Anda di halaman 1dari 9

Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

ISSN: xxxx-xxxx (online)


DOI: 10.17977/

Dampak Permainan Tradisional terhadap Peningkatan


Kebugaran Fisik dalam Pembelajaran PJOK Siswa SDN
Petungasri 03 Kecamatan Pandaan
Nama Lengkap Mahasiswa, Nama Lengkap Pembimbing*, Nama Lengkap Pembimbing
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
*Penulis korespondensi, Surel: pembimbing123@gmail.com

Abstract
The current PJOK learning activities seem boring because only the same activities are
carried out frequently every year. This certainly causes students to feel bored or fed up with a
learning model that seems monotonous. Therefore, traditional game practice can be a variation and
also a solution to overcome monotonous learning. The type of research used in compiling this
journal is using a one group pretest-posttest design type of research. The research method used is
an experimental method, which means that researchers who want to use experimental research
must carry out experiments on the subjects to be studied to receive certain treatment within a
certain time period. The population and sample used in this research were 60 students at SD Negeri
03 Petungasri Pandaan Malang. Based on the results of research that has been carried out, it can be
seen that traditional games have a positive influence in improving physical fitness among students
at SDN Petungasri III in Pandaan District. This is supported by the finding that the pretest and
posttest data show significance values indicating a normal data distribution, namely with a pretest
significance value of 0.061 and a posttest of 0.065, which is in accordance with the criteria that
values above 0.05 are considered a normal distribution.

Keywords: Physical Fitness; PJOK; Traditional Games.

Abstrak
Kegiatan pembelajaran PJOK saat ini terkesan membosankan karena hanya kegiatan itu-itu
saja yang dilakukan kerap kali untuk setiap tahunnya. Hal ini tentu menyebabkan siswa merasa
jenuh atau bosan dengan model belajar yang terkesan monoton. Oleh karenanya praktek
permainan tradisional dapat menjadi salah satu variasi dan juga solusi untuk mengatasi
pembelajaran yang monoton tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun jurnal ini
adalah dengan menggunakan jenis penelitian one group pretest-posttest design. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen yang memiliki arti bahwa peneliti yang ingin
menggunakan penelitian eksperimen harus melakukan percobaan pada subjek yang akan diteliti
untuk menerima perlakuan tertentu dalam masa waktu tertentu. Populasi dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 03 Petungasri Pandaan Malang yang
berjumlah 60 siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa
permainan tradisional memiliki pengaruh yang positif dalam meningkatkan kebugaran jasmani
pada siswa SDN Petungasri III di Kecamatan Pandaan. Hal ini didukung oleh temuan bahwa data
pretest dan posttest menunjukkan nilai signifikansi yang menandakan distribusi data yang normal,
yaitu dengan nilai signifikansi pretest sebesar 0,061 dan posttest sebesar 0,065, yang sesuai dengan
kriteria bahwa nilai di atas 0,05 dianggap sebagai distribusi yang normal.

Kata kunci: Kebugaran Jasmani; PJOK; Permainan Tradisional.

1. Pendahuluan
Menurut Mahendra & Jabar, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
adalah suatu proses dalam dunia pendidikan yang memanfaatkan kegiatan fisik untuk
menghasilkan perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek individu, baik secara fisik,
mental, maupun emosional (A. Mahendra, 2021). Konsep ini melibatkan pendekatan holistik

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

terhadap peserta didik, menganggap mereka sebagai kesatuan yang utuh, dan tidak
memisahkan kualitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran PJOK. PJOK merupakan
bagian yang krusial dalam kurikulum sekolah karena berperan dalam meningkatkan dan
membentuk pengalaman kegiatan fisik dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Pembelajaran PJOK di sekolah mencakup materi yang bertujuan untuk meningkatkan


kebugaran fisik. Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
fisik dan menahan beban fisik tanpa mengalami kelelahan berlebihan.

Kebugaran fisik juga memiliki peran yang esensial dalam mendukung aktivitas sehari-
hari dan pekerjaan seseorang. Ini mencakup beberapa komponen seperti kekuatan,
keseimbangan, kecepatan, kelenturan, daya tahan, daya ledak, dan koordinasi. Dengan
demikian, kebugaran fisik memiliki dampak yang positif pada hasil pembelajaran, seperti
yang disoroti dalam penelitian oleh Abduh. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara tingkat kebugaran fisik dengan prestasi belajar peserta didik, yang
menyiratkan bahwa semakin baik kebugaran fisik seseorang, semakin baik juga prestasi
akademiknya (I. Abduh, 2020).

Ketika seorang siswa memiliki tingkat kebugaran fisik yang rendah, hal ini dapat
menyebabkan penurunan hasil belajar mereka. Aktivitas yang padat setiap hari dapat
menguras energi siswa, sehingga semangat dan motivasi mereka dalam proses pembelajaran
di kelas bisa menurun, membuat sulit bagi mereka untuk menerima materi yang diajarkan
oleh guru. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki kebugaran fisik yang baik agar
dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Dalam penelitian ini, penulis telah melakukan wawancara dengan guru PJOK dan juga
peserta didik. Hasil wawancara tersebut mengungkap beberapa alasan, di antaranya adalah
bahwa menurut guru, banyak peserta didik yang lebih tertarik untuk bermain gadget. Gadget
lebih diminati karena kepraktisannya dalam penggunaan, beragamnya fitur yang ditawarkan,
dan kemampuannya untuk menghibur tanpa cepat membuat bosan.

Penulis menyatakan bahwa perlu dicari solusi untuk menanggapi masalah ini, karena
masalah ini memiliki dampak penting bagi kemajuan bangsa dan tidak boleh diabaikan. Oleh
karena itu, model permainan dalam pembelajaran PJOK untuk meningkatkan kebugaran fisik
siswa perlu dikembangkan dan diimplementasikan. Model permainan yang efektif adalah
yang tidak hanya menyenangkan bagi siswa, tetapi juga memiliki aturan yang mudah
dipahami dan dapat dilakukan secara mandiri. Dengan demikian, permainan ini tidak
memerlukan banyak peralatan atau biaya yang mahal.

2. Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah menggunakan
jenis penelitian one group pretest-posttest design. Arti dari jenis penelitian one group pretest-
posttest design adalah penelitian ini dilakukan hanya dengan satu kelompok saja tanpa kelom-
pok lain sebagai pembanding atau yang biasa disebut sebagai kelompok kontrol. Metode yang
digunakan dalam menyusun jurnal ini adalah menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen dapat diartikan bahwa peneliti yang ingin menggunakan penelitian eksperimen
harus melakukan percobaan pada subjek yang akan diteliti untuk menerima perlakuan ter-
tentu dalam masa waktu tertentu.

2
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

Populasi pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan siswa dan siswi kelas III SD
Negeri 03 Petungsari Kecamatan Pandaan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
siswa kelas III SD Negeri 03 Petungsari, Pandaan yang berjumlah 60 siswa. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik total sampling. Teknik sampling yang digunakan ini di-
lakukan dengan cara yang disengaja, yang berarti peneliti akan menentukan sendiri dalam hal
pengambilan sampel penelitian yang dibutuhkan. Sedangkan teknik pengumpulan data,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Observasi merupakan suatu hal
kegiatan pengamatan atau pencatatan hasil dari seberapa besar telah mencapai target yang
diharapkan (K.A. Octarina, 2022). Dalam hal analisis data, peneliti menggunakan teknik anali-
sis data dengan menggunakan berbagai macam metode pengujian data untuk mengetahui ke-
validan data tersebut dan juga untuk mengetahui apakah data tersebut dapat dipakai atau
tidak. Beberapa uji yang dilakukan seperti uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil dapat disajikan dalam bentuk grafik, tabel, atau deskriptif. Pemuatan tabel dan
gambar seharusnya hanya berisi informasi esensial hasil riset. Analisis dan interpretasi hasil
ini diperlukan sebelum dibahas.

Kebugaran jasmani merujuk pada kondisi atau kemampuan fisik seseorang yang
melibatkan beberapa aspek penting. Secara umum, kebugaran jasmani mencakup
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik dengan efisien dan tanpa merasakan
kelelahan yang berlebihan. Hal ini melibatkan beberapa komponen utama, termasuk
kekuatan, keseimbangan, kecepatan, kelenturan, daya tahan, daya ledak, dan koordinasi.
Kekuatan fisik mengacu pada kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga, khususnya dalam
aktivitas yang melibatkan angkatan atau beban. Sementara itu, keseimbangan mencakup
kemampuan untuk menjaga posisi tubuh secara stabil saat bergerak atau berdiri. Kecepatan
dan kelenturan adalah kemampuan untuk bergerak dengan cepat dan mengubah posisi tubuh
dengan lancar dan fleksibel.

Daya tahan fisik adalah kemampuan tubuh untuk bertahan dalam aktivitas fisik yang
berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu tanpa merasa terlalu lelah. Daya ledak, di sisi lain,
mengacu pada kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dengan kekuatan maksimal
dalam waktu singkat, seperti loncatan atau dorongan cepat. Sedangkan koordinasi
melibatkan kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh secara efisien dan
terkoordinasi. Kebugaran jasmani adalah dimana ketika seorang anak melakukan kegiatan
sehari-harinya tidak mudah merasakan lelah yang berarti (V.P. Cahyaningtyas, 2021).

Kebugaran jasmani tidak hanya penting untuk kesehatan fisik seseorang, tetapi juga
memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental dan emosional. Individu yang
memiliki kebugaran jasmani yang baik cenderung memiliki tingkat energi yang lebih tinggi,
suasana hati yang lebih baik, dan kemampuan kognitif yang lebih baik. Selain itu, kebugaran
jasmani juga berperan penting dalam mendukung aktivitas fisik sehari-hari dan kinerja dalam
berbagai jenis pekerjaan atau kegiatan. Oleh karena itu, untuk mencapai kebugaran jasmani
yang optimal, diperlukan kombinasi latihan fisik yang tepat, pola makan seimbang, istirahat
yang cukup, serta gaya hidup aktif secara keseluruhan.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) adalah bagian integral dari
kurikulum di berbagai tingkat pendidikan, dari sekolah dasar hingga menengah. PJOK bukan
hanya sekadar serangkaian pelajaran fisik dan olahraga, tetapi juga mencakup aspek

3
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh. Dalam PJOK, siswa tidak hanya diajarkan
keterampilan fisik seperti olahraga dan gerakan tubuh, tetapi juga diberikan pengetahuan
tentang pentingnya menjaga kebugaran fisik, mengadopsi gaya hidup sehat, dan menerapkan
prinsip-prinsip kebugaran jasmani dalam kehidupan sehari-hari (Ni Luh Wisma Darani,
2020).

Melalui PJOK, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan


motorik, keterampilan sosial, dan keterampilan hidup yang penting. Mereka belajar tentang
pentingnya kerjasama tim, kepemimpinan, fair play, dan sikap sportif dalam konteks berbagai
aktivitas fisik dan olahraga. Selain itu, aspek kesehatan juga ditekankan, seperti pengetahuan
tentang nutrisi yang baik, kebersihan diri, serta cara menjaga kesehatan mental dan
emosional.

Tujuan utama dari PJOK adalah untuk membentuk individu yang sehat, aktif, dan
berpengetahuan tentang pentingnya kebugaran jasmani dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian, PJOK tidak hanya berfokus pada aspek fisik semata, tetapi juga memperhatikan
pengembangan mental, emosional, dan sosial siswa. Melalui pengalaman dalam berbagai
aktivitas fisik, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tertentu, dan belajar untuk menghadapi
tantangan dengan semangat yang positif.

Dalam konteks pembelajaran, metode pengajaran yang digunakan dalam PJOK juga
beragam, mulai dari latihan fisik, permainan, olahraga kompetitif, hingga pendekatan reflektif
yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kebugaran jasmani
dan gaya hidup sehat secara menyeluruh. Dengan demikian, PJOK tidak hanya menjadi tempat
untuk belajar keterampilan fisik, tetapi juga menjadi wahana bagi siswa untuk memahami
nilai-nilai kehidupan sehat, keterampilan interpersonal, serta pentingnya menjaga
keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.

Permainan tradisional merujuk pada jenis permainan yang telah ada dan dimainkan
dalam budaya dan tradisi suatu masyarakat sejak zaman dahulu. Jenis permainan ini
seringkali diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, menjadi bagian tak
terpisahkan dari identitas dan kebudayaan suatu kelompok. Permainan tradisional sering kali
melibatkan penggunaan alat sederhana atau bahkan tanpa menggunakan alat sama sekali,
bergantung pada kreativitas dan kecerdikan peserta dalam menciptakan aturan dan objektif
permainan.

Salah satu karakteristik utama dari permainan tradisional adalah aspek sosialnya yang
kuat. Permainan ini sering dimainkan dalam kelompok, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat lokal, maupun dalam acara-acara tradisional. Melalui permainan tradisional,
generasi muda diajarkan nilai-nilai budaya, norma, serta keterampilan sosial yang penting
untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, permainan ini juga merupakan bentuk pengalaman
belajar yang menyenangkan, di mana anak-anak dapat mengasah keterampilan motorik,
kognitif, dan emosional mereka. Olahraga permainan tradisional merupakan suatu simbol
pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dan dibaliknya terdapat berbagai
kegiatan dan pesan (Kurniawan, 2019).

Jenis-jenis permainan tradisional sangat beragam, bergantung pada budaya dan


geografi tempat di mana permainan itu berasal. Ada permainan yang melibatkan kekuatan

4
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

fisik, seperti panjat pinang atau tarik tambang, yang menguji kekuatan dan kerjasama tim. Di
sisi lain, ada permainan yang menekankan kecepatan, kelincahan, dan strategi, seperti gobak
sodor, bentengan, atau petak umpet. Tak jarang pula permainan tradisional mengandung
makna simbolis atau memiliki hubungan dengan ritual keagamaan atau upacara adat.

Dalam era modern dengan segala kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup,
penting untuk tetap melestarikan permainan tradisional sebagai bagian berharga dari
warisan budaya. Melestarikan permainan tradisional bukan hanya untuk menjaga identitas
budaya, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengalami dan
memahami akar budaya mereka, serta mengembangkan kreativitas, kerjasama tim, dan
keterampilan sosial yang tak ternilai. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi lebih
dari sekadar bentuk hiburan, melainkan sarana penting dalam proses pembelajaran dan
pemeliharaan keberlangsungan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,


dan Kesehatan (PJOK) di Sekolah Dasar memiliki nilai yang sangat penting dan bermanfaat.
Permainan tradisional merupakan bagian integral dari kekayaan budaya lokal yang menjadi
warisan nenek moyang, dan menghadirkan banyak manfaat dalam konteks pembelajaran
PJOK.

Pertama-tama, permainan tradisional memungkinkan siswa untuk terlibat dalam


aktivitas fisik yang menyenangkan dan bermakna. Melalui permainan seperti gobak sodor,
bentengan, atau engklek, siswa dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
secara alami, tanpa perlu alat atau peralatan modern yang mahal. Mereka belajar tentang
koordinasi tubuh, keseimbangan, kecepatan, dan kekuatan dalam konteks yang interaktif dan
menyenangkan.

Selain itu, permainan tradisional juga mempromosikan nilai-nilai sosial dan budaya
yang sangat berharga. Ketika siswa terlibat dalam permainan bersama, mereka belajar
tentang kerjasama tim, komunikasi, serta menghargai perbedaan dan keunikannya masing-
masing. Permainan seperti dakon, congklak, atau lompat tali tidak hanya menjadi sarana
untuk bergerak dan berolahraga, tetapi juga sebagai medium yang mengajarkan tentang
pentingnya kerja sama, rasa saling percaya, dan penghargaan terhadap tradisi budaya lokal.

Selain aspek fisik dan sosial, permainan tradisional juga memiliki dampak yang positif
pada aspek kesehatan siswa. Dengan terlibat dalam aktivitas fisik yang terstruktur dan
menyenangkan, siswa dapat meningkatkan kebugaran jasmani mereka secara alami. Hal ini
berkontribusi pada peningkatan kesehatan fisik, seperti kekuatan otot, daya tahan, dan
kesehatan jantung.

