Anda di halaman 1dari 22

Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen
produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk secara massa.
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dr diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan:
Metode harga pokok Metode harga pokok proses
pesanan
1. Pengumpulan biaya Mengumpulkan biaya produksi Mengumpulkan biaya
produksi menurut pesanan produksi per departemen
produksi per periode
akuntansi
2. Perhitungan harga pokok Total biaya yg dikeluarkan Total biaya produksi yang
produksi per satuan untuk pesanan tertentu : dikeluarkan selama periode
jumlah satuan produk yang tertentu : jumlah satuan
dihasilkan produk yang dihasilkan
selama periode yang
bersangkutan.
3. Penggolongan biaya Biaya produksi harus Biaya langsung dan tidak
produksi dipisahkan antara biaya langsung seringkali tdk
langsung dan biaya tdk diperlukan terutama jika
langsung. Biaya langsung perusahaan hanya
dibebankan kpd produk menghasilkan satu macam
berdasarkan biaya yang produk.
sesungguhnya terjadi. Biaya
tdk langsung dibebankan kpd
produk berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka.
4. Unsur biaya yang BOP = biaya bhn penolong, BOP = selain dr Biaya Bahan
dikelompokkan dalam biaya biaya tenaga kerja tdk Baku dan bahan penolong
overhead pabrik langsung dan biaya produksi dan biaya tenaga kerja baik
lainnya. langsung dan tidak langsung
BOP dibebankan kpd produk BOP = dibebankan kpd
atas dasar tarif yang produk sebesar biaya yang
ditentukan dimuka. sesungguhnya terjadi selama
periode akuntansi tertentu.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan yg berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung
untuk jangka waktu tertentu bermanfaat untuk :
1. Menentukan harga jual produk

Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp xx


Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu Rpxx +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rpxx
Jumlah produk yg dihasilkan untuk jk waktu tertentu xx :
Taksiran harga pokok produk persatuan Rpxx
Laba perunit produk yang diinginkan xx +
Taksiran harga jual per unit yg dibebankan kpd pembeli Rpxx

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dlm memproduksi produk
dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur2 :
Taksiran biaya bahan baku Rpxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rpxx
Taksirn biaya overhead pabrik Rpxx +
Taksiran biaya produksi Rpxx

2. Mamantau realisasi biaya produksi


Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu
tertentu dilakukan dengan formula :

Biaya produksi sesungguhnya bulan NOVEMBER 2017


Biaya bahan baku sesungguhnya Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rpxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rpxx +
Total Biaya produksi sesungguhnya bulan NOVEMBER 2017 Rpxx

3. Menghitung laba rugi periodik


Hasil penjualan ( hrg jual satuan x volume produk yg dijual ) Rp.xx
Persediaan prod. Jadi awal Rp.xx
Persediaan produk dlm proses awal Rp.xx
Biaya produksi
Biaya bhn baku sesungguhnya Rp.xx
Btkl sesungguhnya Rp.xx
BOP sesungguhnya Rp.xx +
Rp.xx +
Total biaya produksi Rp.xx
Persediaan produk dlm proses akhir Rp.xx –
Harga pokok Produksi Rp.xx +
Harga pokok prod yg tersedia untuk dijual Rp.xx
Persediaan produk jadi akhir Rp.xx -
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual Rp.xx -
Laba bruto Rp.xx

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan
rugi laba. Didalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok produk jadi dan
harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan
catatan biaya produksi tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya
produksi yg melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca.
Manajemen dpt pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada
tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.

METODE HARGA POKOK PROSES – TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN


PRODUK DALAM PROSES AWAL

Metode Harga Pokok proses – Produk diolah melalui satu Departemen Produksi

Contoh :
PT ANUGRAH mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yg dikeluarkan selama bulan januari 2016 adalah :

Biaya bahan baku Rp. 5.000.000


Biaya bahan penolong Rp. 7.500.000
Biaya tenaga kerja Rp.11.250.000
BOP Rp.16.125.000
Total Biaya Produksi Rp.39.875.000

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan januari 2016


Produk jadi 2.000 kg
Produk dlm proses pd akhir bulan, dgn tingkat penyelesaian :
Biaya B.baku : 100 % Biaya.Bhn Penolong : 100% BTK : 50%
BOP : 30% 500 kg

Perhitungan Harga pokok produksi per satuan :


Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
produksi satuan
1 2 3 2:3
Bahan baku Rp. 5.000.000 2.500 * Rp. 2000
Bahan penolong 7.500.000 2.500 * Rp. 3.000
Tenaga kerja 11.250.000 2.250 * Rp. 5.000
Bop 16.125.000 2.150 * Rp. 7.500

Total Rp.39.875.000 Rp.17.500

*. 2.000 + (100% x500 )


2.000 + (100% x 500)
2.000 + ( 50% x 500 )
2.000 + ( 30% x 500 )

Perhitungan Harga pokok produk jadi dan persediaan produk dlm proses

Harga pokok produk jadi ; 2000 x Rp.17.500 Rp. 35.000.000


Harga pokok persediaan produk dalam proses :
B. Bahan baku 100% x 500 x Rp.2.000= Rp.1.000.000
B.Bahan penolong 100 % x 500 x Rp.3.000= Rp.1.500.000
BTK 50% x 500 x Rp.5.000= Rp.1.250.000
BOP 30% x 500 x Rp.7.500= Rp.1.125.000
Rp. 4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan Januari 2016 Rp 39.875.000

Laporan Biaya Produksi :

PT ANUGRAH
Laporan Biaya Produksi bulan Januari 2016

Data produksi
Dimasukkan dalam poses 2.500 kg
Produk jdi yg ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg

Biaya yg dibebankan dalam bulan Januari 2016


Total Per kg
Biaya bahan baku Rp. 5.000.000 Rp. 2.000
Biaya bahan penolong Rp. 7.500.000 Rp 3.000
Biaya tenaga kerja Rp.11.250.000 Rp. 5.000
BOP Rp.16.125.000 Rp. 7.500
Jumlah Rp.39.875.000 Rp.17.500

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yg ditransfer ke gudang
2.000 kg x @ Rp.17.500 Rp.35.000.000
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir :
Biaya bahan baku Rp. 1.000.000
Biaya bahan penolong Rp. 1.500.000
Biaya tenaga kerja Rp. 1.250.000
Biaya overhead pabrik Rp. 1.125.000 +
Rp. 4.875.000 +
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan januari 2016 Rp.39.875.000

 Jurnal mencatat biaya bahan baku


Barang dalam proses- B.Bhn Baku Rp.5.000.000
Persediaan bahan baku Rp.5.000.000

 Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong :


Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp.7.500.000
Persediaan bahan penolong Rp.7.500.000

 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja


Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp. 11.250.000
Gaji dan upah Rp.11.250.000

 Jurnal untuk mencatat biaya overheadpabrik


Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rp.16.125.000
Berbagai rek.yg dikredit Rp.16.125.000

 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yg ditransfer kegudang


Persediaan produk jadi Rp.35.000.000
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp.4.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp.6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp.10.000.000*
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rp.15.000.000*

*2.000 kg x Rp. 5.000


*2.000 kg x Rp.7.500

 Jurnal utk mencatat harga pokok persediaan produk dlm proses yg belum selesai
diolah pd bulan Januari 2016:

Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000


Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000
Barang dalam proses - Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000

METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU
DEPARTEMEN PRODUKSI

Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena
produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan
produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen
produksi sebelumnya tersebut.
Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri
dari :
1. Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.

Contoh :
PT ANUGRAH memiliki dua departemen produksi; departemen A dan dep.B. Data produksi
dan biaya kedua departemen tsb pada bulan Januari 2016 adalah :
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dlm proses 35.000 kg
Produk selesai yg ditransf ke Dep. B 30.000 kg
Produk selesai yg ditransf ke gudang 24.000 kg
Produk dlm proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg
Biaya yg dileluarkan bln Januari
Biaya bahan baku Rp. 70.000 Rp. 0
Biaya tenaga kerja Rp.155.000 Rp.270.000
BOP Rp248.000 Rp.405.000
Tingkat penyelesaian prod.dlm proses akhir
Biaya bahan baku 100%
Biaya konversi 20 % 50%

Perhitungan Harga Pokok Produksi per satuan Departemen A

Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
kg
1 2 3 2:3
Bahan baku Rp. 70.000 35.000 Rp.2
Tenaga kerja 155.000 31.000 Rp.5
BOP 248.000 31.000 Rp.8
Total Rp. 473.000 Rp.15

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke departemen B


30.000 x Rp.15 Rp. 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB : 100% x 5.000 x Rp 2 = Rp.10.000
BTK : 20% x 5.000 x Rp 5 = Rp.5.000
BOP : 20 % x 5.000 x Rp 8 = Rp.8.000 Rp. 23.000
Rp473.000

Laporan Biaya Produksi

PT ANUGRAH
Laporan Biaya Produksi Departemen A bulan Januari 2016
Data produksi
Dimasukkan dlm proses 35.000 kg

Produk jadi yg ditranfer ke gudang 30.000 kg


Produk dlm proses akhir 5.000 kg
Jumlah produk yg dihasilkan 35.000 kg

Biaya yg dibebankan departemen A dlm bulan Januari 2016


TOTAL Per kg
Biaya bahan baku Rp. 70.000 Rp. 2
Biaya tenaga kerja Rp.155.000 Rp. 5
BOP Rp.248.000 Rp. 8
Rp.473.000 Rp.15
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yg ditranser ke dep.B 30.000 @Rp.15 Rp. 450.000
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir :
Biaya bahan baku Rp.10.000
Biaya tenaga kerja Rp. 5.000
BOP Rp. 8.000
Rp. 23.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan Dep. A bulan Januari 2016 Rp.473.000

Jurnal pencatatan Biaya produksi Departemen A

1. Untuk mencatat biaya bahan baku


Brg dlm proses- B. Bahan Baku Dep A Rp. 70.000
Persediaan bahan baku Rp. 70.000

2. Untuk mencatat biaya tenaga kerja


Brg dlm proses-BTK dep A Rp. 155.000
Gaji dan upah Rp. 155.000

3. Untuk mencatat BOP


Brg dlm proses-BOP dep A Rp. 248.000
Berbagai rek. Yg di kredit Rp. 248.000

4. Untuk mencata harga pokok produk jadi yg ditransfer oleh Dep.A ke Dep. B
Brg dlm proses – Bahan baku dep. B Rp.450.000
Brg dlm proses- BBB dep A Rp. 60.000
Brg dlm proses- BTK dep A Rp. 150.000
Brg dlm proses- BOP dep A Rp. 240.000

5. Untuk mencatat harga pokok persediaan produk dlm proses yg blm selesai diolah dlm
departemen A pada akhir bulan Januari 2016:
Persediaan produk dlm proses- Departemen A Rp. 23.000
Brg dlm proses- BBB dep A Rp. 10.000
Brg dlm proses- BTK dep A Rp. 5.000
Brg dlm proses- BOP dep A Rp. 8.000

Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen B

Data produksi pada departemen B


Biaya Tenaga Kerja Rp. 270.000
BOP Rp.405.000

Produk jadi yg di transfer ke gudang persediaan produk jadi 24.000 kg


Persediaan produk dlm proses akhir 6.000 kg dengan tingkat penyelesaian 50 % untuk biaya
konversi;

Perhitungan biaya produksi per satuan yg ditambahkan dlm departemen B

Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
kg
1 2 3 2:3
Tenaga kerja Rp. 270.000 27.000 Rp.10
BOP 405.000 27.000 Rp.15
Total Rp. 675.000 Rp.25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan produk dlm proses departemen B

Harga pokok produk selesai yg ditransfer Dep.B ke gudang

Harga pokok dr dep A: 24.000 x Rp.15 Rp. 360.000


Biaya yg ditambahkan oleh dep.B 24.000 x Rp.25 Rp 600.000

Total Harga pokok produk jadi yg di tranfer ke gudang


24.000 x Rp.40 Rp. 960.000

Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir


Harga pokok dr dep. A 6.000 x Rp. 15 Rp. 90.000

Biaya yg ditambahkan oleh departemen B


Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000.x Rp 10 =Rp.30.000
BOP 50% x 6.000 x Rp 15 = Rp45.000
Rp.75.000
Total harga pokok persediaan produk dlm proses Dep. B Rp 165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif dep.B bulan Januari 2016 Rp1.125.000

