Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Aris Dinasti Wardana

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042692959

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4312/Ekonomi Manajerial

Kode/Nama UPBJJ : 74/UPBJJ MALANG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Soal 1

Jelaskan konsep kondisi returns to scale dari sistem produksi, dan biaya terkait dengan penggunaan

tenaga kerja dan kapital yang merupakan pilihan kombinasi input optimal yang berguna bagi

pembuatan keputusan manajerial.

Jawaban

Returns of scale menunjukkan perbandingan antara tingkat perubahan output dan tingkat

perubahan input tertentu (dalam persen). Jika tingkat perubahan output lebih besar dari pada

perubahan input maka kondisi ini dapat dikatakan sebagai kondisi increasing returns of scale. Jika

tingkat perubahan output equal dengan tingkat perubahan input maka kondisi ini disebut kondisi

constant returns of scale. Jika tingkat perubahan output lebih kecil daripada tingkat perubahan input

maka kondisi ini disebut dengan kondisi decreasing returns of scale.

Tenaga kerja dan modal (capital) adalah bagian dari faktor-faktor produksi (sumber daya) yang

disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan dalam memproduksi

barang dan jasa. Faktor produksi ini adalah input dalam kegiatan produksi dalam menghasilkan output

berupa barang dan jasa.

Kondisi returns to scale dari sistem produksi menjelaskan hubungan antara output dengan

beberapa input yang digunakan secara bersama-sama. Konsep returns to scale mempengaruhi skala

produksi yang optimal atau peluang produksi suatu perusahaan. Konsep ini juga memengaruhi sifat

persaingan dalam suatu industri dan oleh karena itu, konsep returns to scale ini juga merupakan

faktor yang menentukan tingkat profitabilitas dari suatu investasi.

Elastisitas output (e) merupakan presentase perubahan output yang disebabkan oleh

perubahan semua input sebesar satu persen. Jika X merupakan semua input yang digunakan dalam

proses produksi, dengan elastisitas titik maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

= ∗
Dimana

Q : total output

X : semua input yang digunakan, semisal X adalah modal, tenaga kerja, energi dan seterusnya.

Jika Maka Returns to Scale

% perubahan > % perubahan >1 Increasing

% perubahan = % perubahan =1 Constant

% perubahan < % perubahan <1 Decreasing

Elastisitas output dan returns of scale ini juga dapat dianalisis dengan cara menelaah hubungan

antara kenaikna input dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya semua input dalam fungsi

produksi Q = f (X,Y,Z) dikalikan dengan konstanta k. Oleh karena itu semua input akan meningkat

secara proporsional sebesar faktor k (k = 1,01 untuk kenaikan sebesar 1 persen, k = 1,02 untuk

kenaikan sebesar 2 persen, dan seterusnya). Selanjutnya fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai

berikut:

hQ = f (kX,kY,kZ)

Dimana h adalah proporsi kenaikan Q yang diakibatkan oleh kenaikan setiap input sebesar k. Maka

dari persamaan 3.7 di atas jelas terdapat hubungan sebagai berikut:

Jika h = k, maka presentase perubahan Q adalah sama dengan presentase perubahan input

dan fungsi produksi tersebut menunjukkan keadaan constant returns of scale.

Jika h > k, maka presentase perubahan Q lebih besar dari presentase perubahan input dan

fungsi produksi tersebut menunjukkan kondisi increasing returns to scale

Jika h < k, maka presentase perubahan Q lebih kecil dari presentase perubahan input dan

fungsi produksi tersebut menunjukkan kondisi decreasing returns to scale.


Untuk ilustrasi returns of scale dapat dilihat pada gambar dibawah ini

, ,

Constant returns of scale Increasing returns of scale

Decreasing returns of scale

Konsep kondisi returns to scale dari sistem produksi, dan biaya terkait dengan penggunaan tenaga

kerja dan kapital yang merupakan pilihan kombinasi input optimal atau least cost combination adalah

menentukan kombinasi input yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin

dihasilkan telah ditentukan. Semakin tepat penggunaan input atau kombinasi input maka semakin

besar kemungkinan output dapat diproduksi secara maksimal.

Increase return to scale adalah konsep yang menjelaskan tentang penggandaan input dalam

produksi dapat menghasilkan penggandaan output yang lebih besar.


