Anda di halaman 1dari 17

PERANAN DIGITAL MARKETING BAGI UMKM DI INDONESIA

ABSTRAK

Usaha mikro, kecil, dan menengah mempunyai peranan yang sangat besar bagi kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja serta mampu
membuka dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat yang akan terjun ke dunia usaha
berskala mikro hingga menengah. Hadirnya usaha mikro, kecil, dan menengah juga dapat
menjadi alternatif bagi para konsumen yang membutuhkan barang atau jasa dengan harga
yang lebih terjangkau. Agar persaingan antara UMKM maupun dengan para pelaku usaha
dengan modal yang lebih besar terjadi secara imbang, UMKM tentu memerlukan strategi
lebih dalam hal pemasaran. Pada saat ini digital maketing merupakan salah satu solusi efektif
untuk membantu UMKM dalam memasarkan produknya. Dalam penggunaan media sosial
contohnya. Saat ini pelaku UMKM harus memiliki akun media sosial mereka agar lebih
mudah berinteraksi dengan pelanggan atau konsumen. Dalam paper ini akan menjelaskan
mengenai digital marketing serta memberikan gambaran secara luas mengenai pemasaran
yang terjadi pada masa ini.

PENDAHULUAN

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan pelaku usaha
untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berapa pun
besar modal yang dimiliki perusahaan, peralatan yang super canggih dan modern, kualitas
produk unggulan, namun semua itu akan sangat tak berarti jika tidak memiliki pemasaran
yang baik. Bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan penjualan, menghasilkan
pengembalian investasi tinggi, bahkan memperoleh laba jika pemasaran tidak berjalan
dengan baik?. Itulah mengapa sebabnya pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak
perusahaan. Jika ujung tombaknya tumpul, bagaimana bisa menyerang sasaran yang sangat
baik. Pemasaran adalah proses, cara, perbuatan dalam memasarkan barang dagangan dan
menyebarluaskan di tengah masyarakat pada umumnya. Pemasaran adalah sebuah seni,
karena objek pemsaran adalah manusia, dimana setiap individu mempunyai
karakter/keinginan berbeda, sehingga diperlukan seni komunikasi, seni pendekatan dan seni
rayuan yang berbeda-beda untuk memenangkan hati calon konsumen. (Fadillah, 2022)

Survei yang dilakukan sepanjang 2020 menemukan bahwa 175,4 juta orang Indonesia
adalah pengguna internet aktif. Adapun total penduduk Indonesia sendiri adalah sebanyak
272,1 juta penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa 64% persen penduduk Indonesia sudah
terkoneksi dengan jaringan internet.
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah lingkup dunia pemasaran dalam
beberapa tahun terakhir ini. Metode komunikasi pemasaran yang sebelumnya bersifat
tradisional dan konvensional, kini telah terintegrasi dalam dunia digital. Kegiatan pemasaran
yang memanfaatkan kecanggihan teknologi digital sering disebut dengan digital marketing.
Digital marketing terdiri dari pemasaran interaktif dan terpadu yang memudahkan interaksi
antara produsen, perantara pasar dan calon konsumen.

Media yang saat ini seringkali digunakan dalam digital marketing adalah media sosial,
salah satunya Instagram, Facebook,Tiktok, dan lain-lain. Instagram memiliki fitur akun
bisnis yang memudahkan pelaku usaha untuk membuat profil bisnis di Instagram dan
mengoptimalkan kegiatan bisnis dengan memanfaatkan media sosial tersebut. Dengan fitur
akun bisnis ini, pelaku usaha dapat memperkenalkan profil bisnisnya, memperoleh wawasan
tentang pengikut dan kiriman, serta mempromosikan kiriman untuk mendorong tujuan bisnis
begitu pula dengan jenis media sosial yang lainnya.

