Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR METODE HARGA POKOK PROSES

Nama : Fitrya Faiq Rosyidah

Nim : 22020058

Prodi : Akuntansi

Matkul : Akuntansi Biaya

Dosen : Dina Alafi Hidayatin, SE., MA

A. Karakteristik
Karakteristik metode harga pokok proses mempunyai tiga karakter produksinya yaitu
sebagai berikut :
1. Produk standar, artinya produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk sama setiap bulannya, artinya dari bulan ke bulan perusahaan memproses
produk yang sama
3. Kegiatan produksi berawal dari penerbitan perintah produksi, artinya perencanaan
produkse diawali dengan penerbitan surat perintah produksi setiap awal bulan dan
berlaku untuk bulan tertentu.

Perbedaam metode harga pokok proses dngan metode harga pokok pesanan, sebagai
berikut :

No. Perbedaan HP Proses HP Pesanan


1 Pengumpulan biaya produksi Per departemen Menururt pesanan
produksi per periode
2 Perhitungan harga pokok Membagi total biaya Membagi total biaya
produkse per satuan produksi yang yang dikeluarkan
dikeluarkan selama untuk pesanan
perode yang tertentu dengan
bersangkutan. jumlah satuan produk
yang dihasilkan
Perhitungannya dalam pesanan yang
dilakukan setiap akhir bersangkutan.
periode akuntansi Perhitungan
( biasanya akhir dilakukan pada saat
bulan) pesanan telah selesai
produksi.
3 Penggolongan biaya produksi Tidak diperlukan Biaya langsung :
terutama jika Biaya dibebeankan
perusahaan hanya pada prosuk
menghasilkan satu berdasarkan biaya
macam produk. yang sesungguhnya
Karena, Harga pokok terjadi.
per satuan produk
dihutung setiap akhir Biaya tidak
bulan, maka langsung : Biaya
umumnya biaya dibebankan kepada
overhead pabrik produk berdasarkan
dibebankan kepada tarif yang ditentukan
produk atau dasar dimuka.
biaya yang
sesungguhnya terjadi.
Unsur biaya yang dikelompokkan Biaya overhead pabrik Biaya overhead
dalam biaya overhead pabrik dibebankan kepada pabrik dibebankan
produk sebesar biaya kepada produk atas
yang sesungguhnya dasar tarif yang
terjadi selama periode ditentukan di muka.
akuntansu tertentu.

B. Manfaat Informasi HP Produksi


Perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihu=itung
untuk jangka waktu tertentu dapat memberikan manfaat bagi manajemen.
1. Penentuan harga jual produk, merupakan penentuan harga jual didasarkan dari
perhitungna harga pokok produksi.
2. Pemantauan realisasi biaya produksi, merupakan untuk memantau apakah proses
produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan
sebelumnya.
3. Menghitung laba/rugi periodik, unutk mengetahui kontribusi produk dalam
menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba/rugi.
4. Penentuan harga pokok persediaan, secara perodik manajemen membuat catatan
biaya produksi sebagai bahan untuk penyusunan neraca.

C. Metode Harga Pokok Proses Tanpa Memperhitungkan Persediaan


Produk Dalam Proses Awal
Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini
mencakup :
1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
dioleh hanya melalui satu departemen produksi.
2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan, dengan anggapan:
 Produk hilang pada awal proses
 Proiduk hilang pada akhir proses

D. Metode Harga Pokok Proses Produk Diolah Melalui Satu Departemen


Produksi
Jurnal pencatatan biaya produksi :
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses – biaya bahan baku ( D )
Persediaan bahan baku ( K )
2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong :
Barang dalam proses – Biaya bahan penolong ( D )
Persediaan bahan penolong ( K )
3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja ( D )
Gaji dan upah ( K )
4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik (BOP) :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik ( D )
Berbagai rekening yang dikredit ( K )
5. Jurnal untuk mencatat HP produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Persediaan produk jadi ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku ( K )
Barang dalam proses – biaya bahan penolong ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik ( K )
6. Jurnal untuk mencatat HP persediaan produk dalam proses yang belum selesau
diolah pada akhir bulan :
Persediaan produk dalam proses ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku ( K )
Barang dalam proses – biaya bahan penolong ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik ( K )

E. Metode Harga Pokok Proses Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu
Departemen Produksi
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif.
Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah
merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi
dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
 biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
 biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Jurnal pencatatan biaya produksi Dept. A :

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :


Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. A ( D )
Persediaan bahan baku ( K )
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Dept. A ( D )
Gaji dan upah ( K )
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik (BOP) Dept. A :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. A ( D )
Berbagai rekening yang dikredit ( K )
4. Jurnal untuk mencatat HP produk jadi yang ditransfer ke Dept. B :
Barang dalam proses – Biaya bahan baku Dept. B ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. A ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja dept. A ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. A ( K )
5. Jurnal untuk mencatat HP persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam Dept. A pada akhir bulan :
Persediaan produk dalam proses Dept. A ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. A ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Dept. A ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. A ( K )

Jurnal pencatatan biaya produksi Dept. B :

1. Jurnal untuk penerimaan produk dari Dept. A :


Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. B ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. A ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja dept. A ( K )
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Dept. A ( K )
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Dept. B ( D )
Gaji dan upah ( K )
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik (BOP) Dept. B :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. B ( D )
Berbagai rekening yang dikredit ( K )
4. Jurnal untuk mencatat HP produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Persediaan produk jadi ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. B ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja dept. B ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. B ( K )
5. Jurnal untuk mencatat HP persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam Dept. B pada akhir bulan :
Persediaan produk dalam proses Dept. B ( D )
Barang dalam proses – biaya bahan baku Dept. B ( K )
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Dept. B ( K )
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Dept. B ( K )

F. Pengaruh Terjadinya Produk Hilang Dalam Proses Terhadap


Perhitungan HPP Per Satuan
 Pada awal proses
Produk yang hilang diawal proses, berakibat pada :
1. Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.
2. Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam
departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama tersebut.
 Pada awal proses didepartemen setelah departemen pertama
Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah
departemen pertama berakibat pada :
1. Harga poko persatuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
2. Harga pokok produksi per satuan yang ditambvahkan dalam departemen
dimana produk hilang tersebut terjadi

G. Pengaruh Terjadinya Produk Hilang Akhir Proses Terhadap


Perhitungan HPP Per Satuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang di
keluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Harga pokok proses produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung, dan harga
pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi atau ke Gudang. Hal ini akan mengakibatkan harga pokok per
satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke Gudang menjadi
lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai