Anda di halaman 1dari 31

COST ACCOUNTING

PROCESS COSTING
MATERI 7-9

Alfriadi Dwi Atmoko, S.E., M.Si., Ak., CA


Sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses

Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan ketika


produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontinu
atau metode produksi massal, dimana produk-
produk yang dihasilkan dalam suatu departemen
atau pusat biaya lainnya bersifat homogen.
Contoh: perusahaan yang memproduksi kertas, pipa,
plastik, tekstil, makanan, tepung, semen.
KARAKTERISTIK PRODUKSI
PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN
PROCESS COSTING
1. Produk yang dihasilkan adalah produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah
sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya
perintah produksi yang berisi rencana produksi
produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Perbedaan job order costing
dengan process costing
No JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING

1. Pengumpulan biaya Menurut pesanan Menurut departemen atau pusat


produksi biaya, per periode akuntansi

2. Perhitungan Harga Membagi total biaya untuk Membagi total biaya produksi yang
Pokok Produksi Per pesanan tertentu dengan jumlah dikeluarkan selama periode tertentu
satuan produk yang dihasilkan dengan jumlah satuan produk yang
Satuan pesanan tersebut. dihasilkan selama periode tersebut.

Dihitung saat pesanan telah Dihitung setiap akhir periode akuntansi


selesai diproduksi. (biasanya akhir bulan).
No JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING
.
3. Penggolongan Terdiri dari biaya produksi Seringkali tidak dibedakan antara
biaya produksi langsung (dibebankan berdasarkan biaya produksi langsung dengan biaya
actual cost) dan biaya produksi produksi tidak langsung, terutama
tidak langsung (berdasarkan tarif jika perusahaan hanya memproduksi
ditentukan dimuka) satu macam produk. BOP umumnya
dibebankan berdasarkan actual cost.

4. Unsur biaya yang BOP terdiri dari biaya bahan BOP terdiri dari biaya produksi selain
digolongkan dalam penolong, biaya tenaga kerja tidak biaya bahan baku & bahan penolong
langsung dan biaya produksi lain dan biaya tenaga kerja baik langsung
Biaya Overhead selain biaya bahan baku & biaya maupun tidak langsung.
Pabrik tenaga kerja langsung.
MANFAAT INFORMASI HARGA
POKOK PRODUKSI
Dalam perusahaan dengan produksi massal, informasi
harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu
tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Menentukan harga jual produk
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan
produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
• Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit
merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di
samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.
• Formula
Taksiran biayapenetapan harga
produksi untuk jangka jual:
waktu tertentu Rp XX

Taksiran biaya non produksi utk jangka waktu tertentu. XX


Taksiran total biaya utk jangka waktu tertentu Rp XX
Jumlah produk yg dihasilkan utk jangka waktu tertentu. XX

Taksiran harga pokok produk per satuan. Rp XX


Laba per unit produk yang diinginkan. XX
Taksiran harga jual per unit yg dibebankan kepada pembeli Rp XX
MEMANTAU REALISASI BIAYA
PRODUKSI
• Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk
memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

• Formula perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang


dikeluarkan untuk jangka
Biaya produksi sesungguhnya bulan.........waktu tertentu:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX
Total biaya produksi sesungguhnya bulan.... Rp XX
MENGHITUNG LABA ATAU RUGI
BRUTO PERIODE TERTENTU
• Metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna
menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode.
• Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk
mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non
produksi dan menghasilkan laba atau rugi

• Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sbb:


Hasil penjualan (harga jual per satuan x volume produk yang dijual) Rp XX

Persediaan barang jadi awal Rp XX


Persediaan barang dalam proses awal Rp XX
Biaya produksi:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX
Total biaya produksi XX
XX
Dikurang: Persediaan barang dalam proses akhir XX
Harga pokok produksi XX
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX
Dikurang: Persediaan barang jadi akhir XX
Harga pokok produk yang dijual XX
Laba bruto XX
MENENTUKAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
BARANG JADI DAN BARANG DALAM PROSES YANG
DISAJIKAN DALAM NERACA.

• Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode


manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat
pada barang jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca
dan menyajikannya dalam neraca sebagai harga pokok
persediaan barang jadi.
• Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode
manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang
melekat pada barang yang pada tanggal neraca masih dalam
proses pengerjaan dan menyajikannya dalam neraca sebagai
harga pokok persediaan barang dalam proses.
ALIRAN PRODUK SECARA FISIK
DALAM PROCESS COSTING.

• Suatu produk dapat berpindah di dalam pabrik dengan


berbagai cara. Tiga format aliran produk yang berhubungan
dengan Process Costing adalah:
1. Aliran produk berurutan (Sequential Product
Flow)
2. Aliran produk paralel (Parallel Product Flow)
3. Aliran produk selektif (Selective Product Flow)
Aliran produk berurutan
(sequential product flow)
• Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses
dalam urutan langkah-langkah yang sama. Contoh:
Barang Dalam Proses-
Dept.Pemotongan
BDP-
Bahan Baku Dept.Perakitan BDP–
Tenaga kerja
Overhead
Dept.Pengemasan
pabrik Tenaga kerja Barang Jadi
Bahan Baku
Overhead
Tenaga Kerja
pabrik
Overhead pabrik
Aliran produk paralel (parallel
product flow)

• Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari


pekerjaan dilakukan secara simultan, dan kemudian
disatukan dalam satu atau lebih proses final untuk
diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.
• Contoh aliran produk paralel adalah sbb:
Barang Dalam Proses- BDP-
Dept.Pemotongan Dept.Pengecatan
BDP-
Bahan Baku
Dept.Pengamplasan
Tenaga kerja BDP-
Overhead Dept.Perakitan Bahan baku
pabrik Tenaga kerja
Tenaga kerja
Overhead
Overhead
pabrik
BDP- pabrik
Dept.Peleburan Bahan Baku
BDP- Tenaga kerja
Barang Jadi
Bahan Baku Dept.Pencetakan Overhead
Tenaga Kerja
pabrik
Overhead
pabrik Tenaga kerja
Overhead
pabrik
ALIRAN PRODUK SELEKTIF
(SELECTIVE PRODUCT FLOW)

• Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke


departemen-departemen berbeda dalam suatu pabrik,
bergantung pada produk final yang akan dihasilkan.

• Contoh:
Barang Dalam Proses-
Dept.Penjagalan BDP-
Dept.Pengemasan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik Barang Jadi
Bahan Baku
Tenaga kerja
BDP- Overhead
Dept.Pengasapan pabrik
BDP-
Tenaga kerja Dept.Penggilingan
Overhead
pabrik

Tenaga kerja
Overhead pabrik
Akuntansi bahan baku, tenaga kerja
& overhead pada process costing
• Perbedaan utama process costing dengan job order costing adalah:
pada process costing biaya dibebankan ke departemen (pusat biaya), bukan ke
pesanan, dan jika ada lebih dari satu departemen yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk tersebut, maka biaya ditransfer dari suatu departemen ke
departemen berikutnya dan akhirnya ke barang jadi.

• Pada process costing, akun buku besar yang terpisah dapat digunakan untuk
persediaan barang dalam proses di setiap departemen, karena jumlah departemen
biasanya sedikit dan terus ada dalam jangka waktu lama. Misal terdapat dua
departemen produksi, maka terdapat dua akun barang dalam proses yang terpisah
di buku besar. Namun demikian satu akun buku besar pengendali untuk barang
dalam proses tetap dapat digunakan.
AKUNTANSI BAHAN BAKU
PADA PROCESS COSTING
• Dalam job order costing, bukti permintaan bahan baku
merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku langsung ke
pesanan tertentu. Dalam process costing rincian dikurangi karena
bahan baku dibebankan ke departemen dan hanya ada sedikit
departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti permintaan
bahan baku dapat berguna untuk pengendalian bahan baku.

• Jika bukti permintaan bahan bahan baku tidak diberi harga secara
individual, biaya bahan baku yang digunakan dapat ditentukan di
akhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodik,
yaitu menambahkan pembelian ke persediaan awal dan
mengurangkannya dengan persediaan akhir.
AKUNTANSI TENAGA KERJA
PADA PROCESS COSTING

• Dalam process costing biaya tenaga kerja cukup


ditelusuri ke departemen. Kartu jam kerja harian atau
kartu absensi digunakan sebagai ganti kartu jam kerja
pesanan.
Akuntansi biaya overhead pabrik
pada process costing
• Pada job order costing maupun process costing, biaya aktual dari
overhead pabrik diakumulasikan diakun buku besar pengendali,
dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku
pembantu. Pada process costing setiap item biaya overhead
dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen. Informasi terinci
ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan biaya di masa
depan dan untuk mengendalikan biaya saat ini.

• Ketika biaya overhead terjadi, biaya dicatat dalam akun buku


besar overhead pabrik dan diposting ke buku pembantu
departemental untuk biaya overhead.
• Karena biaya aktual overhead pabrik yang terjadi berbeda setiap
bulannya dan tidak bersifat variabel sempurna terhadap aktivitas
produksi, maka tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya
dapat digunakan untuk merata-ratakan biaya overhead secara
proporsional terhadap aktivitas produksi selama tahun tersebut.
Overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi pada akhir
setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang diproduksi selama
bulan tersebut.

• Jika pembebanan overhead menggunakan tarif yang telah ditentukan


di muka , maka tarif tersebut dikalikan dengan jumlah aktual dari
dasar aktivitas yang digunakan di setiap departemen produksi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM
PROCESS COSTING

• Menghitung unit ekuivalen


• Menghitung biaya produksi per satuan
• Menghitung Harga Pokok Produksi per satuan
• Menghitung Harga Pokok Barang Jadi dan Persediaan
Barang Dalam Proses.
• Membuat Laporan Biaya Produksi
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
• Pada process costing, semua biaya yang dapat dibebankan ke
departemen diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi
departemen.
• Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas
kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan
dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.

• Format Laporan biaya produksi dapat berbeda-beda, namun


seharusnya dapat menunjukkan:
1. Biaya total dan biaya per satuan dari pekerjaan yang diterima dari
satu atau beberapa departemen lain.
2. Biaya total dan biaya per satuan dari bahan baku, tenaga kerja dan
overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut.
3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir.
4. Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan
barang jadi.

• Dalam menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan,


perlu dihitung unit ekuivalen terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
dalam setiap departemen produksi terdapat persediaan akhir dari
Barang dalam Proses yang belum selesai, sehingga jumlah unit
ekuivalen harus dihitung untuk setiap elemen biaya.
• Unit ekuivalen adalah: jumlah dari suatu sumber daya (seperti
bahan baku, tenaga kerja atau overhead) yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit produk.

Misal : terdapat tiga unit produk di persediaan akhir, dimana


setiap unit memiliki sepertiga dari bahan baku yang diperlukan
untuk menyelesaikan produk tersebut. Maka jumlah total
bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan produk
tersebut akan setara dengan jumlah bahan baku yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (3 unit fisik x
1/3 selesai = 1 unit ekuivalen untuk bahan baku).
PENGARUH PRODUK HILANG DALAM
PROSES TERHADAP HARGA POKOK
PRODUK PER SATUAN
Dalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah dapat
menjadi produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan.

Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada awal


proses, sepanjang proses atau pada akhir proses.

Untuk menyederhanakan perhitungan, produk yang hilang


sepanjang proses diperlakukan sebagai produk yang hilang
pada awal atau akhir proses.
PRODUK YANG HILANG
PADA AWAL PROSES

• Produk yang hilang pada awal proses dianggap


belum ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan,
sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan
unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen
tersebut.
• Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap
perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan:
1. Produk hilang pada awal proses di Departemen Produksi
pertama mengakibatkan naiknya harga pokok produksi per
satuan di departemen tersebut.
2. Produk hilang pada awal proses di departemen produksi
setelah departemen pertama:
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk
yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen tersebut.
PRODUK YANG HILANG PADA
AKHIR PROSES
• Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan
unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen tersebut.

• Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung
dan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai
yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke
gudang. Hal ini mengakibatkan harga pokok per satuan produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang
menjadi lebih tinggi.
• Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk
yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai