Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKUNTANSI MANAJER

BIAYA BERDASARKAN
PESANAN
(JOB ORDER COSTING)

DISUSUN OLEH:

PUTRI RAHMALYA

2102022013

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS YARSI

2022
A. Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)
Job Order Costing adalah cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi dikumpulkan
untuk suatu produk tertentu atau dapat juga ditentukan identitasnya dan perlu ditetapkan harga
pokoknya secara individual. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order
costing atau jobcosting), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pemesanan (job) yang
terpisah. Suatu pemesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenihi pesanan
pelanggan tertentuatau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Agar perhitungan biaya
berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah.
Agar rinciandari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan,
harusterdapat perbedaan penting dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain.
Rincianmengenai suatu pesanan dicatat dalm kartu biaya pesanan (job cost sheet), yang dapat
berbentuk kertas atau elektronik.

KARAKTERISTIK SISTEM HARGA POKOK PESANAN :


a. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/produk
tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus-putus, tergantung ada
tidaknya pesanan yang diterima.
b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya
produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi total
biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan (Job
Order Cost Sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi
umum seperti nama pemesan, jumlah yang dipesan, tanggal pesanan dan tanggal
diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya upah langsung, dan biaya overhead pabrik
yang ditentukan dimuka.
d. Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang
bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan
dengan jumlah unit yang diselesaikan.

Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu :


1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi biaya
bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.
2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama
halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta.
3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atasdasar
tarif yang ditentukan di muka.
Tipe-tipe system biaya yang digunakan untuk menentukan harga produk:
1. Membebankan bahan baku langsung (BBL) dan tenaga kerja langsung (TKL)
kepadatiap-tiap pekerjaan untuk suatu pesanan.
2. Membebankan overhead pabrik menggunakan tarif overhead (covered separately)
Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya overhead pabrik
(BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya. Perhitungannya sebagai
berikut.
Total Biaya Produksi
HARGA POKOK PER UNIT = 𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk dari
setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan.
Maka dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai pabrik maupun
perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job order costing
adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel, perusahaan modister,
industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat khusus, jam tangan mewah,
percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan sebagai produk yang khusus
(custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga pokok di samping dipergunakan
untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi sebagi rekening pembantu
(subsidiary account) dari rekening control. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan
melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal
sebagai berikut.
1. Pembelian bahan baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan bahan baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya overhead
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
Beberapa manfaat dari job order costing adalah sebagai berikut:
1. Menjadi bahan pertimbangan menerima atau menolak pesanan.
2. Membantu menentukan harga jual dan beban produksi.
3. Mengontrol proses dan biaya produksi yang telah terjadi.
4. Memisahkan keuntungan dengan jelas dan menjadikan perbandingan.
5. Membantu perbandingan biaya aktual serta menjadi analisis histori pemesanan.

Perbedaan secara umum, karakteristik Penentuan harga pokok pesanan danproses, masing-
masing metode tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Metode Kalkulasi Harga Pokok
(Cost Accumulation Method)

Biaya Pesanan Biaya Proses


(Job Order Costing) (Process Costing )
Harga Pokok Biaya dikumpulkan untuk Biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan/kontrak/jasa setiap/satuan waktu tertentu
secara terpisah dan setiap
pesanan/kontrak/ jasa dapat
dipisahkan identitasnya

Dasar kegiatan Pesanan langganan Budged produksi/skedul


produksi

Tujuan Produksi Melayani pesanan Persediaan yang akan dijual

Sifat produksi Intermiten Kontinyu

Bentuk produksi Tergantung spesifikasi Homogen/standar


pemesan dan dapat
dipisahkan identitasnya

Biaya produksi dikumpulkan Setiap pesanan (sesuai Setiap satuan waktu


dengan biaya yang
dinikmati)

Kapan biaya produksi Pada saat pesanan selesai Pada akhir periode/satuan
dihitung waktu

Harga pokok dihitung Harga pokok pesanan Harga pokok pada


dengan tertentu dibagi Jumlah persentase tertentu dibagi
produk pesanan jumlah produkpada periode
ybs.

Contoh Percetakan, kontraktor me- Kertas, tekstil, botol, semen,


bel, konsultan, kantor akun- air minum, petrokimia dll
tan, karoseri dan lain-lain

Akuntansi untuk Bahan Baku


Buku besar sebuah perusahaan manufaktur mencakup sebuah perkiraan persediaan yang
dinamakan persediaan bahan baku dan penolong (perhatikanlah Ilustrasi JO-1). Perkiraan asset
lancar ini biasanyamempunyai saldo debit pada awal dan akhir setiap masa pembukuan. Kalau
sebuahperusahaan menggunakan berbagai jenis bahan aku dan penolong, sejumlah buku
pembantu dapat dibuatu memberikan rincian perkiraan buku besar. Buku pembantuseperti itu
biasanya dinamakan buku pembantu bahan baku atau buku gudang. Contoh buku gudang yang
umum terdapat pada Ilustrasi JO-2.
Sebagai buku pembantu, buku gudang dapat dipakai untuk beberapa tujuan.Pertama, kartu
tersebut berisi catatan kuantitas setiap bahan baku yang masih ada dalam pesediaan. Kedua,
kalau kartu tersebut menunjukkan bahwa pesediaan telahmencapai suatu tingkat tertentu (titik
pemesanan kembali), suatu pesanan dapat dilakukan untuk mengisi persediaan. Dan ketiga,
buku gudang ini memberikan bukti tertulis bahwa semua bahan baku yang dibeli benar-benar
dipergunakan dalam produksi.