Laporan Biaya Produksi

PT ANUGRAH
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 2016

Data produksi
Diterima dr Dep. A 30.000 kg

Produk jadi yg ditranfer ke gudang 24.000 kg


Produk dlm proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yg dihasilkan 30.000 kg

Biaya Kumulatif yg dibebankan departemen B dlm bulan Januari 2016


TOTAL Per kg
Harga pokok dr Dep.A (30.000 kg) Rp.450.000 Rp. 15

Biaya yg ditambahkan Dep B


Biaya tenaga kerja Rp. 270.000 Rp. 10
BOP Rp. 405.000 Rp. 15
Jmlh biaya yg ditambahkan Dep B Rp. 675.000 Rp. 25
Total biaya kumulatif di Dep B Rp.1.125.000 Rp. 40
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yg ditranser ke gudang 24.000 @Rp.40 Rp. 960.000
Harga pokok dr Dep.A Rp.15 x 6000 Rp 90.000
Biaya yg ditambahkan dep. B
Biaya tenaga kerja Rp. 30.000
BOP Rp. 45.000
Rp. 165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif yg dibebankan Departemen B
bulan Januari 2016 Rp.1.125.000

Jurnal pencatatan biaya Produksi Departemen B

1. Untuk mencatat penerimaan produk dr dep. A


Brg dlm proses – Bahan baku dep. B Rp.450.000
Brg dlm proses- BBB dep A Rp. 60.000
Brg dlm proses- BTK dep A Rp. 150.000
Brg dlm proses- BOP dep A Rp. 240.000

2. Untuk mencatat biaya tenaga kerja


Barang dlm proses- BTK dep B Rp.270.000
Gaji dan Upah Rp.270.000

3. Untuk mencatat biaya Overhead Pabrik


Brg dlm proses -BOP dep B Rp. 405.000
Berbagai rek.yang di kredit Rp.405.000

4. Untuk mencatat harga pokok produk jadi yg ditransfer oleh


Departemen B ke Gudang
Persediaan produk jadi Rp. 960.000
Brg dlm proses- BBB dep B Rp. 360.000
Brg dlm proses- BTK dep B Rp. 240.000
Brg dlm proses- BOP dep B Rp. 360.000

 24.000 x Rp.15 Hpp produksi per kg dr dep A


 24.000 x Rp 10 biaya tenaga kerja yg ditambahkan dep B
 24.000 x Rp 15 BOP yg ditambahkan oleh Dep B

5. Untuk mencatat harga pokok persediaan produk dlm proses yg blm selesai diolah dlm
departemen B pada akhir bulan Januari
Persediaan produk dlm proses dep.B Rp. 165.000
Brg dlm proses- BBB dep B Rp. 90.000
Brg dlm proses- BTK dep B Rp. 30.000
Brg dlm proses- BOP dep B Rp. 45.000

Contoh Soal:
PT OLALA mengolah produk melalui 2 departemen A dan Departemen B. Produk selesai
departemen A langsung dipindahkan ke departemen B. Dan yang selesai dari departemen B
dipindah ke gudang barang jadi. Data produksi bulan Januari 2020 adalah sbb:
Produk masuk dalam proses Departemen A sebanyak 18.000 unit. Produk selesai dan
dipindahkan ke departemen B sebanyak 17.500 unit. Unit yang masih dalam proses Januari
2020 sebanyak 500 unit dengan tingkat penyelesaian 80% biaya bahan baku, 60% biaya
tenaga kerja, 40 % biaya overhead pabrik.
Pada departemen B produk yang diterima dari departemen A telah diproses dan selesai
sebanyak 15.000 unit dan 2.500 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian 50%
bahan dan 60% biaya konversi.
Biaya produksi yang terjadi selama bulan Januari 2020 adalah sbb:
Elemen Biaya Dept A Dept B Jumlah
Bahan Baku Rp 53.700 Rp 16.250 Rp 69.950
Tenaga Kerja Rp 89.000 Rp 16.500 Rp 105.500
BOP Rp 35.400 Rp 49.500 Rp 84.900
Jumlah Rp 178.100 Rp 82.250 Rp 260.350

Diminta :
Buatlah laporan Harga pokok produksi bulan Januari 2020
PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AWAL PROSES TERHADAP
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.