LITERATUR REVIEW

1. Artikel yang berjudul “ Strategi Pemasaran dengan Memanfaatkan Digital Marketing”


yang disusun oleh Tri Dessy Fadillah dari STAI Syekh H. Abdul Halim Hasan Al
Ishlahiyah Kota Binjai.
2. Jurnal yang berjudul “Penerapan Internet Marketing Dalam Meningkatkan
Pendapatan Pada UMKM”, yang disusun oleh Dedy Harto, Sulistya Rini Pratiwi,
Mohamad Nur Utomo, dan Meylin Rahmawati dari Fakultas Teknik Universitas
Borneo, Tarakan, Kalimantan Utara. (Dedy Harto, 2019)
3. Jurnal yang berjudul” Peran Digital Pada UMKM Di Kedai Kopi 272” yang disusun
oleh Dimas Muhammad Ramadhan dan Budi Permana Yusuf dari Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. (Dimas Muhammad Ramadhan, 2022)
4. Buku Ajar yang berjudul “Manajemen UMKM dan Koperasi” yang disusun oleh Sri
Handini, Suksesi, Hartati Kanty, dengan Penerbit Unitomo Press, Surabaya. (Sri
Handini, 2019)
5. Buku Ajar yang berjudul “Tata Kelola Manajemen & Keuangan Usaha Mikro Kecil
Menengah”, yang disusun oleh Putu Krisna Adwitya Sanjaya dan I Putu Nuratama,
dengan penerbit CV. Cahaya Bintang Cemerlang, Kabupaten Gowa. (Putu Krisna
Adwitya Sanjaya, 2021)
6. Buku Ajar yang berjudul “UMKM & Bentuk-Bentuk Usaha”, yang disusun oleh
Lathifah Hanim dan MS. Noorman, dengan penerbit UNISSULA PRESS, Semarang.
7. Buku Ajar yang berjudul “Digital Marketing (Tinjauan Konseptual)”, yang disusun
oleh Ivonne Ayesha dkk, dengan penerbit PT. Global Eksekutif Teknologi, Padang.

METODE

Metode yang kami gunakan saat menyusun paper ini adalah dengan mengamati dan
mengambil data mengenai beberapa fenomena yang sedang terjadi terkait dengan digital
marketing di Indonesia pada sektor UMKM. Data yang kami ambil, diadopsi dari beberapa
hasil survei yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Jadi dapat dikatakan untuk
saat ini isi dari data tersebut bisa saja berubah, entah itu bertambah ataupun berkurang.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Digital Marketing

Menurut Sanjaya dan Tarigan (Ayesha, 2022) menjelaskan bahwa digital marketing
merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan berbagai media yang memungkinkan
bagi perusahaan. Contohnya melalui media berupa blog, website, e-mail, adwords, dan
berbagai macam jaringan media soaial yang lain. Digital marketing merupakan suatu proses
perencanaan dan pelaksanaan dari konsep terkait ide, harga, cara promosi, dan distribusi
produk perusahaan. Uraian ini menjelaskan digital marketing sebagai upaya dalam
membangun dan mengembangkan serta memelihara hubungan yang saling menguntungkan
diantara konsumen dan produsen.

Perkembangan dunia digital yang berlangsung sangat cepat dan pesat di seluruh dunia
menuntut aktivitas periklanan yang terjadi tidak secara langsung, namun memiliki dampak
yang sangat besar terhadap masyarakat, baik dalam hal pemasaran maupun penjualan. Hal ini
bisa dicapai dengan digital marketing. Konsep digital marketing mencakup empat hal.
Pertama, adalah konsep produksi ide pemasaran secara digital bahwa masyarakat memiliki
kecenderungan memilih produk dengan harga yang lebih terjangkau. Kedua, konsep produksi
ide bahwa masyarakat lebih menyukai produk yang berkualitas, memiliki fitur yang bagus,
kinerja baik, dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi konsumen. Ketiga, konsep
penjualan ide mengenai pilihan dari konsumen, yang dimana konsumen itu sendiri memiliki
kecenderungan untuk memilih produk yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini
dikarenakan masyarakat kita cenderung senang dan penasaran akan produk baru. Keempat,
menguasai konsep filosofis dari perusahaan, yang berarti bahwa perusahaan merupakan
badan usaha yang bertanggungjawab terhadap seluruh rangkaian kegiatan pemasaran secara
berkelanjutan, berupaya memberikan kepuasan bagi konsumen atau pelanggannya. Kelima,
konsep pemasaran yang berwawasan sosial, hal ini berarti bahwa perusahaan harus selalu
mengutamakan kepentingan pelanggan atau konsumen dan juga memperlakukan mereka
sebagai pihak yang utama.

2. Manfaat Digital Marketing


Peningkatan UMKM saat ini dalam menggunakan digital marketing membuktikan
bahwa cara ini memiliki banyak manfaat atau kegunaan bagi mereka. Berikut adalah manfaat
penggunaan digital marketing:
A. Terhubung ke konsumen dengan mudah
Alasan utama digital marketing menjadi hal yang penting bagi para UMKM
saat ini adalah untuk memudahkan komunikasi dengan konsumen. Dengan
komunikasi yang lebih mudah membuat konsumen akan merasa dihargai dan
dilayani dengan baik dan cepat oleh para pelaku usaha. Selain itu, apabila para
pelaku UMKM mengeluarkan produk mereka yang baru, bisa melakukan
promosi secara langsung kepada para konsumen dengan cepat dan efisien.
Entah itu melalui sosial media yang sering digunakan saat ini atau juga dapat
melalui media digital yang lainnya.
B. Mampu melacak perilaku konsumen
Digital marketing juga dapat melacak perilaku konsumen, dari sinilah para
pelaku usaha dapat melihat kondisi pasar yang ada mengenai apa yang sedang
tren serta apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar. Untuk melihat atau melacak
bagaimana kondisi pasar yang ada para pelaku UMKM dapat menggunakan
fitur kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Dengan penggunaan
dari AI disini dapat membantu dalam mengolah data mengenai keadaan pasar
serta dapat juga menciptakan tren pasar yang baru.
C. Memperluas pangsa pasar
Tujuan utama dari penggunaan digital marketing tidak lain adalah untuk
memudahkan pelaku UMKM dalam memperluas pangsa pasar dan pada
akhirnya menyasar calon konsumen yang baru. Strategi marketing dengan cara
yang lama atau konvensional memang bisa saja menjangkau pangsa pasar
tertentu, tetapi dengan menggunakan digital marketing ini lebih mudah,
efisien, dan cepat dalam melakukan hal tersebut.
D. Menekan biaya marketing secara konvensional
Jumlah pengeluaran untuk marketing yang melalui media-media konvensional
cukup besar dan hal ini dirasa tidak cocok bagi para pelaku UMKM. Anda
harus membayar pajak, perizinan yang rumit, serta hal-hal lain yang
menyulitkan akan menghambat kegiatan usaha yang sedang dijalani oleh para
UMKM. Digital marketing, sama sekali tidak sesulit, semahal, dan juga
serumit itu serta manfaat yang didapat lebih banyak dibandingkan dengan
marketing secara konvensional.
E. Semakin kompetitif di era digital
Menggunakan digital marketing saat ini merupakan menjadi nilai tambah bagi
para pelaku UMKM. Selain mengikuti perkembangan teknologi digital yang
pesat saat ini, juga akan dipandang lebih kompetitif dalam kegiatan usahanya.

