DI ERA DIGITAL
Abstrak
PEMBAHASAN
Pengertian UMKM
Usaha mikro kecil dan menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan pilar perekonomian Indonesia yang perlu mendapat perhatian karena
dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di tengah persaingan
pada pekerjaan sektor formal. Usaha golongan kecil sangat banyak didirikan oleh
masyarakat. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi
pilihan strategis untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah, dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan melalui peningkatan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan
usaha.
Semakin berpengaruhnya UMKM di Indonesia dengan begitu Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) dapat memberikan dampak yang kompleks sesuai
ukuran usaha. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan ekonomi
rakyat yang memilikil ingkup kecil yang berdiri sendiri dan dikelola oleh
perorangan atau kelompok.
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Ditujukan
tidak hanya mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan diantar
pelaku usaha,juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mempercepat perubahan struktural. Kontribusi tersebut adalah meningkatnya
perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional hal ini berkaitan dengan
pendapat Purba (dalam Suryati, tahun 2019) menyatakan bahwa Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kegiatan ekonomi kerakyatan mandiri dari
berskala kecil yang pengelolaannya dilakukan oleh kelompok masyarakat,
keluarga, atau perorangan dan lebih di perkuat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1, dinyatakan usaha mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha
kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian,
baik langsung maupun tidak langsung, dari usah amenengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
Pemasaran digital
Menurut Chaffey (2008:339) istilah pemasaran digital (Pemasaran melalui
Internet) cenderung mengacu pada eksternal perspektif tentang bagaimana internet
dapat digunakan bersama-sama dengan media tradisional untuk mendapatkan dan
memberikan layanan kepada pelanggan. Menurut Sánchez-Franco et al., (2014)
mendefinisakan pemasaran digital sebagai hasil pemasaran evolusi. Evolusi terjadi
ketika perusahaan menggunakan saluran media digital untuk sebagian besar
pemasaran. Saluran media digital dapat di atasi dan diizinkan percakapan terus
menerus, dua arah, dan pribadi antara pemasar dan konsumen. Sedangkan
menurut Lane (2008) pemasaran digital adalah praktik mempromosikan produk
dan layanan menggunakan saluran distribusi digital. Pemasaran digital juga
disebut sebagai e-marketing dan termasuk iklan digital atau online, yang
mengirimkan pesan pemasaran kepada pelanggan.
Bagi para penggiat UMKM, peran dari website dan media sosial ini adalah
sebagai sarana mereka untuk menjalin hubungan dengan para pelanggan,
mengetahui pendapat dan saran pelanggan terhadap produk kita, sebagai media
promosi yang dianggap efektif, serta dapat melakukan pengembangan produk
sesuai dengan keinginan pasar.
Pemasaran Melalui Rantai Pemasaran
Proses pemasaran diawali dari melihat peluang pasar di media sosial,
melakukan riset, memilih target, menyusun strategi, action dan evaluasi. Namun
demikian masih banyak dikalangan usahawan pemula yang tidak melihat tahap-
tahap proses tersebut sehingga barang dan jasa yang ditawarkan tidak sampai atau
kurang menarik ke konsumen karena tidak sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen pada lokasi tersebut dan juga tidak didukung oleh ruang dan
waktu. Pergeseran zaman akan mampu menutupi kekurangan produsen dalam
distribusi barang dan jasa melalui jasa yang ada. Keadaan ini akan mendorong
produsen untuk meningkatkan kuantitas produksinya karena tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Sistem jasa kini mampu mengantar barang dagangan produsen
sesuai tujuan yang diinginkan tanpa ada batas. Menurut Kotler (2005), usaha-
usaha untuk memperpendek mata rantai pemasaran/tataniaga adalah salah satu
jalan yang dapat membantu usaha bisnis untuk meningkatkan pendapatan.
Oktaviani, A., Maulana, A., & Firmansyah, R. (2023). Peranan Media Sosial
Facebook dalam Meningkatkan Komunikasi Pemasaran di Era Digital.
MUKASI: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 143–150.
https://doi.org/10.54259/mukasi.v2i2.1592
Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). Pemasaran Musik Pada Era Digital
Digitalisasi Industri Musik Dalam Industri 4.0 Di Indonesia. WACANA,
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1).
https://doi.org/10.32509/wacana.v18i1.729
Mashuri, M. (2019). Analisis Strategi Pemasaran UMKM Di Era 4.0.
IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 8(2), 215–224.
https://doi.org/10.46367/iqtishaduna.v8i2.175
Salman Al Farisi. (2022). Dalam Meningkatkan Kesejahteraan. Jurnal Dinamika
Ekonomi Syariah, 9(1), 73–84.
Suryati, I. (2021). Penerapan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Bidang Jasa Atau Pelayanan Laundry. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi,
1(1), 18–30
Nofiani, P. W., Mursid, C., & Mursid, M. C. (2021). Pentingnya Perilaku
Organisasi Dan Strategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Di
Era Digital. Jurnal Logistik Bisnis, 11(02), 71–77.
https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Nugroho, A. A., Anggita, W., Wahyudin, N., Nugroho, S., Studi, P., Manajemen,
M., Bangka, U., Universitas, A., Belitung, B., Manajemen, J., Bangka, U.,
Hukum, J., & Bangka, U. (2023). Jurnal abdi insani. 10, 2760–2766