untuk memengaruhi pihak lain sehingga menghasilkan sebuah pertukaran di
dalam pemasaran.
Segala kegiatan yang memiliki berkaitan secara langsung maupun tidak langsung
biasanya akan menggabungkan beberapa bentuk promosi, misalnya saja seperti iklan, diskon,
ataupun kaos bermerk perusahaan. Sebenarnya ada banyak sekali cara untuk melakukan
promosi yang bisa dilakukan, bahkan metode dan media dalam melakukan promosi ini terus
mengalami perkembangan. Misalnya saja media promosi konvensional yang masih banyak
digunakan seperti, media cetak, baliho, billboard, radio, dan TV.
Pemasar haruslah mengidentifikasi siapa siapa yang membuat keputusan membeli, jenis-
jenis membeli, dan tahap-tahap dalam proses pembelian. Sedangkan menurut Kotler & Keller
(2016) keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan
siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar
dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Proses keputusan pembelian oleh konsumen secara umum mempunyai karakteristik yang
hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan umum konsumen dalam
melakukan suatu proses pembelian.
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level itu orang hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin
masuk ke pencarian informasi secara aktif: Mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.
3. Evaluasi Alternatif
Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen mengolah
informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi
tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam
semua situasi pembelian. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung
pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek merekyang ada
di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli
merek yang paling disukai. Namun, dua faktor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan
tertentu, tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus
memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk
pascapembelian. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa.
Jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan, pembeli akan sangat
puas. (Kotler dan Keller, 2009).
Ada beberapa jenis penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini antara
lain:
Penelitian ini bermula dari pemikiran peneliti tentang keadaan dunia usaha pada era
kehidupan berbasis teknologi saat ini. Dengan teknologi yang semakin berkembang, setiap orang
dapat mengakses informasi kapan dan dimana saja serta memudahkan segala aktivitas sehari-
hari, Aplikasi PT. Karya Anak Bangsa mengembangkan platform aplikasi mobile dengan nama
“Go-jek”. Yang kemudian sesuai dengan perkembangan kebutuhan konsumen Go-jek menambah
sebuah layanan food delivery yang dinamakan GoFood. Pengusaha kuliner yang ingin bermitra
dengan GoFood akan mendapatkan layanan pesan antar tersebut tanpa proses yang sulit atau
kontrak kerjasama yang rumit, sehingga memudahkan masyarakat luas untuk menggunakan
layanan ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakann variabel kualitas pelayanan, harga dan
promosi untuk mengetahui pengaruh terhadap keputusan pembelian layanan pesan antar
makanan GoFood. berikut ini adalah kerangka pemikiran
KUALITAS PELAYANAN
©
β
HARGA M KEPUTUSAN
© J PEMBELIAN
U
M R
J N
β
U A
PROMOSI R L
©
N .
A C
M
L O
J
. M
U
2.3. Hipotesis C |R
O JN
M a
A
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
| n
L
(Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini,
J peneliti.g menggunakan uji signifikansi terhadap hipotesis
a a
C
nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
n
Hipotesis nol (Ho) merupakan suatu hipotesis yang
n
O
memiliki makna tidak ada pengaruhgyangM l signifikan antara variabel independen dan variabel
a u
|(Ha) merupakan suatu hipotesis yang menyatakan
dependen, sedangkan hipotesis alternatif
n p
J
l
adanya pengaruh yang signifikan antara a avariabel independent terhadap variabel dependen.
u m
n
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan
p sebagai
e berikut:
g
a n
a
H01: Tidak ada pengaruh harga (X1)m terhadap y
n
keputusan pembelian (Y) pada Layanan Gofood
e e
l
Aplikasi Gojek.
n rt
u
y a
p
Ha1: Ada pengaruh harga (X1) terhadape keputusan pembelian (Y) pada Layanan Gofood Aplikasi
k
a
Gojek. rt a
m
a n
e
k
H02: Tidak ada pengaruh promosi (X2) terhadap s
n keputusan pembelian (Y) pada Layanan Gofood
a u
y
Aplikasi Gojek. n m
e
s b
rt
Ha2: Ada pengaruh promosi (X2) terhadap
u a keputusan pembelian (Y) pada Layanan Gofood
e
m rk
Aplikasi Gojek. b :
a
e n
r s
: u
m
b
e
:
BAB III
Responden yang dipilih dalam penelitian ini mahasiswa mahasiswi di Jatinangor yang pernah
melakukan pembelian secara online pada aplikasi GO-JEK dengan focus penelitian pada
penggunaan fitur GoFood. Jumlah sampel yang akan di ambil adalah 120 responden dari
mahasiswa mahasiswi perguruan tinggi di Jatinangor yang di anggap sudah mewakili seluruh
populasi .
Metode penelitian merupakan sekumpulan cara yang bersifat ilmiah agar memperoleh
suatu data berdasarkan kegunaan dan tujuan yang ingin diperoleh. Penelitian ini termasuk jenis
penelitan kuantitatif, karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penelitian kuantitatif adalah analisis
data dengan deskriptif kuantitatif, yaitu proses yang dilakukan melalui mengubah data yang
diperoleh dari penelitian ke bentuk deskripsi angka sehingga mudah untuk dipahami, seperti
diubah bentuk persentase (Sugiyono, 2018). Data kuantitatif disajikan berbentuk angka/numerik.
Dalam Penelitian ini akan diukur pengaruh antara variabel harga dan promosi terhadap
keputusan pembelian.
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data berkenaan dengan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2018).
Data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk
menganalisa lebih lanjut terhadap tujuan penelitian. Analisis statistik dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS ver 23 baik uji asumsi klasik maupun uji hipotesis
(Ghozali, 2016).