Anda di halaman 1dari 8

Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

Inovbiz
Website: www.ejournal.polbeng.ac.id/index.php/IBP
Email: inovbiz@polbeng.ac.id

Pengaruh Fintech e-wallet Terhadap Perilaku


Konsumtif Pada Generasi Millennial
Ali Mujahidin1,*, Rika Pristian Fitri Astuti 2
1,2 IKIP PGRI Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa TImur 62114

ARTICLE INFO

This study aims to examine service quality, perceived ease to use, perceived
usefulness, trust and promotion of financial technology on consumptive behavior in
the millennial generation. Research was limited to OVO and Gopay digital wallets
only. This study used a quantitative approach using a questionnaire. The sample in
this study was 154 respondents consisting of five big cities: Surabaya, Jakarta,
Received: 17 September 2020 Yogyakarta, Semarang and Bandung, and this sample was limited to the millennial
Received in revised: generation only, while the sampling technique was convenience sampling. This
13 November 2020 data analysis technique used multiple linear regression using SPSS 16 for
Accepted: 27 November 2020 windows. The results of this study on the variable service quality and trust were no
Published: 8 Desember 2020 influence on consumptive behavior and the variables of perceived ease to use,
perceived usefulness and promotion have an effect on consumptive behavior.
Open Access
Keywords: service quality, perception of convenience, perception of benefits

1. Pendahuluan
Ekonomi digital melahirkan inovasi terbaru konsumen, antara lain dengan memberikan
dari dua sektor yaitu teknologi dan program promosi potongan harga, promosi cash
perekonomian. Teknologi mempunyai peran back dan lain sebagainya. Dengan adanya
penting salah satunya adalah untuk program itulah yang bisa membuat konsumen
mempermudah masyarakat dalam tertarik sehingga mencoba dan minat
memanfaatkan sumberdaya yang dibutuhkan. menggunakan dompet digital.
Sedangkan salah satu sektor perekonomian PT. Visionet International merupakan salah
adalah keuangan. Melihat begitu penting peran satu penyelenggara dompet digital, yang bermerk
teknologi dan keuangan, maka lahirlah sebuah OVO. OVO merupakan aplikasi smart yang
inovasi yaitu teknologi keuangan (financial memberikan kemudahan konsumen dalam
technology) yang biasa disebut fintech. Adanya bertransaksi (OVO Cash) dan juga memberi
inovasi ini sejalan dengan program Bank kesempatan kepada konsumen untuk
Indonesia yaitu program GNNT (Gerakan mengumpulkan point pada gerai-gerai yang telah
Nasional Non Tunai) yang diluncurkan pada melakukan kerjasama dengan OVO (OVO Point).
tahun 2014, program ini bertujuan untuk Sedangkan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa juga
menyadarkan masyarakat terhadap penggunaan penyelenggaran dompet digital yang bermerk
instrumen pembayaaran non tunai. Salah satu Gopay. Gopay merupakan alat pembayaran non
alat pembayaran non tunai adalah dompet digital tunai yang bisa digunakan pada merchant-
(e-wallet). Dompet digital merupakan salah satu merchant yang sudah bekerjasama. Ber-
alat pembayaran tidak tunai (cashless), dasarkan survei snapcart (beritasatu.com, 2018)
konsumen men-gisi kartu dan/atau aplikasi pada menemukan 58% responden menggunakan
sistem atau bank yang telah dipercaya, kemudian dompet digital OVO sebagai alat pembayaran
konsumen mem-bayar dengan aplikasi atau kartu digital. Sedangkan dompet digital dengan brand
tersebut. Dompet digital bisa dikatakan sebagai GoPay disukai 23% responden, brand DANA
aplikasi software yang digunakan untuk komputer sebanyak 6 %, dan aplikasi LinkAja 1%. Dari
atau telepon pintar untuk transaksi online. hasil survey tersebut terlihat bahwa OVO dan
Berdasarkan data dari Bank Indonesia Gopay menjadi leader market dalam industri
sampai dalam www.bi.go.id sampai dengan 27 dompet digital. Kedua penyelenggara dompet
Mei 2020 ada 51 (lima puluh satu) penyelenggara digital ini merupakan leader market di Indonesia,
yang ber-izin, penyelenggara yang begitu banyak sehingga kualitas produk, strategi promosi
tersebut, membuat persaingan ketat. Ketatnya maupun yang lainnya selalu ditingkatkan untuk
persaingan antar penyelenggara dan konsumen menarik konsumen, terutama generasi mil-
banyak yang masih belum sadar dengan gerakan lennial. Generasi millennial bisa dikatakan
non tunai ini, membuat perusahaan untuk sebagai generasi Y, generasi ini mereka yang
membuat edukasi dan strategi agar bisa menarik lahir sekitar tahun 1980 - 1990, bisa dikatakan

* Corresponding author
E-mail addresses: ali_mujahidin@ikippgribojonegoro.ac.id (Ali Mujahidin)
2614-6983/ © 2020 P3M Politeknik Negeri Bengkalis. All rights reserved.
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

pula bagi mereka yang lahir pada awal 2000, dengan perilaku konsumtif inilah yang sebaiknya
sehingga generasi ini mempunyai usia berkisar diteliti un-tuk melihat apakah strategi
19 – 39 tahun pada saat ini. Generasi Millennial penyelenggara fintech saat ini bisa
merupakan generasi pada usia produktif, pada mempengaruhi konsumen untuk melakukan
usia ini juga orang melek terhadap teknologi, hal pembelian secara impulsif sehingga konsumen
ini dimanfaatkan oleh Gopay dan OVO sebagai mempunyai perilaku konsumtif.
perusahaan dompet digital untuk memberikan Sektor keuangan dan teknologi merupakan
kemudahan dalam bertransaksi. Kemudahan sektor yang penting dalam perekonomian
bertransaksi bisa membuat masyarakat untuk Indonesia, sehingga harus terus untuk berinovasi
mempunyai perilaku konsumtif, tidak ada untuk mengikuti perkembangan masyarakat.
perencanaan dalam berbelanja dan cenderung Financial technology merupakan salah satu
ke pembelian impulsif. inovasi dalam sektor keuangan dan teknologi.
Konsep penelitian ini menggunakan konsep Menurut Harahap et al (2017) financial
Technology Acceptance Model (TAM) menurut technology merupakan industri yang berkembang
Rahmawati dan Narsa (2019) Technology Ac- dengan cepat dan dinamis, pada industri tersebut
ceptance Model merupakan salah satu teori ada beberapa model bisnis yang berbeda.
tentang sistem informasi yang dipandang Sedangkan Hsueh (2017) dalam (Nugroho dan
berpengaruh dan biasanya digunakan untuk Rachmaniyah, 2019) berpendapat, financial
menjelaskan penerimaan individual terhadap technology adalah salah satu model layanan
sistem informasi. Pada (Rahmawati dan I Made pada bidang keuangan dan dikembangkan
Narsa, 2019) ini konsep TAM lebih fokus pada e- melalui inovasi teknologi informasi. Menurut
learning pada universitas Airlangga. Hasil Romanova dan Kudinska (2016) dalam (Hadi
penelitian ini bahwa perceived usefulness dan Ryandono, 2019) mendefinisikan FinTech
perceived ease of use memiliki pengaruh sebagai salah satu bisnis aplikasi berbasis
terhadap intention to use. Pada penelitian (Huei, software yang menyediakan jasa keuangan. Dari
et al 2018) mengkaji faktor-faktor potensial yaitu beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa
kemudahan kegunaan, persepsi manfaat, fintech merupakan layanan keuangan yang
keunggulan bersaing, persepsi risiko dan memadukan dengan teknologi sehingga bisa
persepsi biaya dapat mempengaruhi niat mempercepat dan mempermudah transaksi.
konsumen untuk mengadopsi produk dan
layanan FinTech di Malaysia, dengan sikap 2. Tinjauan Pustaka
pelanggan sebagai variabel mediasi dalam Technology Acceptance Model (TAM)
penelitian ini. Sedangkan (Lee dan Shin, 2018)
dalam penelitian ini membahas tentang Pada literature yang diteliti oleh (Rahmawati dan
ekosistem fintech dan business model ekosistem I Made Narsa, 2019) disebutkan bahwa
fintech. Menurut (Lee dan Shin, 2018) ada lima Technology Acceptance Model (TAM)
ekosistem financial technology yaitu: perusahaan dikembangkan oleh Davis pada tahun 1985
financial technology yang baru mulai atau biasa dengan tujuan untuk menguraikan dan
dikatakan FinTech startup, technology meramalkan penggunaan dari suatu sistem
developers, pemerintah, pelanggan keuangan informasi teknologi. Sedangkan menurut (Sayekti
serta lembaga keuangan konvensional atau dan Putarta, 2016) bahwa tujuan TAM adalah
tradisional (misalnya, bank konvensional, memberikan penejelasan tentang penggunaan
asuransi, saham, dan modal ventura). Penelitian sistem informasi serta perilaku pengguna sistem
(Lee dan Shin, 2018) lebih banyak membahas informasi tersebut. Dalam literature (Rahmawati
tentang ekosistem fintech tetapi belum dan I Made Narsa, 2019) bahwa konsep TAM
membahas pengaruhnya terhadap perilaku ada dua variabel yang utama yaitu kegunaan dan
konsumen. kemudahan. Sedangkan pada penelitian
Adapun dalam penelitian (Rahma, 2018) Schillewaert et al, 2000 dalam (Tamsil, 2015)
mengkaji persepsi masyarakat terhadap menjelaskan bahwa TAM merupakan
penggunaan financial technology (fintech) penerimaan individu terhadap sistem pada
meliputi sikap, minat, pemahaman, motivasi, dan komputer yang didasarkan kepada persepsi
harapan. Jadi penelitian ini masih hanya sekedar manfaat dan persepsi kemudahan. Persepsi
persepsi masyarakat tentang financial technology manfaat didefinisikan sebagai seberapa besar
belum sampai pada pengaruhnya terhadap seseorang percaya kepada teknologi yang
perilaku masyarakat terhadap fintech. Sedangkan memberikan manfaat dalam kinerjanya.
penelitian (Di et al., 2020). Sedangkan penelitian Sedangkan perceived ease to use merupakan
dari (Enrico et al 2013) mengkaji faktor-faktor seberapa jauh calon pengguna teknologi
perilaku konsumtif pada mahasiswa di Jakarta. mengharapkan kemudahan dalam menggunakan
Penelitian ini hanya menitikberatkan pada faktor- teknologi tersebut. Pada penelitian kali ini, model
faktor perilaku konsumtif yaitu memenuhi TAM dimodifikasi dengan variabel kualitas pela-
keinginan, daya beli, kegunaan produk, status yanan dan promosi dalam mempengaruhi pada
sosial dan gaya hidup, jadi tidak menitikberakan intensitas penggunaan dan perilaku konsumtif.
pada alat transaksinya. Beberapa studi telah Financial Technology
mengkaji financial technology dari segi persepsi
masyarakat, dari segi ekosistem dan juga sikap Menurut Dorfleitner et al. (2017) dalam (Harahap
pelanggan, tetapi belum ada studi yang et al., 2017) mengelompokkan industri financial
mengaitkan financial technology dengan perilaku tech-nology menjadi empat kelompok utama
konsumtif konsumen. Kaitan antara FinTech sesuai dengan model bisnis mereka, yaitu sektor
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

pembiayaan (financing), manajemen aset (asset pada sistem informasi, begitu juga pada
management), pembayaran (payments) dan penggunaan E-Wallet. Menurut Davis et.al (2000)
fungsi fintech lainnya. Salah satu dari klasifikasi persepsi kemudahan merupakan seberapa besar
fintech dalam pembayaran adalah e-wallet seseorang percaya dalam menggunakan sistem
(dompet digital). Dompet digital merupakan alat tertentu tidak memerlukan kerja keras.
transaksi pem-bayaran non tunai, biasanya Walaupaun kerja keras tiap individu berbeda,
dompet digital menggunakan sistem aplikasi atau tetapi ukuraanya adalah tidak ada penolakan
kartu yang bisa digunakan untuk alat pada sistem tersebut karena kesulitan dalam
pembayaran, sehingga masyarakat semakin penggunaanya. Berdasarkan Fusilier dan
mudah dalam bertansaksi. Dompet digital juga Durlabhji (2005) dalam mempengaruhi persepsi
bisa dikatakan sebagai perangkat untuk kemudahan ini ada beberapa faktor yaitu
membayar tanpa menggunakan uang tunai atau merasakan kemudahan dalam menggunakan
uang. Cara menggunakannya melalui sistem teknologi. Mampu berinteraksi dengan
penggunaan kode barcode juga dikenal sebagai teknologi dan tidak memerlukan usaha besar
(QR) kode yang dibuat penjual. Contohnya dibuat dalam menggunakan teknologi.
Gopay, OVO, Go e-wallet, Alipay, Dana dan
sebagainya. Apabila pelanggan ingin bertansaksi Persepsi Manfaat
edngan metode pembayaran ini, maka perlu Persepsi manfaat merupakan seberapa besar
memasang aplikasi pada telepon selulernya. kepercayaan seseorang terhadap sesuatu yang
Dengan menggunakan dompet digital, maka mempunyai manfaat ketika menggunakannya.
pelanggan akan semakin mudah bertransaksi Hal ini sesuai dengan teori Davis (1989) yang
karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan menyatakan bahwa persepsi manfaat merupakan
saja. Kemudahan dalam bertransaksi bisa seberapa jauh individu dalam menggunakan
membuat masyarakat untuk mempunyai perilaku suatu sistem mempunyai kepercayaan akan
arkeinginan untuk berkonsumsi, konsumsi manfaat dan bisa meningkatkan kinerjanya.
merupakan aktivitas dalam menggunakan produk Begitu pula menurut Jogiyanto (2007)
atau jasa. Masyarakat jika ingin menggunakan mengatakan bahwa persepsi manfaat adalah
produk maka harus memenuhi dengan membuat sebuah kepercayaan seseorang dalam
sendiri atau membeli , jika membeli maka secara menggunakan sebuah teknologi bisa bermanfaat
tidak langsung aktivitas pembelian ini menjadi dalam meningkatkan kinerjanya. Sedangkan
aktivitas konsumsi. Sedangkan perilaku menurut Fidiin dan Dormos (2019) Persepsi
konsumtif merupakan aktivitas mengkonsumsi terhadap manfaat adalah sesuatu yang diyakini
secara berlebihan, bisa karena ada bujukan dari seseorang yang dapat diperoleh apabila
perusahaan atau karena gaya hidup. menggunakan IT.
Kualitas Pelayanan Kepercayaan
Salah satu cara untuk menarik pelanggan adalah Pelanggan yang percaya terhadap merk/produk
dengan memberikan pelayanan yang berkualitas. maka pelanggan tersebut akan mempunyai niat
Menurut Kotler et. al (2007), kualitas pelayanan untuk menggunakannya. Begitu pula dalam
merupakan cara kerja perusahaan untuk fintech e-wallet ini, ketika masyarakat percaya
memperbaiki mutu terhadap produk, proses dan terhadap aplikasi tersebut maka akan
pelayanan yang dihasilkan oleh perusahaan. menggunakannya sebagai alat transaksi.
Sedangan Tjiptono (2000) mengatakan bahwa Menurut Mujahidin (2020) kepercayaan
kualitas pelayanan sebagai usaha untuk merupakan seseorang bersedia daalam memakai
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau menggantungkan pada produk/ merek
dengan disampaikan secara tepat dan bisa tersebut. Sedangkan menurut Gunawan (2013),
memenuhi harapan pelanggan. Kualitas kepercayaan merupakan sebuah bentuk sikap
pelayanan ini diukur dengan ima dimensi yaitu seseorang dalam menunjukkan rasa suka untuk
berwujud (tangible), keandalan, empati, jaminan menggunakan produk atau merek tersebut.
dan daya tanggap. Banyak penelitian yang Kepercayaan ini akan muncul jika produk
membuktikan bahwa kualitas pelayanan tersebut memberikan manfaat kepada konsumen
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan. dan sesuai dengan harapan konsumen.
Menurut Croni et.al (2000) bahwa pengaruh tidak
langsung dari kualitas pelayanan mempunyai Promosi
dampak pada perilaku niat membeli dan Promosi merupakan salah satu bauran
kepuasan sebagai mediator. pemasaran. Dalam memasarkan produk
Persepsi Kemudahan perusahaan perlu merancang sebuah pesan dan
dikomunikasikan kepada pelanggan dalam
Fintech e-wallet merupakan salah satu aplikasi bentuk promosi. Menurut Tjiptono (2000),
yang terdapat pada telepon pintar. Banyak promosi merupakan sebuah kegiatan pemasaran
konsumen yang suka menggunakan aplikasi e- untuk menyebarkan informasi dan membujuk
wallet karena mudah dalam menggunakannya. masyarakat agar bersedia menggunakan
Persepsi kemu-dahan adalah anggapan produknya. Strategi penyelenggara e-wallet
konsumen tentang suatu sistem atau aplikasi dalam melakukan promosi adalah dengan
yang mudah dalam menggunakannya. Persepsi memberikan cashback dan discount. Menurut
kemudahan (perceived ease of use) dikatakan Pinem et.al (2020) Cashback merupakan uang
sebagai salah satu indikator yang menentukan yang dikembalikan dalam jumlah tertentu, baik
tingkat baik atau buruk nya sikap penggunaan secara tunai maupuan virtual. Cashback ini
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

biasanya mempunyai batasan dalam nominal ketika digunakan


tertentu. Sedangkan menurut Shah dan Dixit 8 OVO atau Gopay
(2005) discount adalah kebijakan yang diberikan menambah keterampilan
kepada pembeli dengan jumlah pembelian digunakan
tertentu. Persepsi 9 OVO atau Gopay bisa
Manfaat memenuhi kebutuhan
Perilaku Konsumtif 10 OVO atau Gopay
membantu
Menurut Anggasari dalam Hotpascaman (2010) memperlancar transaksi
dan (Pramudi, 2015) perilaku konsumtif adalah 11 OVO atau Gopay
aktivitas pembelian barang yang kurang diperhi- menaikkan efektivitas
tungkan atau tidak direncanakan. Model perilaku bertransaksi
ini yaitu model pembelian sesuai dengan 12 OVO atau Gopay
keinginan dan bukan kebutuhan serta cenderung berguna dalam
dipengaruhi oleh kesenangan semata. Menurut melakukan transaksi
Dwi Astuti (2013) dalam (Triyanti dan Effendi, Kepercayaan 13 OVO atau Gopay
2017) perilaku konsumtif adalah sebagai aktivitas mempunyai jaminan
dalam kepuasan
menggunakan produk tetapi belum selesai atau
14 OVO atau Gopay
tuntas, artinya produk tersebut belum habis masa memenuhi janji-janjinya
pakai kemudian memakai produk yang sama 15 OVO atau Gopay
tetapi dengan merek yang berbeda. Sedangkan mempunyai kinerja
menurut (Lestarina, et al 2017) perilaku konsumtif sesuai harapan
merupakan aktivitas pembelian barang yang tidak Promosi 16 Promosi dalam notifikasi
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan, tetapi OVO atau Gopay
dengan tujuan untuk memenuhi keinginan dan berguna
tindakan ini dilakukan berkali-kali sehingga 17 Potongan harga menarik
membuat berlebihan dalam menggunakan uang. saya menggunakan
(Lestarina et al., 2017) juga menjelaskan OVO atau Gopay
terbentuknya perilaku konsumtif karena adanya 18 Iklan menarik saya
menggunakan OVO atau
gaya hidup, dan perilaku ini muncul karena
Gopay
adanya produksi barang secara massal
19 Informasi OVO atau
3. Metode Penelitian Gopay dalam notifikasi
menarik saya untuk
Penelitian ini menggunakan metode explanatori menggunakannya
reseach dengan pendekatan kuantitatif. Adapun Perilaku 20 Tranksasi lewat OVO
sampel dalam penelitian adalah 154 sampel, Konsumtif atau Gopay karena
yaitu generasi millennial dari lima kota besar Su- iming-iming hadiah
rabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan 21 Transaksi lewat OVO
Jakarta. Sedangkan teknik pengambilan sampel atau Gopay karena
gengsi
yaitu teknik non-probability sampling dengan
22 Transaksi lewat OVO
convience sampling. Menurut (Kuntjojo, 2009) atau Gopay karena ada
proses pengambilan sampel convience sampling potongan harga
disebut juga pengambilan sampel secara kebetu- Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam
lan. Sedangkan menurut Ferdinan, 2006 dalam mengambil data, sedangkan dalam menganalisis
(Utami dan Hanum, 2010) jumlah sampel yang data regeresi berganda dengan berbantu soft-
ideal adalah 5-10 kali dari jumlah indikator. Se- ware SPSS 16. Sedangkan teknik analisis data
dangkan penelitian ini dua puluh dua (22), maka menggunakan validitas, realibilitas, uji asumsi
sudah ideal jika menggunakan sampel 7 kali dari
klasik dan analisis regresi berganda.
indikator yaitu 154 sampel.
Pelayanan
Tabel 1 Identifikasi variabel dan indikator
Variabel Indikator
Kualitas 1 OVO atau Gopay
Pelayanan mempunyai keamanan Persepsi
dalam bertransaksi Kemudahan
Perilaku Konsumtif
2 OVO atau Gopay cepat
dalam merespon Manfaat
keluhan
Persepsi
3 OVO atau Gopay Manfaat
mempunyai informasi
yang akurat
Kepercayaan
4 OVO atau Gopay
mempunyai tampilan
yang menarik
Persepsi 5 OVO atau Gopay Promosi
Kemudahan mempunyai fitur yang
mudah dipahami
6 OVO atau Gopay dapat
diakses dimana dan : Parsial : Simultan
kapan saja
7 OVO atau Gopay mudah Gambar 1. Kerangka Berpikir
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah; Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Hipotesis Cronbrachs
Variabel Ket
Alpha
H1: diduga ada pengaruh kualitas pelayanan, Kualitas Pelayanan 0.973 Reliabel
persepsi kemudaha, persepsi manfaat, ke- Persepsi Kemudahan 0.871 Reliabel
percayaan, promosi secara simultan ter- Persepsi Manfaat 0.912 Reliabel
hadap perilaku konsumtif Kepercayaan 0.876 Reliabel
Promosi 0.825 Reliabel
H2: diduga ada pengaruh variabel kualitas pela-
Perilaku Konsumtif 0.913 Reliabel
yanan OVO & Gopay terhadap perilaku
konsumtif
Uji Asumsi Klasik
H3: diduga ada pengaruh varibel pesepsi kemu-
Uji Normalitas
dahan penggunaan OVO & Gopay terhadap
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
perilaku konsumtif
apakah dalam model regresi, nilai residual
H4: diduga ada pengaruh varibel pesepsi mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut
manfaat penggunaan OVO & Gopay ter- Ghozali (2005) uji normalitas bisa menggunakan
hadap perilaku konsumtif Uji Kolmogorv Smirnov dari nilai residual suatu
H5: diduga ada pengaruh variabel kepercayaan model regresi.
pada OVO & Gopay terhadap perilaku kon- Dengan ketentuan jika nilai signifikansi lebih
sumtif besar dari 0.05, maka data berdistribusi normal.
Adapun hasil perhitungan normalitas sebagai
H6: diduga ada pengaruh variabel promosi pada berikut:
OVO & Gopay terhadap perilaku konsumtif
Tabel 3 Uji Kolgorov Smirnov
4. Hasil dan Pembahasan
Unstandardized Residual
Uji Validitas & Reliabilitas
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan N 154
korelasi product moment dengan hasil sesuai Normal Parametersa Mean .0000000
dengan tabel 2 sedangkan hasil uji realibilitas
Std.
terdapat pada tabel 3. .72998198
Deviation
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Validitas Most Extreme Absolute .123
Differences Positive .123
Variabel Butir Nilai Ket
X1.1 0.864 valid Negative -.081
Kualitas Pelayanan X1.2 0.620 valid Kolmogorov-Smirnov Z 1.241
(X1) X1.3 0.816 valid Asymp. Sig. (2-tailed) .081
X1.4 0.838 valid
X2.1 0.786 valid
X2.2
Dari tabel diatas diketahui nilai siginifikansi
Persepsi Kemu- 0.847 valid sebesar 0.081 dimana lebih besar dari 0.05 maka
dahan (X2) X2.3 0.828 valid data berdistribusi normal.
X2.4 0.709 valid
X3.1 Uji Multikolinearitas
0.827 valid
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji
Persepsi Manfaat X3.2 0.845 valid keterdapatan korelasi antara variabel bebas
(X3) X3.3 0.845 valid dalam model penelitian. Sedangkan model
X3.4 0.730 valid
yang baik merupakan model yang tidak ada
X4.1 korelasi antar variabel bebas. Pengukuran uji
0.827 valid multikolinearitas di dalam model regresi adalah
Kepercayaan (x4) X4.2 0.856 valid dengan melihat nilai toleransi dan Variance
X4.3 0.835 valid Inflation Factor (VIF). Apabila nilai toleransi >
X5.1 0,1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan
0.817 valid
tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas
X5.2 0.813 valid
Promosi X5) dalam model regresi. Berikut adalah nilai VIF
X5.3 0.764 valid pada model penelitian ini:
X5.4 0.786 valid
Y1.1 0.755 valid
Perilaku Konsumtif Y1.2
(Y) 0.749 valid
Y1.3 0,789 valid
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas


Model Unstandardized Coefficients Standardize t Sig. Collinearity Statistics
d
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9.520 1.527 6.235 .000
X1 .056 .051 .089 1.090 .278 .979 1.021
X2 .071 .058 .102 1.221 .224 .931 1.074
X3 -.047 .059 -.065 -.792 .430 .960 1.042
X4 -.010 .075 -.011 -.128 .898 .958 1.044
X5 .025 .058 .036 .430 .668 .956 1.047

Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis


Uji ini betujuan untuk melihat apakah variabel Hipotesis Pertama
pengganggu memiliki varaian yang sama atau Berdasarkan tabel 6. Hasil uji F dibawah ini :
tidak. Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dengan Tabel 6. Hasil Uji F
menggunakan uji glesjer. Variabel Sig Sig. Ket
Kualitas Pelayanan,
Tabel 5 Uji Glesjer Persepsi Kemudahan,
Persepsi Manfaat, 0.12 0.05 ditolak
Unstand. Stand. Kepercayaan,
Coefficients Coeff. Promosi,

Std.
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa tingkat
Model B Error Beta t Sig.
signifikansi sebesar 0.12 lebih besar dari 0,05,
1 (Con maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
9.010 1.556 5.789 .000
stant)
pengaruh secara bersama-sama (simultan) vari-
X1 .049 .057 .071 .862 .390 abel kualitas pelayanan, persepsi kemudahan,
X2 .065 .064 .086 1.011 .314 persepsi manfaat, kepercayaan dan promosi ter-
hadap perilaku konsumtif pada e-wallet OVO dan
X3 -.040 .063 -.053 -.634 .527 Gopay pada generasi millennial. Maka hipotesa
X4 -.016 .074 -.018 -.218 .828 pertama pada penelitian ini ditolak.
Hipotesa kedua
X5 .063 .064 .083 .984 .327
a. Dependent Tabel 7. Hasil Uji t
Variable: Y Variabel Signifikansi % Ket
Kualitas Pela- Ditolak
0.10 0.05
Dari tabel 5 itu terlihat bahwa nilai sig > 0.05, yanan
maka tidak ada gejalan heteroskedastisitas
Persepsi Diterima
0.00 0.05
Kemudahan
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini untuk melihat ada tidaknya Persepsi 0.05 Diterima
0.02
korelasi antar variabel penganggu pada waktu Manfaat
tertentu dengan variabel pengganguu
sebelumnya. Uji ini menggunakan nilai Durbin Kepercayaan 0.08 0.05 Ditolak
Watson yaitu 0,637. Adapun untuk mengetahui
Promosi 0.00 0.05 Diterima
ada tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai
DW < -2 berarti terjadi autokorelasi positif, nilai
DW diantara -2 atau +2 berarti tidak terjadi
autokorelasi, nilai DW > - 2 berarti terjadi Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat
autokorelasi negatif. Jadi model regresi pada signifikansi dari masing-masing variable berbeda.
penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Pada variabel kualitas pelayanan OVO dan Go-
pay pada generasi millennial ternyata tidak ter-
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi dapat pengaruh terhadap perilaku konsumtif ka-
Std. Error rena tingkat signifikansi pada variabel tersebut
Adjusted of the
R sebesar 0.10 lebih besar daripada 0.05 jadi
R Durbin- hipotesa kedua ditolak.
Model R Square Square Estimate Watson
Hipotesa ketiga
1 a
.845 .791 .783 .46101697 .637 Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat
signifikansi pada variabel persepsi kemudahan
penggunaan OVO dan Gopay pada generasi
millennial terdapat pengaruh terhadap perilaku
konsumtif karena tingkat signifikansi pada varia-
bel tersebut sebesar 0.00 lebih kecil daripada
0.05 jadi hipotesa ketiga diterima.
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

sehingga bisa semua konsumen bisa


Hipotesa keempat menggunakannya. Pada penelitian ini persepsi
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat penggunaan aplikasi OVO dan Gopay
signifikansi pada variabel persepsi manfaat berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
penggunaan OVO dan Gopay pada generasi konsumtif. Hasil ini sesuai dengan uji t yang
millennial terdapat pengaruh terhadap perilaku dilakukan bahwa nilai sig yang dihasilkan adalah
konsumtif karena tingkat signifikansi pada varia- 0.00 lebih kecil daripada 0.05 sehingga hipotesa
bel tersebut sebesar 0.02 lebih kecil daripada ketiga diterima. Penelitian ini sesuai dengan
0.05 jadi hipotesa keempat diterima. penelitian Anggriyani (2019) yang berjudul
Pengaruh Media Sosial Instagram Online Shop
Hipotesa kelima Terhadap Perilaku Konsumtif Siswi Sman 1
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat Makassar yang mendapatkan hasil penelitian
signifikansi pada variabel kepercayaan OVO dan persepsi kemudahan penggunaan instragram
Gopay pada generasi millennial tidak terdapat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.
pengaruh terhadap perilaku konsumtif karena
tingkat signifikansi pada variabel tersebut sebe- Pengaruh Persespi Manfaat Aplikasi OVO dan
sar 0.08 lebih besar daripada 0.05 jadi hipotesa Gopay terhadap Perilaku Konsumtif
kelima ditolak
Sebuah aplikasi teknologi pasti mempunyai
Hipotesa keenam manfaat bagi konsumen, karena manfaat itulah
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat konsumen menggunakannya. Pada penelitian ini
signifikansi pada variabel promosi OVO dan Go- persepsi manfaat aplikasi OVO dan Gopay
pay pada generasi millennial terdapat pengaruh berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
terhadap perilaku konsumtif karena tingkat signif- konsumtif. Hasil ini sesuai dengan uji t yang
ikansi pada variabel tersebut sebesar 0.00 lebih dilakukan bahwa nilai sig yang dihasilkan adalah
kecil daripada 0.05 jadi hipotesa kedua diterima 0.02 lebih kecil daripada 0.05 sehingga hipotesa
keempat diterima. Penelitian ini sesuai dengan
Pembahasan penelitian Anggriyani (2019) yang berjudul
Pengaruh Media Sosial Instagram Online Shop
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
Terhadap Perilaku Konsumtif Siswi Sman 1
kualitas pelayanan, persepsi kemudahan,
Makassar yang mana mempunyai hasil persepsi
persepsi manfaat, kepercayaan dan promosi
manfaat penggunaan instagram mempunyai
tidak berpengaruh secara ssimultan dan
pengaruh terhadap perilaku konsumtif.
siginifikan terhadap perilaku konsumtif, hal ini
bisa dilihat dari hasil analisis bahawa nilai Pengaruh Kepercayaan Aplikasi OVO dan
signifikansi adalah sebesar 0,12 yang mana lebih Gopay terhadap Perilaku Konsumtif
besar dari pada 0,05 maka H1 ditolak. Oleh
karena itu, kelima variabel tersebut tidak Kepercayaan muncul dikarenakan adanya
mempunyai pengaruh terhadap perilaku harapan bahwa ada pihak yang akan memenuhi
konsumtif. kebutuhan dan keinginan konsumen. Begitu pula
dengan aplikasi OVO dan Gopay hadir untuk
Pengaruh Kualitas Pelayanan OVO dan
memenuhi kebutuhan dan keingina konsumen
Gopay terhadap Perilaku Konsumtif yang ingin bertransaksi secara mudah. Pada
penelitian ini kepercayaan tidak mempunyai
Konsumen ketika ingin menggunakan sebuah
pengaruh terhadap perilaku konsumtif, hal ini
aplikas e wallet pasti menginginkan kualitas
sesuai dengan hasil uji t bahwa kepercayaan
layanan yang baik, sehingga dengan kualitas
mempunyai nilai sig 0.08 lebih besar daripada
pelayanan tersebut bisa mendapatkan kepuasan
0.05, sehingga hipotesa keempat pada penelitian
dan melakukan penggunaan berulang sehingga
ini ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
bisa sampai ke perilaku konsumtif, berdasarkan
Tajudin dan Mulazid dengan judul Pengaruh
penelitian ini ternyata tidak ada pengaruh antara
Promosi, Kepercayaan Dan Kesadaran Merek
kualitas layanan aplikasi e wallet OVO dan
Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan
Gopay terhadap perilaku konsumtif, hal ini terlihat
Produk Tabungan Haji (Mabrur) Bank Syariah
dari uji t yang dilakukan bahwa nilai sig yang
Mandiri Kcp. Sawangan Kota Depok, hasil pada
dihasilkan adalah 0.10 lebih besar daripada 0.05
penelitian tersebut bahwa kepercayaan
sehingga hipotesa kedau ditolak. Penelitian ini
mempunyai pengaruh terhadap keputusan
tidak sesuai dengan penelitian Tran (2020) yang
membeli.
berjudul Assessing the Effects of Service Quality,
Experience Value, Relationship Quality on Be- Pengaruh Promosi Aplikasi OVO dan Gopay
havioral Intentions pada penelitian tersebut bah- terhadap Perilaku Konsumtif
wa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh
terhadap niat beli. Salah satu strategi perusahaan untuk
Pengaruh Persespi Kemudahan penggunaan membujuk dan menarik konsumen adalah
aplikasi OVO dan Gopay terhadap Perilaku dengan promosi. Promosi ini merupakan proses
Konsumtif komunikasi dengan tujuan untuk mengajak,
membujuk dan mennggunakan aplikasi OVO dan
Ketika konsumen ingin menggunakan sebuah Gopay kepada konsumen baik dengan cara
aplikasi atau teknologi pastinya ingin mempunyai memberi discount, voucher, cashback maupun
kemudahan dan tidak perlu bekerja keras, yang lainnya. Pada penelitian ini promosi
Ali Mujahidin, Rika Pristian Fitri Astuti Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 8 (2020) 143-150

mempunyai pengaruh terhadap perilaku Harahap, B.A., Idham, P.B., Kusuma, A.C.M.,
konsumtif, hal ini sesuai dengan hasil uji t bahwa Rakhman, R.N., 2017. Perkembangan
kepercayaan mempunyai nilai sig 0.00 lebih kecil Financial Technology Terkait Central Bank
daripada 0.05, sehingga hipotesa kelima pada Digital Currency (CBDC) Terhadap
penelitian ini diterima. Hal ini sesuai dengan Transmisi Kebijakan Moneter Dan
penelitian Fadhillah et. al (2020) dengan judul Makroekonomi. Bank Indones. 2, 1–80.
Analisis Pengaruh Promosi Digital Terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Perbankan Huei, C.T., Cheng, L.S., Seong, L.C., Khin, A.A.,
Syariah Dalam Berbelanja Online Dengan Leh Bin, R.L., 2018. Preliminary study on
Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi, hasil consumer attitude towards fintech products
pada penelitian tersebut bahwa promosi and services in malaysia. Int. J. Eng.
berpengaruh terhadap perilaku konsumtif Technol. 7, 166–169.
https://doi.org/10.14419/ijet.v7i2.29.13310
5. Kesimpulan
Kuntjojo, 2009. Metode Penelitian, Universitas
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disim- Nusatara PGRI Kediri, Tidak diterbitkan
pulkan bahwa: Persepsi kemudahan penggunaan
Lee, I., Shin, Y.J., 2018. Fintech: Ecosystem,
OVO dan Gopay mempunyai pengaruh terhadap
business models, investment decisions, and
perilaku konsumtif pada generasi millennial. Hasil
challenges. Bus. Horiz. 61, 35–46.
ini menunjukkan bahwa generasi millennial
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2017.09.003
menginginkan aplikasi FinTech e-wallet yang
mudah digunakan dalam pemakainnya. Persepsi Lestarina, E., Karimah, H., Febrianti, N., Ranny,
manfaat OVO dan Gopay juga berpengaruh ter- R., Herlina, D., 2017. Perilaku Konsumtif di
hadap perilaku konsumtif pada generasi millenni- Kalangan Remaja. JRTI (Jurnal Ris.
al. Hal ini menunjukkan bahwa generasi millenni- Tindakan Indones. 2, 1–6.
al melihat bahwa OVO dan Gopay mempunyai https://doi.org/10.29210/3003210000
manfaat sebagai alat pembayaran dan dompet
digital. Promosi OVO dan Gopay juga mempu- Nugroho, A.Y., Rachmaniyah, F., 2019.
nyai pengaruh terhadap perilaku konsumtif pada Fenomena Perkembangan Crowdfunding Di
generasi millennial. Pada hasil ini terlihat bahwa Indonesia Jurnal Ekonomi Universitas
dengan adanya promosi yang diberikan OVO dan Kadiri, 4(1), 34.
Gopay para generasi millennial memanfaatkan https://doi.org/10.30737/ekonika.v4i1.254
untuk melakukan pembelian. Pramudi, R.Y., 2015. Pengaruh Gaya Hidup
Dari kesimpulan diatas, maka ada beberapa Konsumtif Dan Kelompok Referensi
saran pada penelitian ini: Penyelanggaran atau Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik
perusahaan dompet digital untuk memberikan Lokal. J. Ris. Ekon. dan Manaj. 15, 280.
aplikasi yang mudah dipakai oleh semua ka- https://doi.org/10.17970/jrem.15.150206.id
langan konsumen. Industri dompet digital juga
memberikan manfaat kepada konsumen dalam Rahma, T.I.F., 2018. Persepsi Masyarakat Kota
bertaransasksi, oleh karena itu perlu strategi Medan terhadap Penggunaan Financial
promosi yang bisa menyasar semua kalangan Technology (FINTECH). At-Tawasuth III,
konsumen. 642–661.

Referensi Rahmawati, R.N., I Made Narsa, 2019. Intention


to Use e-Learning : Aplikasi Technology
Acceptance Model ( TAM ). Own. Ris. dan
J. Akunt. 3, 260–269.
Enrico, A., Aron, R., Oktavia, W., 2013. The
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.151
Factors that Influenced Consumptive
Behavior: A Survey of University Students in Sayekti, F., Putarta, P., 2016. Penerapan
Jakarta. SSRN Electron. J. 4, 1–6. Technology Acceptance Model (TAM)
https://doi.org/10.2139/ssrn.2357953 Dalam Pengujian Model Penerimaan Sistem
Informasi Keuangan Daerah. J. Manaj.
Fachroh Fiddin, Emma Dormos, 2019, Pengaruh
Teor. dan Terap. 9, 196–209.
Kemudahan dan Keyakinan Penggunaan
Sistem Informasi Baru terhadap Minat Tamsil, H., 2015. Penerapan Model TAM untuk
Pemanfaatan Sistem Informasi pada Menilai Tingkat Penerimaan Nelayan
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau, terhadap Penggunaan GPS. Pekommas 18,
Jurnal Inovasi dan Bisnis 7 hal. 111-115 161–170.
DOI 10.35314/inovbiz.v7i2.1114 https://doi.org/10.30818/jpkm.2015.1180302
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Triyanti, N.I., Effendi, U., 2017. Jurnal
Multivariate dengan SPSS. Semarang: Manajemen Bisnis CONSUMER
Badan Penerbit UNDIP. BEHAVIOR : CONFIDENCE FASHION
PRODUCTS USERS INSTAGRAM. J.
Hadi Ryandono, M.N., 2019. Fintech Waqaf:
Manaj. Bisnis 6, 51–56.
Solusi Permodalan Perusahaan Startup
Wirausaha Muda. J. Stud. Pemuda 7, 111. Utami, M.-M., Hanum, A.-N., 2010. Analisis
https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Word of
9347 Mouth Mahasiswa Unimus. Pros. Semin.
Nas. Unimus 398–415.

Anda mungkin juga menyukai