Anda di halaman 1dari 18

PROSES PENENTUAN BIAYA PESANAN

Oleh:
Halida Nur Seniyas (63040220041)
Amelia Putri Agustina (63040220045)
Belia Amanda (63040220049)
Dwi Rahmawati (63040220054)

ABSTRAK

Pada dasarnya semua perusahaan mempunyai tujuan utamanya yaitu untuk


mencapai profit. Untuk dapat terus berkembang dari perusahaan pesaing maka,
perusahaan harus mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan usaha secara
konsisten sehingga target perusahaan akan tercapai. Dalam suatu perusahaan
biasanya, informasi biaya dapat terlihat di penentuan harga pokok produksi yang
menggambarkan total biaya yang digunakan untuk memproduksi produk yang
dihasilkan. Metode pengumpulan biaya produksi secara tegas dapat dipisahkan
menjadi dua, yaitu metode harga pokok pesanan (kos pesanan) dan metode harga
proses (kos proses). Yang di dalam nya mencangkup beberapa perhitungan
pembebanan BOP.
Kata kunci: Perusahaan,Biaya Produksi, Pembebanan BOP.
A. PENDAHULUAN
Dalam kenyataannya,suatu perusahaan dapat menggunakan kombinasi kedua
metode tersebut, karena perusahaan berproduksi secara massa dan berdasarkan
pesanan. Pada metode kos pesanan, kos produk dikumpulkan berdasarkan pesanan.
Metode ini digunakan oleh perusahaan pemanufakturan yang memproduksi barang
berdasarkan spesifikasi tertentu dari pelanggan. Metode kos pesanan
mengumpulkan setiap elemen kos produk berdasarkan pesanan.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian dari penentuan kos
pesanan, perbedaan kos pesanan dengan kos proses, cara menentukan kos normal,
kos sesungguhnya, dan pembebanan BOP, dan juga cara menentukan harga pokok
(kos) pesanan.

B. PEMBAHASAN
1. Kos Pesanan
a. Pengertian Harga Pokok Pesanan (Kos Pesanan)
Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi
dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu, atau
suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan harga
pokoknya secara individual. Metode ini tepat digunakan bila produksi terdiri dari
atau merupakan pesanan khusus serta waktu yang dikehendaki untuk memproduksi
suatu unit produksi relatif panjang dimana harga jual banyak tergantung dari biaya
produk. Oleh karena itu metode job order cost systems adalah metode yang paling
tepat untuk dipergunakan dalam perhitungan harga pokok pada perusahaan
kontraktor. 1
Dalam perhitungan biaya produksi pesanan, biaya diakumulasikan menurut
pekerjaan atau pesanan tertentu. Metode ini mengasumsikan bahwa semua pesanan
yang dikerjakan dapat diidentifikasi secara fisik dan setiap pesanan dapat dibebani
dengan biaya yang hanya dengan pesanan itu sendiri.

1
Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen. (2023). (n.p.): Global Eksekutif Teknologi. hlm. 53
b. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan (Kos Pesanan)
Kita telah melihat bahwa perusahaan mencatat biaya total dan biaya per unit
untuk sejumlah alasan, misalnya untuk pembuatan laporan keuangan, penentuan
tingkat laba dan pengambilan keputusan (sebagai contohnya besar harga yang akan
dibebankan), akan tetapi belum banyak dipikirkan mengenai pengaruh cara suatu
produk atau jasa dihasilkan, terhadap sistem akuntansi yang digunakan.
Karakteristik pengumpulan biaya produksi berdasarkan metode harga
pokok pesanan, yaitu sebagai berikut:2
a. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan.
b. Penentuan harga pokok dilakukan setelah produk pesanan yang
bersangkutan selesai dikerjakan.
c. Harga pokok per unit dihitung dengan cara membagi harga pokok produk
pesanan tertentu dengan jumlah unit pesanan yang bersangkutan.
c. Perbedaan Kos Pesanan dan Kos Proses
Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan.
Perbedaan diantara 2 metode pengumpulan biaya tersebut terletak pada:
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
3. Penggolongan biaya produksi
4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik

Perbedaan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses


(Kos Pesanan) (Kos Proses)

Pengumpulan biaya Menurut pesanan Per departemen produksi


produksi per periode akuntansi

Perhitungan harga Dengan cara membagi Dengan cara membagi


pokok produksi per total biaya yang total biaya produksi yang
satuan dikeluarkan untuk dikeluarkan selama
pesanan tertentu dengan periode tertentu dengan

2
Ibid., hlm. 54
jumlah satuan produk jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam yang dihasilkan selama
tersebut. periode yang
Perhitungan dilakukan bersangkutan.
pada saat pesanan telah Perhitungan dilakukan
selesai diproduksi. setiap akhir periode
akuntansi.

Penggolongan biaya Biaya produksi langsung Pembedaan seringkali


produksi dan biaya produksi tidak tidak diperlukan.
langsung.

Unsur yang biaya Terdiri dari biaya bahan Terdiri dari biaya
dikelompokkan dalam penolong, BTK tidak produksi selain bahan
BOP langsung, dan biaya baku, bahan penolong,
lainnya selain bahan dan BTK langsung dan
penolong dan BTK tidak tidak langsung. BOP
langsung. dibebankan sebesar
BOP dibebankan atas biaya sesungguhnya.
dasar tarif yang
ditentukan di muka

2. Menentukan Kos Normal, Kos Sesungguhnya dan Pembebanan BOP


a. Penentuan Kos Normal ( Normal Costing)
Sistem penentuan kos produk berdasarkan biaya normal merupakan
kombinasi antara biaya yang sesungguhnya terjadi (biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung), dengan biaya yang jumlahnya ditaksir (biaya overhead
pabrik). Sistem ini dipakai untuk mengatasi persoalan yang muncul pada sistem
penentuan kos yang sesungguhnya agar perusahaan dapat menentukan kos produk
tanpa menunggu sampai akhir periode.3 Persoalan yang sering muncul adalah
bahwa biaya overhead pabrik yang ditaksir dan dibebankan kepada produk secara
akumulatif berbeda dengan biaya overhead sesungguhnya yang terjadi.
b. Penentuan Kos Sesungguhnya (Actual Costing)
Sistem kos sesungguhnya adalah cara penentuan kos produk berdasarkan
seluruh pengeluaran (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overheaad)
yang benar-benar terjadi (dikonsumsi oleh produk). Kos sesungguhnya digunakan
untuk menetukan kos per unit. Persoalan utama yang dihadapi adalah penentuan
jumlah biaya overhead yang dibebankan kepada produk. Biaya overhead adalah
kumpulan biaya-biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan produk,
sehingga biaya overhead per unit harus dihitung dengan rata-rata. Rata-rata biaya
overhead dihitung dalam periode satu bulan secara tepat, karena biaya overhead
berfluktuasi bulan satu ke bulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh :
a. Sebagian besar biaya overhead tidak terjadi secara merata sepanjang tahun.
b. Biaya overhead per unit berfluktuasi karena jumlah unit yang diproduksi
tidak sama setiap bulan.

3. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP)


a. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka. Alasan pembebanan biaya overhead biaya pabrik kepada
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut:
1) Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya
harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke
bulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produksi per
satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut ini:
a) Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.

3
Vivian Antonia Rossana , Mei 05, 2020 https://id.scribd.com/document/460072999/Bab-3-
SISTEM-PENENTUAN-KOS-PESANAN , diakses pada 27 September pukul 23.56
Karena diantara biaya overhead pabrik ada yang bersifat
tetap dalam kisar (range) perubahan kegiatan produksi
tertentu, maka perubahan volume produksi dari bulan ke
bulan akan mempunyai dampak terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan, jika biaya overhead pabrik
sesungguhnya dibebankan kepada produk.
b) Perubahan tingkat efisiensi produksi.
Karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap
kegiatan produksi, terjadi kenaikan jumlah bahan penolong
yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah tenaga kerja
tidak langsung yang sebagai akibatnya akan mengakibatkan
kenaikan harga pokok produksi per satuan.
c) Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi secara sporadik,
menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun.
Karena adanya biaya overhead pabrik yang bersifat sporadis
ini menyebabkan penggunaan biaya overhead pabrik
sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan
pembebanan biaya kepada produk.
d) Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur
pada waktu-waktu tertentu.
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk menjadi
lebih besar bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain yang
tidak terjadi pembayaran pajak tersebut.
2) Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan
menggunakan Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan,
manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan
pada saat pesanan selesai dikerjakan.
Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
a) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
b) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk
c) Menghitung tarif biaya overhead pabrik

4. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan
anggaran biaya overhead pabrik:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah kapasitas pabrik atau
suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh
tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Karena sangat tidak
mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis, maka
diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan
kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena
adanya reparasi mesin, tertundanya kedatangan bahan baku dan suku
cadang, hari-hari libur, dan lain-lain. Jadi untuk menentukan kapasitas
praktis maka kapasitas teoritis dikurangi dengan sebab-sebab intern
pabrik
b. Kapasitas normal (normal capacity) adalah kemampuan perusahaan
untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.
c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)
adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai
dalam tahun yang akan datang. 4

5. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk


Langkah selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk
membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada produk. Ada berbagai
macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik
kepada produk diantaranya adalah:

4
Ruth, Sep 07,2021 https://id.scribd.com/document/523601243/Penentuan-Tarif-Biaya-
Overhead-Pabrik , diakses pada 28 September pukul 00.10
a. Satuan Produk
Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik/Taksiran jumlah satuan produk yang
dihasilkan = Tarif biaya overhead pabrik per satuan
b. Biaya bahan baku
Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik untuk biaya bahan baku
adalah sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik/Taksiran biaya bahan baku yang dipakai
x 100% = Persentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang
dipakai
c. Biaya tenaga kerja
Tarif biaya overhead pabrik untuk biaya tenaga kerja dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik/Taksiran biaya tenaga kerja langsung x
100% =
Persentase biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga kerja langsung
Tarif biaya overhead pabrik untuk jam tenaga kerja langsung dihitung
dengan rumus:
Taksiran biaya overhead pabrik/Taksiran jam tenaga kerja langsung =
Tarif biaya overhead per jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik untuk sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik/Taksiran jam kerja mesin =
Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin
f. Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan
rumus sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan/Taksiran dasar pembebanan =
Tarif biaya overhead pabrik
Contoh Soal:
CV KHS (karya hidup sentosa ) menghasilkan dua macam produk yaitu quick
traktor C-150 dan F-310.
Data estimasi sesungguhnya yang dimiliki sebagai berikut
● Anggaran BOP 60.000.000
● Jam tenaga kerja normal Rp120.000
● Jam tenaga kerja sesungguhnya Rp100.000
● BOP sesungguhnya Rp52.000.000
Berapa tarif BOP dan besar BOP yang dibebankan?
Jawab:
1. Tarif BOP
Tarif BOP = Anggaran BOP = 60.000.000 = 500/jam
Aktivitas Sesungguhnya 120.000

BOP yang dibebankan


= Tarif BOP x aktivitas sesunggunya
= 500 x 100.000
= 50.000.000
2. Alokasi ke rekening produksi
Pada akhir tahun 2018 CH. KHS memiliki informasi tentang sebagai berikut :
● Saldo rekening produksi 15.000.000
● Produk dalam proses Produk jadi 15.000.000
● Kos penjualan 20.000.000
Total = 15.000.000 + 15.000.000 + 20.000.000 = 50.000.000
3. besar peng alokasian selisih BOP ke masing masing rekening ?
Jawab :
Presentasi pengalokasian selisih ke masing masing rekening
● Produk Dalam Proses = 15.000.000/ 50.000.000 x 100 %=30 %
● Produk Jadi = 15.000.000/ 20.000.000 x 100 %=30 %
● Kos Penjualan = 50.000.000/50.000.000 x 100% = 40%
● Total selisih BOP = 52.000.000 – 50.000.000 = 2.000.000
Akan dialokasikan kepada ketiga rekening tersebut :
Produk dalam proses. = 30% x 2.000.000 = 600.000
Produk jadi = 30% x 2.000.000 = 600.000
Kos penjualan. = 40% x 2.000.000 = 800.000

Setelah menerima alokasi maka saldo masing-masing rekening sebagai berikut :

Rekening Saldo Sebelum Alokasi Selisih Saldo Setelah


Alokasi Alokasi

PDP 15.000.000 600.000 15.600.000

PJ 15.000.000 600.000 15.600.000

KP 20.000.000 800.000 20.800.000

6. Menentukan Harga Pokok (Kos) Pesanan5


Di dalam menentukan kos pesanan diperlukan beberapa penentuan berikut:

1. Bukti permintaan bahan baku (material requisition)


2. Kartu jam kerja
3. Pembebanan overhead
4. Perhituangan harga pokok per unit

Dapat dilihat contoh nya seperti di bawah ini:

5
Cherly Qarlina, September 30, 2015,
https://www.academia.edu/16555113/sistem_penentuan_kos_pesanan , diakses pada 1 Oktober
pukul 22.27.
1. Bukti Permintaan Bahan Baku (Material Requisition)

Tanggal : 8 April 2012


Permintaan Bahan Baku
Departemen : Grinding
Nomor : 12
Nomor Pesanan : 16
Keterangan Kuantitas Kos per unit Total Kos
Kayu 100 Rp30.000,- Rp3.000.000,-

Tanda Tangan
Aliran BiayaOtoritas : ………………………………….
pada Sistem Penentuan Harga Pokok Pesanan

Aliran biaya adalah aliran data biaya sejak dilakukan pengakuan dan pencatatan
data biaya, sampai dengan pelaporan biaya tersebut dalam laporan laba/rugi.

2. Kartu Jam Kerja

Nomor Karyawan : 45
Tiket : Jam Kerja
Nama Karyawan : Edi Waluyo
Nomor : 68
Tanggal : 12 April 2013
Jam Jam Jumlah Tarif per Jumlah Nomor
Mulai Berhenti Jam jam (Rp) (Rp) Pesanan
08;00 10;00 2 60.000 120.000 16
10;00 11;00 1 60.000 60.000 17
11;00 12;00 1 60.000 60.000 16
13;00 18;00 5 60.000 300.000 16

Disetujui oleh :…………………………………


3. Pembebanan Overhead

Apabila diasumsikan BOP yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012
berjumlah Rp 9.000.000.000,- dan taksiran jam tenaga kerja langsung sebanyak
90.000 jam, maka tarif BOP nya adalah :

Rp9.000.000.000/90.000 JTKL = Rp100.000 per JTKL

Jika jumlah jam tenaga kerja langsung diasumsikan 8 JTKL maka perhitungannya
adalah :

Rp100.000 x 8 JTKL = Rp800.000


4. Perhituangan Harga Pokok Per Unit

Contoh transaksi bulan Januari 2010, sebagai berikut:

Tgl Transaksi
1 Dibeli bahan baku seharga Rp 2.500.000 secara kredit
5 Dikeluarkan 3 permintaan bahan baku dengan total nilai Rp 1.500.000
untuk membuat pesanan nomor 1
6 Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk membuat pesanan
nomor 1 berjumlah Rp 600.000
15 Biaya overhead untuk bulan Januari diperkiraan berjumlah Rp 9.600.000
dan berjumlah jam tenaga kerja langsung berjumlah 4.800 jam. Pesanan
nomor 1 mengonsumsi jam tenaga kerja langsung sebanyak 120 jam
31 Informasi yang dikumpulkan pada akhir bulan, menunjukkan bahwa
biaya overhead untuk bulan Januari berjumlah Rp 315.000 dengan
rincian sebagai berikut: biaya sewa Rp 160.000;biaya energi Rp 30.000;
biaya depresiasi peralatan Rp 80.000; dan biaya tenaga kerja tidak
langsung Rp 45.000
a. Akuntansi untuk bahan baku

Berdasarkan data transaksi diatas, maka pembelian dan pemakaian bahan baku
secara kredit akan dicatat sebagai berikut:

Tanggal 1 Januari

Persediaan bahan baku Rp2.500.000

Utang dagang Rp2.500.000

Tanggal 5 Januari

Produk dalam proses Rp1.500.000

Persedian bahan baku Rp1.500.000

b. Akuntansi untuk tenaga kerja

Berdasarkan data transaksi diatas, maka konsumsi tenaga kerja oleh pesanan
nomor 1 akan dicatat sebagai berikut:

Tanggal 6 Januari
Produk dalam proses Rp600.000
Utang gaji Rp600.000
c. Akuntansi untuk overhead

Berdasarkan data transaksi diatas, maka tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung
sebagai berikut:
Tarif BOP = Anggaran BOP / Taksiran JTKL
Tarif BOP = Rp9.600.000 / 4.800 = Rp2.000 per JTKL
Atas dasar tarif tersebut, maka BOP yang dibebankan kepada pesanan nomor 1
adalah

Rp2.000 x 120 jam = Rp240.000


Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP kepada produk adalah sebagai
berikut:

Tanggal 15 Januari

Produk dalam proses Rp240.000

Biaya overhead pabrik Rp240.000

Pada akhir bulan, setelah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi diketahui
dengan pasti, perusahaan akan membuat untuk mencatat BOP sesungguhnya
sebagai berikut:

Biaya overhead Rp 315.000

Biaya sewa Rp160.000

Biaya energi Rp 30.000

Biaya depresiasi peralatan Rp80.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp45.000

