Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)

TOKO MEGA GROSIR DAN ECERAN


PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN
Tahun Pelajaran 2020/2021

Oleh

Nama Siswa : Ananda Dela Vega


NIS. : 1425/562.100
Kelas : XI - Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
UPT SEKOLAH MENENGAH KEJURUHAN SWASTA PEMUDA 2 WATES
Jl. Wijaya Kusuma RT. 05 RW.01 Desa Mojorejo Telp. (0342) 6350047
WATES BLITAR 66194
Tahun 2020/2021

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


ini telah di teliti, disetujui dan di sahkan di Wates

Pada tanggal…………

Oleh :
ANANDA DELA VEGA
NIS : 1425/562.100

Mengetahui / Menyetujui

Pembimbing Sekolah. Pemimpin DU DI

ISMIATI SP.D DWI RINDOYONO


NIP. NIP.

Ketua Program Kejuruan Bisnis Daring & Pemasaran


ELISBET DWI W., S.Pd
NIP.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat dan hidayah – Nya. Penulis
dapat dengan mudah menyelesaikan Laporan pelaksanaan PRAKERIN (PRAKTIK KERJA
INDUSTRI) tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan
ini disusun berdasarkan ilmu dan pengalaman yang saya peroleh selama melaksanakan
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).

Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang telah saya susun ini di buat dalam
rangka memenuhi tugas dari sekolah yang mana sebagai syarat untuk melakukan ujian dan
sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di dunia
usaha dan industri.

Dengan ini saya menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun baik tanpa adanya
bantuan dari pihak – pihak terkait, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa juga saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) maupun dalam menyusun laporan ini.

Blitar, …………….2021
ANANDA DELA VEGA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan ...............................................................................2
C. Tujuan Penyusunan Laporan......................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM


A. Sejarah Toko……......................................................................................................4
B. Struktur Organisasi....................................................................................................5
C. Tata Lakasana Toko..................................................................................................5

BAB III KAJIAN TEORI


A. Uraian Teori..............................................................................................................6

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


1. Sumber Daya yang Tersedia ………............................................................................11
2. Prosedur Pemeliharaan Peralatan..................................................................................11
3. Hasil Pengamatan (Masalah yang muncul selama Prakerin..........................................11
4. Pemecahan Masalah…………………………………………………………………...

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN ...............................................................................................................12
SARAN ...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
1.UMUM
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional,yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja.
b. Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia kerja.
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
professional.
d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai dari
proses pendidikan.
2.KHUSUS
a. Peserta pelatihan mengetahui langsung materi pelatihan yang akan diterapkan pada
pelaksanaan pendidikan sistem ganda.
b. Efektifitas kegiatan pelatihan di dunia usaha/industri secara berkala dan bertahap.
c. Siswa termotivasi untuk sukses dalam belajar karena tujuan menjadi jelas.
d. Melalui pelatihan di dunia usaha/industri siswa terlibat dan bekerja yang
sesungguhnya.
e. Siswa semakin siap untuk bekerja
f. Meningkatkan efisiensi penyelenggara pendidikan menengah kejuruan melalui
pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja
1.3 MANFAAT
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional, dengan
keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.

2. Mengasah keterampilan yang di berikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan seputar dunia usaha serta


industri yang professional dan handal.

4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.

5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia
usaha maupun dunia Industri.

6. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan usaha sehingga
pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya dapat beradaptasi
dengan cepat.

7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga kerja
yang berkualitas.

8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai bagian
dari proses pendidikan.

9. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di era
teknologi informasi dan komunikasi terkini.

10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu sendiri, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia usaha/industri.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Buka pukul 06.30 pagi


2. Menggunakan pakaian bebas dan rapi
3. Bershif, shif 1 pukul 06.30-16.00 dan shif 2 pukul 10.30-20.00
4. Toko tutup pukul 20.00
PSG dilaksanakan mulai tanggal 4 Januari 2021 – 8 Mei 2021 di Toko Mega Ngelo,
Donomulyo.

1.5 Ruang Lingkup


BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Organisasi / Perusahaan


Toko Mega merupakan salah satu supermarket yang ada di
Sumberoto,Donomulyo. Pada awal tahun 2015, seorang wirausahawan mendirikan
sebuah usaha penjualan barang-barang harian, yang menual di kawasan Sumberoto,
Donomulyo. Pemilih usaha ini bernama Bpk Dwi Rindoyono, seorang wirausahawan
yang berhasil memanfaatkan perkembangan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar
tempat tinggalnya.
Namun seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat dan beragam, maka Bpk Dwi menyiasati perubahan kebutuhan tersebut
dengan menambah barang dagangannya, maka pada tahun 2018 Bpk Dwi mendirikan
sebuah usaha grosir yang di beri nama Mega Grosir. Pemberian nama ini di ambil dari
nama ibu Ulfiana Megawati selaku istri dari Bpk Dwi.
Karena perkembangan usaha yang semakin meningkat ini, maka usaha yang
awalnya hanya toko biasa yang melayani pembelian masyarakat sekitar sana, kini
menjadi salah satu toko grosir yang ada di wilayah Sumberoto dan terkenal hingga
berbagai wilayah.

2.2 Struktur Organisasi


 Pemimpin Toko
Bapak Dwi Rindoyono dan ibu Ufiana Megawati
 Karyawati Toko
Anni P.L dan Miftaqul
2.2 Visi Misi dan Tujuan Organisasi / Perusahaan
a. Visi
Menjadikan mentega sebagai bahan pembuatan makanan dengan harga yang
terjangkau dan mudah dicari konsumen
b. Misi
• Memenuhi kebutuhan konsumen
• Meningkatkan frekuensi konsumsi konsumen
• Memudahkan konsumen dalam mencari produk

BAB III
URAIAN KHUSUS
Kajian Teori

 Labeling
 Pengertian
Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar maupun
kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan penjual. Label umumnya
berisi informasi berupa nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi,
informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk dan keterangan legalitas.
Ketentuan mengenai pemberian label pada produk diatur dalam Undang-undang
Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan.

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi label dari beberapa sumber buku:

 Menurut Marinus (2002:192), label merupakan suatu bagian dari sebuah produk
yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 
 Menurut Kotler (2000:477), label adalah tampilan sederhana pada produk atau
gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan
kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau informasi.
 Menurut Tjiptono (1997:107), label merupakan bagian dari suatu produk yang
menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)
yang dicantelkan pada produk.
 Menurut Swasta (1984:141), label yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi, sebuah label
itu mungkin merupakan bagian dari pembungkusnya, atau mungkin merupakan suatu
etiket yang tertempel secara langsung pada suatu barang

 Jenis jenis label


Menurut Marinus (2002:192), terdapat tiga tipe label berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai
berikut:
1. Brand label adalah penggunaan label yang semata-mata digunakan sebagai brand.
2. Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang.
Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata.
3. Label Deskriptif (Descriptive Label) adalah informasi objektif tentang penggunaan,
konstruksi, pemeliharaan penampilan dan cirri-ciri lain dari produk.
Sedangkan menurut Simamora (2000:502), label diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
yaitu sebagai berikut:

1. Label produk (product label) adalah bagian dari pengemasan sebuah produk yang
mengandung informasi mengenai produk atau penjualan produk. 
2. Label merek (brand label) adalah nama merek yang diletakkan pada pengemasan
produk.
3. Label tingkat (grade label) mengidentifikasi mutu produk, label ini bisa terdiri dari
huruf, angka atau metode lainya untuk menunjukkan tingkat kualitas dari produk itu
sendiri.
4. Label deskriptif (descriptive label) menggambarkan isi, pemakaian dan ciri-ciri
produk. Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting
yang patut memperoleh perhatian saksama dengan tujuan untuk menarik para
konsumen.

 Display
 Pengertian
Display atau pengertian display produk adalah penataan barang dagangan
ditempat tertentu dengan tujuan menarik minat konsumen, memudahkan konsumen
untuk melihat serta memilih dan akhirnya membeli produk atau barang yang
ditawarkan.

 Tujuan Display
Berikut ini adalah beberapa tujuan display yaitu:

1. Maksud atau tujuan display produk untuk menarik perhatian dan minat calon
konsumen. Tujuan display produk ini lebih mengarah pada usaha agar calon
kunsumen tertarik pada produk serta mau datang dan masuk ketoko atau
lokasi tempat jualan. Keberhasilan kegiatan pemasaran ini akan sangat
menentukan kesuksesan sebuah usaha penjualan. Jadi tidak salah jika pelaku
usaha penjualan memberikan perhatian lebih pada kegiatan ini.
2. Untuk memudahkan calon konsumen atau pembeli. Tujuan display barang ini
cenderung mengarah pada kenyamanan dan kemudahan calon pembeli dalam
melihat serta memilih produk. Dua kata ini memang sangat dibutuhkan oleh
calon konsumen, Yaitu nyaman dan kemudahan. Karena disaat calon
konsumen nyaman, Mereka akan dengan senang melihat dan memilih produk
yang dicari. Hal ini tentu akan membuat calon konsumen lebih betah ditoko
guna mencari atau memilih poduk. Bayangkan jika calon pembeli tidak
nyaman dan merasa kesulitan dalam melihat barang, Tentu akan cepat
meninggalkan tempat jualan yang dikunjungi. Hal ini merupakan peluang
penjualan yang hilang.

 Pembagian Display Secara umum


1. Window display
Pengertian window display adalah pemajangan produk atau barang dagangan pada
jendela dari tempat usaha atau toko. Fungsi window display antara lain;

 Untuk memancing perhatian orang terhadap produk yang dijual.


 Untuk menarik perhatian calon konsumen terhadap toko atau tempat usaha.
 Untuk menimbulkan minat konsumen untuk membeli seketika.
 Untuk mengenalkan produk baru atau produk yang sedang trend.
2. Interior display
Definisi Interior display adalah Pemajangan produk atau barang dagangan yang
dilakukan didalam tempat usaha atau toko. Kenapa dilakukan pemajangan barang
atau produk didalam toko?, Berikut beberapa fungsi interior dispalay;

1. Untuk menampilkan semua sampel produk yang dijual.


2. Untuk memberikan kemudahan pada konsumen dalam memilih dan melihat
barang yang dicari atau dibutuhkan.
3. Untuk mempermudah dalam pelayanan kepada konsumen.
4. Untuk memperindah tampilan dalam toko atau tempat usaha.
5. Untuk memilah produk atau barang sesuai kategori. Misal produk baju cowok
dijadikan satu dengan produk baju cowok.
6. Untuk menunjukkan kesan lengkap produk yang dijual.
7. Untuk menarik perhatian dan minat konsumen saat berada didalam toko.
3. Eksterior display
Pengertian atau definisi Eksterior display adalah pemajangan produk yang dilakukan
diluar toko. Biasanya didepan toko.  Fungsi dan tujuan dilakukan exsterior display
adalah untuk menarik perhatian atau minat calon konsumen saat berada didekat area
toko. Hal ini hampir sama dengan fungsi dari window display diatas.

 Stock opname

 Pengertian Stock Opname


Stock opname adalah sebuah bentuk rangkaian kegiatan perhitungan
persediaan stok barang yang masih tersimpan di dalam gudang untuk kemudian
dipasarkan. Ada banyak kegiatan yang tercakup di dalamnya, mulai dari menghitung
jumlah barang, melakukan pemeriksaan secara langsung, serta melakukan penataan
yang akan memudahkan operasional bisnis ketika suatu produk tertentu dibutuhkan.
Stock opname tidak dapat dilakukan asal-asalan. Mempertimbangkan tujuan
stock opname yang sedemikian penting bagi kelancaran operasional bisnis, bahkan
hingga tingkat operasional harian, pelaksanaannya pun sebaiknya dilakukan dengan
cara yang tepat juga.
Setidaknya, ada tiga langkah untuk melakukan stock opname yang tertata dan
akurat, misalnya saja:

1. Tahap Persiapan Awal


Rangkaian kegiatan stock opname dimulai bahkan jauh sebelum hari
pelaksanaannya sendiri. Tahap persiapan stock opname adalah langkah pertama
sekaligus yang terpenting, sehingga tak jarang dilakukan sebelum proses stock
opname itu sendiri dilakukan untuk memberikan ruang waktu yang cukup jika terjadi
rintangan tertentu dalam pelaksanaannya.
Dalam tahap persiapan awal ini, tergantung dari skala bisnis yang dijalankan,
pelaku usaha perlu menginformasikan karyawan gudang untuk menyiapkan
penanda, biasanya berupa label atau stiker, untuk memisahkan setiap produk sesuai
dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
Selanjutnya, karyawan gudang juga perlu merapikan produk yang tersedia di
gudang, misalnya saja dengan menata posisi sesuai dengan jenis barangnya
sehingga kegiatan stock opname akan lebih mudah lagi untuk dilakukan. Kegiatan
yang satu ini sangat penting untuk menghindari kerepotan yang mungkin terjadi jika
barang-barang yang ada di dalam gudang masih diletakkan secara serampangan.
Setelah memastikan semua barang dalam gudang sudah diatur letaknya
sesuai dengan kategori atau jenis barangnya, karyawan gudang juga perlu
menempelkan barcode atau penanda lain yang akan mempermudah penghitungan
stock opname; termasuk memisahkan barang-barang yang memang tidak akan atau
tidak perlu dihitung dalam kegiatan stock opname yang akan dilakukan.
Setelah seluruh persiapan awal ini dilakukan, stock opname dapat dilanjutkan
ke rangkaian kegiatan yang berikutnya.

2. Tahap Persiapan Akhir


Sesuai namanya, rangkaian kegiatan ini juga dilakukan sebelum pelaksanaan
stock opname itu sendiri. Bedanya, jika tahap persiapan awal umumnya dilakukan
jauh-jauh hari dari proses penghitungan stock opname, tahap persiapan akhir
umumnya dilakukan ketika sudah mendekati hari penghitungan yang telah
ditetapkan.
Dalam tahap persiapan akhir ini, pelaku usaha dapat menjabarkan proses
kegiatan stock opname yang akan dilakukan kepada setiap karyawan yang terlibat.
Langkah ini perlu dilakukan untuk memastikan semua orang memahami cakupan
tugasnya masing-masing, sehingga tidak terjadi kebingungan di hari pelaksanaan
penghitungan stock opname.
Untuk mencapai produktivitas kerja dengan penghitungan stock opname yang
efektif serta efisien, jangan sampai ada pembagian tugas yang saling tumpang tindih
antara satu karyawan dengan karyawan lainnya, oleh karena itu langkah ini jangan
sampai terlewat.
Selanjutnya, pelaku usaha dapat menginformasikan pihak gudang untuk
melengkapi input informasi awal, khususnya yang termasuk dalam proses mutasi
barang. Umumnya kegiatan yang satu ini perlu dilakukan hingga jam operasional
berakhir di hari terakhir sebelum penghitungan stock opname dimulai.
Dengan demikian, ketika stock opname dilakukan, hasil penghitungan yang
dilakukan pun sudah mencakup data termasuk, misalnya saja barang yang baru
masuk gudang atau keluar dari gudang tepat sehari sebelum pelaksanaan
penghitungan stock opname.
Ketika semua input informasi sudah dilakukan, pastikan juga agar pihak
gudang tidak lagi menerima permintaan untuk memasukkan atau mengeluarkan
barang ke maupun dari gudang. Dengan demikian, data yang sudah dikunci pada
tahap persiapan akhir ini tidak akan berubah sehingga tidak menimbulkan kerancuan
ketika proses penghitungan stock opname nanti akan dihitung.
Pastikan langkah ini dilakukan ketika jam operasional di hari terakhir sebelum
stock opname dilakukan untuk memastikan data gudang yang tercatat sudah benar-
benar merupakan versi terbaru yang tidak akan berubah lagi.

3. Penghitungan Stock Opname


Penghitungan stock opname merupakan langkah terakhir sekaligus langkah
paling utama dari keseluruhan langkah penghitungan stock opname. Ini merupakan
hari terbesar bagi setiap karyawan yang terlibat dalam proses penghitungan stock
opname.
Dalam tahapan ini, pelaku usaha perlu memastikan kembali bahwa semua
transaksi terkait persediaan barang dalam gudang sudah dimasukkan semua
informasinya ke dalam sistem.
Setelah memastikan semuanya memang sudah dimasukkan tanpa terkecuali,
pedoman cetak dalam pelaksanaan penghitungan stock opname dapat dilakukan
dengan mencetak data pada sistem.
Pastikan pedoman ini tidak dipegang oleh karyawan yang menangani
persediaan dalam gudang karena pedoman inilah yang nantinya akan dipakai untuk
mencocokkan data dalam sistem dengan jumlah riil yang terdapat dalam gudang.
Ingat, jika karyawan yang menangani persediaan barang di gudang memiliki
akses terhadap pedoman cetak yang dibuat atau bahkan data yang terdapat dalam
sistem, kemungkinan karyawan tersebut untuk melakukan mark up terhadap jumlah
barang dalam gudang akan semakin besar sehingga kamu tak bisa memperoleh
perbandingan yang sesungguhnya antara data yang kamu pegang dengan jumlah
sebenarnya dalam gudang. Padahal, keseluruhan rangkaian kegiatan penghitungan
stock opname ini dilakukan justru untuk mendapatkan perbandingan tersebut.
Lakukan penghitungan setiap jumlah barang dalam gudang berdasarkan
pedoman yang sudah dicetak sebelumnya. Lakukan dengan sejujur mungkin,
misalnya dengan mencatat kondisi riil yang mungkin saja berbeda dengan catatan
dalam pedoman.
Kegiatan di atas adalah esensi dari kegiatan penghitungan stock opname, jadi
pastikan penghitungan ini dilakukan dengan ketepatan yang benar-benar presisi
tanpa ada kesalahan sedikit pun dalam pelaksanaannya. Tidak menjadi masalah jika
terjadi selisih jumlah dalam proses ini, karena sesungguhnya memang selisih
tersebutlah yang dicari di sini.
Serahkan hasil pencatatan ke bagian keuangan untuk melakukan
penyesuaian jika terjadi selisih. Dalam fase ini, proses kegiatan penghitungan stock
opname sudah berakhir secara teknis, sekalipun sesungguhnya masih ada hal lain
yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha, khususnya jika memang muncul
ketidaksesuaian antara data yang tercatat pada pedoman dengan hasil pencatatan
langsung jumlah barang yang tersedia di dalam gudang.
Jika situasi tersebut terjadi, ada indikasi terjadi kecurangan atau kesalahan
pencatatan, dan tindakan lebih lanjut perlu diambil untuk menemukan titik kesalahan
yang ada dan memperbaikinya. Dalam proses audit, langkah ini menjadi signifikan
karena akan menentukan nilai audit yang dimiliki oleh bisnismu.
4. Pelaksanaan Stock Opname
Setiap pelaku usaha memiliki periode penghitungan stock opname masing-
masing. Perbedaan ini dapat terjadi tergantung dari skala usaha dan juga kebijakan
yang dimiliki oleh pelaku usaha terkait untuk pelaksanaan operasional bisnisnya.
Untuk skala usaha yang lebih kecil, penghitungan stock opname dapat
dilakukan dan diselesaikan dalam sehari, sehingga memungkinkan untuk melakukan
penghitungan stock opname sederhana setiap harinya.
Untuk bisnis dengan skala yang lebih besar, hal ini mungkin saja tidak dapat
dilakukan karena banyaknya barang yang disimpan di dalam gudang atau karena
masalah sumber daya lainnya. Umumnya, jika situasi ini terjadi, penghitungan stock
opname akan dilakukan secara mingguan, bulanan, maupun tahunan.
Setiap waktu pelaksanaan stock opname memiliki konsekuensinya masing-
masing. Hal terpenting dalam pelaksanaan penghitungan stock opname adalah
memastikan rangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara teratur di waktu yang
sama terlepas dari periode yang digunakan.
Misalnya saja, jika pelaku usaha memutuskan untuk melakukan penghitungan
stock opname setiap bulannya, tanggal pelaksanaan ini harus tetap untuk
memastikan pengukuran yang dilakukan berdasarkan hasil stock opname juga akan
konsisten, sehingga strategi bisnis yang diambil dengan mempertimbangkan hasil
penghitungan tersebut pun akan lebih mudah untuk diambil.
Tentu saja waktu yang disarankan untuk melakukan penghitungan stock
opname adalah sedini dan sesering mungkin.
Semakin sering dan teratur waktu pelaksanaan penghitungan stock opname,
semakin mudah pula pihak keuangan melakukan penyesuaian jika terjadi selisih.
Bahkan, selisih tersebut dapat dihindari dalam frekuensi penghitungan stock opname
yang rapat karena identifikasi masalah juga dapat dilakukan dengan cepat.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