Contoh :
PT ANUGRAH memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya. Data
produksi pada bulan November 2017 adalah sebagai berikut:
Departemen A Departemen B
Produk yg dimasukkan dlm proses 1000 kg
Produk selesai ditrnsfr ke Dep.B 700 kg
Produk selesai ditrnfer ke gudang 400 kg
Produk dlm proses akhir bulan dengan tingkat
penyelesaian :
BB dan B.penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg
Biaya bahan penolong 60% biaya konversi 50% 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Menurut catatan bagian akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan
November 2017 departemen A dan departemen B adalah :
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. -
Biaya bahan penolong Rp. 26.100 Rp. 16.100
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100 Rp. 22.500
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800 Rp. 24.700
Jumlah biaya produksi Rp.130.500 Rp. 63.350

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan november 2017

Jumlah produk yg Biaya produksi Biaya per kg yg


dihasilkan oleh dep. departemen A dihasilkan oleh
A (unit ekuivalensi) dep. A
Jenis Biaya 1 2 2:1
Biaya bahan baku 700+100%x200=900 Rp. 22.500 Rp. 25
Biaya bahan penolong 700+100%x200=900 Rp. 26.100 Rp. 29
Biaya tenaga kerja 700+40%x200=780 Rp. 35.100 Rp. 45
Biaya overhead pabrik 700+40%x200=780 Rp. 46.800 Rp. 60
Rp.130.500 Rp.159
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan November 2017
Harga pokok produk selesai yg di transfer ke
departemen B 700 x Rp.159 Rp. 111.300
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan
(200 kg):
Biaya bahan baku 200x100%xRp.25 Rp. 5.000
Biaya bahan penolong 200x100%xRp.29 Rp. 5.800
Biaya tenaga kerja 200x40%xRp.45 Rp. 3.600
Biaya overhead pabrik 200x40%xRp60 Rp. 4.800 Rp. 19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp.130.500

Laporan Biaya produksi Departemen A bulan November 2017 produk hilang pada awal
proses :

PT ANUGRAH
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2017
Data produksi
Produk yang dimasukkan dlm proses 1.000 kg

Produk selesai yg ditranfer ke dep. B 700 kg


Produk dlm proses akhir bulan dgn tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg
Produk yg hilang pada awal proses 100 kg 1.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Dep.A


TOTAL Per kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. 25
Biaya bahan penolong Rp. 26.000 Rp. 29
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100 Rp. 45
BOP Rp. 48.800 Rp. 60
Rp.130.500 Rp.159

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep.B
700 x Rp.159 Rp.111.300
Harga pokok persediaan dlm proses pd akhir bulan (200 kg):
Biaya bahan baku Rp. 5.000
Biaya bahan penolong Rp. 5.800
Biaya tenaga kerja Rp. 3.600
BOP Rp. 4.800 Rp. 19.200

Jmlh biaya produksi Departemen A Rp.130.500

Produk Hilang pada Awal Proses di Departemen setelah Departemen


Pertama
Produk yg hilang pada awal proses yang terjadi didepartemen setelah departemen pertama
mempunyai dua akibat terhadap :
1. Harga pokok persatuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
2. Harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen dimana produk
yg hilang tersebut terjadi.