3. Jenis Digital Marketing


Perusahaan menerapkan digital marketing dalam berbagai bentuk. Di bawah ini
dijelaskan berbagai jenis digital marketing yang dipilih perusahaan dalam upaya memasarkan
dan meningkatkan penjualan produknya. (Ayesha, 2022)
A. Website. Profesionalisme manajemen perusahaan diperlihatkan dalam
tampilan website. Hal ini membuat website sangat berperan dalam
menunjukkan profesionalisme perusahaan, karena membantu konsumen dan
masyarakat luas memahami bisnis perusahaan, sebagai media promosi yang
efektif, dan mudah dijangkau masyarakat.
B. Search Engine Marketing. Digital marketing merupakan upaya membuat
website perusahaan mudah ditemukan dalam sistem mesin pencari. Search
engine marketing terbagi menjadi Search Engine Optimization dan Search
Engine Marketing (SEM).
C. Search Engine Optimization merupakan upaya perusahaan melakukan Search
Engine Marketing sendiri, oleh pihak manajemen perusahaan, dengan waktu
yang relatif lebih lama dan murah.
D. Search Engine Marketing merupakan upaya perusahaan dalam rangka
membuat website perusahaan mudah ditemukan dalam sistem mesin pencari,
dengan melakukan kolaborasi dengan pihak lain, dengan berbayar, namun
lebih cepat.
E. Social Media Marketing. Teknik digital marketing yang dilakukan perusahaan
dengan menyebarkan informasi menggunakan platform di media sosial berupa
facebook, Instagram, TikTok dan twitter, dengan biaya minim, bahkan gratis,
dalam rangka meningkatkan brand perusahaan.
F. Online Advertising. Teknik online advertising merupakan cara yang
diterapkan perusahaan sebagai teknik promosi melalui internet dengan
berbayar. Hal ini sebagai upaya menyebar informasi dan meraih konsumen
dengan lebih cepat dan memuaskan, namun lebih mahal dibanding media
sebelumnya.
G. Email Marketing. Perusahaan juga dapat menyebarkan informasi terbaru
kepada masyarakat mengenai promosi produk barang dan jasa, terkait
penurunan harga, penambahan fasilitas, dan berbagai informasi melalui email
marketing.
H. Video marketing. Video marketing merupakan upaya perusahaan dalam
memperkenalkan brand, menjalin hubungan, meningkatkan penjualan, dengan
menggabungkan testimoni para pengguna produk perusahaan, dalam teknik
video marketing.
4. Pengertian UMKM
Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-RI/1998
tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai
kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional
yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan. (Lathifah Hanim, 2018) Selanjutnya
dibuatlah pengertian UMKM melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 dan karena
keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM adalah
sebagai berikut:
a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Contoh
Usaha Kecil Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya; Pengrajin industri
makanan dan minuman, industri meubel kayu dan rotan, industri alat-alat rumah
tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan; Peternakan ayam, itik dan
perikanan; Koperasi berskala kecil.
c) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
d) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
e) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
Yang dimaksud dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah unit usaha
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
disemua sektor ekonomi. Pada prinsinya, pembedaan antara usaha mikro (UMI) usaha kecil
(UKA) usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB) pada umumnya disarankan pada nilai
aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah
pekerja tetap, Namun demikian, definisi UMKM berdasarkan tiga alat alat ukur ini berbeda
menurut Negara. Oleh karena itu memang sulit membandingkan pentingnya atau peran
UMKM antar Negara. Tidak ada kesepakatan umum dalam membedakan sebuah UMI dari
sebuah UK, atau sebuah UK dari sebuah UM, dan yang terakhir ini dari sebuah UB. Namun
demikian, secara umum, sebuah UMI mengerjakaan 5 (lima) atau kurang pekerja tetap;
walaupun banyak usaha dari kategori ini tidak mengerjakan pekerja yang digaji, yang di
dalam literatur sering disebut self-employment. Adapun sebuah UKM (usaha kecil
menengah) bisa berkisar antara kurang dari 100 pekerja, misalnya di Indonesia ke 300
pekerja, misalnya di China. Selain menggunakan jumlah pekerja, banyak Negara yang sudah
menggunakan nilai aset tetap (tidak termasuk gedung dan tanah) dan omset dalam
mendefinisikan UMKM. Bahkan di banyak Negara lainnya di Asia, misalnya, definisi
UMKM berbeda antar sektor, seperti di Thailand, India, dan China, atau bahkan berbeda
antar lembaga atau departemen pemerintah.
5. Tujuan UMKM
Tujuan dari pemberdayaan UMKM, telah diatur di dalam Pasal 5 Undang-Undang
UMKM, yaitu:
a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang dan
berkeadilan;
b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri, dan
c) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
6. Karakteristik UMKM
a) Usaha Mikro
 Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap, sewaktu – waktu dapat
berubah. (Lathifah Hanim, 2018)
 Tempat Usahanya tidak selalu menetap, selalu dapat pindah tempat
 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun
 Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
 SDM belum memiliki jiwa wirausaha yang memadahi
 Tingkat pendidikan rata – rata relatif rendah
 Umumnya belum akses kepada perbankan, nmun sebagian sudah akses
ke lembaga non bank
 Umumnya tidak memiliki ijin usaha
Contoh : pedagang kaki lima atau pedagang pasar
b) Usaha Kecil
 Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah.
 Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
 Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana.
 Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga.
 Sudah membuat neraca usaha.
 Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP.
 Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha.
 Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal.
 Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning. Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan
pedagang pengumpul lainnya.
c) Usaha Menengah
 Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan
pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian
pemasaran dan bagian produksi.
 Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
 Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan.
 Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga.
 Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
 Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik. Contoh: Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi
dan marmer buatan.
7. Permasalahan Produksi dan Pemasaran pada UMKM
Selain ketidakmampuan dalam mengelola perusahaan (kemampuan manajemen yang
rendah), persoalan yang sering menghambat UMKM untuk berkembang adalah keterbatasan
fungsi-fungsi perusahaan, terutama dalam produksi dan pemasaran. (Sri Handini, 2019)
Umumnya, permasalahan yang dihadapi UMKM menyangkut produksi dan pemasaran
adalah:
a) Tidak adanya akses terhadap sumber bahan baku yang berkualitas secara
terus- menerus. Terkadang, UMKM menggunakan bahan baku yang
berkualitas, tetapi tidak jarang pula mereka menggunakan bahan baku yang
tidak memenuhi standar produksi.
b) Proses produksi yang sederhana dan tidak memenuhi standar berdampak
kepada mutu yang rendah, misalnya proses produksi roti dengan menggunakan
adukan tangan (bukan mesin) berdampak kepada produk yang tidak higienis
sehingga produk tidak tahan lama.
c) Kurangnya perhatian kepada nilai yang mampu memberikan rasa puas bagi
pelanggan. Misalnya cita rasa, ukuran yang tidak biasa, warna yang tidak
menarik, tidak memiliki merek, dan sebagainya.
d) Terbatasnya kemampuan untuk melakukan promosi sehingga produk tidak
dikenal di pasar. Hal ini berdampak kepada rendahnya kemampuan UMKM
dalam berkompetisi di pasar. Konsumen yang sudah tertarik dengan produk
UMKM akhirnya pindah ke produk lain yang mampu memenuhi kebutuhan
dan harapan mereka.
e) Kecenderungan menguasai pasar yang terbatas sebagai akibat dari lemahnya
kemampuan untuk berkompetisi dengan perusahaan besar yang memiliki
sistem produksi dan distribusi yang lebih baik.
f) UMKM kurang mampu membaca peluang pasar karena adanya
kecenderungan konsumen mengetahui info yang lebih lengkap tentang produk
dan perusahaan. Dengan kondisi ini, tidak jarang produk yang ditawarkan
tidak sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen di pasar.
g) Stabilitas dan kontinuitas produk untuk pemenuhan permintaan pasar kurang
terjaga sehingga ketika konsumen membutuhkan produk, produk tidak tersedia
di pasar
Dengan berbagai permasalahan yang menghambat kegiatan ekonomi dari UMKM itu
sendiri, permasalahan mengenai produksi dan pemasaran merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Seperti yang kita semua ketahui bahwa inti dari kegiatan UMKM adalah pada
sektor ini. Sehingga munculnya digital marketing diharapkan mampu membantu para pelaku
UMKM dalam mengatasi permasalahan mengenai pemasaran produknya secara efektif dan
efisien.
Pada sektor ini juga yang terkadang menjadi penyebab utama para pelaku UMKM
mengganti usahanya karena dirasa tidak mampu menguasai pasar atau bahkan bersaing
dengan sesama UMKM yang bergeraka pada bidang yang sama.

