1. Tujuan Pembelajaran
a) Mengidentifikasi bagaimana lingkungan makro mempengaruhi strategi pemasaran digital,
perencanaan, implementasi dan kinerja organisasi
b) Mempertimbangkan kendala hokum, moral dan etika dari pemasaran digital
c) Mengidentifikasi aspek aspek dari masing masing kekuatan lingkungan makro yang
secara khusus relevan dengan pemasaran digital.
3. Pendahuluan
Pada bagian sebelumnya kita telah membahas factor ekonomi mikro yang harus
oganisasi pertimbangkan dalam menentukan dampak penggunaan internet. Di bagian ini kita
akan membahas bagaimana factor ekonomi makro adpat mempengaruhi cara penggunaan
internet untuk mendukung pemasaran.
Kita membahas factor lingkungan makro yang digunakan secara luas menggunakan
isltilah SLEPT. SLEPT singkatan dari Faktor Sosial, Hukum, Economic, Politik dan
Teknologi. Terkadang factor factor tersebut dinamakan PEST faktor, tetapi kita
menggunakan SLEPT dikarenakan untuk menekankan pentingnya Pengaruh hokum dalam
praktek pemasaran. Faktor SLEPT terdiri dari
e) Faktor Sosial (Social) – Pengaruh pandangan konsumen dalam menentukan penggunaan
internet untuk berbagai aktivitas
f) Faktor Hukum dan Etika (Law and ethical) – untuk menentukan metode yang digunakan
dalam pemasaran digital, Pemerintah sebagai perwakilan masyarakat berupaya untuk
melindungi hak privacy warga negaranya
g) Faktor Ekonomi (Economic) – Perbedaan kondisi perekonomian di beberapa negara
berpengaruh terhadap pola pembelanjaan dan perdagangan dunia.
h) Faktor politik (Political) – Pemerntah dan organisasi duni mempunyai aturan2 penting
dalam menentukan adopsi dan kontrol terhadap penggunaan internet di masa depan
i) Faktor Teknologi (Technology) – Perubahan teknologi memberikan kesempatan baru
dalam memasarkan produk.
A. Faktor Sosial
Faktor social berkaitan dengan budaya dan memiliki implikasi signifikan bagi
pemasaran digital. Secara umum, factor utama yang membentuknya adalah komunitas soisal
berdasarkan profil demografis, social exclusion dan factor budaya.
Dalam bab sebelumnya kami melihat demografi dan pengambil alihan terhadap dunia
maya oleh konsumen dan menemukan variasi besar dalam hal tingkat atau jumlah akses
internet, serta jumlah penggunaan dan keterlibatan dalam pembelian online. Dalam bab ini,
focus utamanya ada pada dampak yang lebih luas dari pengaruh demografi yaitu perubahan
populasi. Hal ini penting karena ukuran dan tingkat pertumbuhan populasi memiliki
implikasi untuk strategi dan perencanaan pemasaran digital. Satu perubahan tren demografis
yang sangat penting adalah bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, lebih dari
50% populasi, hidup dalam lingkungan perkotaan.
Julah populasi dunia diperkirakan ada di bawah 7 miliar, dengan 26,3 persen berusia
14 tahun kebawah; 65,9 persen berusia antara 15 sampai 64 tahun; dan 7,9 persen berusia 65
tahun ke atas. Pertumbuhan dari populasi sendiri diperkirakan sekitar 1,09 persen. Dengan
adanya ppopulasi yang terus berkembang, otomatis aka nada peningkatan permintaan dan
penggunaan terhadap sumber daya. Perubahan populasi penting bagi pemasar karena dari hal
tersebut dapat menciptakan peluang pasar baru.
Analis tren demografis dapat menunjukkan beragam masalah penting, seperti adanya
kelompok yang signifikan di setiap populasi nasional, setidaknya ada seperempat dari
populasi orang dewasa yang belum pernah berfikir akan sempat mengakses internet. Terlihat
jelas bahwa kurangnya permintaan layanan internet dari kelompok ini perlu diperhitungkan
ketika memperkirakan permintaan di masa depan. Selain itu, hal ini akan menimbulkan
isolasi social atau apa yang disebut oleh Oxford Internet Institute dalam penelitiannya
mengenai penggunaan internet sebagai “internet disengagement”. Orang lain menganggap
hal ini sebagai asepk “social exclusion”.
1) Social Exclusion
Dampak sosial dari internet juga sudah menjadi perhatian banyak pihak, karena
internet memiliki efek yang dapat menonjolkan kesenjangan social baik di sesama
masyarakat dalam satu negara maupun dengan masyarakat dari negara lain. Hal ini dapat
menekankan pengucilan social dimana satu bagian masyarakat dikeluarkan dari fasilitas
yang tersedia, sehingga mereka menjadi terisolasi.