Sebagai contoh pada gambar diatas adalah kombinasi antara Modal (K) dan tenaga kerja (L) bila

ditambah maka skala output yang dihasilkan lebih besar. Suatu perusahaan dengan produksi (Q1) 75

barang dengan input yang digunakan adalah Modal (K1) dan Tenaga Kerja (L1). Bila perusahaan

menambah 1/3 kali input yang sudah ada bila constant return scale maka outputnya (Q2) menjadi

100. Tetapi hasil Q2 sebanyak 110 barang, hal ini berarti penambahan output yang meningkat

(increase return to scale). h > k dimana h adalah proporsi kenaikan Q. Jika presentase perubahan Q

lebih besar dari presentase perubahan input dan fungsi produksi tersebut menunjukkan kondisi

increasing returns to scale

Soal 2

Bagaimana pemahaman Saudara tentang konsep biaya yang bersifat pribadi eksternal yang

digunakan untuk kegiatan produksi dan konsumsi, mohon jelaskan, baik secara implisit maupun

eksplisit!

Jawaban

Biaya produksi ekonomis atau biasa disebut biaya produksi merupakan nilai dari seluruh

sumber daya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi ekonomis terdiri dari
biaya pribadi dan biaya eksternal.

Biaya pribadi adalah biaya yang ditanggung oleh individu (entitas) yang memproduksi atau

mengkonsumsi suatu barang. Biaya pribadi sendiri, menurut sifatnya, dapat dibagi menjadi 2, yaitu

biaya eksplisit dan biaya implisit.

Biaya eksternal (third party cost) adalah biaya yang ditanggung oleh orang (masyarakat) yang

tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan produksi dan konsumsi suatu barang.

Sebuah pabrik sepatu menjalankan operasinya dengan memanfaatkan berbagai macam input

(misalnya: tenaga kerja, bahan baku, energi listrik, dan sebagainya), menggunakan mesin-mesin, dan

membuang limbahnya ke sungai yang ada di belakang pabriknya. Dari pabrik sepatu ini dapat

diterjemahkan bahwa biaya pribadi yang disebabkan oleh kegiatan operasional pabrik tersebut

adalah biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya langganan listrik, dan sebagainya.

Disisi lain, biaya eksternal yang disebabkan oleh kegiatan operasional pabrik adalah segala biaya yang

muncul akibat pembuangan limbah sisa pengolahan ke sungai (seperti menurunnya nilai rekreatif

sungai, biota sungai yang mati, biaya pembersihan limbah, dan lain-lain) atau segala biaya yang

ditanggung masyarakat karena kebisingan mesin pabrik.

Biaya eksplisit adalah nilai dari seluruh sumber daya yang dibeli untuk kegiatan produksi. Biaya

eksplisit dicatat oleh akuntan dan akan muncul pada neraca laba-rugi perusahaan. Biaya eksplisit

mencakup upah yang dibayarkan, pembayaran listrik, pembayaran bahan-bahan baku, dan sewa

bangunan adalah contoh dari pengeluaran-pengeluaran eksplisit.

Biaya implisit merupakan nilai dari sumber daya yang dimiliki dan digunakan sendiri (self-

owned and self-employed resources) serta biaya yang timbul sebagai dampak dari suatu keputusan

yang diambil. Biaya implisit pada umumnya tidak melibatkan pengeluaran-pengeluaran tunai

sehingga seringkali terabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Meskipun demikian, dalam

kenyataannya, biaya implisit sangatlah penting. Jika dinalar secara rasional tidak mungkin seseorang
menggunakan sumber daya pribadinya untuk penggunaan-penggunaan yang memberikan hasil lebih

sedikit jika ada kemungkinan penggunaan lainnya yang memberikan hasil lebih banyak. Konsep biaya

implisit memiliki keterkaitan yang erat dengan konsep biaya opportunitas, dimana konsep biaya

opportunitas (opportunity cost) berbasis pada realitas bahwa semua keputusan didasarkan pada

pilihan-pilihan di antara tindakan-tindakan alternatif. Biaya opportunitas dari sebuah sumber daya

ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif yang terbaik dari sumber daya tersebut. Sebagai penjelas

konsep yaitu, sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa digunakan

untuk memproduksi barang dan jasa. Jika sebuah perusahaan menggunakan suatu sumber daya

untuk memproduksi produk tertentu, perusahaan tersebut juga bisa menggunakan sumber daya

tersebut bagi penggunaan alternatif. Oleh karena itu, perusahaan itu harus menetapkan suatu tingkat

harga yang besarnya paling tidak sama dengan nilai sumber daya itu dalam penggunaan alternatif

tersebut.

Sumber :

Arsyad, L. (2020). EKMA4312- Ekonomi Manajerial (Edisi 2). Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/increase-return-to-scale-skala-hasil-meningkat/

Anda mungkin juga menyukai