8. Strategi Digital Marketing yang Efektif untuk Meningkatkan Penjualan


Sebelum membahas mengenai strategi digital marketing kita perlu membahas
mengenai teori new media. Istilah new media merupakan media-media yang bermunculan
akibat dari perkembangan teknologi dan media media tersebut memiliki fitur-fitur yang
menawarkan berbagai macam keunggulan dibandingkan dengan media tradisional atau media
lama yang sebelumnya sering digunakan. Kata new dalam istilah new media merujuk pada
tiga hal sebagai berikut:
a) New textual experience (pengalaman tekstual yang baru) Masyarakat dapat
merasakan pengalaman dalam bentuk yang benar-benar berbeda dan belum
pernah dialami sebelumnya dengan menggunakan new media. Pengalaman
baru tersebut dapat berbentuk hiburan, kesenangan, maupun pola konsumsi
media yang berbeda dibandingkan sebelumnya.
b) New ways of representing the world (cara baru dalam menggambarkan dunia)
Penggunaan new media menghadirkan beragam cara baru untuk
menggambarkan dunia secara lebih realistis dan dapat dinikmati masyarakat
tanpa memperhitungkan batasan waktu, tempat, serta dengan biaya yang jauh
lebih rendah.
c) New relationships between subjects and media technologies (hubungan baru
antar subjek dan antar teknologi media) New media memungkinkan
dilakukannya pengembangan yang melibatkan fungsi beragam media, serta
mendorong sinergitas yang lebih baik antar pengguna media.
Menurut Efendi, (Ayesha, 2022) new media adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan konvergensi dari teknologi komunikasi yang berbasis digital dan
terkomputerasi, serta saling terkait dalam suatu jaringan. Sebagaimana media pada umumnya,
new media memiliki peran sebagai sarana dalam proses komunikasi antara penyampai dan
penerima pesan. Senada dengan penjelasan tersebut, (McQuail, 2010) menyatakan bahwa
new media pada dasarnya adalah media yang terbentuk atas dua aspek utama, yaitu
konvergensi dan digitalisasi.
Selain memiliki berbagai macam keunggulan dibandingkan dengan media tradisional,
new media juga memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan media tradisional, antara lain:
a) Interactivity
New media memungkinkan terjadinya interaksi secara langsung dalam frekuensi
tinggi antara penyampai dan penerima pesan.
b) Social presence
New media memfasilitasi interaksi sosial pada tingkatan yang jauh berbeda dengan
media tradisional. Dengan menggunakan new media, maka para pengguna dapat
berhubungan dengan pengguna lain dengan lebih mudah, lebih murah, dan lebih
cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa new media memfasilitasi interaksi sosial yang
lebih tinggi daripada media tradisional.
c) Autonomy
Pengguna dari new media dapat berpartisipasi secara aktif dalam interaksi sosial yang
terjadi di dalamnya. Hal ini tidak dapat dilakukan pada media tradisional yang hanya