Akuntansi untuk produk jadi

Untuk : PT.Bina Citra No Pesanan :1


Nama Produk : Rak Buku Tanggal dipesan : 1 Januari 2012
Kuantitas dipesan : 20 unit Tanggal selesai : 29 Januari 2012
Tanggal dikirim : 31 Januari 2012

Bahan baku Tenaga Kerja Overhead


No. Jumlah No. Jam Tarif Jumlah Jam Tarif Jumlah (Rp)
PP
(Rp) Tiket (Rp) (Rp) (Rp)
1 300.000 1 30 5.000 150.000 30 2.000 60.000
2 200.000 2 40 5.000 200.000 40 2.000 80.000
3 500.000 3 50 5.000 250.000 50 2.000 100.000
1.000.000 600.000 240.000
Ringkasan Biaya
Bahan Baku Rp1.000.000
Tenaga Kerja Rp600.000
Overhead Rp240.000
Total Biaya Rp1.840.000
Biaya produksi per unit RP92.000.000

Pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:


Persediaan barang jadi Rp 1.840.000
Produk dalam proses Rp 1.840.000
Perhitungan kos produksi
Contoh:
PT bengawan Solo
Perhitungan Kos Produksi Untuk bulan Januari 2012

Jurnal yang dibuat untuk mencatat penyerahan pesanan kepada pelanggan


adalah sebagai berikut:

Kos Penjualan Rp1.840.000


Persediaan Barang Jadi Rp1.840.000
Piutang Dagang Rp2.760.000
Penjualan Rp2.760.000
Perhitungan Kos Penjualan
Persediaan produk jadi awal Rp0
Kos produksi Rp1.840.000
Persediaaan tersedia untuk dijual Rp1.840.000

Persediaan produk jadi akhir periode Rp0

Kos penjualan normal Rp1.840.000


Selisih biaya overhead pabrik Rp75.000
HPP yang telah disesuaikan Rp1.915.000

Jurnal untuk menutup selisih BOP ke rekening kos penjualan adalah:


Kos penjualan Rp75.000
Selisih BOP Rp75.000
C. KESIMPULAN
Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok
produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk
tertentu, atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu
ditentukan harga pokoknya secara individual.
Karakteristik pengumpulan biaya produksi, yaitu: harga pokok produk
dihitung untuk setiap produk pesanan, penentuan harga pokok dilakukan setelah
produk pesanan yang bersangkutan selesai dikerjakan, harga pokok per unit
dihitung dengan cara membagi harga pokok produk pesanan tertentu dengan
jumlah unit pesanan yang bersangkutan.
Perbedaan metode harga pokok proses dengan harga pokok pesanan
yaitu: pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok produksi per
satuan, penggolongan biaya produksi, unsur biaya yang dikelompokkan dalam
biaya.
Kos Normal ( Normal Costing), sistem penentuan kos produk
berdasarkan biaya normal merupakan kombinasi antara biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan biaya yang jumlahnya ditaksir. Kos
Sesungguhnya (Actual Costing), sistem kos sesungguhnya adalah cara
penentuan kos produk berdasarkan seluruh pengeluaran.
Dalam perhitungan pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP)
memiliki bebarapa langkah yaitu: penentuan tarif BOP, menyusun anggaran
BOP, memilih dasar pembebanan BOP kepada produk, menghitung tarif BOP.
Menentukan harga pokok (Kos) pesanan di dalam menentukan kos pesanan
diperlukan beberapa penentuan berikut: bukti permintaan bahan baku (material
requisition), kartu jam kerja, pembebanan overhead, perhituangan harga pokok
per unit.
DAFTAR PUSTAKA

Qarlina Cherly. 2015. Sistem Penentuan Kos Pesanan.


https://www.academia.edu/16555113/sistem_penentuan_kos_pesanan ,
diakses pada 1 Oktober pukul 22.27.

Vivian Antonia Rossana. 2020. Sistem Penentuan Kos Pesanan.


https://id.scribd.com/document/460072999/Bab-3-SISTEM-
PENENTUAN-KOS-PESANAN , diakses pada 27 September pukul 23.56

Ruth. 2021. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik.


https://id.scribd.com/document/523601243/Penentuan-Tarif-Biaya-
Overhead-Pabrik , diakses pada 28 September pukul 00.10

Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen. (2023). (n.p.): Global Eksekutif Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai