Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MELALUI DIGITAL MARKETING

PADA PRODUK BLUDER COKRO


( Studi Kasus pada PT Cokro Grup Madiun )

Analysis of Strategy Marketing Through Digital Marketing on Product Bluder Cokro


( Case Studies at PT Cokro Group Madiun )

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
ALVIOLA RIZQI HARYANTI
NIM 200910202156

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
LEMBAR KERJA 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era revolusi merupakan fenomena yang mutlak dan tidak dapat di hindari, terutama dalam
dunia bisnis di bagian bidang pemasaran bagaikan jantung bagi kelancaran sebuat usaha. Kini
era teknologi semakin berkembang pesat dan mampu melakukan transformasi dan inovasi
untuk menghadapinya agar bisnis tidak cepat tergilas oleh zaman.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat diperlukan pada berbagai lini produk
dan jasa. Bisnis jasa lebih cenderung memberikan pelayanan kepada konsumen yang diukur
dari tingkat kepuasan konsumen yang diperolehnya. Dalam era yang serba kempetitif ini
berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran.
Untuk produk yang bersifat jasa penggunaan manajemen pemasaran yang konvensional sudah
tidak tepat lagi karena orientasi pemasaran dinilai telah mengalami perubahan yang awalnya
hanya orientasi penjualan menjadi orientasi nilai tambah pelanggan.
Orientasi bisnis bukan hanya mencari laba melalui penciptaan pelanggan namun juga
berprinsipkan relationship marketing & customer relation management yang bertujuan
mendapatkan laba untuk jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. Sehingga disini
konsumen sebagai konsumsi akhir dapat diartikan kepuasan keinginan dan hasrat konsumen
yang akan dimiliki.
Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2017 ke tahun 2018.
Pengguna internet di tahun 2017 terhitung sebanyak 143,26 juta jiwa dari total populasi
penduduk Indonesia 262 juta jiwa atau dengan presentase 54,68%. Sementara di tahun 2018
penetrasi pengguna internet mengalami peningkatan dari tahun 2017 yaitu sebanyak 171,17
juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 264,16 juta jiwa atau sama dengan
presentase 64,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa presentase pengguna internet di Indonesia
dari tahun 2017 ke 2018 naik sebanyak 10,12% atau naik sekitar 27,9 juta jiwa. Data pengguna
internet di Jawa Timur pada tahun 2018 berada di posisi tiga teratas nasional, provinsi dengan
pengguna internet terbanyak dibawah Jawa Barat dengan 16,7% selanjutnya Jawa Tengah
dengan 14,3% sementara Jawa Timur berada di posisi tiga dengan presentase 13,5 % dari total
seluruh pengguna internet di Indonesia atau sekitar 23.107.950.
Riset yang dilakukan oleh WeareSocial sebagai sebuah situs layanan manajemen konten
(content management) yang menyediakan media daring yang terhubung dengan berbagai situs
jejaring sosial menyebutkan bahwa pengguna social media di Indonesia pada tahun 2018
mencapai 150 juta jiwa atau sekitar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik sebesar 20%
dari survei sebelumnya. Sementara itu pengguna social media melalui mobile (gadget)
mencapai 130 juta jiwa atau sekitar 48% dari jumlah populasi. Hal tersebut tentunya
mengalami kenaikan dari tahun 2017 dengan pengguna sebanyak 130 juta jiwa dengan 120
juta jiwa pengguna mengakses melalui gadget. WeareSocial juga merilis social media yang
paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2018 berturut-turut yaitu:
Youtube, WhatsApp, Facebook dan Instagram. Sedangkan pada tahun 2017 social media yang
paling sering digunakan berturut-turut adalah Youtube, Facebook, WhatsApp dan Instagram.
Hasil survei tahun 2018 yang dilakukan oleh APJII menempatkan marketplaceShopee sebagai
marketplace dan penyedia jasa online dengan transaksi terbesar dengan presentase sebesar
11,2%, disusul dengan Bukalapak 8,4%, Lazada 6,7%, dan Tokopedia sebesar 4,3%.
Bisnis di bidang kuliner menjadi salah satu bisnis yang kian diminati oleh para pelaku
bisnis, karena selain dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi, makan juga menjadi
kebutuhan pokok konsumen. Bisnis kuliner di Madiun mengalami perkembangan sangat pesat.
Terutama produk kue bluder cokro yang saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia, hingga
sebagian besar para public figure berbondong-bondong membeli kue bluder cokro.
PT Cokro Group merupakan salah satu perusahaan besar yang memproduksi oleh-oleh
khas Madiun yang dirintis pada 1992. Pada awal merintis perusahaan roti Bluder Cokro
mengalami permasalahan dalam memasarkan produknya. Pada saat itu yang menjadi akar
permasalahannya yaitu banyak orang belum mengetahui nama dan rasa dari roti Bluder Cokro.
Permasalahan yang di hadapi ini adalah ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi semua
permintaan roti dari pelanggan karena proses produksi yang masih tradisional, sehingga jumlah
yang di produksi terbatas. Namun, yang terjadi saat ini Bluder cokro dalam sehari telah mampu
memproduksi kurang lebih sekitar 1.980 biji roti. Jumlah permintaan roti Bluder Cokro akan
bertambah di akhir pecan atau hari-hari libur dapat mencapai kurang lebih 2.300 biji roti.
Berkembangnya jaman dan semakin ketatnya persaingan, saat ini Bluder Cokro telah
memiliki inovasi terbaru terhadap produknya yang di antaranya roti bluder, bluder krispi, kue
brownies, brem, spikuk, kue kasur dan masih banyak lainnya. PT Cokro Group memiliki
cabang di berbagai daerah, sedangkan bluder cokro merupakan salah satu pengagas roti bluder
di Madiun. Berikut beberapa toko bluder yang berada di pusat kota Madiun sekaligus pesaing
dari PT Cokro Group dapat dilihat dari table.
Berdasarkan data melalui website, google maps, social media hingga marketplace, bluder
cokro memiliki ulasan paling utama dari pada produk competitor lainnya. Pada penggunaan
digital marketing yang digunakan oleh PT Cokro Group, sejauh ini mengoptimalkan
penggunaan marketplace seperti shopee, instagram, Tiktok dan berbagai platform lainnya .
Pengelolaan digital marketing yang digunakan oleh PT Cokro Group sudah berjalan maksimal
dan perlu adanya kekonsistennan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul implementasi digital marketing pada PT
Cokro Group.

1.2 Rumusan Masalah


PT Cokro Group merupakan perusahaan yang memproduksi makanan oleh-oleh yang
berasal dari Madiun. Pada system pemasarannya lebih memanfaatkan media social hingga
marketplace, selain itu di outlet pusatnya juga tidak kalah ramai seperti di media social dan
marketplace. Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah, yaitu
bagaimana strategi digital marketing pada PT Cokro Group ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana
analisis strategi pemasaran produk bluder cokro.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan, maka manfaat yang dapat diperoleh dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mempraktikkan teori
selama berada di bangku perkuliahan.
2. Bagi Akademisi
Sebagai referensi atau tambahan mengenai pemasaran melalui digital marketing sebagai
media yang efektif dan efisien.
3. Bagi Usaha Terkait
Sebagai masukan dan informasi bagi pihak PT Cokro Group mengenai faktor yang
nantinya dapat digunakan sebagai dasar mengambil langkah pemasaran melalui digital
marketing.
LEMBAR KERJA 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada landasan teori ini diperlukan agar peneliti memiliki dasar yang kuat dan bukan
sekedar kegiatan coba-coba. Penelitian ilmiah ini harus mendapat kajian landasan teori yang
menjadi pedoman pemikiran penelitian sebagai usaha untuk memecahkan permasalahan.
Mendefinisikan teori sebagai alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,
definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis (sugiyono, 2011).

