1. Coba Anda analisis dengan contoh pengambilan keputusanan yang bisa menjadi
sentralistik!
Jawab:
Contoh Keputusan yang diambil dalam kasus pemilihan lampu LED sebagai salah 1 alternatif
dalam menciptakan keindahan kota serta mengurangi krisis listrik yang terjadi di indonesia.
Dalam pengambilan keputusan, lampu led dipilih sebagai lampu penerangan jalan untuk
mengurang pemakaian listrik di indonesia memerlukan pendekatan dan pengambilan keputusan
yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan merupakan ilmu karena aktivitas tersebut memiliki
sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah.
Pendekatan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dikatakan sistematis apabila setiap
tahapan atau langkah yang akan diambil dapat dilihat dengan jelas dalam menjawab suatu
masalah. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut
oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ketidakpastian dan peluang
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari, mengumpulkan dan
mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan
keputusan. Dengan demikian informasi merupakan kata kunci yang mendorong manusia,
manajer dalam melakukan tindakan dan menetapkan keputusan guna mencapai tujuan.
Informasi menjadi bahan baku yang harus diolah lebih lanjut melalui serangkaian teknik,
metode, alat ukur. Hasil pengolahan tersebut dipakai sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan.
2. Coba analisis hubungan antara teknologi dan performansi organisasi! Jika perlu
menggunakan contoh.
Jawab:
Hubungan yang paling erat terjadi antara teknologi dengan sifat organik ataupun mekanistik
suatu organisasi. Organisasi dengan teknologi rutin sering kali bersifat mekanistik, sedangkan
organisasi dengan teknologi tidak rutin kebanyakan bersifat organik. Peraturan-peraturan yang
ketat, yang biasanya dijalankan dengan sentralisasi yang tinggi, biasanya digunakan pada
organisasi dengan teknologi yang rutin. Sedangkan organisasi dengan teknologi tidak rutin
memerlukan bentuk yang fleksibel, yang bersifat organik. Perbedaan ini mudah terlihat dan
dapat diamati hanya dengan memperhatikan organisasi secara sederhana. Selain itu, suasana,
cara berpakaian, kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja, seluruhnya bisa dilihat mempunyai
hubungan dengan jenis teknologi suatu organisasi.
2. Kualifikasi karyawan
Pada organisasi yang bersifat rutin, umumnya tidak diperlukan karyawan dengan pendidikan
maupun pengalaman yang terlalu tinggi. Hal ini sesuai dengan sifat pekerjaan yang rutin, di
mana pekerjaan dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Pada bagian, di mana
terdapat kegiatan-kegiatan yang bervariasi, diperlukan karyawan dengan kualifikasi yang lebih
tinggi. Latihan untuk karyawan yang menangani teknologi craft umumnya lebih mudah dilakukan
lewat pengalaman langsung di tempat bekerja karena pada jenis teknologi ini sulit untuk
diuraikan maupun dianalisis. Sementara itu, kegiatan non-rutin pada umumnya membutuhkan
karyawan dengan pendidikan serta latihan yang lebih tinggi.
3. Struktur formal
Teknologi rutin umumnya menuntut adanya standardisasi yang ekstensif, pembagian pekerjaan
menjadi tugas-tugas berukuran kecil yang sederhana, dan formalisasi. Untuk pekerjaan yang
tidak terlalu rutin, struktur menjadi kurang formal, dengan standardisasi yang rendah. Jika
variasi tugas cukup tinggi maka akan banyak kegiatan dalam organisasi yang tidak tercakup
dalam aturan-aturan yang resmi.
4. Rentang kendali
Rentang kendali diartikan sebagai jumlah karyawan yang dipimpin oleh seorang mandor
ataupun oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Rentang kendali besarnya dipengaruhi
oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat profesionalisme karyawan dalam organisasi. Jika
pekerjaan lebih rumit dan kegiatan yang dilakukan bersifat tidak rutin, biasanya organisasi akan
menghadapi lebih banyak masalah, di mana mandor ataupun atasan lainnya terpaksa
melibatkan diri untuk membantu bawahan dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu, rentang
kendali harus lebih kecil, agar atasan dan para bawahannya bisa lebih sering berinteraksi.
Sementara para karyawan profesional umumnya tidak memerlukan pengawasan yang ketat
karena mereka telah memiliki ataupun memenuhi standar profesi dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga dapat diorganisasikan dengan rentang kendali yang lebih besar. Dengan
demikian, tampak bahwa tugas non-rutin serta profesionalisme karyawan mempunyai pengaruh
yang berlawanan terhadap rentang kendali. Rentang kendali umumnya menjadi lebih kecil jika
pekerjaan lebih tidak rutin, dan akan menjadi lebih besar untuk bagian-bagian dengan tugas
yang rutin.
Pada teknologi rutin, bawahan umumnya tidak mempunyai kewenangan maupun kebebasan
untuk mengambil keputusan karena adanya sentralisasi yang tinggi dalam organisasi. Pada
teknologi engineering, karyawan yang telah mempunyai keahlian teknis mempunyai
kewenangan serta kebebasan mengambil keputusan yang agak besar karena pengetahuan
maupun keahlian teknis sangat penting untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Karyawan
produksi yang berpengalaman mempunyai kewenangan yang tinggi dalam teknologi craft.
Desentralisasi kekuasaan paling terasa pada teknologi non-rutin karena banyak pengambilan
keputusan yang terpaksa dipercayakan kepada para bawahan.
6. Komunikasi
Frekuensi maupun intensitas komunikasi akan meningkat jika variasi tugas bertambah tinggi
karena jenis teknologi ini umumnya menyebabkan pekerjaan mempunyai banyak permasalahan
dan menuntut adanya pertukaran informasi secara lebih intensif untuk menyelesaikannya.
Ditinjau dari arah komunikasi, teknologi non-rutin memerlukan juga komunikasi horizontal
selain komunikasi vertikal. Sedangkan teknologi rutin umumnya membutuhkan hanya
komunikasi vertikal. Bentuk komunikasi ditentukan oleh kemudahan menganalisis pekerjaan.
Jika tugas-tugas sangat mudah dianalisis, komunikasi dilakukan dengan data ataupun dengan
bentuk tertulis, seperti memo, laporan tertulis, dan sebagainya. Jika pekerjaan tidak mudah
dianalisis, komunikasi sering dilakukan adalah dalam bentuk tatap muka agar informasi dapat
disampaikan secara langsung, seperti melalui percakapan melalui telepon ataupun pertemuan
kelompok.
Bentuk koordinasi dan kontrol mengikuti pola yang serupa dengan bentuk komunikasi. Pada
teknologi non-rutin, bawahan ikut dalam pengambilan keputusan maupun dalam pertemuan-
pertemuan kelompok yang sifatnya koordinasi horizontal. Pada bagian yang kegiatannya rutin,
koordinasi dan kontrol umumnya bersifat vertikal. Para atasan sangat ketat dalam menggunakan
peraturan maupun prosedur yang berlaku untuk pengambilan keputusan maupun untuk
mengontrol kegiatan para bawahannya.
8. Fokus perhatian
Pada teknologi rutin, kegiatan bersifat standar dan rutin sehingga perhatian dapat dipusatkan
pada peningkatan efisiensi maupun jumlah output. Pada teknologi engineering perhatian utama
umumnya dipusatkan pada keandalan produk yang dihasilkan. Pada teknologi craft atau pun
pada kegiatan riset, kualitas output dianggap lebih penting dari pada kuantitas output, efisiensi
produksi maupun masalah keandalan.
3. Coba Anda analisis dengan contoh hubungan vertikal dalam struktur organisasi dari segi
ukuran dan tingkat ketidakpastian!
Jawab:
a. Hierarki
Hierarki merupakan alat yang paling pertama untuk mengadakan hubungan vertikal dan
juga paling rendah kapasitasnya. Hubungan vertikal ini dilakukan melalui saluran hubungan
perintah maupun pelaporan yang telah dirancang secara resmi antara tingkatan hierarki,
mulai dari puncak organisasi hingga bagian paling bawah. Jika suatu permasalahan tidak
dapat diselesaikan pada tingkat hierarki tertentu maka penyelesaian permasalahan itu
diserahkan kepada tingkat hierarki yang lebih tinggi.