Contoh :

Perhitungan penyesuaian harga pokok perunit dari departemen A


Harga pokok produksi per satuan yg berasal dr Dep.A
Rp.111.300 : 700 Rp.159,00
Harga pokok produksi per satuan produk yg berasal dr Dep A
Setelah adanya produk yg hilang dlm proses awal di dep.B
Sebanyak 200 kg adalah Rp.111.300 : (700 kg – 200 kg ) Rp.222,60
Penyesuaian harga pokok produksi persatuan produk yang berasal dr
Dep. A Rp. 63,60

Perhitungan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan di dep.B bulan
November 2017

Jumlah produk yg Biaya produksi Biaya per kg yg


dihasilkan oleh dep. departemen B dihasilkan oleh
B (unit ekuivalensi) dep. B
Jenis Biaya 1 2 2:1
Biaya bahan penolong 400+60%x100=460 Rp. 16.100 Rp. 35
Biaya tenaga kerja 400+50%x100=450 Rp. 22.500 Rp. 50
Biaya overhead pabrik 400+50%x100=450 Rp. 24.750 Rp. 55
Rp. 63.350 Rp. 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan November 2017

Harga pokok produk selesai yg di transfr ke gudang


400 kg @ Rp 362,60 Rp.145,040
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan
100 kg
Harga pokok di dep A : 100 kg x Rp.222,60 Rp.22.260
Biaya bahan penolong: 60%x100 x Rp 35 Rp. 2.100
Biaya tenaga kerja 50%x100 x Rp.50 Rp. 2.500
RP. 2.750 Rp. 29.610
BOP 50%x 100 x Rp.55
Jumlah biaya kumulatif dlm departemen B Rp 174.650

Laporan biaya produksi Dep. B bulan November 2017 Produk hilang pada awal proses di
departemen setelah departemen pertama.
PT ANUGRAH
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN NOVEMBER 2017
Data produksi
Jumlah produk yg diterima dep A 700 kg
Jumlah produk selesai yg ditransf ke gudang 400 kg
Jumlah produk dlm proses tingkat penyelesaian : biaya bahan
penolong 60% , biaya konversi 50% 100 kg
Jumlah produk hilang pada awal proses 200 kg
700 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen B Total Per kg


Harga pokok produk yg diterima dr departemen A Rp. 111.300 Rp.159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan krn adanya produk yg Rp. 63,60
hilang dalam proses
Rp. 111.300 Rp.222,60

Biaya yg ditambahkan dlm Dep.B


Rp. 16.100 Rp. 35,00
Biaya bahan penolong
Rp. 22.500 Rp. 50,00
Biaya tenaga kerja
Rp. 24.750 Rp. 55,00
Biaya overhead pabrik
Rp. 63.350 Rp. 140,00
Jumlah yg ditambahkan dlm Dep. B
Rp. 174.650 Rp. 362,60
Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep. B

Perhitungan biaya
Rp. 145.040
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang
400 kg x Rp.362,60
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan Rp. 22.260
(100kg)
Harga pokok produk dr dep.A 100 kg x Rp.222,60
Harga pokok yg ditambahkan dlm dep B:
Biaya bahan penolong Rp. 2.100
Biaya tenaga kerja Rp. 2.500
Rp. 2.750 Rp. 29.610
Biaya overhead pabrik
Rp. 174.650
Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep B
PENGARUH TERJADINYA PRODUK HILANG PADA AKHIR PROSES TERHADAP
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PER SATUAN

Produk hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Baik didalam departemen
produksi pertama ataupun departemen produksi setelah departemen pertama, harga pokok
produk hilang pada akhir proses harus dihitung, dan harga pokok ini diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok produk selesai ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke
gudang.
Contoh :
PT ANUGRAH
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN NOVEMBER 2017
Data produksi
Jumlah produk yg diterima dep A 700 kg
Jumlah produk selesai yg ditransf ke gudang 400 kg
Jumlah produk dlm proses tingkat penyelesaian : biaya bahan
penolong 60% , biaya konversi 50% 100 kg
Jumlah produk hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen B
Total Per kg
Harga pokok produk yg diterima dr departemen A Rp. 111.300 Rp.159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan krn adanya produk yg hilang Rp. 63,60
dalam proses Rp. 111.300 Rp.222,60

Biaya yg ditambahkan dlm Dep.B


Biaya bahan penolong Rp. 16.100 Rp. 35,00
Biaya tenaga kerja Rp. 22.500 Rp. 50,00
Biaya overhead pabrik Rp. 24.750 Rp. 55,00
Jumlah yg ditambahkan dlm Dep. B Rp. 63.350 Rp. 140,00

Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep. B Rp. 174.650 Rp. 362,60

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang Rp. 145.040
400 kg x Rp.362,60
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan (100kg) Rp. 22.260
Harga pokok produk dr dep.A 100 kg x Rp.222,60
Harga pokok yg ditambahkan dlm dep B:
Biaya bahan penolong Rp. 2.100
Biaya tenaga kerja Rp. 2.500
Biaya overhead pabrik Rp. 2.750 Rp. 29.610

Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep B Rp. 174.650

Laporan biaya produksi Dep. B bulan November 2017 Produk hilang pada awal proses di
departemen setelah departemen pertama.

Data produksi dan biaya produksi PT ANUGRAH bulan November 2017

Departemen A Departemen B

Produk yg dimasukkan dlm proses 1.000 kg


Produk selesai yg ditransfer ke Dep.B 700 kg
Produk selesai yg di transfer ke gudang 400 kg
Produk dlm proses akhir bulan dgn tingkat penyelesaian
Biaya bhn baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg
Biaya bahan penolong 60% biayaa konversi50% 100 kg
Produk hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi departemen A dan Departemen B bulan November 2017 adalah sebagai berikut
:

Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp. 22.500


Biaya bahan penolong Rp 26.100 Rp. 16.100
Biaya tenaga kerja Rp 22.500 Rp. 35.100
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800 Rp. 24.750
Jumlah biaya produksi Rp. 130.500 Rp. 63.350

Perhitungan Harga pokok Produk di Departemen A

Jumlah produk yg Biaya produksi Biaya per kg yg


dihasilkan oleh dep. A departemen A dihasilkan oleh
(unit ekuivalensi) dep. A
Jenis Biaya 1 2 2:1
Biaya bahan baku 700+100%x200+100=1000 Rp. 22.500 Rp. 22,50
Biaya bahan penolong 700+100%x200+100=1000 Rp. 26.100 Rp. 26,10
Biaya tenaga kerja 700+40%x200+100=880 Rp. 35.100 Rp. 39,89
Biaya overhead pabrik 700+40%x200+100=880 Rp. 46.800 Rp. 53,18
Rp.130.500 Rp.141,67

Perhitungan haga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep.B dan persediaan produk dalam
proses akhir dalam dep.A.

Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. B dan persediaan produk dlm
proses akhir dlm Dep A :

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep B 700 x Rp 141,67 Rp. 99.169,00
Penyesuaian harga pokok produk selesai krn adanya produk yg hilang
pada akhir proses 100 x Rp. 141, 67 Rp. 14.167,00
Rp.113.336,00
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke departemen B setelah
disesuaikan 700 x Rp. 161,91* Rp. 113.337,00
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan (200 kg)
Biaya bahan baku (200kgx100%)xRp22,50= Rp. 4.500,00
Biaya bahan penolong (200kgx100%)xRp26,10= Rp. 5.220,00
Biaya tenaga kerja (200kgx40%)xRp39,89= Rp. 3.191,20
BOP (200kgx40%)xRp53,18= Rp. 4.254,40
Rp. 17.165,60

Jumlah biaya departemen A Rp.130.502,60

‘* = ( 99.169 + 14.167 ) : 700

Laporan biaya produksi Departemen A untuk bulan November 2017 :

PT ANUGRAH
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2017
Data produksi
Produk yang dimasukkan dlm proses 1.000 kg
Produk selesai yg ditranfer ke dep. B 700 kg
Produk dlm proses akhir bulan dgn tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg
Produk yg hilang pada awal proses 100 kg 1.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Dep.A


TOTAL Per kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. 22,50
Biaya bahan penolong Rp. 26.000 Rp. 26,10
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100 Rp. 39,89
BOP Rp. 48.800 Rp. 53,18
Rp.130.500 Rp.141,67

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep.B
700 x Rp.141,67 Rp.99.169,00
Penyesuaian krn adanya produk yg hilang pd akhir proses
100 x Rp 141.167,00 Rp.14.167,00
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep.B
700xRp.161,91 Rp.113.334,40
Harga pokok persediaan dlm proses pd akhir bulan (200 kg):
Biaya bahan baku Rp. 4.500,00
Biaya bahan penolong Rp. 5.220,00
Biaya tenaga kerja Rp. 3.191,20
BOP Rp. 4.254,40 Rp. 17.165,60

Jmlh biaya produksi Departemen A Rp.130.500,00

Produk yang hilang pada akhir proses di Departemen Produksi setelah Departemen
Produksi Pertama.
Produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di departemen setelah departemen
pertama hanya berakibat terhadap harga pokok persatuan produk yang di transfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang. Karena produk yang hilang pada akhir proses ikut
menyerap biaya yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan.

Perhitungan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan di departemen B adalah
sebagai berikut :

Jumlah produk yg Biaya produksi Biaya per kg yg


dihasilkan oleh dep. B departemen B dihasilkan oleh
(unit ekuivalensi) dep. B
1 2 2:1
Jenis Biaya
Biaya bahan penolong 400+(60%x100)+200=660 Rp. 16.100 Rp. 24,39
Biaya tenaga kerja 400+(50%x100)+200=650 Rp. 22.500 Rp. 34,62
Biaya overhead pabrik 400+(50%x100)+200=650 Rp. 24.750 Rp. 38,08
Rp. 63.350 Rp. 97,09

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan November 2017

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang :


Harga pokok dari dep.A 400 x Rp 161,91 Rp. 64.764,00
Harga pokok yg ditambahkan dlm dep B 400xRp.97,09 Rp. 38.836,00
Harga pokok produk yg hilang pd akhir proses
200kg x (Rp 161,91 +Rp 97,09) Rp. 51.800,00
Rp.155.400,00
Harga pokok produk selesai yg diransfer kegudang
400kg x Rp.388,50 * Rp. 155.400,00
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan (100 kg)
Harga pokok dr dep A 100kg x Rp.161,91 = Rp.16.191,00
Biaya bahan penolong (100kgx60%)xRp24,39 = Rp. 1.463,40
Biaya tenaga kerja (100kgx50%)xRp34,62 = Rp. 1.731,00
BOP (100kgx50%)xRp38,08 = Rp. 1.904,00
Rp. 21.289,40

Rp.176.689,40
Jumlah biaya kumulatif dalam departemen B

‘* Rp.155.400 : 400

Laporan biaya produksi


PT ANUGRAH
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN NOVEMBER 2017
Data produksi
Jumlah produk yg diterima dep A 700 kg
Jumlah produk selesai yg ditransf ke gudang 400 kg
Jumlah produk dlm proses tingkat penyelesaian : biaya bahan
penolong 60% , biaya konversi 50% 100 kg
Jumlah produk hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen B
Total Per kg
Harga pokok produk yg diterima dr departemen A Rp113.334,40 Rp 161,91

Biaya yg ditambahkan dlm Dep.B


Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja Rp.16.100,00 Rp. 24,39
Biaya overhead pabrik Rp.22.500,00 Rp. 34,62
Rp.24.750,00 Rp. 38,08

Jumlah yg ditambahkan dlm Dep. B Rp.63.350,00 Rp. 97,09

Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep. B Rp176.684,40 Rp. 259,00

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang:
Harga pokok dr dep A 400 kg x Rp.161,91 Rp64.764,00
Harga pokok yg ditambahkan Dep B 400 xRp97,09 Rp38.836,00
Harga pokok produk yg hilang pd akhir proses
200 x (161,91+97,09) Rp51.800,00
Harga pokok produk jadi yg ditransfer ke gudang
400 kg x (Rp389,10) * Rp155.638,00

Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir bulan (100kg)


Harga pokok produk dr dep.A 100 kg x Rp.161,91 Rp16.191,00
Harga pokok yg ditambahkan dlm dep B:
Biaya bahan penolong Rp. 1.463,40
Biaya tenaga kerja Rp. 1.731,00
Biaya overhead pabrik Rp. 1.904,00
Rp. 21.289,40

Jumlah biaya produksi kumulatif dlm Dep B Rp.176.689,40

‘* Rp.155.638 : 400 = Rp 389,10

Anda mungkin juga menyukai