Fungsi dari landasan teori sebagai pegangan dalam berfikir dan mengumpulkan data yang
sesuai sehingga dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan terkait dalam penelitian.
Landasan teori ini juga akan memudahkan peneliti dalam menghubungkan kenyataan yang terjadi
di lapangan dengan teori yang sedang berkembang dan memberikan gambaran awal mengenai
langkah-langkah penelitian dengan permasalahan yang ada di lapangan.

2.1.1 Pemasaran

Pemasaran sebagai suatu prosis social dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh laba yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran
timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dan amemstrong, 2001). Pemasaran dapat
di artikan sebagai proses yang dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut AMA (American Marketing Assosiation) mendefinisikan pemasaran sebagai


fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan
nilai pelanggan, serta mengelola relasi dengan pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan
manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya ( Tjiptono dan Chandra,2012).
2.1.2 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran sebagai pola pikir dari sebuah perusahaan yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemasarannya (Kotler,2004). Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik
kepada pasar sasaran penetapan posisi bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.
Tujuan utama adanya pemasaran yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan keuntungan atau
laba perusahaan, sehingga kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus
ditingkatkan agar dapat bersaing dengan baik.

Persaingan yang sangat ketat ini dapat memaksa perusahaan untuk menggunakan strategi
pemasaran yang benar-benar tepat, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
ataupun sebagai cara untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan.

Bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang terkendalikan terdiri dari produk,
harga, tempat dan promosi, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan oleh pasar. Kotler (dalam Kartajaya,2010) mengartikan bauran pemasaran (marketing
mix) sebagai kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran,
yaitu: produk, harga, tempat dan kegiatan promosi, sehingga empat unsur tersebut terdapat di
maketing mix. Marketing Mix merupakan perangkat variable-variable pemasaran terkontrol yang
digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang nantinya diinginkan oleh pasar.

2.1.3 Jenis-Jenis Strategi Bisnis

Jenis-jenis strategi bisnis, Menurut Susilo (2012) adalah :

1. Diversifikasi Bisnis. Bagi yang baru mulai bisnis, sebaiknya tidak langsung menjalankan
strategi bisnis ini. Saya sarankan lebih baik fokus terlebih dahulu pada bisnis yang sedang
dibangun. Mengapa? Sebab strategi ini tergolong beresiko tinggi. Melakukan
diversifikasi bisnis, berarti anda membangun sebuah produk baru untuk dilempar ke pasar
(yang mungkin juga baru). Jika tidak dibarengi kesiapan yang baik, melakukan
diversifikasi dapat menggoyahkan bisnis anda sebelumnya
2. Strategi menyerang. Strategi bisnis ini biasanya dijalankan untuk memperbesar tingkat
penguasaan pasar. Pada strategi ini. biasanya promo besar-besaran dengan segala macam
taktiknya dijalankan. Salah satu contohnya seperti menghadirkan program yang menarik
bagi konsumen, seperti Beli 3 Gratis 1.
3. Mengembangkan pasar. Strategi yang ini relatif lebih kalem. Karena dengan produk yang
selama ini ada, pebisnis akan berupaya untuk mengeksplorasi pasar yang selama ini
digarapnya agar bisa lebih maksimal. Strategi ini perlu kejelian dalam melihat pasar.
4. Mengembangkan produk kebalikan dengan strategi bisnis mengembangkan pasar, strategi
ini melempar sebuah produk baru pada pasar yang selama ini digarap. Kelebihan strategi
bisnis ini adalah karena pasarnya telah dikenali, sedang tantangannya adalah bagaimana
membuat produk baru tersebut bisa diterima oleh pasar

2.1.4 Internet

Internet merupakan sumber daya informasi yang dapat menjangkau seluruh dunia. Suatu
komputer dpaat saling berhubungan dan dapat saling berkomunikasi dengan computer lainnya.
Agar dapat melakukan komunikasi diperlukan protocol yang sama yaitu TCP/IP (Transmision
Control Protocol/Internet Protocol). Fungsinya untuk memberikan suatu alamat kepada setiap
computer dalam bentuk nomor, sehingga masing-masing computer mempunyai identitas atau
nama yang unik.