Selanjutnya, penggunaan permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK juga


memperkaya pengalaman belajar siswa. Mereka tidak hanya belajar tentang olahraga modern
atau teknologi terkini, tetapi juga menyelami warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai lokal.
Ini memberikan pengalaman belajar yang holistik, menyentuh aspek fisik, emosional, sosial,
dan budaya secara bersamaan.

Terakhir, penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK juga


menghidupkan kembali dan melestarikan budaya lokal. Dengan memperkenalkan dan
mengajarkan permainan tradisional kepada generasi muda, kita turut memastikan bahwa

5
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

warisan budaya tersebut tetap hidup dan terus dikenang. Hal ini membantu menjaga identitas
budaya, mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal, serta memupuk
kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan nenek moyang.

Secara keseluruhan, penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK di


Sekolah Dasar memberikan banyak manfaat yang luas dan berkelanjutan. Selain dari aspek
fisik, permainan tradisional juga memberikan nilai-nilai sosial, budaya, kesehatan,
pengalaman belajar yang berharga, serta melestarikan budaya lokal. Hal ini menjadikan
permainan tradisional bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga sebuah sarana pembelajaran
yang menyenangkan, berharga, dan bernilai dalam pengembangan siswa secara holistik.

Penelitian ini dilakukan dengan total 16 sesi pertemuan per kelas, di mana kelas A
bertemu pada hari Jumat dan kelas B bertemu pada hari Senin. Subjek yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi dari kelas III A dan B di SDN Petungasri III,
Kecamatan Pandaan, dengan jumlah total 60 siswa, terdiri dari 29 siswa laki-laki dan 31 siswi
perempuan. Penelitian ini dilakukan di lapangan yang ada di SDN Petungasri III.

Analisis data dalam penelitian ini mencakup data pretest dan posttest dari eksperimen
yang telah dilakukan. Bagian ini akan menampilkan hasil data pretest dan posttest dari
kelompok yang menjalani intervensi dengan tujuan meningkatkan kebugaran jasmani melalui
permainan tradisional.

Tabel 1. Frekuensi Perbandingan Data Pretest dan Posttest

Subjek Pretest Posttest


Mean 1.36 4.35
Std. Dev. 0.204 0.289

Tabel 2. Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest

*Subjek P-Value Alpha Keterangan


Pretest 0.061 Normal
0.05
Posttest 0.065 Normal

Berdasarkan tabel yang disajikan, kedua data pretest dan posttest menunjukkan
distribusi yang normal. Nilai signifikansi untuk pretest sebesar 0,061 dan nilai signifikansi
untuk posttest sebesar 0,065, dimana data dianggap normal jika nilainya di atas 0,05. Oleh
karena itu, karena kedua nilai signifikansi tersebut di atas 0,05 (signifikansi > 0,05), hipotesis
bahwa data berdistribusi normal dapat diterima.

Tabel 3. Data Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

*Subjek P-Value Alpha Keterangan


Pretest 0.977 Homogen
0.05
Posttest 0.744 Homogen

6
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

Dari kedua data pretest dan posttest, nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Data
dianggap homogen ketika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, sehingga dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen karena nilai signifikansi pretest sebesar
0,977 dan nilai signifikansi posttest sebesar 0,744.

Tabel 4. Hasil Uji-t

T hitung T df P Value Alpha


-83.364 -2.001 0.000 0.05
H0 = variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
model.

H1 = variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model.

Berdasarkan data yang disajikan, disimpulkan bahwa data tersebut signifikan karena
nilai P-value yang signifikan, yaitu 0,000. Hal ini dianggap signifikan karena perbandingan
antara pretest dan posttest dianggap signifikan jika nilainya di bawah 0,05, atau jika model
memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima.

Tabel 5. Hasil selisih antara data Pretest dan Posttest

Subjek Rata-Rata Selisih


Pretest 1.356
2.99
Posttest 4.346

Berdasarkan pada data yang terdapat pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-
rata dari Subjek Pretest adalah 1.356 sedangkan nilai rata-rata pada Subjek Posttest adalah
sebesar 4.346. Sedangkan nilai selisihnya adalah sebesar 2.99.

Hasil uji normalitas untuk nilai pretest dan posttest menunjukkan bahwa hasilnya
normal, karena nilai signifikansi > 0,05. Untuk nilai pretest, signifikansi adalah 0,061, dan
untuk nilai posttest adalah 0,065, yang sesuai dengan kriteria normalitas. Selanjutnya, uji
homogenitas juga menunjukkan hasil yang homogen, di mana nilai signifikansi untuk data
pretest adalah 0,977 dan untuk data posttest adalah 0,744. Sesuai dengan aturan uji
homogenitas, jika nilai signifikansi > 0,05, maka dapat dinyatakan homogen, sehingga nilai-
nilai ini dianggap homogen.

Berdasarkan tinjauan teori, dapat dijelaskan sebagai berikut: "Ditemukan bahwa


terdapat pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kebugaran jasmani melalui
permainan tradisional pada siswa SDN Petungasri III, Kecamatan Pandaan." Kriteria yang
digunakan untuk menentukan nilai t hitung lebih besar dari t tabel adalah jika H1 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansi t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H1 tidak diterima.

Dari hasil perhitungan paired samples t-test, didapatkan nilai t tabel dengan derajat
kebebasan (df) = 59 dan taraf signifikansi 2 arah (two-tailed) adalah 2,001 atau -2,001.
Karena hasil uji t menunjukkan nilai -83,364, maka nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (-

7
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

83,364 < -2,001). Dalam kasus ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara data
pretest dan posttest, sehingga permainan tradisional memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data dari penelitian ini, serta
pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan tradisional
memiliki pengaruh yang positif dalam meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa SDN
Petungasri III di Kecamatan Pandaan. Hal ini didukung oleh temuan bahwa data pretest dan
posttest menunjukkan nilai signifikansi yang menandakan distribusi data yang normal, yaitu
dengan nilai signifikansi pretest sebesar 0,061 dan posttest sebesar 0,065, yang sesuai
dengan kriteria bahwa nilai di atas 0,05 dianggap sebagai distribusi yang normal. Selain itu,
uji homogenitas juga menunjukkan hasil yang mendukung, dengan nilai signifikansi pretest
sebesar 0,977 dan posttest sebesar 0,744, yang mengindikasikan homogenitas data. Dengan
demikian, data penelitian ini telah memenuhi persyaratan untuk analisis yang valid dan dapat
dipercaya.

Berdasarkan teori yang telah dikaji, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
nyata dari permainan tradisional terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa.
Hipotesis alternatif (H1) dapat diterima karena nilai signifikansi pada perbandingan antara
pretest dan posttest, yaitu 0,000, yang jelas berada di bawah nilai ambang 0,05. Sesuai dengan
kaidah yang digunakan, nilai t hitung yang diperoleh sebesar -83.364 menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara data pretest dan posttest. Nilai ini jauh lebih kecil
dari t tabel (-83.364 < -2.001 dengan derajat kebebasan 59 dan taraf signifikansi 2 arah),
sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima.

Dari hasil perhitungan paired samples t-test, diperoleh nilai t hitung yang signifikan
negatif, menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan
posttest kebugaran jasmani siswa setelah melalui program permainan tradisional. Hal ini
mengindikasikan bahwa program tersebut efektif dalam meningkatkan kebugaran jasmani
siswa SDN Petungasri III di Kecamatan Pandaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
permainan tradisional memiliki potensi yang besar sebagai salah satu metode yang efektif
untuk meningkatkan kebugaran jasmani, serta memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan berharga bagi siswa dalam konteks pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.

Daftar Rujukan

A. Mahendra, B. A. (2021). Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

8
Sport Science and Health, xxx(xxx), xxx, xx–xx

I. Abduh, H. H. (2020). Analisis Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani terhadap Hasil Belajar Siswa. JOSSAE
(Journal of Sport Science and Education) , 75-82.

K.A. Octarina, A. (2022). Peran Stres Kerja Memediasi Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Como Shambala Estate. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana , 5102-5126.

Kurniawan, A. W. (2019). Olahraga dan Permainan Tradisional. Malang: Wineka Media.

Ni Luh Wisma Darani, I. K. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achiement
Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket. Jurnal Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan , 13-21.

V.P. Cahyaningtyas, M. R. (2021). Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Motivasi.
Riyadhoh: Jurnal Pendidikan Olahraga , 55.

Anda mungkin juga menyukai