menempatkan pengguna sebagai konsumen pasif.
d) Playfulness
New media menawarkan fitur permainan yang beragam dan canggih, dimana hal ini
tidak dimiliki oleh media tradisional.
e) Privacy
Pengguna dapat mengatur opsi keamanan secara lebih leluasa pada new media karena
adanya fitur pengaturan privasi yang dapat dikelola secara mandiri oleh pengguna.
f) Personalization
New media memiliki fitur yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur
akunnya dengan karakteristik yang spesifik sesuai dengan keinginan pengguna. Selain
menggambarkan jati diri atau pemikiran pengguna, personalisasi akun tersebut
menjadi ciri unik dari new media yang tidak dimiliki oleh media tradisional.
New media disini bisa dibilang sama seperti halnya media sosial, sama-sama dapat
menunjang atau meningkatkan kegiatan ekonomi dari UMKM dari segi pemasaran atau
marketing. Jika melihat betapa besarnya potensi penggunaan media sosial dalam hal
peningkatan penjualan dalam UMKM, para pelaku usaha tentu harus mengoptimalisasikan
dalam hal penggunaan media sosial tersebut.
Istilah optimalisasi berasal dari kata dasar “optimal” yang artinya adalah yang paling
baik. Berdasarkan arti tersebut, maka pengertian optimalisasi adalah upaya untuk menjadikan
suatu objek menjadi yang paling baik. Dengan demikian, optimalisasi media sosial berarti
cara untuk menjadikan media sosial sebagai media yang paling tepat, yang dalam konteks
digital marketing, untuk memfasilitasi penyampaian informasi produk kepada target
konsumen.
Terdapat dua sudut pandang yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan media
sosial sebagai media pemasaran digital, yaitu dengan mengacu pada karakteristik media
sosial dan karakteristik dari media pemasaran itu sendiri. Jika mengacu pada sudut pandang
pertama, maka optimalisasi media sosial dapat dilakukan dengan cara memberdayakan
seluruh jenis media sosial yang ada, mulai dari media jejaring sosial, blog, microblog, media
berbagi, penanda sosial, dan media konten bersama (Nasrullah, 2015). Kombinasi dari
berbagai jenis media sosial tersebut memungkinkan pesan produk yang akan dipasarkan
dapat menjangkau seluruh target pasar. Namun demikian, perlu dilakukan pemilihan terhadap
prioritas jenis media sosial yang akan dijadikan sebagai media utama berdasarkan tingkat
penggunaannya oleh masyarakat luas.
Semakin tinggi tingkat penggunaan suatu jenis media sosial, maka semakin luas
cakupan pesan pemasaran yang disampaikan melaluinya. Jika mengacu pada data yang
dihimpun oleh situs survey nasional, yaitu Jakpat.net, maka jenis media sosial yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat adalah Youtube, disusul oleh Facebook dan Instagram,
kemudian TikTok, Twitter, Pinterest, Linkedin, dan Snapchat. Berikut ini persentase jumlah
pengguna masing-masing media sosial tersebut:

Tabel Jumlah Pengguna Media Sosial Pada Tahun 2021

No Nama Media Sosial Persentase Pengguna


1 Youtube 82%
2 Facebook 77%
3 Instagram 77%
4 TikTok 43%
5 Twitter 30%
6 Pinterest 14%
7 Linkedin 11%
8 Snapchat 7%

Sesuai dengan peringkat tersebut, maka jenis media sosial yang perlu diprioritaskan
untuk dijadikan sebagai media utama dalam digital marketing adalah Youtube, Facebook dan
Instagram. Pemberdayaan ketiga jenis media sosial tersebut dengan optimal akan
menghasilkan jangkauan pemasaran yang sangat luas, serta dapat ditetapkan sesuai dengann
segmen konsumen yang dituju untuk produk-produk tertentu. Dengan demikian, selain dapat
diperoleh perluasan target pasar juga dapat dilakukan spesialisasi pemasaran untuk
meningkatkan keterlibatan dari konsumen sasaran.
Penetapan target dari setiap proses dalam ranah media sosial sebagai salah satu bagian
digital marketing memiliki peranan krusial karena menjadi tolak ukur keberhasilan
optimalisasi media sosial. Misalnya dalam hal identifikasi pasar, maka penetapan target yang
realistis dan mungkin untuk dicapai akan menghasilkan tolak ukur mengenai kebutuhan pasar
yang perlu untuk dipenuhi, baik secara kualitas maupun kuantitas; perkembangan
karakteristik produk yang diinginkan pasar; maupun kecenderungan arah dari permintaan
pasar yang harus diantisipasi. Demikian halnya dengan ranah lain dari digital marketing yang
juga harus dilaksanakan dengan maksimal.
Secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa media sosial dapat dioptimalkan sebagai
saluran pemasaran yang efektif jika beragam karakteristik media sosial serta karakteristik dari
media pemasaran dapat dimaksimalkan. Selain itu, perlu juga dipastikan bahwa orientasi
pesan pemasaran yang disampaikan melalui media sosial harus berdasarkan tahapan yang
tepat, yaitu dengan tujuan untuk membangun citra positif dari merek, yang diikuti dengan
pesan persuasif yang mendorong terjadinya keputusan pembelian pada diri konsumen. Jika
hal-hal tersebut dipenuhi, maka penggunaan media sosial sebagai saluran pemasaran akan
dapat mendorong terjadinya peningkatan pangsa pasar, yang pada akhirnya menghasilkan
keuntungan yang semakin besar bagi kegiatan usaha yang dijalankan.
KESIMPULAN

Digital marketing merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan berbagai


media yang memungkinkan bagi perusahaan. Digital marketing merupakan suatu proses
perencanaan dan pelaksanaan dari konsep terkait ide, harga, cara promosi, dan distribusi
produk perusahaan. Uraian ini menjelaskan digital marketing sebagai upaya dalam
membangun dan mengembangkan serta memelihara hubungan yang saling menguntungkan
diantara konsumen dan produsen.

Yang dimaksud dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah unit usaha
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
disemua sektor ekonomi. Permasalahan yang utama dalam UMKM adalah dari sektor
pemasaran atau marketing jadi proses pemasaran mau tidak mau harus mengikuti
perkembangan zaman yaitu dengan menggunakan media sosial sebagai alat atau media
pemasaran (digital marketing). Jenis media sosial yang perlu diprioritaskan untuk dijadikan
sebagai media utama dalam digital marketing adalah Youtube, Facebook dan Instagram.
Pemberdayaan ketiga jenis media sosial tersebut dengan optimal akan menghasilkan
jangkauan pemasaran yang sangat luas, serta dapat ditetapkan sesuai dengann segmen
konsumen yang dituju untuk produk-produk tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Ayesha, I. (2022). DIGITAL MARKETING (TINJAUAN KONSEPTUAL). Padang: PT. Global


Eksekutif Teknologi.

Dedy Harto, S. R. (2019). Penerapan Internet Marketing Dalam Meningkatkan Pendapatan


Pada UMKM. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat , 39-45.

Demaz Fauzi Hadi, K. Z. (2021). Strategi Digital Marketing Bagi UMKM Untuk Bersaing Di
Era Pandemi. Jurnal Competitive , 32-41.

Dewi Komala, A. P. (2021). Digital Marketing. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.

Dimas Muhammad Ramadhan, B. P. (2022). Peran Digital Marketing Pada UMKM di Kedai
Kopi 272. Jurnal Paradigma Ekonomika , 393-402.

Fadillah, T. D. (2022). Strategi Pemasaran Dengan Memanfaatkan Digital Marketing. 1-9.

Lathifah Hanim, M. N. (2018). UMKM (Usaha Mikro, Kecil, & Menengah) & BENTUK-
BENTUK USAHA. Semarang: UNISSULA PRESS.

Putu Krisna Adwitya Sanjaya, I. P. (2021). Tata Kelola Manajemen & Keuangan Usaha
Mikro Kecil Menengah. Gowa: CV. Cahaya Bintang Cemerlang.

Sri Handini, S. H. (2019). Manajemen UMKM dan Koperasi. Optimalisasi Ekonomi


Masyarakat Pesisir Pantai. Surabaya: UNITOMO PRESS.

Anda mungkin juga menyukai