Anda di halaman 1dari 2

1.Jelaskan karakteristtk Job Order Costing?

Job costing adalah istilah dari kepanjangan job order costing, di mana costing ini
merupakan penentuan biaya terhadap barang atau jasanya. Sehingga perhitungan
ini dilakukan berdasarkan pesanan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead.

Keunggulan dari job costing bagi perusahaan adalah membantu untuk


menghitung biaya perunitnya, dan dapat mengetahui rincian informasi yang lebih
akurat dibandingkan metode lainnya.

Metode akumulasi kos job order coasting hanya dapat di terapkan pada
perusahaan – perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan pesanan.
Berikut Karakteristik job order costing antara lain:

1. jasa atau produk yang diproduksi sangat bervariasi, sesuai pesanan.

2. kos diakumulasi per pesanan setiap kali satu pesanan selesai dikerjakan.

3. kos per unit dihitung dengan cara membagi total kos pesanan dengan jumlah
unit produk yang diproduksi untuk pesanan bersangkutan.

4. setiap komponen kos produksi dapat diidentifikasikan langsung ke masing-


masing pesanan, kecuali kos bersifat umum dan bersama, misalnya overhead.
Oleh karena itu, dalam job-order costing kos produksi diklasifikasikan menjadi kos
bahan baku langsung, kos tenaga kerja langsung, dan overhead.

5. setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan untuk mencatat setiap kos yang
dibebankan untuk pesanan bersangkutan.

Sumber : BMP EKMA 4315 / Halaman 4.3- 4.4


2.Apa perbedaan antara overhead sesungguhnya dengan overhead dibebankan?
Biaya overhead sesungguhnya adalah biaya overhead perusahaan yang benar-
benar terjadi, sedangkan

Biaya overhead dibebankan merupakan biaya overhead perusahaan dengan


menggunakan tarif yang ditentukan dimuka. Jika biaya overhead pabrik
dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produksi baru dapat
ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya terkumpul
(sekitar akhir tahun). Padahal penentuan harga pokok produksi diperlukan pada
saat barang selesai di proses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik
yang ditentukan dimuka atas dasar kapasitas normal.

Sumber : BMP EKMA 4315 /Halaman 4.5

3. Dari kartu dan buku jurnal, kita dapat menyusun laporan kos produksi, laporan
kos produk terjual dan laporan laba rugi dalam perhitungan Job order costing.
Mengapa laporan tersebut dibuat secara berurutan?

Karena masing-masing angka yang dihasilkan dari laporan kos tersebut saling
berkaitan, begitu pula nilai akhir dari kos produk terjual merupakan pengurangan
dari nilai penjualan yang menghasilkan berapa besaran gross profit yang dicapai
perusahaan dan ditampilkan pada salah satu laporan keuangan, yaitu laporan rugi
laba.

Anda mungkin juga menyukai