Beberapa negara maju dengan ekonomi mapan mendukung dan mempromosikan
penggunaan IT dan internet melalui program social di negara mereka. Salah satu contoh
program tesebut adalah UK ONLINE yang merupakan inisiatif dari Pemerintah Inggris.
Program ini beroperasi antara tahun 2000-2004, dengan tujuan mempromosikan
penggunaan internet melalui ‘bisnis dan konsumen’. Komisi eropa (2007) percaya bahwa
“kebijakan dari e-inclusion” telah membuat kemajuan yang signifikan dalam
mengimplikasikan tujuan masyarakat yang berbasis pengetahuan inclusive. Komisi ini
juga menyarankan bahwa pemerintah harus fokus pada tiga aspek e-inclusion sebagai
berikut
a) The access divide; memepertimbangkan kesenjangan antara mereka yang
memiliki dan tidak memiliki akses. Pemerintah akan mendorong persaingan
untuk mengurangi biaya dan memberikan pilihan akses yang lebih luas
melalui berbagai platform (contoh:telepon seluler atau akses TV Interaktif)
b) The Usage divide; berkonsentrasi pada mereka yang memiliki akses, tapi
bukan merupakan pengguna. Pemerintah mempromosikan pembelajaran
ketrampilan internet dasar melalui TIK, pada mereka yang sekiranya sangat
memerlukannya.
c) The divide stemming from quality of use; berfokus pada perbedaan tingkat
partisipasi orang orang yang memiliki akses dan merupakan pengguna.
Pelatihan juga dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan ini.
Permasalahan tentang etika dalam memperoleh data personal dirangkum oleh Mason (1986)
dalam empat bidang:
• Privacy - informasi pribadi pelanggan
• Accuracy – kebenaran infoormasi tersebut
• Properti - siapa yang memilikinya dan bagaimana kepemilikan dapat ditransfer?
• Accessibility – Siapa saja yang diperbolehkan untuk mengakses informasi ini,
Fletcher (2001) memberikan perspektif alternatif, mengangkat isu-isu ini menjadi perhatian
untuk kedua individual dan pemasar:
• Transparency (Keterbukaan)– Adanya kejelasan siapa yang mengumpulkan informasi?
• Security (Keeamanan)- bagaimana informasi tersebut dilindungi dan tidak disebarluaskan
ketika sudah dikumpulkan oleh perusahaan
• Liability - siapa yang bertanggung jawab jika data disalahgunakan?
Berdasarkan Komisaris (1998) terdapat 8 prinsip perlindungan data pribadi (Personal Data
Protection Principles) yaitu
1) Data pribadi harus diproses secara fair dan berdasarkan aturan hokum
2) Data pribadi hanya diperoleh untuk satu atau lebih tujuan yang khusus dan sah dan tidak
boleh diproses lebih lanjut dengan cara apapun yang tidak sesuai dengan maksudnya.
3) Data pribadi harus layak/memadai, relevan dan tidak belebihan dikaitkan dengan maksud
pemrosesannya.
4) Data pribadi harus akurat dan sejauh mungkin mutakhir
5) Pemrosesan data pribadi untuk maksud maksud tertentu tidak boleh ditahan lebih dari
jangka waktu yang diperlukan untuk maksud tersebut
6) Data pribadi harus diproses berdasarkan persetujuan subjek data sesuai dengan undang-
undang.
7) Tindakan teknis dan organisasi yang wajar patut ditempuh terhadap pemrosesan yang
tidak sah atau melawan hukum atas data pribadi, termasuk atas kejadian yang
menimbulkan hilangnya atau rusaknya atau kerugian atas data pribadi
8) Data pribadi tidak boleh ditransfer ke negara diluar kawasan ekonomi eropa kecuali
negara tersebut menjamin tingkat perlindungan yang memadai atas hak hak dan
kebebasan subjek data dalam kaitan dengan pemrosesan data.
Aturan anti-spam
Spam adalah surat elektronik masuk yang tidak diminta (biasanya bersifat massal dikirim ke
banyak orang dan ditergetkan). Undang-undang telah diberlakukan di berbagai negara untuk
melindungi privasi individu dan dengan tujuan mengurangi spamemail atau komersial yang
tidak diminta (UCE). Awalnya, 'spam' yang paling terkenal adalah daging kaleng (dari 'spiced
ham'), tetapi versi modern dari singkatan dari “Sending Persistent Annoying E-mail
(mengirimkan email yang terus-menerus mengganggu).
Aturan anti-spam tidak berarti bahwa email tidak dapat digunakan sebagai alat pemasaran.
Sebagai penjelasan bahwa sebelum memulai dialog email dengan pelanggan, menurut hukum
Eropa dan Amerika dan di banyak negara di kawasan Asia-Pasifik, perusahaan harus meminta
pelanggan untuk memberikan alamat email mereka dan kemudian memberi mereka pilihan untuk
'memilih' lebih lanjut komunikasi. Idealnya, mereka harus ikut serta secara proaktif dengan
mencentang kotak. E-mail. Data yang disimpan tentang individu biasanya digunakan untuk
memasarkan produk ke pelanggan potensial atau yang sudah ada melalui e-mail. Alamat email
resmi opt-in dan informasi profil pelanggan tersedia untuk dibeli atau disewa dari database yang
secara tradisional dikenal oleh pemasar sebagai daftar dingin, disebut demikian karena
perusahaan yang membeli data dari pihak ketiga tidak mengenal Anda. Nama Anda akan juga
berpotensi disimpan di opt-in dalam perusahaan Anda telah membeli dari mana Anda telah
memberikan persetujuan Anda dihubungi oleh company atau memberikan persetujuan tambahan
dihubungi dengan mitranya.
Ada beberapa inisiatif yang sedang diambil oleh kelompok industri untuk meyakinkan pengguna
web tentang ancaman terhadap informasi pribadi mereka. Yang pertama adalah TRUSTe
(www.truste.org), yang disponsori oleh IBM dan dengan situs divalidasi oleh
PricewaterhouseCoopers dan KPMG. Validator akan mengaudit situs untuk memeriksaprivasi
setiap situs untuk pernyataan melihat apakah itu valid. Misalnya, pernyataan privasi akan
menjelaskan:
bagaimana sebuah situs mengumpulkan informasi;
bagaimana informasi tersebut digunakan;
dengan siapa informasi tersebut dibagikan;
bagaimana pengguna dapat mengakses dan mengoreksi informasi;
bagaimana pengguna dapat memutuskan untuk menonaktifkan diri mereka sendiri dari
situs atau menahan informasi dari pihak ketiga.
Kami menyimpulkan bagian tentang undang-undang privasi ini dengan ringkasan daftar periksa
dari langkah-langkah praktis yang diperlukan untuk mengaudit kepatuhan perusahaan terhadap
undang-undang perlindungan data dan privasi. Perusahaan harus:
1) Mengikuti panduan dan hukum privasi dan perlindungan konsumen di semua pasar lokal.
Menggunakan privasi lokal dan sertifikasi keamanan jika tersedia.
2) Beri tahu pengguna, sebelum meminta informasi tentang:
siapa perusahaan itu;
data pribadi apa yang dikumpulkan, diproses dan disimpan; a
pa tujuan pengumpulan. 3
3) Mintalah persetujuan untuk mengumpulkan data pribadi yang sensitif, dan itu adalah
praktik yang baik untuk meminta sebelum mengumpulkan semua jenis data.
4) Yakinkan pelanggan dengan menyediakan pernyataan privasi yang jelas dan efektif dan
menjelaskan tujuan pengumpulan data.
5) Membiarkan individu tahu kapan 'cookies' atau perangkat lunak rahasia lain yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang mereka.
6) Jangan mengumpulkan atau menyimpan data pribadi kecuali benar-benar diperlukan
untuk organisasi tujuan Misalnya, nama dan alamat lengkap seseorang tidak boleh
diminta untuk memberikan kutipan online. Jika informasi tambahan diperlukan untuk
tujuan pemasaran, ini harus dijelaskan dan penyediaan informasi tersebut harus bersifat
opsional.
7) Ubah data yang salah saat diinformasikan dan beri tahu orang lain. Aktifkan koreksi di
tempat.
8) Hanya gunakan data untuk pemasaran (oleh perusahaan, atau pihak ketiga) jika pengguna
telah diberi tahu tentang kasus ini dan telah menyetujui hal ini. (Iniadalah opt-in.)
9) Menyediakan pilihan untuk customers to berhenti menerima informasi.
10) Gunakan teknologi keamanan yang tepat untuk melindungi informasi informasi
pelanggandi situs Anda.
Sparrow (2000) mengidentifikasi delapan bidang hukum yang perlu menjadi perhatian pemasar
online. Meskipun undang-undang telah disempurnakan sejak saat itu, ini masih merupakan
kerangka kerja yang berguna untuk mempertimbangkan undang-undang yang menjadi subjek
pemasar digital.
Menggunakan nama pesaing dan merek dagang dalam meta-tag (untuk optimisasi mesin pencari)
Meta-tag, yang merupakan bagian dari kode HTML sebuah situs digunakan untuk memasarkan
situs web dengan memungkinkan mereka untuktampil lebih menonjoldi mesin pencari sebagai
bagian dari optimasi mesin pencari (SEO) (lihat Bab 8). Beberapa perusahaan telah mencoba
memasukkan nama perusahaan pesaing ke dalam meta-tag.