Akuntansi untuk Tenaga Kerja


Dalam akutansi untuk tenaga kerja berbeda dengan bahan. Oleh karena itu, dalam
akutansi untuk tenaga kerja tidak ada perkiraan persediaan dengan sistem perpetual untuk
pekerja. Namun dengan adanya akutansi untuk tenaga kerja ini dapat menentukan jumlah upah
yang harus diberikan kepada setiap karyawan pada setiap periode pengupahan dan dapat
mengalokasikan upah pekerja kepada overhead pabrik dan masing-masing produksi pesanan.

Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik


Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi kecuali bahan langsung dan pekerja
langsung. Contoh dari biaya overhead selain dari bahan tak langsung dan pekerja tak
langsung adalah penyusutan listrik, bahan bakar, asuransi, dan pajak kekayaan. Merupakan
hal biasa untuk memiliki perkiraan pengendali overhead pabrik dalam buku besar. Perinci
dari berbagai jenis biaya diakumulasikan dalam buku besar.

Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk yang Dijual.


Saat pesanan diselesaikan, kartu biaya pesanan dipindahkan dari kategori dalam
proses kepekerjaan yang sudah selesai. Ketika suatu pesanan diselesaikan untuk mengisi
kembali persediaan barang jadi, kuantitas dan biayanya dicatat pada kartu barang jadi,
yang merupakan akun buku besar pembantu yang mendukung akun barang jadi.

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan di Perusahaan


Dalam bisnis jasa ketika pesanan berbeda satu sama lain dan informasi biaya
diinginkan untuk setiap pesanan individual, beberapa variasi dari perhitungan biaya
berdasarkan pesanan digunakan. Bisnis jasa ini meliputi penjahit, perusahaan pemangkas
rumput, agen pembantu rumah tangga, bengkel, dan jasa professional seperti hukum, dan
lain-lain.
Dalam bisnis tersebut, tenaga kerja langsung dan biaya yang berhubungan
dengan tenaga kerja biasanya lebih besar daripada biaya-biaya lain, sering kali dalam
margin yang besar, sehingga tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya sering kali
dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja langsung. Adalah hal yang umum untuk
mengombinasikan biaya tenaga kerja dengan tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya, sehingga jumlah yang dibebankan ke setiap pesanan per jam tenaga kerja
langsung sudah termasuk biaya dan overhead.
Satu-satunya item yang tertinggal untuk dibebankan ke pesanan adalah biaya-biaya
yang dapat ditelusuri secara langsung ke pesanan selain tenaga kerja. Dibengkel, kategori
ini biasanya termasuk biaya-biaya suku cadang, yang bias disamakan dengan bahan baku
langsung dalam proses manufaktur. Tetapi dalam bisnis jasa professional, ada banyak
biaya yang dapat ditelusuru secara langsung selain tenaga kerja, contohnya biaya
perjalanan, makanan, hiburan, telepon interlokal, fotokopi, dan jasa-jasa yang
disubkontrakkan. Dalam menelusuri biaya-biaya ini ke pesanan, hubungan penting dalam
akuntansi adalah fakta bahwa banyak dari biaya ini dikeluarkan oleh karyawan yang
kemudian meminta penggantian dalam bentuk uang tunai.
Misalnya karyawan yang mengeluarkan biaya yang dapat diganti seperti makanan,
perjalanan, atau hiburan biasanya diharuskan untuk melaporkan tanggal pengeluaran,
nama klien atau nomor pesanan, jenis biaya, dan bukti asli untuk jumlah besar. Informasi
tersebut memberikan legitimasi atas penggantian kembali dan memungkinkan biaya
ditelusuri secara langsung ke setiap pesanan. Untuk menelusuri biaya fotokopi secara
langsung ke setiap pesanan, semua fotokopi harus dicatat dalam buku register yang
ditaruh dekat mesin fotokopi. Untuk menelusuri telepon interlokal setiap karyawan
diharuskan mencatat setipa telepon interlokal yang dilakukan.
Iktisar mingguan atau bulanan dari semua biaya dibuat dan dibukukan di kartu
biaya pesanan, yang dapat disebut dengan nama-nama yang berbeda, bergantung pada
jenis bisnisnya. Tidak ada kategori terpisah untuk overhead, karena tariff biaya overhead
yang telah ditentukan sebelumnya sesudah dimasukkan dalam tarif per jam atas tenaga.

Anda mungkin juga menyukai