Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor,
yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah
ada.
Jenis-Jenis Pengembangan Produk
Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan pengembangan produk. Hal
ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran yang diberikan
oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru. Menurut Kotler dan Keller (2008),
strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu:
Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam pengembangan
produk baru, yaitu:
a. Faktor Pendukung
1. Perkembangan Teknologi.
2. Perubahan Selera Konsumen
3. Persaingan.
4. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan
5. Siklus Hidup Produk yang Pendek.
6. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba.
b. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab
terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:
Pengertian jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.
Jadi jasa ada tidak pernah ada, hanya hasilnya dapat dilihat setelah terjadi (sebagai
kenyataan). Proses desain atau perancanngan sistem penyampaian jasa merupakan suatu
proses kreatif yang diawali dengan menyusun tujuan jasa. Dari tujuan itu baru
diidentifikasikan dan dianalisis semua alternatif yang dapat digunakan mewujudkannya.
Kemudian dilakukan seleksi dan pemilihan alternatif yang paling sesuai. Umumnya desain
sistem penyampaian jasa mencakup aspek lokasi fasilitas, tata letak fasilitas, desain
pekerjaan, keterlibatan pelanggan, pemilihan peralatan dan kapasitas jasa. Pada prinsipnya
proses desain jasa merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus. Apabila sudah
diimplementasikan, maka segala macam modifikasi dapat saja dilakukan dalam rangka
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi.
2. Manufacturing flexibility.
Tidak cukup dengan fleksibilitas dalam mengembangkan produk, perusahaan juga
harus fleksibel dalam mentransformasikan desain menjadi produk jadi. Sebaliknya,
fleksibilitas dalam menghasilkan produk yang bertumpu pada praktik-praktik world class
manufacturing hanya akan menjadi bermakna jika produk yang dibuat berawal dari desain
produk yang tepat. Jadi, fleksibilitas dalam mendesain produk dan membuat produk harus
saling melengkapi, dan bukan sesuatu yang mutually exclusive (hanya pilih salah satu).