4.1 Sumber Daya yang Tersedia


Sumber Daya yang tersedia adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
Bisnis Ritel Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bidang manajemen
yang berfokus pada pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan seefektif mungkin
agar diperoleh suatu kesatuan tenaga kerja yang memuaskan. Manajemen sumber
daya manusia sangat penting dalam bisnis ritel, sebab setiap karyawan memainkan
peran atau bagian yang penting dalam melaksanakan fungsi pekerjaan dengan
baik. Manajemen sumber daya dalam bisnis ritel adalah upaya untuk mengelola
sumber daya manusia (SDM) ritel serta hubungannya dengan pelanggan dan kultur
tentang ritel hingga menjadi manfaat kompetitif yang mendukung. Berbagai posisi
karier yang bisa kita temukan dalam sebuah bisnis ritel, antara lain; Pemilik Ritel,
Pengelola Ritel, Pramuniaga, Kasir, Kepala Gudang, Customer Service, Security,
Pemasok Barang Dagangan, Manajer Keuangan, dan sebagainya. Pendekatan-
pendekatan yang secara umum digunakan untuk memotivasi dan
mengkoordinasikan aktivitas karyawan, dan manajemen praktis untuk membangun
kekuatan kerja secara efektif dan mengurangi tingkat perputaran karyawan. Semua
aktivitas tersebut dilakukan untuk menerapkan strategi sumber daya, perencanaan
sumber daya, termasuk dalam merekrut, menyeleksi, melatih, mengawasi,
mengevaluasi, dan membagi kompensasi penjualan, yang dikerjakan hanya oleh
manajemen. Pengelolaan sumber daya manusia dalam ritel sangat menantang,
karena pada dasarnya bisnis ritel sangat berbeda dengan bisnis atau perusahaan
pada umumnya.

