Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing), biaya produksi

diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang

didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu

item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana

biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti

departemen. Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus

dapat didentifikasikan secara terpisah.

Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang

diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan

lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label,

kertas kado berwarna, dan gambar temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan

mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut

juga berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan.

Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet),

yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara

silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja.

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan

biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan.

1
Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan

baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke overhead. Akuntansi tenaga

kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja

langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi

overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci atas overhead, dan

membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya

berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan

baku, pengakuan biaya tenaga kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan

baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian

pesanan dan penjualan produk.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Klasifikasi Dari Biaya?

2. Bagaimana Konsep Dasar Job Order Costing?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk dapat menempuh matakuliah akuntansi manajemen lanjutan, yaitu:

1. Untuk Mengetahui Klasifikasi Dari Biaya?

2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Job Order Costing?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)

Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode

perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan

yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya

produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah

diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing

pesanan.

Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian

mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost sheet).

Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar diketahui hasil

biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu biaya pesanan (job cost

sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang diminta. Sistem yang digunakan

dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat dengan memberi nomor urut pada pesanan

disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan yang diminta.

Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi biaya

bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.

2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu kerja).

Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada

pesanan yang diminta.

3
3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar

tarif yang ditentukan di muka.

 Akumulasi Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2010) akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui

berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk sutau produk dan jasa atau menyangkut suatu hal. Ada

beberapa metode yang dapat digunakan dalam aumulasi biaya, tetapi yang lazim digunakan adalah

dua metode sebagai berikut:

2.1.1 Metode akumulasi biaya pesanan (job order costing)

Perhitungan biaya pesanan merupakan salah satu metode atau cara mengakumulasi biaya,

yang dapat diterapkan pada perusahaan yang meggunakan produksi terputus-putus.

Dimana dalam metode ini, biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan secara terpisah sesuai

dengan identitas masing-masing pesanan atau kontrak. Karakteristik biaya pesanan antara

lain:

a. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang

diterima.

b. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan.

c. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan

secara terperinci untuk masing-masing pesanan.

d. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai.

e. Biaya per unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dibebankan, dengan total

unit yang dipesan.

f. Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal.

4
g. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan pada

pemesan.

2.1.1.1 Manfaat Penggunaan Job Order Costing System

Manfaat dari penggunaan job order costing bagi pihak manajemen adalah :

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan.

2. Mempertimbangkan dalam hal menerima atau menolak pesanan.

3. Memantau realisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.

5. Menentukan beban pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

akan disajikan dalam neraca

2.1.1.2 Dokumen yang digunakan dalam job order cost system

- Surat perintah produksi (production order), adalah surat perintah dari pimpinan produksi

kepada kepala produksi untuk mengerjakan suatu order tertentu seperti yang tercantum

dalam surat perintah produksi.

- Bon permintaan bahan (material requisition), adalah surat perintah dari kepala produksi

kepada kepala gudang untuk menyerahkan sejumlah barang tertentu, yang akan digunakan

untuk pengerjaan order yang tercantum dalam surat perintah produksi. Dari formulir ini

dapat diperoleh informasi mengenai jumlah pemakaian bahan baku dalam proses produksi,

yang selanjutnya digunakan untuk menghitung besarnya biaya bahan langsung yang

dibebankan dalam suatu pesanan (order).

- Surat perintah kerja (job time ticket), merupakan formulir tempat dicatatnya kegiatan-

kegiatan tenaga kerja (buruh) yang langsung mengerjakan suatu order tertentu. Dari

5
formulir ini dapat diketahui informasi besarnya jam tenaga kerja langsung yang digunakan

dan upah langsung yang dibayarkan untuk menyelesaikan order tersebut.

Job order cost sheet merupakan lembaran dengan kolom-kolom khusus dari ketiga unsur

biaya produksi yang digunakan untuk mencatat proses pembentukan nilai dari pelaksanaan suatu

order tertentu. Jika produksi telah selesai dan JOCS telah dibukukan dengan benar, maka jumlah

dari ketiga unsur biaya yang tercatat dalam JOCS tersebut menunjukkan jumlah biaya produsi

yang telah dibebankan dalam order tersebut. JOCS merupakan subsidiary ledger daripada control

account Work In Process.

2.1.1.3 Tahapan Job Order Costing System

Langkah – langkah dalam perhitungan job order costing yaitu :

1. Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya dilakukan, maka harus di

identifikasi pekerjaan sesuai dengan obyek biaya.

2. Identifikasi biaya langsung pekerjaan

Dalam mengidentifikasi biaya manufaktur,yang dikategorikan menjadi biaya manufaktur

langsung yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung.

3. Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak

langsung ke pekerjaan. Biaya manufaktur tidak langsung adalah biaya-biaya yang

diperlukan untuk menjalankan suatu pekerjaan namun tidak dapat dilacak langsung ke

pekerjaan tertentu.

4. Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi biaya

Alokasi tunggal berdasarkan jam kerja tenaga manufaktur langsung dapat digunakan untuk

mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung bagi produk.

6
5. Hitung tarif perunit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk

mengalokasikan biaya tidak langsung kepekerjaan. Untuk setiap costpool, tarif biaya tidak

langsung (indirect cost rate) dihitung dengan cara membagi biaya overhead total dalam

pool biaya (yang ditentukan pada langkah 4) dengan kuantitas total dari dasar alokasi biaya

(yang ditentukanpada langkah 3), untuk perhitungannya dapat dilihat di bawah ini.

Tarif biaya tidak langsung aktual = Biaya total aktual dalam cost pool biaya tidak langsung
Total kuantitas aktual dari dasar alokasi biaya

6. Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan Biaya tidak langsung

dari suatu pekerjaan dihitung dengan mengalihkan kuantitas aktual dari setiap dasar alokasi

biaya(satu dasar alokasi untuk setiap pool) yang terkait dengan pekerjaan itu dengan tarif

biaya tidak langsung dari setiap dasar alokasi biaya (yang dihitung pada langkah 5).

7. Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung dan

tidak langsung yang dibebankan kepekerjaan. Seluruh biaya yang terkait seperti

manufaktur langsung yang meliputi bahan baku langsung dan tenaga kerjamanufaktur

langsung, serta biaya manufaktur tidak langsung.

2.2 Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana

biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi per satuan produk

yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya

produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Mulyadi (2010:75). Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari pelanggan

atau pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis dan jumlah

produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus diserahkan.

7
2.2.1 Tujuan Harga Pokok Pesanan

Menurut Witjaksono (2006) “Tujuan harga pokok pesanan adalah setelah pengumpulan

(akumulasi) biaya produksi selesai dilakukan, maka dapat dihitung harga pokok produksi untuk

setiap pesanan”.

B. Karakteristik Sistem Harga Pokok Pesanan

• Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/produk

tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus-putus, tergantung ada

tidaknya pesanan yang diterima.

• Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya

produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi total

biaya produksi dengan total unit yang dipesan.

• Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan (Job

Order Cost Sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi

umum seperti nama pemesan, jumlah yang dipesan, tanggal pesanan dan tanggal

diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya upah langsung, dan biaya overhead pabrik

yang ditentukan dimuka.

• Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang

bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan

dengan jumlah unit yang diselesaikan.

8
2.3 Klasifikasi Biaya

Di dalam semua bisnis akan terjadi biaya (cost) dan biaya (expense) . Biaya sebagai cost

berbeda dengan expense. Biaya (Cost) adalah semua biaya (kas atau sejenisnya yang dikorbankan)

untuk memperoleh atau memproduksi barang yang dianggap akan memberi manfaat di waktu yang

akan datang dan oleh sebab itu akan dicantumkan dalam neraca. Beban (Expense) adalah

pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan pada suatu periode tertentu yang dikurangkan pada

pendapatan untuk memperoleh laba.

Meskipun semua bisnis memiliki biaya namun biaya tersebut akan berbeda jika jenis

bisnisnya berbeda. Jenis bisnis ada 3 yaitu :

A. Perusahaan Manufaktur yaitu Perusahaan yang memproduksi bahan baku menjadi barang

jadi.

B. Perusahaan Dagang yaitu yang membeli barang dan kemudian menjualnya kembali tanpa

proses lebih lanjut.

C. Perusahaan Jasa yaitu perusahaan yang hanya menyediakan jasa

2.3.1 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur

Manufaktur melibatkan pengubahan bahan baku ke dalam bentuk produk jadi melalui

usaha tenaga kerja dan pemakaian perlengkapan produksi. Biaya Manufaktur meliputi semua biaya

yang berkaitan dengan proses produksi. Untuk membantu manajemen menganalisis biaya

manufaktur produknya. Biaya manufaktur pada umumnya dibagi ke dalam tiga komponen, yaitu:

9
I. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung, yaitu bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi

perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku langsung ini menjadi bagian fisik

produk, dan terdapat hubungan langsung antara masukan bahan baku dan keluaran dalam bentuk

produk akhir/jadi. Obyek biaya dari bahan baku langsung adalah produk akhir. Biaya bahan baku

langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk.

II. Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik ke

dalam pembuatan produk dan bisa pula ditelusuri dengan mudah atau tanpa memakan banyak

biaya.

III. Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya pabrik selain biaya bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung. Jenis biaya ini misalnya seperti biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga

kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan,

pajak property, penyusustan, asuransi fasilitas-fasilitas produksi. Biaya overhead pabrik dapat

digolongkan menjadi tiga jenis biaya:

• Biaya Bahan Penolong adalah biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk proses

produksi.

• Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah biaya personalia yang tidak bekerja secara

langsung atas produk, namun jasanya diperlukan untuk proses pabrikasi. Contohnya

karyawan bagian gudang, satpam pabrik, dan penyedia bagian produksi.

10
• Biaya Pabrik Lain-Lain adalah biaya pabrik lain-lain yang bukan bahan baku maupun

tenaga kerja. Contohnya beban penyusutan, asuransi, pajak bumi dan bangunan, listrik,

dll.

A.1 Biaya Utama atau Biaya Konversi

Biaya utama adalah jumlah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Sedangkan biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

A.2 Biaya Non Produksi

Adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak dapat dikaitkan atau dibebankan kepada produk

produksi. Jenis biaya non produksi dipilah menjadi dua yaitu:

a. Biaya penjualan dan marketing

Biaya penjualan dan marketing termasuk semua biaya yang diperlukan untuk menangani

pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada

konsumen. Biaya marketing meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka

penjualan, komisi penjualan, gaji dan bagian penjualan, komisi penjualan, gaji untuk

bagian penjualan, biaya gudang produk jadi.

b. Biaya Administrasi

Biaya administrasi meliputi eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan

manajemen umum organisasi. Contohnya adalah kompensasi eksekutif, akuntansi umum,

secretariat, public relation, dan biaya sejenisnya.

11
A.3 BIAYA PERIODE DAN BIAYA PRODUK

Pada perusahaan manufaktur terdapat biaya periode dan biaya produk.

A. Biaya Periode

Adalah biaya yang ditemukan sebagai lawan (pengurang) pendapatan pada periode

tertentu. Semua biaya biaya penjualan dan administrasi dalah merupakan biaya periode.

B. Biaya Produk

Adalah biaya yang terdiri dari semua biaya yang masuk dalam pembelian atau pembuatan

barang. Biaya produk terlihat melekat pada unit produk yang dibeli atau dibuat.

2.3.2 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang

Dalam perusahaan dagang, biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

barang dangangan dan kemudian membuatnya tersedia untuk dijual kembali kepada para

pelanggan. Biaya pembelian barang dagangan ini dimasukkan ke dalam rekening persediaan

samapai biaya tersebut dikaitkan dengan pendapatan sebagai biaya pokok penjualan (cost of good

sold). Di dalam perusahaan dagang, ada biaya-biaya produk yaitu biaya pembelian persediaan

barang dagangan untuk dijual kembali. Biaya-biaya lainnya dibebankan kepada periode tertentu

sebagai biaya pemasaran atau biaya umum dan administratif. Semua beban penjualan dan

administratif diklasifikasikan sebagai biaya periode.

2.3.3 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa

Dalam perusahaan jasa, biaya produk meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor, dan

baiaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien.

12
Biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya

langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji

yang dibayarkan kepada para akuntan atau pengacara. Biaya langsung merupakan biaya

penyediaan produk (jasa) yang dapat dijual kepada seorang pelanggan, yang dikaitkan dengan

pendapatan yang dihasilkannya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke

produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor.

13
BAB III
CONTOH SOAL

3.1. Soal

PT Viola berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan


pesanan. Pada 1 September 2018, PT Viola mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak
1.500 lembar dengan harga Rp. 3.000,00/ lembar (No. 101).
Berikut ini informasi yang berhubungan dengan pesanan No. 101 tersebut:
1. Membeli bahan
Pada tanggal 3 September 2018 perusahaan menerima bahan yang dibeli sebagai berikut :

Nama Bahan Jumlah


Bahan Baku A Rp 1.350.000
Bahan Penolong X Rp 300.000
Total Rp 1.650.000
2. Biaya tenaga kerja
Pada tanggal 27 September 2018 ringkasan perhitungan upah selama 3 minggu sebagai
berikut:
Upah langsung untuk pesanan no. 101 Rp 900.000,00
Upah tak langsung Rp 350.000,00
Rp 1.250.000,00
3. Biaya overhead pabrik dibebankan
Perusahaan masih menggantungkan pada tenaga manusia untuk memproses dua pesanan
tersebut, sehingga tarif FOH yang dibebankan kepada pesanan diperkirakan sebesar 150%
dari biaya tenaga kerja langsungnya
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Selain Bahan Penolong dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, pabrik mengeluarkan biaya
overhead pabrik lainnya, yaitu :
Biaya Depresiasi Mesin : Rp 175.000,00
Biaya Depresiasi Peralatan : Rp 150.000,00
Biaya Listrik : Rp 115.000,00

14
3.2. Pembahasan

1. Tentukan Tarif FOH


Diketahui tarif FOH yang dibebankan kepada pesanan diperkirakan sebesar 150% dari biaya
tenaga kerja langsungnya.
2. Tentukan Applied FOH

Applied FOH = Tarif X Activity Level


= 150% X 900.000
= 1.350.000
Input Proses
Biaya Work in
Bahan Baku 1.350.000 Db Process 3.600.000
Biaya TKL 900.000 Cr Material 1.350.000
Factory OH 1.350.000 Cr Payroll 900.000
Cr Applied FOH 1.350.000
3.600.000 3.600.000

3. Menghitung Actual FOH

Db FOH Actual 1.090.000


Cr Material 300.000
Cr Payroll 350.000
Cr Depr. Expense –Mesin 175.000
Cr Depr. Expense –Peralatan 150.000
Cr Electricity Expense 115.000

4. Disposisi Actual FOH dengan Applied FOH


Actual FOH = 1.090.000
Applied FOH = 1.350.000
Over Applied = 260.000
Asumsi nominal over applied tidak material dan didisposisikan kepada COGS.
Applied
Db FOH 1.350.000
Cr COGS 260.000
Cr FOH Actual 1.090.000

15
5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi dan Penjualan

Db Finished Goods 3.600.000


Cr Work in Process 3.600.000

Db COGS 3.600.000
Cr Finished Goods 3.600.000

Db Cash 4.500.000
Cr Sales 4.500.000

6. Laba/Rugi Bruto Pesanan No. 101

Sales 4.500.000

Cost Of Good Sold


Material 1.650.000
Payroll 1.250.000
Depr. Expense –Mesin 175.000
Depr. Expense -Peralatan 150.000
Electricity Expense 115.000

Total Cost Of Good Sold 3.340.000

Gross Profit 1.160.000

16
BAB IV
SIMPULAN & SARAN

4.1 Simpulan
Terdapat dua sistem penentuan biaya pokok dalm proses manufaktur, yaitu penentuan
biaya pokok proses dan penentuan biaya pokok pesanan. Perbedaan anatara job order costing dan
process costing sangatlah terpusat pada bagaimana penentuan biaya pokok produk dilakukan. Job
order costing membebankan biaya-biaya kepada pekerjaan-pekerjaan spesifik, yang dapat
meliputi satuan fisik tunggal ataupun beberapa batch produk. Sebaliknya process costing
berhubungan dnegan produk massal yang banyak dan serupa.
Job order costing adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produksi pada perusahaan atas dasar pesanan. Tujuannya untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok pesanan secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut.
Kerugian dari Job Order Costing Method adalah jika terjadi pemborosan dalam
memproduksi suatu pesanan, pemborosan ini tidak dapat dipisahkan sehingga tidak dapat
diperbandingkan dengan biaya-biaya yang seharusnya terjadi.

Dalam perusahaan manufaktur melibatkan pengubahan bahan baku ke dalam bentuk


produk jadi melalui usaha tenaga kerja dan pemakaian perlengkapan produksi yang meliputi semua
biaya yang berkaitan dengan proses produksi. Dalam perusahaan dagang, biaya yang dikeluarkan
untuk membeli barang dagangan dan kemudian membuatnya tersedia untuk dijual kembali kepada
para pelanggan. Sedangkan dalam perusahaan jasa, biaya produk meliputi biaya tenaga kerja,
keperluan kantor, dan biaya lainnya yang berkaitan secara langsung dengan penyerahan jasa
kepada pelanggan/klien.

17
4.2 Saran
Perlu diperhatikan bahwa dalam metode job order costing digunakan dalam perusahaan
yang diproduksinya berdasarkan pesanan, perusahaan yang memiliki produk yang sangat
bervariasi dan cukup berbeda antara satu dengan yang lainnya. Unsur biaya dalam metode job
order costing harus dapat dihitung berdasarkan pesanan, biaya harusnya dapat dihitung secara
akurat sehingga tidak ada kesalahan hitung dalam menentukan harga jual produk yang
mengakibatkan kerugian perusahaan.

18

Anda mungkin juga menyukai