2.1.5 Digital Marketing

Menurut Chaffey et al (2006) Strategi digital marketing sudah seharusnya diselaraskan


dengan trategi yang dimiliki oleh organisasi. Digital marketing saat ini menjadi acuan bagi
perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produknya melalui digital, sehingga memerlukan
internet, satelit, perangkat keras, perangkat lunak. Kotler dan Amstrong (2009) mengemukakan
bahwa upaya mengkomunikasikan, emmpromosikan dan menjual produk atau jasa melalui
internet.

Digital marketing sebagai kegiatan marketing (pemasaran) termasuk branding yang


menggunakan berbagai media web seperti blog, website,e-mail,adword, ataupun jejaring social (
Sanjaya dan Tarigan , 2009).

2.1.6 Social Media

Social media merupakan sarana bagi konsumen untuk saling berbagi teks, gambar, dan
video informasi dengan satu sama yang lain dan dengan perusahaan maupun sebaliknya (Kotler
dan Keller ,2016 ). Social media memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) dimana
konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa, Van
Dijk (dalam Nasrullah, 2015) menyatakan bahwa social media adalah platform media yang
memfokuskan pada ekstensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktofitas maupun
berkolaborasi.

2.1.7 Social Media Marketing

Social media marketing merupakan bentuk periklanan secara online yang menggunakan
konteks kultural dari komunitas social yang meliputi jejaring social, dunia virtual, situs berita dan
situs berbagi pendapat social untuk menemui tujuan komunikasi (Tuten, 2008). Social media
mempunyai beberapa macam channel yang beragam diantaranya social networking service, blogs,
social media sharing service, social bookmarking service, social news service, social geolocation
and meeting service, dan community building service ( Zimmerman dan Sahlin, 2010).
2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel Indikator Temuan


(Tahun)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Sahidillah Nurdin, Meningkatkan Minat Variabel Bebas : Digital Marketing dan Digital
Lutfi Hardianti Beli Melalui Strategi Pengaruh Digital Ekuitas Merek marketing
(2022) Digital Marketing Dan Marketing berpengaruh
Ekuitas merek Variabel Terikat : signifikan terhadap
Minat Beli minat beli.

2 Ika Apia, Deery Keunggulan Media Variabel Bebas : Digital Marketing Pelaku bisnis
Anzar, Cori Sosial Sebagai Strategi Manfaat Digital Model AIDA UMKM merasakan
Oktafiani, Lukyta Digital Marketing Bagi Marketing manfaat dari
Ning (2022) Pelaku Usaha Kecil Variabel Terikat : keunggulan digital
Mikro Dan Menengah Hasil menggunakan marketing dengan
(UMKM) Di Indonesia teknologi menggunakanaplikasi
media sosial.
3 Shofi Rahma, Penerapan Strategi Variabel Bebas : Digital Marketing Mengembangkan
Octaviani Dewi, Digital Marketing Mengembangkan Meningkatkan Omzet kemampuan
Tpny Mulya, Ahmad Model AIDA dalam Kemampuan Masyarak dalam
Fauzi (2022) pemberdayaan Variabel Terikat : membuat konten
Masyarakat Kelompok Promosi Produl promosi produk yang
Usaha Bersama menarik, dan
(KUBE) Cakrawala, memperluas
Rawalumbu Kota jangkauan pemasaran
Bekasi produk.
4 Demaz Fauzi, Kiki Strategi Digital Variabel Bebas : Digital Marketing Masih sedikitnya
Zakiah (2021) Marketing Bagi Peluasan Pasar Bagi UMKM pelaku UMKM yang
UMKM (Usaha Mikro Online memanfaatkan digital
Kecil Dan Menengah) Variabel Terikat : marketing (15,08%)
Untuk Bersaing Di Era Inovasi Produk sebagai strategi untuk
Pandemi meningkatkan
penjualan dan
Memerlukan
pemahaman digital
marketing.

Anda mungkin juga menyukai