KEGIATAN BELAJAR 1
(' ebagaimana disiplin ilmu yang lain, akuntansi manajemen juga memilki
eJ beberapa terminologi khusus yang harus kita pahami agar memperlancar
pemahaman kita dalam mempelajari topik-topik lain dalam akuntansi
manajemen. Kegiatan belajar ini akan diawali dengan penjelasan tentang
pengertian kos ( cost) dan istilah atau terminologi lain terkait yang sangat
penting dalam akuntansi manajemen.
Selanjutnya setelah memabami beberapa terminologi penting dalam
akuntansi manajemen, akan dikenalkan tentang konsep penetapan kos (cost
assignment) pada suatu objek kos. Menugaskan kos ke produk, jasa,
pelanggan, dan objekkos lainnya yang menjadi perhatian manajer, merupakan
salah satu tugas penting dari seorang manajer. Meningkatkan keakuratan pada
proses penetapan kos maka akan menghasilkan keakuratan kos suatu produk
yang selanjutnya juga dapat meningkatkan kualitas informasi.
Suatu penetapan kos tersebut ditujukan untuk memeroleh berapa nilai dari
kos produk. Namun demikian, makna dari kos produk itu sendiri tergantung
dari tujuan manajer. Dalam akuntansi manajemen, kos diklasifikasikan dengan
berbagai cara agar dapat digunakan manajer untuk tujuan-tujuan tertentu.
Konsep ini disebut "different costs for different purposes". Penguraian tentang
klasifikasi kos akan dijelaskan di bagian akbir dari Kegiatan Belajar 1 ini.
Dalam membahas konsep dasar kos perlu kita bedakan antara kos ( cost),
biaya (expenses), aset-aset (assets), dan rugi (loss). Selarna ini, sudah lazim
tapi salah kaprah, cost diterjemahkan menjadi biaya. Suwarjono (2005: 228)
menyerap kata cost menjadi kos sebagai bahan olah akuntansi. Kos bukanlah
terjemahan, melainkan serapan. Penggunaan kata serapan kos ini sangat
penting mengingat kata cost di Indonesia sering diterjemahkan menjadi
berbagai istilah yang memiliki banyak arti (secara lebih rnendalam baca
Suwardjono, 2005, bab 5, 6, 9). Sebenarnya pun istilah kos sebagai padan kata
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.3
cost telah tertera sejak tahun 1984 dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntan
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (W).
Kos adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh
barang atau jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa
yang akan datang. Setara kas yang dimaksud adalah hal lain yang ekuivalen
dengan kas. 'Setara kas' turut dimasukkan ke dalam definisi karena tidak
semua barang danjasa diperoleh dengan mengeluarkan kas, tetapijuga dengan
mengeluarkan aktiva lain selain kas.
Selanjutnya, untuk expense diterjemahkan menjadi beban, benarkah
dalam kamus disebutkan seperti itu? Selama ini, expense diterjernahkan
menjadi beban, padahal dalam kamus tidak ada penjelasan yang mengartikan
expense sebagai beban. Beban adalah burden atau load. Memang benar bahwa
biaya (expense) akan menjadi pengurang yang membebani pendapatan. Jadi
biaya (expense) adalah beban bagi pendapatan (Suwardjono, 2005: 397).
Untuk mernahami definisi dan makna dari biaya, kita perlu kembali lagi
ke definisi kos. Kos terjadi untuk memeroleh manfaat di masa mendatang.
Dalam suatu perusahaan yang berorientasi laba, yang dimaksud dengan
'rnanfaat di masa mendatang' adalah pendapatan. Kos akan selalu timbul agar
perusahaan memiliki barang dan jasa yang mana akan dipergunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Kos yang telah habis (expired) akan disebut biaya
(expenses).
Gambar 2.1 menggambarkan hubungan dan sekaligus perbedaan antara kos,
aset, biaya, dan rugi (loss).
2.4 AKUNTANSI MANAJEMEN e
• Datang? - KOS -0
<( l=l
§
....
• Barangatau
s • Jasa
Belum daluwarsa -- -
Daluwarsa
1....
.D
0
~
Q
- '
~]
es
.......
c,:s
ASET I:-< 8
(Asset) •
Tidak ada . RUGI
• Manfaat (Loss)
Gambar 2.1
Hubungan Kos, Aset, Biaya, dan Rugi
Sehingga dengan demikian, jelas bahwa hampir seluruh kos akan menjadi
biaya. Namun, tetap diingat bahwa tidak semua kos adalah biaya. Kos yang
telah expired ( dengan catatan bahwa mernberikan manfaat bagi perusahaan)
disebut biaya. Sedangkan kos yang masih belum expired disebut aset. Disebut
aset karena ia masih menyimpan manfaat di masa depan untuk perusahaan.
Pada praktiknya, beberapa kos dapat segera menjadi biaya pada saat yang
sama ketika kos terjadi maka saat itulah kita dapat menggunakan istilah kos
dan biaya secara bergiliran. Misalnya, perusahaan membeli bahan habis pakai
hanya ketika dibutuhkan dan langsung menggunakan bahan habis pakai
tersebut untuk menghasilkan pendapatan maka aset yang digunakan untuk
memeroleh bahan pakai tersebut dapat langsung disebut biaya. Sebaliknya,
apabila kondisi tersebut berbeda misalkan bahan habis pakai dibeli oleh
perusahaan untuk digunakan selama beberapa waktu di masa mendatang
sehingga penggunanya adalab masih sebagian maka aset yang digunakan
untuk memeroleh bahan habis pakai tersebut disebut kos. Hanya ketika bahan
habis pakai baru digunakan untuk menghasilkan pendapatan maka kos tadi
menjadi biaya.
Apabila aset yang diberikan ternyata tidak menghasilkan manfaat apa pun,
ia tidak dapat digolongkan baik sebagai kos maupun biaya. Ia akan langsung
diklasifikasikan sebagai rugi (loss). Sebagai contoh, apabila bahan habis pakai
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan menjadi rusak karena
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.5
katakanlah terendam air sehingga tidak dapat digunakan, maka itu merupakan
rugi atas kerusakan bahan habis pakai.
Terrninologi spesifik yang berkaitan erat dengan kos adalah Cost of goods
sold. Beberapa penulis lain, atau yang selarna ini sering kita dengar, istilah cost
of· goods sold diterjemahkan sebagai 'barga pokok' penjualan. Lantas,
benarkah demikian?. Istilah itu mungkin tidak salah, tetapi penggunaannya
menjadi tidak konsisten dengan makna dari kos itu sendiri.'. Sehingga
sebaiknya kita terjemahkan sebagai kos produk terjual. Sama halnya dengan
cost of goods manufactured yang diterjemahkan sebagai 'harga pokok'
produksi. Agar konsisten, sebaiknya kita mulai menggantinya menjadi kos
produksi. Terjemahan tersebut akao digunakan di keseluruhan modul
akuntansi manajemen ini.
Sebagai contoh, katakanlah pada tanggal 2 Januari 2017 Toko Abadi
membeli sepuluh produk X dengan harga per unit Rp 1.000,-. Selanjutnya, pada
tanggal 31 Januari 2017, diketahui bahwa delapan produk X tersebut sudah
terjual dengan harga Rpl .500,- per unit. Penjurnalan yang dicatat oleh Toko
Abadi pada tanggal 31 Januari 2017 atas transaksi pembelian produk sebesar
Rpl.000,- tersebut akan (sementara) dicatat sebagai persediaan yang
merupakan aset yang muncul di neraca Toko Abadi. Kos yang dikeluarkan atas
pembelian persediaan tersebut akan memberikan manfaat di masa mendatang
dan masih belum daluwarsa, sehingga dicatat sebagai aset (persediaan barang
dagang). Lalu mengapa sementara? Karena nantinya persediaan tersebut akan
dijual oleh Toko Abadi sehingga nantinya manfaat akan daluwarsa dan dicatat
sebagai biaya. Sebingga dengan demikian, dari tanggal 2 Januari 2017 hingga
31 Januari 2017, kos sejumlab Rp8.000,- (8 x 1000) berubab menjadi
biaya. Manfaat yang diperoleh yakni penghasilan (dari penjualan) yang
diperoleh dari biaya tersebut adalah Rp12.000,- (8 x 1.500). Kos
sebesar Rp2000 (2 x 1.000) yang merupakan produk yang belum terjual pada
tanggal 31 J anuari 2017 masih di ca tat sebagai aset (persediaan barang dagang).
Selanjutnya misalkan pada tangga1 2 Februari 2017 sisa barang dagang yang
belum terjual tersebut tidak sengaja terbakar, maka kos persediaan tersebut
akan langsung dicatat sebagai kerugian (loss) karena ia tidak mendatangkan
manfaat (pengbasilan) bagi Toko Abadi.
Dengan demikian, kita memeroleh gambaran bagaimana pengaruh dari
masing-masing kos, biaya, dan rugi terhadap laporan keuangan. Jumlah atas
I
Silakan baca Suwarjono, "What Does Cost Really Mean?", Akuntansi, Mei 1991.
2.6 AKUNTANSI MANAJEMEN e
aset yang dipertukarkan dengan aset lain yang merupakan kos, akan tercermin
dalam neraca (contob: bisa berupa persediaan maupun aset lain). Biaya akan
masuk ke dalam laporan laba rugi bagian operasional karena telah dikeluarkan
dalam rangka untuk memeroleh pendapatan. Sedangkan rugi akan masuk ke
dalam laporan laba rugi bagian non operasional.
merupak:an objek kos mak:a dalam penetapan kos ke bahan baku tersebut akan
lebih mudah dan lebih akurat apabila turut dianalisis aktivitas yang terlibat apa
saja,
[ C O S T S (RESOURCES)
)
Direct Costs Indirect COS t S
I I I
Direct Tracing Driver Tracing Allocation
I I I
Observasi Fisik Sebab akibat Asumsian
COSTS OBJECT
-~~
•4·
n· I II
eAceounting
Customers
Ai,&
Products
Dept.
Territory
Gambar 2.2
Metode Penelusuran Kos (Cost Traceabilitv Methods)
Berapa kos yang melekat pada setiap objek kos sedapat mungkin harus
ditelusuri secara akurat. Keakuratan penetapan kos pada suatu objek kos
adalah hal yang sangat penting. Keakuratan tidak berarti mencerminkan kos
yang sebenarnya (true cost). Keakuratan rnerupakan suatu konsep yang
didasarkan pada keyakinan yang wajar dan memadai, serta ketepatan logika
dalam menentukan metode penetapan kos apa yang digunakan. Metode
penetapan kos seringkali juga disebut sebagai metode penelusuran kos.
Gambar 2.2 menggambarkan metode penelusuran kos ke objeknya.
Mengacu ke Gambar 2.2, kos dapat ditelusuri ke objeknya melalui tiga
metode yaitu metode penelusuran langsung (direct tracing), metode
penelusuran dengan menggunakan pemicu kos (driver tracing); dan metode
2.8 AKUNTANSI MANAJEMEN e
alokasi untuk jenis-jenis kos yang tidak dapat diobservasi secara langsung dan
sulit ditentukan hubungan sebab akibat antara kos dan objeknya. Traceability
adalah kemampuan suatu kos dapat ditelusuri ke suatu objek kos secara layak
dan ekonomis melalui hubungan sebab akibat. Dilihat dari segi traceability-
nya, kos ada yang berhubungan langsung maupun tidak langsung ke suatu
objek kos.
Indirect cost merupakan kos yang tidak dapat dengan mudah dan akurat
ditelusuri ke suatu objek kos. Sedangkan direct cost merupakan kos yang dapat
dengan mudah dan akurat ditelusuri ke objek kos. "Mudah ditelusuri" memiliki
arti bahwa kos dapat ditetapkan dengan mudah dengan cara ekonomis yang
me.mungkinkan. "Ditelusuri secara akurat" memiliki arti bahwa kos ditetapkan
dengan menggunakan hubungan sebab-akibat.
Berikut adalah contoh spesifik dari penghitungan kos pada suatu objek
kos. Misalkan objek kos adalah meja (produk). Kos kayu dapat secara fisik
diobservasi sehingga dapat diakumulasi secara langsung sejurnlah nilai sumber
daya yang dikonsumsi untuk mernbuat meja tersebut. Misalnya, sebuah meja
menghabiskan kayu Yi m3 seharga Rp400.000,- maka nilai kos kayu (bahan
langsung) yang diakumulasikan pada meja tersebut adalah sebesar
Rp400.000,-. Selanjutnya, seorang tukang kayu untuk m.enyelesaikan satu
meja membutuhkan waktu 10 jam dengan upah Rp25.000,- per jam. Cara kerja
dan jumlah jam kerja tukang kayu tersebut dapat diobservasi secara langsung,
catatan jam kerjanya jelas, sehingga kos tukang kayu (tenaga kerja langsung)
dapat diakumulasikan langsung ke rneja sebesar 10 jam x Rp25.000,- =
Rp250.000,-. Dalam pembuatan meja tadi juga dipergunakan alat-alat yang
menggunakan listrik, misalnya gergaji listrik, atau serutan listrik. Tentu saja
alat-alat tersebut dapat dipakai berulang-ulang bukan saja untuk meja tersebut,
tetapi juga untuk meja yang lain, bahkan mungkin almari, kursi, atau produk
lainnya. Pertanyaannya adalah berapa kos dari penggunaan alat-alat listrik
tersebut yang harus diakumulasikan ke meja tadi? Agak sulit diobservasi
secara langsung. Akan tetapi, dapat ditelusuri dengan cara mencari pemicu kos
yaitu apa yang dipergunakan sebagai dasar membayar tagihan listrik (driver).
Ternyata yang menjadi dasar menghitung tagihan listrik adalah jumlah
kilowatt-hour (kwh) yang dikonsumsi oleh alat-alat listrik tadi. Jika
gergaji tersebut dipergunakan selama 4 jam, dan gergaji listrik memiliki
kekuatan arus 500 watt maka berarti selama penggunaan, gergaji tadi
mengonsumsi 2 kwh. Dengan demikian, jumlah kos yang dapat diakumulasi
ke meja adalab sebesar jumlah kwh yaitu 2 kwh dikalikan dengan tarif listrik
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.9
2. Klasifikasi Kos
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan sangat
beragam. Begitu pula dengan masa1ah yang dihadapi. Oleh karena itu, berbagai
macam alternatif pemecahanjuga beragam. Dalam rangka memilih salah satu
alternatif terbaik (ketika membuat keputusan), maka hanya informasi yang
berkaitan dan relevan-lah yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. 01eh karena itu, dari perspektif tujuan manajemen dikenal adanya
konsep, "Different costs .for different purposes". Misalnya, klasifikasi kos
berdasarkan fungsi kegiatan perusahaan akan bermanfaat dalam penyusunan
laporan keuangan untuk umum. Tidak mengherankan akan kita temui banyak
sekali klasifikasi kos dilihat dari tujuannya Berikut akan dipaparkan berbagai
klasifikasi kos dalam pandangan akuntansi manajemen.
Gambar 2.3
Klasifikasi Kos yang Ambigu
c. Kos dipandang dari hubungan dengan objek kos: kata hubungan yang
dimaksud dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan mudan
tidaknya suatu kos ditelusuri ke objek kosnya.
1) Kos langsung (direct cost): adalah kos yang mampu dilacak dengan
mudah dan akurat oleh manajemen baik pada produk, departemen,
ataupun aktivitas tertentu yang menikmati kos tersebut. Kos yang
mudab ditelusuri ini umumnya dikarenakan ada hubungan sebab
akibat dengan objek kos yang dapat dengan mudah dianalisis.
Contohnya adalah kos bahan baku langsung dan kos tenaga kerja
langsung.
2) Kos Tidak Langsung: adalah kos yang sulit dilacak oleh manajemen
baik pada produk, departemen, ataupun aktivitas tertentu, karena kos
tersebut dinikmati jasanya oleh beberapa objek kos. Kos ini umumnya
dibebankan menggunakan metode driver dan metode alokasi.
Contohnya adalah kos bahan baku tidak langsung, kos tenaga kerja
tidak langsung, kos overhead pabrik. Misalkan, gaji karyawan
kebersihan yang bekerja membersihkan lantai seluruh bagian pabrik
adalah kos tidak .langsung bagi objek kos Departemen I.
sebagai bagian dari kos barang terjual atau kos produksi, melainkan
ia akan langsung dibebankan di laporan laba rugi pada periode
dimana ia terjadi. Gambar 2.4 berikut menunjukkan kos dari segi
periode pembebanan.
~
(K
I
OS a an Bka u La ngsung
Bh J
-
Kos Produk ~ Kos Tenaga Kerja Langsung
. ...
''
. rl Kos Overhead Pabrik
Jumlah Kos ,
,
~
' I . Kos Admin. & Umum
f Kos Perioda \..
"
. Kos Pemasaran
Gambar 2.4
Klasifikasi Kos Berdasarkan Periodat Pembebanan di Perusahaan Manuf aktur
istilah kos serni-variabel. Jumlah total kos campuran ini akan berubah
apabila volume kegiatan juga berubah namun perubahannya tidak
proporsional. Persamaan rumus yang sering digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kos campuran adalah a + bx.
Ketiga jenis kos berdasarkan perilaku ini akan dijelaskan secara lebih
rinci pada kegiatan belaja.r berikutnya.
Gambar 2.5
Definisi Kos Prociuk Menurut Tujuan Manajemen
~, -=
_.,. . .
-- -- ...._
LATIHAN
1) Jelaskan perbedaan kos, biaya, aset, dan rugi. Buatkan gambar yang
menujukkan keterkaitan antar kos, biaya, aset, dan rugi.
2) Apa yang dimaksud dengan cost assignment dan cost object? Jelaskan
mengenai metode cost assignment atau cost traceability.
3) Jelaskan mengenai indirect cost dan direct cost. Apa kaitannya dengan
. . . ?
suatu cost ass tgnment.
4) Jelaskan mengenai konsep Different costs for different purposes.
5) Sebutkan dan jelaskan klasifikasi kos dari segi perilaku, fungsional, dan
keterkendalian.
6) Apa yang membedakan elemen kos produk pada perusahaan manufaktur
dan perusahaan tipe lainnya (jasa dan dagang)?
-a RANG KUMAN _
Penggunaan kos sebagai padan kata cost telah tertera dalam buku
Norma Pemeriksaan Akuntan yang diterbitkan tahun 1984 oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Meskipun telah banyak salah kaprah, sebenarnya
istilah kos lebih tepat digunakan daripada biaya, pun demikian dengan
istilah biaya yang lebih tepat sebagai padan kata expense dibandingkan
beban. Aset adalah kos yang masih merniliki manfaat di masa yang akan
datang atau kos yang manfaatnya belum daluwarsa (expired). Kos (cost)
adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh
barang atau jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di
masa yang akan datang. Apabila manfaat telah kedaluarsa maka ia disebut
biaya dan apabila tidak memberikan manfaat maka ia disebut rugi (loss).
Pengklasifikasian kos sangat tergantung pada tujuan penggunaan kos
oleh manajemen (different cost for different purposes). Berdasarkan
konsep tersebut kos (dalam pandangan akuntansi manajemen) setidaknya
dapat diklasifikasikan berdasarkan: segi fungsional, segi mudah tidaknya
ditelusuri ke objek kos, segi waktu pembebanan, segi perilakunya, segi
ada tidaknya pengaruh atau intervensi manajemen, segi tuj uan
pengendalian dan pengambilan keputusan, segi hubungan dengan
keluaran, segi tujuan manajemen, segi periode akuntansi, dan sebagainya.
TES FORMAT IF 1. _
1) 'Nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh barang atau
jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa yang akan
datang' merupakan definisi dari?
A. Cost
B. Expenses
C. Assets
D. Loss
2) Suatu cost yang telah mernberikan manfaat di masa lalu ataupun yang
akan memberikan manfaat di masa mendatang dan telah daluwarsa
merupakan ....
A. Cost
B. Expenses
2.22 AKUNTANSI MANAJEMEN e
C. Assets
D. Loss
3) Nilai sediaan barang dagang yang baru dibeli pada tanggal 1 Juli 2017
yakni sebesar RpS00.000,- akan dicatat sebagai ...... dan akan muncul di
laporan keuangan .
A. Asset berupa sediaan barang dagang; Laporan Posisi Keuangan
B. Asset berupa perlengkapan; Laporan Posisi Keuangan
C. Expenses sebagai Kos Produk Terjual; Laporan Laba Rugi
D. Expenses sebagai Kos Operasional; Laporan Laba Rugi
4) Nilai sediaan yang rusak karena rendaman banjir pada tanggal 24 Juli
2017 nan tin ya di laporan keuangan akan mun cul sebagai dan akan
terlihat di laporan keuangan .....
A. Rugi operasional; Laporan Laba Rugi
B. Behan operasional; Laporan Laba Rugi
C. Rugi di luar usaha; Laporan Laba Rugi
D. Beban penjualan; Laporan Laba Rugi
5) Segala sesuatu dimana kos bisa diukur dan diakumulasi sesuai dengan
yang menjadi perhatian manajemen disebut. ...
A. subjek kos
B. objekkos
C. different cost for different purposes
D. penelusuran kos
C. Allocation
D. Tidak adajawaban yang tepat
8) Kos yang sulit dilacak oleh manajemen baik pada produk, departemen,
ataupun aktivitas tertentu karena kos tersebut dinikmati jasanya oleh
beberapa objek kos, disebut kos ....
A. langsung
B. umum
C. tidak langsung
D. jawaban b dan c adalah benar
9) Hal berikut ini merupakan pernyataan yang tepat mengenai sunk cost,
kecuali ....
.A. sunk cost sebaiknya tetap dijadikan dasar pertimbangan bagi manajer
dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
B. merupakan kos yang tel ah dikeluarkan di masa lalu
C. merupakan kos yang tidak dapat diubah oleh tindakan di rnasa kini
maupun di masa depan
D. merupakan kos yang tidak relevan
10) Sewa pabrik, utilitas pabrik, depresiasi pabrik, pajak bumi dan bangunan
merupakan contoh dari kos ....
A. tidak langsung
B. overhead
C. administrasi
D. terkendali
2.24 AKUNTANSI MANAJEMEN e
KEGIATAN BELAJAR 2
Tabel 2.1
Contoh-contoh Pemicu Kos yang dapat Dijadikan Ukuran
Pemicu kos dapat menjelaskan perubaban kos akti vitas dengan mengukur
perubahan penggunaan aktivitas, Ada dua kategori umum pernicu kos yaitu:
1. Unit-based drivers yaitu pemicu kos yang akan meningkatkan jumlah kos
setiap kali suatu unit produk diproduksi. Misalnya: jam mesin, jam kerja
langsung, bahan baku langsung, dan sebagainya.
2. Non unit-based drivers, adalah faktor yang meningkatkan jumlah kos
selain perubahan dalam unit. Misalnya, jumlah batch, jumlah setup, jam
inspeksi, dan sebagainya.
satu jenis kos yang bersifat tetap. Yang menjadi masalah adalah menentukan
seberapa pendek jangka waktu pendek dan seberapa panjang jangka waktu
panjang. Oleh karenanya, dalam menjelaskan perilaku kos, rentang waktu dan
rentang kapasitas yang relevan sebaiknya dinyatakan secara spesifik.
Tanpa adanya penjelasan tentang rentang waktu dan rentang kapasitas,
informasi m.engenai perilaku kos akan menjadi tidak akurat. Misalkan, kita
tahu bahwa kos seperti sewa bangunan, asuransi, dan pajak merupakan kos
tetap. Namun, umumnya dalam rentang beberapa tahun kemudian mungkin
saja jumlah kos tersebut akan berubah misal dikarenakan adanya perubahan
tarif pajak, tarif premi asuransi, dan lain sebagainya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa karena periode waktu itu sendiri, kos tetap juga dapat
mengalam.i perubahan meskipun tidak ada perubahan volume kegiatan. Begitu
pula untuk kos variabel, misalkan untuk kos tenaga kerja langsung Seiring
berjalannya waktu, tarif tenaga kerja langsung juga mungkin saja dapat
mengalami perubahan. Namun demikian sebenarnya, jangka pendek dan
jangka panjang lebih berkaitan dengan "situasi", bukan dengan "waktu"
(Gudono, 1993:35). Hal tersebut adalah berkenaan dengan perlunya
mengaitkan perilaku kos dengan rentang kapasitas.
Rentang kapasitas relevan adalah batas-batas volume atau kapasitas
kegiatan saat kos tetap tidak bereaksi atas perubahan volume kegiatan dan kos
variabel rata-rata per unit tidak berubah. Contoh ilustrasi untuk rentang relevan
kos tetap adalah sebagai berikut. Kita tahu bahwa perusahaan pasti akan
berusaha melakukan ekspansi bisnis misal dalam ha) meningkatkan volume
produksi. Keputusan tersebut mengharuskan perusahaan untuk melakukan
mesin dan peralatan tambahan, menyewa bangunan yang lebih luas. Ke semua
pengeluaran tersebut tentu akan meningkatkanjumlah kos tetap dalamjumlah
yang besar dan signifikan. Sehingga katakanlah apabila sebelumnya kos tetap
terjadi sebesar RpS0.000.000,- ketika volume produksi berada di rentang O
sampai dengan 10.000 unit, namun akibat ekspansi yang dilakukan, kos tetap
menjadi sebesar Rp80.000.000,- yang mana terjadi untuk rentang kapasitas
relevan 10.001 unit sampai dengan 30.000 unit.
Ilustrasi rentang relevan kos variabel adalah berkaitan erat dengan ilmu
ekonomi yakni the law of diminishing returns. Berdasarkan hukum ini
peningkatan volume produksi sampai titik tertentu akan menyebabkan input
per unit yang lebih efisien. Setelah titik efisiensi tercapai, selanjutnya
penngkatan volume produksi akan meningkatkan kos variabel rata-rata per
unit.
2. JQ AKUNTANSI MANA.JEMEN e
KOS
AR.AS AKTrvIT AS
.
.,•. ·
'',
-,
''
KOS KOS KOS
SVC
TETAP CA.f\{PURAN VARIABEL
Gambar 2.6
Perilaku Kos dalam Hubungan dengan Aras Aktivitas
(step variabel cost). Kos variabel bertahap ini memiliki rentang perubahan
yang relatif pendek. Lebamya rentang pada setiap tahap menggambarkan
rentang penggunaan akti vitas. Kos variabel bertahap dan kos tetap bertahap
sulit dibedakan, karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah
perilaku kos dapat dikatakan variabel bertahap atau tetap bertahap jika kedua
kos tersebut disandingkan. Kos dengan tahap lebih pendek disebut kos variabel
bertahap.
Ko
Rp500
Rp300
Rp200
Rp l 00 1-----,:::;o,,"...::::..___,
20 40 60 100 120
Aras Aktivitas
Gambar 2. 7
Kos Tetap, Kos Variabel, dan Kos Variabel Bertahap
Kos
Rp500 KTB
Rp300
Rp200
Kapasitas Normal Operasi
RplOO KT
.
20 40 60 100 120
Aras Aktivitas
Gambar 2. 8
Kos Tetap (KT) dan Kos Tetap Bertahap (KTB)
c. Kos Campuran
Kos campuran (mixed cost) adalah kos yang merniliki karakteristik tetap
dan juga karakteristik variabel. Ciri-ciri dari kos campuran ini adalah adanya
perubahan yang tidak linier antara perubahan kos dengan perubahan aktivitas.
Bahkan perubahannya cenderung tidak berpola. Gambar 2.8 menunjukkan
perilaku kos campuran. Dari Gambar 2. 8 tampak bahwa kos total terdiri dari
unsur variabel dan unsur tetap (wama gelap). Jika dibuat notasi bahwa kos
campuran dinotasikan dengan Y; kos tetap dinotasikan dengan T; kos variabel
dinotasikan dengan V; dan aras aktivitas dinotasikan dengan X, maka secara
matematis kos carnpuran dapat ditulis dengan persamaan Y = T + VX.
Ketika kos masih bersifat campuran, maka akan sangat sulit bagi
manajemen untuk menyusun rencana. Hal ini terjadi karena belum diketahui
denganjelas berapa besarnya kos yang akan berubah dan berapa besarnya kos
yang tidak berubah pada saat terjadi perubahan aktivitas.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.33
Kos
Rp500 Kos campuran
Rp300
Unsur variabel
Rp200
RplOO""-~~~~~~~~~~~---'-~~~~~~
Unsur tetap
20 40 60 100 120
Aras Aktivitas
Gambar 2. 9
Kos Campuran
~
-- -..-
.......-....,;;;;;
LATIHAN
untuk memproses sebanyak 3 .500 faktur per tahun jika bekerja secara
efisien. Sebagai tambahan dari pengeluaran berupa pernbayaran gaji, PT
Serba Indah menghabiskan biaya sebesar Rp20.000.000,- per tahun untuk
membeli perlengkapan seperti formulir, ongkos kirim, dan eek untuk
kapasitas pemrosesan faktur sebanyak 10.000 faktur. Dalam tahun
berjalan ini, aktual faktur yang diproses adalah sebanyak 7 .000 faktur.
Diminta:
D RANG Ku MAN _
2) Ketika hubungan kos adalah linear maka total kos variabel manufaktur
akan bervariasi sejalan dengan perubaban proporsi ....
A. total kos overhead
B. jam tenaga kerja langsung
C. total kos material
D. volume Produksi
3) Berikut adalah hal yang tidak tepat rnengenai penggunaan sumber daya
atau kapasitas, adalah ....
A. konsumsi sumber daya oleh aktivitas harus diukur dengan satuan nilai
uang yang mana seringkali disebut sebagai kos
B. konsumsi sumber daya terjadi dalam rangka menghasilkan barang
dan/atau jasa dalam suatu organisasi
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.37
5) Dalarn relevant range, jumlah dari kos tetap per unit adalah ....
A. berbeda pada setiap level produksi secara per unit
B. tetap konstan secara total
C. menurun ketika produksi meningkat secara per unit serta meningkat
ketika produksi menurun secara per unit
D. jawaban di atas tepat semua
8) Perbedaan mendasar yang paling tepat antara kos variabel bertahap dan
kos tetap bertahap adalah ....
A. kos variabel bertahap terjadi hanya pada jangka waktu pendek
sedangkan kos tetap bertahap terjadi hanya pada jangka waktu
panJang
B. kos variabel bertahap memiliki perubahan yang tidak linear dan
bertabap dimana ia memiliki rentang waktu perubahan kos lebib
panjang dibandingkan kos tetap bertahap
C. kos tetap bertahap memiliki rentang waktu perubahan kos yang lebib
panjang dibandingkan kos variabel bertahap
D. tidak ada jawaban yang tepat
KEGIATAN BELAJAR 3
(n ada Kegiatan Belajar 2 sebelumnya telah kita pelajari bahwa kos dapat
':Jr diklasifikasikan berdasarkan perilakunya. Bagi pihak manajemen atau
pihak internal perusahaan, memahami perilaku kos adalah penting karena
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan terutama yang sifatnya taktis
atau lebih yang bersifat jangka pendek.
Kita juga mengetahui bahwa beberapa kos dapat secara mudah
diklasifikasikan menjadi kos tetap, kos variabel, ataupun kos bertahap baik
yang variabel maupun tetap, namun beberapa jenis kos lain masuk dalam
klasifikasi carnpuran. Dalam praktiknya, seringkali informasi yang disajikan
oleh para akuntan kepada para manajernen adalah sekedar informasi tentang
total kos dan penggunaan aktivitas yang terjadi. Padahal total kos tersebut
masuk dalarn klasifikasi kos campuran. Sebagai contoh, sistem akuntansi
umumnya akan mencatat berapa total kos pemeliharaan dan jumlah jam
pemeliharaan yang tersedia selama periode waktu tertentu. Namun seberapa
besar total kos pemeliharaan tersebut yang mencerminkan kos tetap dan
seberapa besar yang mencerminkan kos variabel tidak disediakan oleh catatan
akuntansi.
Kos campuran tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Agar bermanfaat, maka kos
campuran tersebut harus dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara
komponen kos tetap dan kos variabel. Oleh karenanya penting untuk dilakukan
pemisahan total kos campuran menjadi komponen variabel dan komponen
tetap. Bagaimana caranya? Hanya dapat dilakukan melalui cara-cara yang
melibatkan penghitungan formal sehingga menghasilkan kategori kos variabel
dan kos tetap secara tepat. N amun demikian, jika proporsi kos campuran tidak
terlalu signifikan dalam suatu total kos, penghitungan secara formal justru
mahal dan menghasilkan beberapa rnasalah.
Pemisahan kos campuran menjadi unsur tetap dan unsur variabel a.kan
memberi mernungkinkan manajemen melakukan berbagai aktivitas penting
dalam mengelola perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. untuk menghitung tarif BOP dan analisis variansi
2. untuk menyusun t1eksibel budget da.n analisis variansi
3. untuk analisis kontribusi margin dan direct costing
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.41
Kos campuran pada dasarnya adalab kos total yaitu mencakup unsur tetap
dan unsur variabel, tetapi tidak terlihat dengan jelas berapa unsur tetap dan
berapa unsur variabelnya. Metode pemisahan kos campuran secara umum
menggunakan model-model matematika, meskipun dalam. praktik acapkali
seorang manajer menggunakan pertimbangan ahlinya berdasarkan insting dan
pengalaman untuk memisahkan kos campuran. Oleb karena itu, perlu untuk
memahami fungsi kos secara matematika. Fungsi kos campuran, adalah
sebagai berikut.
Y= T+VX
Y = Total kos aktivitas 7 variabel tidak bebas
T = Komponen kos tetap 7 variabel bebas (intercept)
V = Komponen kos variabel 7Variabel bebas (slope parameter)
X = Aras akti vitas
2.42 AKUNTANSI MANAJEMEN e
Pendekatan ini memerlukan dua observasi atau lebih atas hasil aktivitas
masa lalu. Dari catatan tentang output dan kos akti vitas masa lalu, dipilih kos
aktivitas dan output tertinggi dan kos aktivitas dan output terendah. Kemudian,
diselisihkan. Tarif kos variabel diperoleh dengan cara membagi selisih kos
aktivitas dengan selisih output. Kos variabel (V) adalah perubahan kos
aktivitas dibagi perubahan aktivitas (Ya - Yb)/(Xa - Xb), sedangkan kos tetap
diperoleh dengan mengurangkan kos variabel dari total kos (Ya - Vxa) atau
( Yb - VXb).
Tabel 2.2
Data Volume Aktivitas dan Total Kos Aktivitas Peti Kemas
Tabel 2. 3
Penentuan Unsur Tetap dan Variabel Kos Aktivitas Peti kemas
KRIBRANGAN
1'ERTING61
A
TERENDAH
B
SELISIH I
Kos Akti vitas (Y) Rp7.500.000 Rp2.000.000 Rp5.500.000
Peti Kernas (X) 500 100 400
Kemudian selisih kos dibagi dengan selisib akti vitas, sehingga diperoleh
komponen kos variabel per satuan aktivitas. Dari Tabel 2.3 perhitungannya
sebagai berikut:
V = Rp5.500.000,0/400= Rp 13.750,-
J adi unsur kos variabel per satuan akti vitas adalah Rp 13. 750, -
T = Ya-VXa
= 7.500.000 - 13.750 (500)
= 625.000
Jadi, unsur kos tetap satu periode adalah Rp625.000,-
Dengan demikian, persamaan Kos Aktivitas: Y = 625.000 + 13.750 X
Tabel 2.4
Data Kos setelah Dipisahkan
Kos (000)
Rp8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Gambar 2.10
Diagram Pencar
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.45
Dari garis AB pada Gambar 2.9 tersebut maka koordinatnya adalah B (150;
2.500.000) atau pada jumlah peti kemas 150 unit jum.lah kos adalah sebesar
Rp2.500.000, dan A (500; 7 .500.000) atau pada jumlah peti kemas 500 unit
jumiah kos adalah Rp7 .500.000. Dengan demikian kos variabelnya dapat
dihitung sebagai berikut:
V - (7 .500.000 -2.500.000)/(500 - 150)
- 5.000.000/350
14.285.71 dibulatkan~ Rpl4.286 per peti kemas
Artinya kos variabel per peti kemas ad.alah sebesar Rpl4.286
T - Misalkan kita ambil sembarang jumlah peti kemas (X) = 500
Rp7.500.000,- -- (14.286 x 500)
Rp357.000,-
Jadi, rumus kos total terdiri dari kos tetap sebesar Rp357 .000 ditambah dengan
kos variabel sebesar Rpl4.286 per pelayanan peti kemas atau ka1au ditulis
dalam bentuk persamaan menjadi: total kos = Rp357.000,- + Rpl4.286,- (peti
kemas).
Tabel 2.5
Metode Kuadrat Terkecil
Jika data pada Tabel 2.2 diselesaikan dengan menggunakan program SPSS,
maka hasilnya disajikan pada Tabel 2.6. Pada Tabel 2.6 Panel B tampak bahwa
kos pelayanan mernang dipengaruhi oleh jumlah peti kemas yang dilayani.
Nilai Uji F adalah 262,342 dengan signifikansi pada level 1 %. Sementara pada
Panel C dapat dilihat bahwa nilai konstanta (a) adalah 715.771,5 atau
dibulatkan menjadi 715.772 dan koefisien peti kemas adalah 12.424,7 atau
dibulatkan menjadi 12.425, rnaka hasil perhitungan manual pada Tabel 2.5
sama dengan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa metode Least Square memang akurat.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.47
Tabel 2.6
Output Program SPSS
Estimate
Total 32025000000000.008 9
a. Dependent Variable: kospelayanan
b. Predictors: (Constant), peti kemas
Panel B: Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B St<;l. Error Beta
(Constant) 715771.500 249381.321 2.870 .021
1
peti kemas 12424.713 767.100 .985 16.197 .000
a. Dependent Variable: kospelayanan
Jika mengacu pada luaran yang disajikan pada Tabel 2.6, maka fungsi kos
untuk mengestimasi kos pelayanan sebagai berikut:
Dari data Tabel 2.6 Panel A dapat dijelaskan bahwa 96,7% (lihat adjusted R2)
variansi dalam kos pelayanan total dapat dijelaskan oleh perubahan jumlah
peti kemas yang ditangani. Dengan memperhatikan F test pada Tabel ANOVA
dapat dikatakan bahwa model estimasi kos pelayanan ini sangat baik, karena
2.48 AKUNTANSI MANAJEMEN e
jumlah peti kemas signifikan pada level I%. Artinya, jumlah peti kemas adalah
pemicu kos yang baik bagi kos pelayanan.
Sementara itu, kontribusi dari kedua variable bebas, dalam hal ini jumlah setup
dan jumlah jam setup, keduanya sama-sama signifikan. Artinya, jumlah setup
maupun jumlah jam setup sarna-sama signifikan dalam mempengaruhi kos
pemrosesan pesanan. Nilai koefisien jumlah setup adalab 7.140 dengan sig
value 0.0004, dan nilai koefisien jumlah jam sehat adalah 3.339 dengan
signifikan value 0.0000. jadi persamaan garis kos adalah sebagai berikut ini:
label 2.8
Luaran Analisis Regresi
Panel C: Coefficients"
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 752.104 1878.501 .400 .701
1 Jlh_setup 7.147 1.682 .425 4.250 .004
Jam setup 3.339 .496 .674 6.738 .000
a. Dependent Variable: Kos order
E. PERTIMBANGAN MANAJEMEN
pengalaman manajer, potensi error yang terjadi, serta efek yang dihasilkan dari
error tersebut terhadap keputusan lain yang berkaitan.
~,
- _.,,,.,
- ._:--,_
LATI HAN
Diminta:
a) Pergunakan metode high-low point untuk mengestimasi beban listrik
variabel per jam mesin
b) Pergunakan metode high-low untuk mengestimasi beban listrik tetap
per bulan
c) Pergunakan metode high-low untuk mernbuat fungsi kos listrik
bulanan
d) Estimasi berapa jumlah beban listrik jika jumlah jam mesin adalah
1300 jam mesin
2.52 AKUNTANSI MANAJEMEN e
~I TES FORM AT IF 3 _
3) Diketahui output regresi dari Merlin Co. (method of' least square) adalah
sebagai berikut:
Regression Output:
Constant 400.50
Std. Err of Y Est 475.25
R Squared 0.90
X Coefficient(s) 8.75
2.54 AKUNTANSI MANAJEMEN e
PT Seb's memiliki data kos dan tingkat aktivitas untuk bulan Juni dan Juli
sebagai berikut:
4) Jika diasumsikan level ini ada dalam suatu rentang relevan, maka kos
campuran untuk bulan Mei adalah ...
A. Rpl0.000,-
B. Rp25.000,-
C. Rp40.000,-
D. Rp20.000,-
5) Jika diasumsikan bahwa level tersebut ada dalam suatu rentang relevan,
maka kos tetap untuk bu Ian Mei adalah ...
A. Rp30.000,-
B. Rp25.000,-
C. Rp20.000,-
D. Rp40.000,-
6) Jika diasumsikan bahwa level ini ada dalam suatu rentang relevan, maka
fungsi total kos perusahaan adalah ...
A. Total costs= Rp30,000 + Rpl.00 x Unit
B. Total costs= Rp30,000 + Rpl.50 x Unit
C. Total costs = Rp$45,000 + Rp$ l .50 x Unit
D. Total costs= Rp60,000 + Rp0.50 x Unit
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.55
7) Berapa estimasi total kos untuk bulan Juni, asumsikan estimasi level
aktivitas adalah 12.000 unit?
A. Rp60.000
B. Rp42.000
C. Rp66.000
D. Rp63.000
Intercept 321
X Variable 1 6,38
2.56 AKUNTANSI MANAJEMEN e
Daftar Pustaka
Argyris, C. 1952. The Impact of Budgets on People. Itacha, N.Y.: Prepared for
the Controllership Foundation. at Cornell University.
Bessant, J., Caffyn, S., Gilbert, J., Harding, R. dan Webb, S. 1994.
Rediscovering Continuous Improvement. Technovation. Vol. 14No. 1. pp.
17-29.
Carter, W. K., dan M. F. Usry. 2002. Cost Accounting. 13rd Edition Cincinnati
Ohio: College Division. South-Western Publishing, Co.
Garrison, R.H., Noreen, E.W., Brewer, P. C., Cheng, N. S., dan Yuen, K. C.
K. 2015. Managerial Accounting (Second Edition ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
George, M. 2002. Lean Six Sigma: Combining Six Sigma Quality with Lean
Production Speed. New York: McGraw-Hill.
Kaplan, Robert S., David P. Norton. 2006. Alignment: Using the Balanced
Scorecard to Create Corporate Synergies. Harvard Business Press.
Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. 2007. Using the Balanced Scorecard
as a Strategic Management System. Harvard Business Review 85.7-8:
150-+.
Linderman, K., Schroeder, R., Zaheer, S. dan Choo, A. 2003. Six Sigma:
A Goal - Theoretic Perspective. Journal of Operations Management. Vol.
21 No. 2, pp. 193-203.
2.60 AKUNTANSI MANAJEMEN e
Narsa, I. M. 1996.