4.2 Pemeliharaan Peralatan


a. Alat safety pada tempatnya setelah selesai dipakai,

b. Melakukan pembersihan dengan berkala,


c. Mengecek Alat Safety sebelum digunakan untuk ketahui adanya kerusakan
atau tidak layak pakai,
d. Meyakinkan Alat Safety yang dipakai aman untuk keselamatan bila tidak
cocok maka perlu ditukar dengan alat yang baru.
e. Lakukan pengecekan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan
dan kondisinya
f. Jika saat dilakukan pengecekan diketemukan perlengkapan kerja yang
kualitasnya tidak pas kriteria maka alat itu ditarik dan tidak dibenarkan untuk
dipakai.

4.3 Hasil Pengamatan (Masalah yang muncul selama Prakerin)

Dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, praktikan selalu berusaha untuk


melakukan yang terbaik untuk setiap pekerjaan, namun tentu saja tidak semua
rencana pekerjaan dapat terlaksana dengan lancar. Terdapat beberapa kendala yang
dihadapi praktikan baik faktor internal maupun faktor eksternal dalam
melaksanakan pekerjaan atau tugas Praktik yaitu saat memulai praktik kerja
lapangan praktikan merasa gugup karena sulit. Untuk penyesuaian diri dengan
para karyawan di Toko Mega sehingga praktikkan mengalami gugup dan stres.

4.4 Pemecahan Masalah


Dalam hal terjun ke dalam lingkungan yang baru penyesuaian diri yang
baik sangat diperlukan. Praktikan mengalami kegugupan saat memulai Praktik
Kerja Lapangan. Kegugupan itu muncul karena praktikan menganggap para
karyawan Toko Mega adalah orang-orang yang berpengalaman dalam bekerja,
sementara itu praktikan belum memiliki pengalaman dalam bekerja bahkan baru
masuk dalam dunia kerja, selain itu Praktikkan merasa bawasanya karyawan Toko
Mega adalah orang-orang yang Introvert sehingga sulit untuk melakukan
penyesuaian diri.
Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan kondisi lingkungannya. Oleh karena itu penyesuaian diri atau adaptasi
adalah proses yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Penyesuaian diri ini
harus dilakukan karena manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan
kerjasama dengan individu lain dan didukung dengan lingkungan yang
mendukung, hal tersebut bertujuan memudahkan manusia dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Praktikan mencoba beradaptasi dengan para pegawai di dalam
Toko Mega dengan cara bertanya maupun berbincang-bincang, dan praktikan
menganggap mereka adalah orang yang berpengalaman yang dapat membimbing
praktikan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

1.Siswa/Penulis memperoleh pengalaman baru yang tidak hanya berkenaan dibidang


otomotif, seperti pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana seharusnya berhadapan
dengan atasan,bagaimana seharusnya melayani pelanggan dsb.Siswa/Penulis memperoleh
pengalaman yang nyata dibidang otomotif seperti :
2.Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat bagi para siswa-siswi untuk mempunyai sikap
mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga siswa dapat memiliki
keterampilan serta wawasan yang tinggi.PKL merupakan kegiatan diluar jam sekolah yang
bekerja sama dengan mekanik atau karyawan dari bengkel tersebut, sehingga siswa-siswi
dapat berlatih untuk mampu bergaul dan bekerja sama dengan masyarakat luar.
3.PKL dapat menunjang siswa-siswi menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan
profesional untuk menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat
mengamalkan apa yang telah diperoleh selama PKL

5.2 SARAN
Beberapa hal yang kami temukan dilapangan saat pelaksanaa PKL yang sebagian
kecil justru tidak kami temukan saat mengikuti pembelajaran dikelas.Beberapa sarannya
antara lain;
1.Sekolah perlu memberikan penekanan atau keahlian pada penguasaan keterampilan yang
sesuai dengan perkembangan teknologi didunia kerja,sehingga kami peserta pkl dapat
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang didapat secara maksimal.
2.Dalam pelaksanaan PKL siswa-siswi diharapkan bertingkah laku yang sopan dan
sewajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai