Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEMESTER: 2022.1

Nama : Ramdhani Ilyas


NIM : 043512031
Kode Mata Kuliah : Organisasi / EKMA4157.55

1. Coba Anda analisis dengan contoh pengambilan keputusanan yang bisa menjadi
sentralistik!
Jawab:

Pengambilan keputusan bisa menjadi sangat sentralistik apabila pengambil keputusan


mengontrol seluruh langkah dari keseluruhan proses itu, yaitu dari mulai mengumpulkan
informasi mengenai situasi hingga keputusan diambil. Pengambil keputusan mengumpulkan
sendiri informasi, menganalisis informasi, menetapkan alternatif pilihan hingga memilih
keputusan yang dianggap tepat, tanpa perlu mendapat otorisasi dari pihak lain, kemudian
melaksanakan sendiri pilihan yang telah diambil. Apabila ada pihak lain yang terlibat dalam
mengendalikan langkah-langkah tersebut maka prosesnya menjadi lebih desentralistik.
Desentralisasi yang paling besar terjadi apabila hanya pengambil keputusan yang memiliki
kewenangan untuk menetapkan pilihan alternatif keputusan. Kewenangan ini paling sedikit
harus dimiliki apabila suatu posisi tetap ingin dinamakan sebagai pengambil keputusan.

Contoh Keputusan yang diambil dalam kasus pemilihan lampu LED sebagai salah 1 alternatif
dalam menciptakan keindahan kota serta mengurangi krisis listrik yang terjadi di indonesia.
Dalam pengambilan keputusan, lampu led dipilih sebagai lampu penerangan jalan untuk
mengurang pemakaian listrik di indonesia memerlukan pendekatan dan pengambilan keputusan
yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan merupakan ilmu karena aktivitas tersebut memiliki
sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah.
Pendekatan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dikatakan sistematis apabila setiap
tahapan atau langkah yang akan diambil dapat dilihat dengan jelas dalam menjawab suatu
masalah. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut
oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ketidakpastian dan peluang
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari, mengumpulkan dan
mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan
keputusan. Dengan demikian informasi merupakan kata kunci yang mendorong manusia,
manajer dalam melakukan tindakan dan menetapkan keputusan guna mencapai tujuan.
Informasi menjadi bahan baku yang harus diolah lebih lanjut melalui serangkaian teknik,
metode, alat ukur. Hasil pengolahan tersebut dipakai sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan.

Sumber : BMP EKMA4157 / Halaman 7.11

2. Coba analisis hubungan antara teknologi dan performansi organisasi! Jika perlu
menggunakan contoh.
Jawab:

1. Organisasi organik dan mekanistik

Hubungan yang paling erat terjadi antara teknologi dengan sifat organik ataupun mekanistik
suatu organisasi. Organisasi dengan teknologi rutin sering kali bersifat mekanistik, sedangkan
organisasi dengan teknologi tidak rutin kebanyakan bersifat organik. Peraturan-peraturan yang
ketat, yang biasanya dijalankan dengan sentralisasi yang tinggi, biasanya digunakan pada
organisasi dengan teknologi yang rutin. Sedangkan organisasi dengan teknologi tidak rutin
memerlukan bentuk yang fleksibel, yang bersifat organik. Perbedaan ini mudah terlihat dan
dapat diamati hanya dengan memperhatikan organisasi secara sederhana. Selain itu, suasana,
cara berpakaian, kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja, seluruhnya bisa dilihat mempunyai
hubungan dengan jenis teknologi suatu organisasi.
2. Kualifikasi karyawan

Pada organisasi yang bersifat rutin, umumnya tidak diperlukan karyawan dengan pendidikan
maupun pengalaman yang terlalu tinggi. Hal ini sesuai dengan sifat pekerjaan yang rutin, di
mana pekerjaan dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Pada bagian, di mana
terdapat kegiatan-kegiatan yang bervariasi, diperlukan karyawan dengan kualifikasi yang lebih
tinggi. Latihan untuk karyawan yang menangani teknologi craft umumnya lebih mudah dilakukan
lewat pengalaman langsung di tempat bekerja karena pada jenis teknologi ini sulit untuk
diuraikan maupun dianalisis. Sementara itu, kegiatan non-rutin pada umumnya membutuhkan
karyawan dengan pendidikan serta latihan yang lebih tinggi.

3. Struktur formal

Teknologi rutin umumnya menuntut adanya standardisasi yang ekstensif, pembagian pekerjaan
menjadi tugas-tugas berukuran kecil yang sederhana, dan formalisasi. Untuk pekerjaan yang
tidak terlalu rutin, struktur menjadi kurang formal, dengan standardisasi yang rendah. Jika
variasi tugas cukup tinggi maka akan banyak kegiatan dalam organisasi yang tidak tercakup
dalam aturan-aturan yang resmi.

4. Rentang kendali

Rentang kendali diartikan sebagai jumlah karyawan yang dipimpin oleh seorang mandor
ataupun oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Rentang kendali besarnya dipengaruhi
oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat profesionalisme karyawan dalam organisasi. Jika
pekerjaan lebih rumit dan kegiatan yang dilakukan bersifat tidak rutin, biasanya organisasi akan
menghadapi lebih banyak masalah, di mana mandor ataupun atasan lainnya terpaksa
melibatkan diri untuk membantu bawahan dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu, rentang
kendali harus lebih kecil, agar atasan dan para bawahannya bisa lebih sering berinteraksi.
Sementara para karyawan profesional umumnya tidak memerlukan pengawasan yang ketat
karena mereka telah memiliki ataupun memenuhi standar profesi dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga dapat diorganisasikan dengan rentang kendali yang lebih besar. Dengan
demikian, tampak bahwa tugas non-rutin serta profesionalisme karyawan mempunyai pengaruh
yang berlawanan terhadap rentang kendali. Rentang kendali umumnya menjadi lebih kecil jika
pekerjaan lebih tidak rutin, dan akan menjadi lebih besar untuk bagian-bagian dengan tugas
yang rutin.

5. Desentralisasi, kewenangan, dan kebebasan mengambil keputusan

Pada teknologi rutin, bawahan umumnya tidak mempunyai kewenangan maupun kebebasan
untuk mengambil keputusan karena adanya sentralisasi yang tinggi dalam organisasi. Pada
teknologi engineering, karyawan yang telah mempunyai keahlian teknis mempunyai
kewenangan serta kebebasan mengambil keputusan yang agak besar karena pengetahuan
maupun keahlian teknis sangat penting untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Karyawan
produksi yang berpengalaman mempunyai kewenangan yang tinggi dalam teknologi craft.
Desentralisasi kekuasaan paling terasa pada teknologi non-rutin karena banyak pengambilan
keputusan yang terpaksa dipercayakan kepada para bawahan.

6. Komunikasi

Frekuensi maupun intensitas komunikasi akan meningkat jika variasi tugas bertambah tinggi
karena jenis teknologi ini umumnya menyebabkan pekerjaan mempunyai banyak permasalahan
dan menuntut adanya pertukaran informasi secara lebih intensif untuk menyelesaikannya.
Ditinjau dari arah komunikasi, teknologi non-rutin memerlukan juga komunikasi horizontal
selain komunikasi vertikal. Sedangkan teknologi rutin umumnya membutuhkan hanya
komunikasi vertikal. Bentuk komunikasi ditentukan oleh kemudahan menganalisis pekerjaan.
Jika tugas-tugas sangat mudah dianalisis, komunikasi dilakukan dengan data ataupun dengan
bentuk tertulis, seperti memo, laporan tertulis, dan sebagainya. Jika pekerjaan tidak mudah
dianalisis, komunikasi sering dilakukan adalah dalam bentuk tatap muka agar informasi dapat
disampaikan secara langsung, seperti melalui percakapan melalui telepon ataupun pertemuan
kelompok.

7. Koordinasi dan kontrol

Bentuk koordinasi dan kontrol mengikuti pola yang serupa dengan bentuk komunikasi. Pada
teknologi non-rutin, bawahan ikut dalam pengambilan keputusan maupun dalam pertemuan-
pertemuan kelompok yang sifatnya koordinasi horizontal. Pada bagian yang kegiatannya rutin,
koordinasi dan kontrol umumnya bersifat vertikal. Para atasan sangat ketat dalam menggunakan
peraturan maupun prosedur yang berlaku untuk pengambilan keputusan maupun untuk
mengontrol kegiatan para bawahannya.

8. Fokus perhatian

Pada teknologi rutin, kegiatan bersifat standar dan rutin sehingga perhatian dapat dipusatkan
pada peningkatan efisiensi maupun jumlah output. Pada teknologi engineering perhatian utama
umumnya dipusatkan pada keandalan produk yang dihasilkan. Pada teknologi craft atau pun
pada kegiatan riset, kualitas output dianggap lebih penting dari pada kuantitas output, efisiensi
produksi maupun masalah keandalan.

Sumber : BMP EKMA4157 / Halaman 8.21 - 8.22

3. Coba Anda analisis dengan contoh hubungan vertikal dalam struktur organisasi dari segi
ukuran dan tingkat ketidakpastian!
Jawab:

a. Hierarki
Hierarki merupakan alat yang paling pertama untuk mengadakan hubungan vertikal dan
juga paling rendah kapasitasnya. Hubungan vertikal ini dilakukan melalui saluran hubungan
perintah maupun pelaporan yang telah dirancang secara resmi antara tingkatan hierarki,
mulai dari puncak organisasi hingga bagian paling bawah. Jika suatu permasalahan tidak
dapat diselesaikan pada tingkat hierarki tertentu maka penyelesaian permasalahan itu
diserahkan kepada tingkat hierarki yang lebih tinggi.

b. Peraturan dan prosedur


Jika dalam organisasi sering kali muncul permasalahan yang sama secara berulang-ulang dan
juga ada jenis-jenis keputusan yang dilakukan secara berulang maka digunakan alat
hubungan vertikal berupa peraturan dan prosedur. Jika permasalahan dan keputusan
berulang-ulang maka prosedur akan memberikan petunjuk mengenai apa yang harus
dilakukan oleh karyawan untuk menghadapinya sehingga tidak lagi diperlukan komunikasi
langsung dengan pimpinan untuk meminta penjelasan mengenai cara bertindak yang benar.
Peraturan dan prosedur membuat tugas-tugas menjadi bersifat baku (standar) sehingga
mengurangi kebutuhan akan informasi sepanjang hierarki dan juga merupakan alat
penghubung antara berbagai tingkatan hierarki dalam organisasi sehingga keputusan dapat
dilakukan pada tingkat hierarki yang rendah.
c. Rencana dan jadwal
Rencana dan jadwal adalah juga alat untuk melakukan hubungan vertikal. Apabila dimiliki
rencana serta jadwal yang cukup rinci, tingkatan hierarki yang rendah dapat dibiarkan
melaksanakan kegiatan tanpa pengawasan ataupun konsultasi yang ketat dengan atasan,
dengan syarat bahwa seluruh kegiatan tersebut sesuai dengan rencana. Oleh karena itu,
rencana dan jadwal yang merupakan bentuk rencana yang menyangkut juga aspek waktu,
akan mengurangi aliran informasi dalam organisasi. Salah satu bentuk rencana yang paling
sering digunakan dalam organisasi adalah anggaran (budget).

d. Penambahan tingkat/posisi pada hierarki


Jika permasalahan yang muncul dalam organisasi cukup besar jumlahnya maka rencana,
peraturan maupun hierarki akan tidak dapat lagi menampung aliran informasi yang terjadi.
Pada organisasi yang sedang tumbuh ataupun organisasi yang berada pada keadaan yang
penuh ketidakpastian, sering kali diperlukan tambahan alat hubungan vertikal. Salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan menambahkan posisi pada hierarki, misalnya
dengan menambahkan staf yang khusus ditugasi menangani suatu permasalahan tertentu,
untuk membantu suatu jabatan pimpinan. Staf khusus tersebut dapat mengurangi
banyaknya informasi dan permasalahan mengenai hal tertentu tadi, yang mengalir kepada
pimpinan. Dengan demikian, perhatian pimpinan dapat dibagi secara proporsional terhadap
seluruh permasalahan dan tidak hanya terpusat pada sebagian permasalahan. Jika
organisasi bertambah besar, sering kali diperlukan tambahan posisi maupun tingkatan pada
hierarki sehingga mengurangi besarnya rentang kendali. Suatu posisi dapat dibagi menjadi
dua atau beberapa posisi sehingga banyaknya informasi maupun tanggung jawab pada
setiap posisi dapat berkurang besarnya. Penambahan tingkatan juga memberikan
keuntungan yang sama, seperti penambahan posisi bagi suatu organisasi.

e. Sistem informasi vertikal


Sistem informasi vertikal menjadikan pengolahan informasi sepanjang hierarki bertambah
efisien. Sistem informasi ini membuat kapasitas pengolahan informasi menjadi lebih besar
sehingga tidak ada posisi yang terlalu dibebani dengan informasi, dan dapat mengurangi
kebutuhan akan penambahan posisi yang baru.

Sumber : BMP EKMA4157 / Halaman 9.7 – 9.8

Anda mungkin juga menyukai