Anda di halaman 1dari 61

MDDUL 2

Konsep Dasar Kos dan Perilaku Kos

Prof. Dr. I Made Narsa, S.E., M.Si., Ak., CA.


\1= J PEND AH UL U AN _

rn ada hak.ikatnya, tugas manajernen adalab melakukan perencanaan,


':r' pengendalian, pengambilan keputusan, evaluasi dan penilaian kinerja,
serta perbaikan berkesinambungan. Dari sudut pandang akuntansi, informasi
yang diperlukan manajer agar dapat menjalankan tugas-tugas tersebut adalah
informasi yang berkaitan dengan kos dan aktivitas organisasi.
Seringkali pada praktiknya, yang menjadi pembeda signifikan atas
keberhasilan keuangan suatu perusahaan adalah pengetahuan manajernya
dalam hal mendasar tentang kos itu sendiri. Dimulai dari rnemahami makna
kos serta terminologi lain yang berkaitan dengan kos, memahami berbagai
macam klasifikasi kos ditinjau dari tujuan penggunaan manajemen, mampu
mengaplikasikan cost assignment (penetapan kos) ke objek kos dengan tepat.
Selain itu, keberhasilan manajer dalam merencanakan dan mengendalikan kos
tergantung pada pemahaman yang menyeluruh terhadap bubungan antara kos
dan aktivitas bisnis, sehingga penting pula bagi manajer untuk memahami
hubungan antara kos dan aktivitas bisnis yang disebut sebagai konsep perilaku
kos. Hal-hal mendasar yang telah disebutkan di atas akan kita pelajari dalam
Modul 2 ini.
Modul 2 ini memiliki 3 kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama akan
membahas mengenai Konsep Dasar, Terrninologi, dan Klasifikasi Kos.
Selanjutnya, kegiatan belajar kedua akan membahas rnengenai Perilaku Kos.
Dilanjutkan oleh kegiatan belajar ketiga yang akan membahas mengenai
Pemisahan Kos Campuran, Setelah membaca dan mernahami modul ini,
diharapkan Anda dapat:
1. mengerti dan memahami terminologi dasar yang berkaitan dengan kos;
2. mengklasifikasikan berbagai jenis kos berdasarkan berbagai tujuan
penggunaan oleh manajemen;
3. memahami konsep cost assignment (penetapan kos) pada suatu objek kos;
4. mendefinisikan perilaku kos aktivitas;
5. dapat menggunakan berbagai metode untuk memisahkan kos campuran.
2.2 AKUNTANSI MANAJEMEN e

KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep Dasar, Terminologi,


dan Klasifikasi Kos

(' ebagaimana disiplin ilmu yang lain, akuntansi manajemen juga memilki
eJ beberapa terminologi khusus yang harus kita pahami agar memperlancar
pemahaman kita dalam mempelajari topik-topik lain dalam akuntansi
manajemen. Kegiatan belajar ini akan diawali dengan penjelasan tentang
pengertian kos ( cost) dan istilah atau terminologi lain terkait yang sangat
penting dalam akuntansi manajemen.
Selanjutnya setelah memabami beberapa terminologi penting dalam
akuntansi manajemen, akan dikenalkan tentang konsep penetapan kos (cost
assignment) pada suatu objek kos. Menugaskan kos ke produk, jasa,
pelanggan, dan objekkos lainnya yang menjadi perhatian manajer, merupakan
salah satu tugas penting dari seorang manajer. Meningkatkan keakuratan pada
proses penetapan kos maka akan menghasilkan keakuratan kos suatu produk
yang selanjutnya juga dapat meningkatkan kualitas informasi.
Suatu penetapan kos tersebut ditujukan untuk memeroleh berapa nilai dari
kos produk. Namun demikian, makna dari kos produk itu sendiri tergantung
dari tujuan manajer. Dalam akuntansi manajemen, kos diklasifikasikan dengan
berbagai cara agar dapat digunakan manajer untuk tujuan-tujuan tertentu.
Konsep ini disebut "different costs for different purposes". Penguraian tentang
klasifikasi kos akan dijelaskan di bagian akbir dari Kegiatan Belajar 1 ini.

KOS (COST), BIA YA (EXPENSES), ASET-ASET (ASSETS), DAN


RUGI (LOSS)

Dalam membahas konsep dasar kos perlu kita bedakan antara kos ( cost),
biaya (expenses), aset-aset (assets), dan rugi (loss). Selarna ini, sudah lazim
tapi salah kaprah, cost diterjemahkan menjadi biaya. Suwarjono (2005: 228)
menyerap kata cost menjadi kos sebagai bahan olah akuntansi. Kos bukanlah
terjemahan, melainkan serapan. Penggunaan kata serapan kos ini sangat
penting mengingat kata cost di Indonesia sering diterjemahkan menjadi
berbagai istilah yang memiliki banyak arti (secara lebih rnendalam baca
Suwardjono, 2005, bab 5, 6, 9). Sebenarnya pun istilah kos sebagai padan kata
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.3

cost telah tertera sejak tahun 1984 dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntan
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (W).
Kos adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh
barang atau jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa
yang akan datang. Setara kas yang dimaksud adalah hal lain yang ekuivalen
dengan kas. 'Setara kas' turut dimasukkan ke dalam definisi karena tidak
semua barang danjasa diperoleh dengan mengeluarkan kas, tetapijuga dengan
mengeluarkan aktiva lain selain kas.
Selanjutnya, untuk expense diterjemahkan menjadi beban, benarkah
dalam kamus disebutkan seperti itu? Selama ini, expense diterjernahkan
menjadi beban, padahal dalam kamus tidak ada penjelasan yang mengartikan
expense sebagai beban. Beban adalah burden atau load. Memang benar bahwa
biaya (expense) akan menjadi pengurang yang membebani pendapatan. Jadi
biaya (expense) adalah beban bagi pendapatan (Suwardjono, 2005: 397).
Untuk mernahami definisi dan makna dari biaya, kita perlu kembali lagi
ke definisi kos. Kos terjadi untuk memeroleh manfaat di masa mendatang.
Dalam suatu perusahaan yang berorientasi laba, yang dimaksud dengan
'rnanfaat di masa mendatang' adalah pendapatan. Kos akan selalu timbul agar
perusahaan memiliki barang dan jasa yang mana akan dipergunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Kos yang telah habis (expired) akan disebut biaya
(expenses).
Gambar 2.1 menggambarkan hubungan dan sekaligus perbedaan antara kos,
aset, biaya, dan rugi (loss).
2.4 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Masa lalu? . BIA YA


Kasi • (Expenses)
Setara . Manfaat
Kas - ..... • .....
Masa (\1 ~

• Datang? - KOS -0
<( l=l
§
....
• Barangatau
s • Jasa
Belum daluwarsa -- -
Daluwarsa
1....
.D
0
~
Q
- '
~]
es
.......
c,:s

ASET I:-< 8
(Asset) •
Tidak ada . RUGI
• Manfaat (Loss)

Gambar 2.1
Hubungan Kos, Aset, Biaya, dan Rugi

Sehingga dengan demikian, jelas bahwa hampir seluruh kos akan menjadi
biaya. Namun, tetap diingat bahwa tidak semua kos adalah biaya. Kos yang
telah expired ( dengan catatan bahwa mernberikan manfaat bagi perusahaan)
disebut biaya. Sedangkan kos yang masih belum expired disebut aset. Disebut
aset karena ia masih menyimpan manfaat di masa depan untuk perusahaan.
Pada praktiknya, beberapa kos dapat segera menjadi biaya pada saat yang
sama ketika kos terjadi maka saat itulah kita dapat menggunakan istilah kos
dan biaya secara bergiliran. Misalnya, perusahaan membeli bahan habis pakai
hanya ketika dibutuhkan dan langsung menggunakan bahan habis pakai
tersebut untuk menghasilkan pendapatan maka aset yang digunakan untuk
memeroleh bahan pakai tersebut dapat langsung disebut biaya. Sebaliknya,
apabila kondisi tersebut berbeda misalkan bahan habis pakai dibeli oleh
perusahaan untuk digunakan selama beberapa waktu di masa mendatang
sehingga penggunanya adalab masih sebagian maka aset yang digunakan
untuk memeroleh bahan habis pakai tersebut disebut kos. Hanya ketika bahan
habis pakai baru digunakan untuk menghasilkan pendapatan maka kos tadi
menjadi biaya.
Apabila aset yang diberikan ternyata tidak menghasilkan manfaat apa pun,
ia tidak dapat digolongkan baik sebagai kos maupun biaya. Ia akan langsung
diklasifikasikan sebagai rugi (loss). Sebagai contoh, apabila bahan habis pakai
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan menjadi rusak karena
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.5

katakanlah terendam air sehingga tidak dapat digunakan, maka itu merupakan
rugi atas kerusakan bahan habis pakai.
Terrninologi spesifik yang berkaitan erat dengan kos adalah Cost of goods
sold. Beberapa penulis lain, atau yang selarna ini sering kita dengar, istilah cost
of· goods sold diterjemahkan sebagai 'barga pokok' penjualan. Lantas,
benarkah demikian?. Istilah itu mungkin tidak salah, tetapi penggunaannya
menjadi tidak konsisten dengan makna dari kos itu sendiri.'. Sehingga
sebaiknya kita terjemahkan sebagai kos produk terjual. Sama halnya dengan
cost of goods manufactured yang diterjemahkan sebagai 'harga pokok'
produksi. Agar konsisten, sebaiknya kita mulai menggantinya menjadi kos
produksi. Terjemahan tersebut akao digunakan di keseluruhan modul
akuntansi manajemen ini.
Sebagai contoh, katakanlah pada tanggal 2 Januari 2017 Toko Abadi
membeli sepuluh produk X dengan harga per unit Rp 1.000,-. Selanjutnya, pada
tanggal 31 Januari 2017, diketahui bahwa delapan produk X tersebut sudah
terjual dengan harga Rpl .500,- per unit. Penjurnalan yang dicatat oleh Toko
Abadi pada tanggal 31 Januari 2017 atas transaksi pembelian produk sebesar
Rpl.000,- tersebut akan (sementara) dicatat sebagai persediaan yang
merupakan aset yang muncul di neraca Toko Abadi. Kos yang dikeluarkan atas
pembelian persediaan tersebut akan memberikan manfaat di masa mendatang
dan masih belum daluwarsa, sehingga dicatat sebagai aset (persediaan barang
dagang). Lalu mengapa sementara? Karena nantinya persediaan tersebut akan
dijual oleh Toko Abadi sehingga nantinya manfaat akan daluwarsa dan dicatat
sebagai biaya. Sebingga dengan demikian, dari tanggal 2 Januari 2017 hingga
31 Januari 2017, kos sejumlab Rp8.000,- (8 x 1000) berubab menjadi
biaya. Manfaat yang diperoleh yakni penghasilan (dari penjualan) yang
diperoleh dari biaya tersebut adalah Rp12.000,- (8 x 1.500). Kos
sebesar Rp2000 (2 x 1.000) yang merupakan produk yang belum terjual pada
tanggal 31 J anuari 2017 masih di ca tat sebagai aset (persediaan barang dagang).
Selanjutnya misalkan pada tangga1 2 Februari 2017 sisa barang dagang yang
belum terjual tersebut tidak sengaja terbakar, maka kos persediaan tersebut
akan langsung dicatat sebagai kerugian (loss) karena ia tidak mendatangkan
manfaat (pengbasilan) bagi Toko Abadi.
Dengan demikian, kita memeroleh gambaran bagaimana pengaruh dari
masing-masing kos, biaya, dan rugi terhadap laporan keuangan. Jumlah atas

I
Silakan baca Suwarjono, "What Does Cost Really Mean?", Akuntansi, Mei 1991.
2.6 AKUNTANSI MANAJEMEN e

aset yang dipertukarkan dengan aset lain yang merupakan kos, akan tercermin
dalam neraca (contob: bisa berupa persediaan maupun aset lain). Biaya akan
masuk ke dalam laporan laba rugi bagian operasional karena telah dikeluarkan
dalam rangka untuk memeroleh pendapatan. Sedangkan rugi akan masuk ke
dalam laporan laba rugi bagian non operasional.

1. Objek Kos dan Penelusurann ya


Tugas seorang akuntan dalam suatu sistem akuntansi manajemen adalah
mampu untuk mengukur dan menetapkan kos pada suatu objek kos. Penetapan
kos (cost assignment) merupakan cara manakala kos dihubungkan dengan
suatu objek kos. Objek kos (cost object) adalah segala sesuatu, ketika kos bisa
diukur dan diakumulasi. Oleh karena itu, objek kos dapat berupa produk fisik,
jasa, pelanggan, lini produk, proyek, aktivitas, divisi, dan sebagainya yang
menjadi kepentingan dan perhatian manajemen.
Misalnya jika kita diminta menentukan kos untuk memproduksi satu unit
produk maka unit produk itulah yang merupakan objek kos. Jika kita ingin
mengetahui berapa kos pemeliharaan departemen teknik maka departemen
itulah yang merupakan objek kos. Contoh spesifik lain, misal PT Kue Ceria
ingin menentukan berapa kos dari suatu lini produknya yang baru, yakni
Snowcake maka objek kos adalah Snowcake itu sendiri. Suatu rumah sakit
ingin menentukan kos dari departemen operasional maka objek kos adalah
departemen operasional itu sendiri. Objek kos lainnya dapat berupa kos
program. jarninan keselamatan, kos pengoperasian lini produk tertentu, kos
listrik pabrik, atau kos pengiklanan produk tertentu.
Selain contoh objek kos yang telah dipaparkan di atas, aktivitas mulai
dianggap sebagai objek kos yang penting. Di lingkungan bisnis yang semakin
berkembang ini, tuntutan keakuratan. kos pada suatu objek kos juga semakin
tinggi. Suatu kos tidak akan rnuncul tanpa adanya aktivitas. Aktivitas adalah
unit kerja dasar yang dilakukan dalam suatu perusahaan dan dapat
digambarkan sebagai agregasi tindakan yang berguna bagi manajer untuk
keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Namun
demikian, aktivitas tidak hanya berperan sebagai objek kos, tetapi juga
memainkan peran yang penting dalam memudahkan proses penetapan kos
pada suatu objek kos, misalnya aktivitas seperti pembelian bahan baku,
pemindahan bahan baku. Kedua aktivitas tersebut mencerminkan gabungan
suatu kata kerja (aktivitas pembelian dan aktivitas pemindahan) dengan suatu
kata benda (bahan baku). Sernisal ditentukan bahwa suatu bahan baku
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.7

merupak:an objek kos mak:a dalam penetapan kos ke bahan baku tersebut akan
lebih mudah dan lebih akurat apabila turut dianalisis aktivitas yang terlibat apa
saja,

[ C O S T S (RESOURCES)
)
Direct Costs Indirect COS t S

I I I
Direct Tracing Driver Tracing Allocation

I I I
Observasi Fisik Sebab akibat Asumsian

COSTS OBJECT

-~~
•4·
n· I II
eAceounting
Customers
Ai,&
Products
Dept.
Territory

Sumber: (Mowen dkk., 2014)

Gambar 2.2
Metode Penelusuran Kos (Cost Traceabilitv Methods)

Berapa kos yang melekat pada setiap objek kos sedapat mungkin harus
ditelusuri secara akurat. Keakuratan penetapan kos pada suatu objek kos
adalah hal yang sangat penting. Keakuratan tidak berarti mencerminkan kos
yang sebenarnya (true cost). Keakuratan rnerupakan suatu konsep yang
didasarkan pada keyakinan yang wajar dan memadai, serta ketepatan logika
dalam menentukan metode penetapan kos apa yang digunakan. Metode
penetapan kos seringkali juga disebut sebagai metode penelusuran kos.
Gambar 2.2 menggambarkan metode penelusuran kos ke objeknya.
Mengacu ke Gambar 2.2, kos dapat ditelusuri ke objeknya melalui tiga
metode yaitu metode penelusuran langsung (direct tracing), metode
penelusuran dengan menggunakan pemicu kos (driver tracing); dan metode
2.8 AKUNTANSI MANAJEMEN e

alokasi untuk jenis-jenis kos yang tidak dapat diobservasi secara langsung dan
sulit ditentukan hubungan sebab akibat antara kos dan objeknya. Traceability
adalah kemampuan suatu kos dapat ditelusuri ke suatu objek kos secara layak
dan ekonomis melalui hubungan sebab akibat. Dilihat dari segi traceability-
nya, kos ada yang berhubungan langsung maupun tidak langsung ke suatu
objek kos.
Indirect cost merupakan kos yang tidak dapat dengan mudah dan akurat
ditelusuri ke suatu objek kos. Sedangkan direct cost merupakan kos yang dapat
dengan mudah dan akurat ditelusuri ke objek kos. "Mudah ditelusuri" memiliki
arti bahwa kos dapat ditetapkan dengan mudah dengan cara ekonomis yang
me.mungkinkan. "Ditelusuri secara akurat" memiliki arti bahwa kos ditetapkan
dengan menggunakan hubungan sebab-akibat.
Berikut adalah contoh spesifik dari penghitungan kos pada suatu objek
kos. Misalkan objek kos adalah meja (produk). Kos kayu dapat secara fisik
diobservasi sehingga dapat diakumulasi secara langsung sejurnlah nilai sumber
daya yang dikonsumsi untuk mernbuat meja tersebut. Misalnya, sebuah meja
menghabiskan kayu Yi m3 seharga Rp400.000,- maka nilai kos kayu (bahan
langsung) yang diakumulasikan pada meja tersebut adalah sebesar
Rp400.000,-. Selanjutnya, seorang tukang kayu untuk m.enyelesaikan satu
meja membutuhkan waktu 10 jam dengan upah Rp25.000,- per jam. Cara kerja
dan jumlah jam kerja tukang kayu tersebut dapat diobservasi secara langsung,
catatan jam kerjanya jelas, sehingga kos tukang kayu (tenaga kerja langsung)
dapat diakumulasikan langsung ke rneja sebesar 10 jam x Rp25.000,- =
Rp250.000,-. Dalam pembuatan meja tadi juga dipergunakan alat-alat yang
menggunakan listrik, misalnya gergaji listrik, atau serutan listrik. Tentu saja
alat-alat tersebut dapat dipakai berulang-ulang bukan saja untuk meja tersebut,
tetapi juga untuk meja yang lain, bahkan mungkin almari, kursi, atau produk
lainnya. Pertanyaannya adalah berapa kos dari penggunaan alat-alat listrik
tersebut yang harus diakumulasikan ke meja tadi? Agak sulit diobservasi
secara langsung. Akan tetapi, dapat ditelusuri dengan cara mencari pemicu kos
yaitu apa yang dipergunakan sebagai dasar membayar tagihan listrik (driver).
Ternyata yang menjadi dasar menghitung tagihan listrik adalah jumlah
kilowatt-hour (kwh) yang dikonsumsi oleh alat-alat listrik tadi. Jika
gergaji tersebut dipergunakan selama 4 jam, dan gergaji listrik memiliki
kekuatan arus 500 watt maka berarti selama penggunaan, gergaji tadi
mengonsumsi 2 kwh. Dengan demikian, jumlah kos yang dapat diakumulasi
ke meja adalab sebesar jumlah kwh yaitu 2 kwh dikalikan dengan tarif listrik
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.9

per kwh, misal Rp50.000,- yaitu sebesar Rp100.000,-. Dengan demikian,


besarnya kos listrik juga bisa ditelusuri, tetapi dengan cara tidak langsung
(driver tracing).
Selanjutnya, diketahui bahwa meja tadi dikerjakan dalam sebuah bengkel
kerja. Bengkel kerja ini juga menggunakan listrik yang dibayar setiap bulan,
ada petugas keamanan yang menjaga lingkungan pabrik yang dibayar setiap
bulan, ada Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayar setiap tahun, ada mandor
yang dibayar setiap bulan ditarnbah bonus, dan sebagainya. Pertanyaannya
adalah, berapa bagian dari penjumlahan nilai-nilai kos tadi yang harus
diakumulasikan ke meja tadi? Pertanyaan ini benar-benar sulit dijawab karena
tidak dapat diobservasi dan hubungan sebab akibat pun sulit ditentukan. Oleh
karena itu, dibuatlah asumsi-asumsi yang rasional, misalnya kira-kira setiap
satu meja dibebani berbagai jenis kos overhead tadi sebesar 50% dari kos
tenaga kerja langsung, sehingga besamya Rp 125.000,-. Jadi, secara
keseluruhan kos meja adalah Rp400.000,- + Rp250.000,- + Rpl00.000,- +
Rp150.000.- = Rp875.000.-. Contoh lain misalnya kos yang berkaitan dengan
penggunaan AC, maka diasumsikan berkaitan dengan luas ruangan yang
ditempati maka kos akan dialokasikan berdasarkan luas ruangan, dan
sebagainya.

2. Klasifikasi Kos
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan sangat
beragam. Begitu pula dengan masa1ah yang dihadapi. Oleh karena itu, berbagai
macam alternatif pemecahanjuga beragam. Dalam rangka memilih salah satu
alternatif terbaik (ketika membuat keputusan), maka hanya informasi yang
berkaitan dan relevan-lah yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. 01eh karena itu, dari perspektif tujuan manajemen dikenal adanya
konsep, "Different costs .for different purposes". Misalnya, klasifikasi kos
berdasarkan fungsi kegiatan perusahaan akan bermanfaat dalam penyusunan
laporan keuangan untuk umum. Tidak mengherankan akan kita temui banyak
sekali klasifikasi kos dilihat dari tujuannya Berikut akan dipaparkan berbagai
klasifikasi kos dalam pandangan akuntansi manajemen.

a. Kos dipandang dari segi basis elemen produk:


1) Kos Bahan Baku (materials): Bahan baku adalah substansi utama
yang digunakan dalam produksi dan akan ditransformasi menjadi
produk setengah jadi lalu produk jadi menggunakan tenaga kerja
2.10 AKUNTANSI MANAJEMEN e

langsung dan overhead pabrik. Seringkali terminologi untuk kos


materials ini juga disebut sebagai raw materials. Banyak yang salah
mengartikan bahwa ini merupakan jenis materials yang berasal dari
sumber daya alam dan benar-benar belum diproses. Raw materials
lebih merujuk kepada segala jenis materials yang digunakan untuk
menghasilkan produk jadi. Raw materials bisa termasuk materials
yang sifatnya indirect maupun direct.
a) Bahan Baku Langsung (direct materials): Semua baban yang
dapat diidentifikasi dan dilacak dengan mudah pada produk jadi
dan umumnya merepresentasikan kos materials terbesar pada
suatu produk jadi. Contohnya adalah bahan baku kayu yang
digunakan dalam perusahaan mebel, baban baku pisang pada
produk pisang goreng yang dihasilkan oleh toko jajanan pasar.
b) Bahan Baku Tidak Langsung atau Penolong (indirect materials):
Semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang
tidak dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Bahan
penolong merupakan bagian dari overhead pabrik. Contoh bahan
penolong adalah paku dam lem kayu yang digunakan pada
perusahaan mebel, minyak goreng yang digunakan untuk
menggoreng pisang goreng yang dihasilkan oleh toko jajanan
pasar.
2) Kos tenaga kerja (labor): Tenaga kerja adalab tenaga fisik atau mental
yang digunakan dalam proses produksi suatu produk. Kos tenaga
kerja dapat dibagi menjadi dua.
a) Tenaga Kerja Langsung (direct labor): Semua tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi suatu produk yang dapat secara
mudah dilacak pada produk dan umumnya rnerepresentasikan
kos tenaga kerja terbesar dalam proses produksi tersebut. Direct
labor sering juga disebut sebagai touch labor karena umumnya
mereka bekerja dengan secara langsung menyentuh produk yang
sedang dibuat. Contohnya adalah pekerja yang melakukan
pemotongan kayu untuk memproduksi meja di perusahaan
mebel, pekerja yang melakukan perakitan mobil di Toyota.
b) Tenaga Kerja Tidak Langsung (indirect labor): Semua tenaga
kerja yang digunakan dalam proses produksi produk yang tidak
dapat diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Sama
halnya dengan bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.11

langsung juga merupakan bagian dari overhead pabrik. Contoh


tenaga kerja tidak langsung adalah pengawas pabrik, materials
handlers, petugas keamanan di malam hari. Meskipun usaha dan
aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja tidak langsung
tersebut juga merupakan hal yang penting, namun secara
praktiknya akan susah dan bahkan tidak mungkin untuk dapat
menelusuri secara akurat berapa kos yang akan dialokasikan ke
unit atau produk spesifik.
3) Kos Overhead (factory overhead): Merupakan jenis kos yang
mengakumulasikan atau memasukkan semua kos manufaktur kecuali
kos bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Kos overhead
pabrik dapat dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, adalah kos bahan
baku tidak langsung (seperti lem), kedua, adalah kos tenaga kerja
tidak Iangsung (seperti gaji untuk mandor), dan yang ketiga adalah
lain-lain (kos overhead pabrik selain bahan baku tidak langsung dan
tenaga kerja tidak langsung). Contoh dari kos overhead lain-lain
tersebut adalah: sewa, listrik, air, depresiasi, dan segala macam
pengeluaran lainnya yang terjadi di pabrik. Kos overhead pabrik
selanjutnya dapat diklasifikasi. menjadi kos tetap, variabel, dan
campuran.

b. Kos dipandang dari segi fungsional dalam perusahaan (untuk


perusahaan manufaktur ):
Kerumitan klasifikasi berdasarkan fungsi kegiatan perusahaan tergantung
dari jenis dan ukuran perusahaan. Perusahaan jenis manufaktur dianggap
memiliki fungsi kegiatan yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan
jenis lain (jasa dan dagang), oleh karena itu klasifikasi dari segi fungs.iona1
untuk perusahaan manufaktur adalah yang paling lengkap. Memaham.i kos
perusahaan manufaktur dapat membantu memahami kos di tipe
perusahaan lain.
1) Kos Manufaktur: adalah semua kos yang terkait dengan produksi
barang di pabrik dan timbul karena dijalankannya kegiatan produksi.
Kos ini merupakan penjumlahan dari kos bahan baku, kos tenaga
kerja dan kos overhead. Ketiga jenis kos ini sudah dibahas pada
klasifikasi kos nomor 1 di atas.
Sebagai tambahan, seringkali kos manufaktur ini diklasifikasikan
sebagai kos utama (prime cost) dan kos konversi (conversion cost).
2.12 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Pengklasifikasian kos bahan baku langsung dan kos tenaga kerja


langsung sebagai kos utama, dan pengklasifikasian kos tenaga kerja
langsung dan overhead sebagai kos konversi. Pengklasifikasian
tersebut acapkali menimbulkan kebingungan karena
pengklasifikasiannya terlihat tumpang tindih, seperti tampak pada
Gambar 2.3 berikut. Sebenarnya klasifikasi kos ini dapat dilihat
berdasarkan basis hubungannya dengan produksi dan penting untuk
tujuan perencanaan serta pengendalian.

Bahan Baku Langsung


-. Kos Utama (Prime cost)
Kos Tenaga Kerja Langsung
. Kos Konversi ( Conversion cost)
.
Kos Overhead Pabrik

Gambar 2.3
Klasifikasi Kos yang Ambigu

Menurut Gambar 2.3, kornponen kos tenaga kerja langsung dapat


diklasifikasikan sebagai unsur utama yang membentuk sebuah
produk, tetapi bisa juga sebagai unsur pengonversian bahan baku
menjadi produk jadi. Pengklasifikasian ini berarti, apabila yang
tersedia hanya bahan baku dan manusia, proses produksi sudah dapat
berlangsung meskipun tanpa alat (overhead). Demikian juga jika
dilihat dari sudut pandang bagaimana sebuah bahan dapat dikonversi
rnenjadi produk maka tenaga kerja adalah pihak yang melakukan
proses konversi tersebut.
2) Kos Non manufaktur: adalah semua kos yang berkaitan di luar
produksi barang di pabrik dan biasanya berkaitan dengan fungsi dua
hal yakni pemasaran dan fungsi administrasi. Kos adrninistrasi dan
umum adalah kos yang berkaitan dengan manajemen umum dan
kegiatan operasional suatu organisasi yang terjadi di luar pabrik,
contohnya adalah gaji bagi manajemen dan staf administrasi,
depresiasi gedung kantor. Sedangkan kos pemasaran adalah kos yang
digunakan untuk memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, contohnya adalah iklan, komisi penjualan.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.13

c. Kos dipandang dari hubungan dengan objek kos: kata hubungan yang
dimaksud dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan mudan
tidaknya suatu kos ditelusuri ke objek kosnya.
1) Kos langsung (direct cost): adalah kos yang mampu dilacak dengan
mudah dan akurat oleh manajemen baik pada produk, departemen,
ataupun aktivitas tertentu yang menikmati kos tersebut. Kos yang
mudab ditelusuri ini umumnya dikarenakan ada hubungan sebab
akibat dengan objek kos yang dapat dengan mudah dianalisis.
Contohnya adalah kos bahan baku langsung dan kos tenaga kerja
langsung.
2) Kos Tidak Langsung: adalah kos yang sulit dilacak oleh manajemen
baik pada produk, departemen, ataupun aktivitas tertentu, karena kos
tersebut dinikmati jasanya oleh beberapa objek kos. Kos ini umumnya
dibebankan menggunakan metode driver dan metode alokasi.
Contohnya adalah kos bahan baku tidak langsung, kos tenaga kerja
tidak langsung, kos overhead pabrik. Misalkan, gaji karyawan
kebersihan yang bekerja membersihkan lantai seluruh bagian pabrik
adalah kos tidak .langsung bagi objek kos Departemen I.

d. Kos dipandang dari segi waktu atau periode pembebanan (timing):


Klasifikasi kos ini sering juga disebut sebagai kos yang dipandang dari
segi penyusunan laporan keuangan.
1) Kos Produk: adalah kos yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat diidentifikasi pada produk atau merupakan jenis kos yang
dilibatkan dalam proses pembuatan suatu produk. Dalam perusahan
manufaktur, kos produk terdiri dari kos bahan baku, kos tenaga kerja,
dan kos overhead. Kos produk awalnya akan masuk pada inventory
account yang ada di laporan posisi keuangan. Ketika nantinya barang
jadi terjual, kos yang ada di inventory account tersebut akan berubah
sebagai biaya (d:isebut cost of goods sold) yang nan tin ya akan
ditandingkan niJainya dengan nilai penjualan. Oleh karena kos
produk awalnya masuk sebagai persediaan, kos produk sering kaJi
disebut juga sebagai inventoriable cost.
2) Kos Periode: adalah kos yang secara langsung maupun tidak langsung
tidak dapat diidentifikasi pada produk atau merupakan semua kos
yang terjadi kecuali kos produk. Contohnya adalah biaya administrasi
dan umum serta biaya pemasaran. Kos periodat tidak termasuk
2.14 AKUNTANSI MANAJEMEN e

sebagai bagian dari kos barang terjual atau kos produksi, melainkan
ia akan langsung dibebankan di laporan laba rugi pada periode
dimana ia terjadi. Gambar 2.4 berikut menunjukkan kos dari segi
periode pembebanan.

~
(K
I
OS a an Bka u La ngsung
Bh J
-
Kos Produk ~ Kos Tenaga Kerja Langsung
. ...
''
. rl Kos Overhead Pabrik
Jumlah Kos ,

,
~
' I . Kos Admin. & Umum
f Kos Perioda \..

"
. Kos Pemasaran

Gambar 2.4
Klasifikasi Kos Berdasarkan Periodat Pembebanan di Perusahaan Manuf aktur

e. Kos dipandang dari segi perilakunya (behavior): Yang dimaksud


perilaku disini adalah reaksi kos terhadap perubahan volume kegiatan
bisnis.
1) Kos Tetap: adalah kos yang secara total tidak berubah berapa pun
perubahan dalam volume produksi. Contohnya adalah overhead
tetap, administrasi dan umum tetap, pemasaran tetap, kos depresiasi
mesin, pajak.
2) Kos Variabel: adalah kos yang secara total akan bervariasi secara
proporsional dengan perubahan volume produksi. Contohnya adalah
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya administrasi dan
umum variabel, biaya pemasaran variabel. Kos variabel sebaiknya
tidak dikaitkan dengan kos manufaktur ataupun kos langsung, karena
tidak selalu seperti itu. Variabilitas sebaiknya harus ditentukan terkait
apakah jumlah total kos terpengaruh langsung oleh perubahan
kapasitas.
3) Kos Campuran: adalah kos yang mengandung unsur campuran kos
variabel dan kos tetap. Seringkali penuli.s lain menyebutnya dengan
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.15

istilah kos serni-variabel. Jumlah total kos campuran ini akan berubah
apabila volume kegiatan juga berubah namun perubahannya tidak
proporsional. Persamaan rumus yang sering digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kos campuran adalah a + bx.
Ketiga jenis kos berdasarkan perilaku ini akan dijelaskan secara lebih
rinci pada kegiatan belaja.r berikutnya.

f Kos dipandang dari keterkendalian (ada tidaknya pengaruh atau


intervensi manajemen):
1) Kos Terkendali (Controllable Cost): adalah kos yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Misalkan, manajer sedang berada pada pilihan
apakah akan membeli mesin baru atau tidak. Kos mesin yang akan
dibeli adalah contoh kos terkendali. Manajer dapat memutuskan
apakah kos atas mesin baru tersebut j adi timbul atau tidak tergantung
jadi dibeli atau tidak.
2) Kos Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost): adalah kos yang tidak
dapat dipengaruhi seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu
atau suatu kos yang tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
manajer. Misalkan, manajer memutuskan akan mengganti mesin lama
dengan mesin baru, nilai buku dari mesin lama adalah contoh dari kos
tidak terkendali. Mesin lama sudah terbeli, digunakan, dan manajer
tidak dapat mengubab hal itu.
Banyak kos tentu saja berada di bawah kendali individu tertentu dalam
perusahaan. Dalam mengklasifikasikan kos sebagai kos yang terkendali
atau tidak, akuntan manajemen umumnya fokus pada sejauh mana
kernampuan manajer dapat rnemengaruhi kos tersebut, Fokus pertanyaan
bukan hanya sekedar siapa yang mengendalikan kos tertentu, namun juga
siapa yang memiliki posisi terbaik untuk memengaruhi kos pada suatu
tingkatan tertentu. Misalnya, kuantitas bahan baku yang akan dibeli
dipengaruhi oleh rnanajer produksi, namun harga dari bahan baku lebih
dipengaruhi oleh manajer pembelian.
2.16 AKUNTANSI MANA.JEMEN e

g. Kos dipandang dari segi tujuan perencanaan, pengendalian, dan


pengambilan keputusan.
Terdapat berbagai macam klasifikasi kos apabila dipandang dari segi
pengambilan keputusan. Umumnya jika menyangkut masalah
pengambilan keputusan maka erat kaitannya dengan relevansi.
1) Kos Terkendalikan (adalah kos yang dapat secara langsung
dipengaruhi dan dikendalikan oleh manajer dalam periode waktu
tertentu) dan tak Terkendalikan (kos yang tidakdapat secara langsung
dikendalikan oleh manajer dengan tingkat otoritas atau wewenang
tertentu).
2) Kos Relevan dan Kos Tidak Relevan: Kos relevan adalah kos yang
jika diketahui dapat menyebabkan perbedaan keputusan yang dibuat.
Hanya kos yang bersifat relevan-lah yang sebaiknya digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Kos yang relevan memiliki
dua karakteristik yakni:
a) Future cost: Kos akan disebut relevan jika memang kos itu akan
terjadi di masa depan.
b) Differential cost: Dalam membuat keputusan, manajer akan
mernbandingkan alternatif-alternatif yang ada. Setiap alternatif
akan memiliki kos-kos yang tentu berbeda satu sama lain. Kos
akan relevan jika kos yang akan timbul pada suatu alternatif-
alternatif akan berbeda. Apabila suatu kos tidak memenuhi kedua
karakteristik tersebut maka akan masuk sebagai kos tidak
relevan, sehingga kos tidak relevan rnerupakan kos yang tidak
berubah untuk semua alternatif. Suatu contoh sederhana untuk
memahami dikotomi kos relevan dan tidak relevan adalah,
misalkan Tuan X berencana untuk pergi ke luar kota dan telah
memikirkan opsi kendaraan dengan kos paling murah. Informasi
mengenai harga tiket yang lalu-lalu tentu tidak relevan digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Yang relevan adalah
informasi harga tiket yang akan dibayar (future cost).
Selanjutnya, misal diketahui bahwa apabila Tuan X memutuskan
untuk naik kereta api akan menghabiskan kos sebesar
RpJ.50.000. Latu jika Tuan X memutuskan untuk naik bus, akan
menghabiskan kos sebesar Rp150.000. Tentunya Tuan X akan
kesulitan untuk memutuskan memilih transportasi yang sama
karena harganya sama. Apabila diketahui ternyata dengan kereta
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.17

api hanya menghabiskan kos Rpl00.000, tentu Tuan X akan


memilih kereta api, karena harga tiket bus dan kereta api menjadi
berbeda (differential cost).
c) Kos Tenggelam (Sunk Costs): merupakan kos yang tidak relevan
karena berkaitan dengan kos yang telah dikeluarkan di masa lalu
atau sudah terlanjur terjadi di masa lalu. Sunk costs tidak dapat
memengaruhi future costs dan tidak dapat diubah oleh tindakan
masa kini maupun tindakan di masa depan. Sehingga dengan
demikian seluruh kos historis merupakan kos tenggelam ..
Contohnya adalah kos yang dikeluarkan untuk mengakuisisi
suatu peralatan di periode sebe1umnya. Terlepas dari
kegunaannya yang semakin berkurang di saat ini, kos yang
dikeluarkan untuk rnembeli peralatan tersebut tidak dapat diubah
oleh tindakan di masa depan. Seringkali banyak manajer terjebak
dengan adanya sunk costs ini, dimana manajer turut
mempertimbangkan sunk costs sebagai dasar pengambilan
keputusan, padahal itu sebenarnya keliru.
d) Kos Kesempatan (Opportunity Costs): adalah rnanfaat potensia1
yang harus dikorbankan ketika memilih suatu pilihan dengan
tidak mengambil pilihan yang lain, atau j uga didefinisikan
sebagai penghasilan yang hilang karena dipilihnya suatu
alternatif tindakan tertentu. Kos kesempatan dapat muncul dalam
lingkup pengambilan keputusan personal. Misalkan Anda
memutuskan untuk memilih kuliah dibandingkan bekerja pada
suatu perusahaan yang menawarkan gaji sebesar Rp4.000.000,-
per bulan. Maka, penghasilan yang hilang akibat Anda memilih
ku]iah yakni sebesar Rp4.000.000,- tersebut merupakan kos
kesempatan. Sedangkan contoh dari kos kesempatan yang
muncul dalam lingkup pengambilan keputusan di perusahaan
misalkan perusahaan 1ebih memilih untuk membeli persediaan
sebesar Rp50.000.000,- yang akan disimpan selama setahun
dibandingkan menanamkan Rp50.000.000,- tadi pada suatu
investasi jangka pendek yang menghasilkan return katakanlah
10%. Dengan demikian, Rp5.000.000,- adalah kos kesempatan,
bahwa artinya ketika manajer memilih untuk membeli
persediaan, rnaka kos kesempatan sebesar RpS.000.000,- adalah
setara dengan pengeluaran kas sebesar Rp5.000.000,- (namun
2.18 AKUNTANSI MANAJEMEN e

bukan mengeluarkan kas sungguhan). Perlu dipahami bahwa kos


kesempatan tidak muncul di dalam laporan keuangan. Narnun
demikian, kos kesempatan tetap penting untuk dipertimbangkan
setiap manajer akan mengambil keputusan.
e) Kos inkremental tIncremenial cost): berkaitan erat dengan
d(fferential cost sehingga seringkali terminologi antar keduanya
sering menggantikan satu sama lain. Kos inkremental adalah
perbedaan kos di antara dua alternatif atau dapat juga
didefinisikan sebagai kenaikan kos yang terjadi dari suatu
alternatif ke alternatif lainnya. Sehingga apabiJa yang terjadi
adalah penurunan, maka disebut decremental costs. Melanjuti
contoh Tuan X tadi maka kos inkremental yang terjadi antara
alternatif naik kereta dan bus adalah Rp150.000,- - Rpl00.000,-
= RpS0.000,-. Konsep tentang differential/incremental cost ini
mirip dengan konsep marginal yang digunakan oleh para
ekonom.
f) Kos Standar: adalah kos yang telah ditentukan di awal untuk
kegiatan produksi yang akan dijadikan sebagai benchmark ketika
akan membandingkan dengan total kos aktual, sehingga mun.cul
yang akan disebut sebagai varians.
g) Kos tunai (out of pocket cost): adalah kos yang akan memerlukan
pengeluaran kas.
Masih banyak konsep-konsep kos lainnya sesuai kebutuhan
manajemen ketika akan melakukan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.

h. Kos dipandang dari segi karakteristik kos dihubungkan dengan


keluarannya:
1) Kos Engineered: adalah elemen kos yang mempunyai hubungan fisik
yang eksplisit dengan output.
2) Kos Discretionary: kos ini disebut juga managed cost atau
programmed cost adalah semua kos yang hubungannya tidak akurat
dengan output.
3) Kos Commited atau kos kapasitas: adalah semua kos yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan
organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.19

i. Kos dipandang dari segi tujuan manajemen (management objective):


1) Kos produk tradisional (Traditional product cost= kos produksi).
2) Kos produk operasi (Operating product cost= kos produksi + biaya
pemasaran + bia ya servis).
3) Kos produk rantai nilai (Value chain product cost= kos R & D + kos
produksi + biaya pemasaran + biaya servis atau purnajual).

Definisi ... Kos Produk Kos Produk Kos Produk


Kos Rantai Nilai Operasional Tradisional
Produk
Reseacrh & Development
Produksi Produksi Produksi I
Pemasaran Pemasaran
Layanan konsumen Layanan
konsumen

Tujuan Keputusan harga Keputusan Pelaporan


Manajemen ... Keputusan bauran desain strategik keuangan
produk Analisis eksternal
Analisis profitabilitas profitabili tas
strategik taktis

Gambar 2.5
Definisi Kos Prociuk Menurut Tujuan Manajemen

J. Kos berdasarkan periode akuntansi


Berdasarkan periode akuntansi maka kos dapat diklasifikasikan
berdasarkan masa manfaat dari pengeluaran tersebut dan adanya
penambahan kapasitas sebuah aset
1) Capital Expenditure. Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada
beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan
dicantumkan sebagai aset di neraca.
2) Revenue Expenditure. Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada
periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini
menjadi beban pada periode tersebut dan dicantumkan di laporan laba
rugi.
Dengan dernikian, tugas akuntan manajemen adalah dapat menentukan
dengan tepat dan benar informasi kos yang relevan dengan kebutuhan
2.20 AKUNTANSI MANAJEMEN e

manajemen. Inforrnasi kos yang tidak relevan dengan kebutuhan akan


menyebabkan keputusan yang dibuat menjadi salah arah. Keputusan yang
berbeda memerlukan informasi yang berbeda.

~, -=
_.,. . .
-- -- ...._
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut !

1) Jelaskan perbedaan kos, biaya, aset, dan rugi. Buatkan gambar yang
menujukkan keterkaitan antar kos, biaya, aset, dan rugi.
2) Apa yang dimaksud dengan cost assignment dan cost object? Jelaskan
mengenai metode cost assignment atau cost traceability.
3) Jelaskan mengenai indirect cost dan direct cost. Apa kaitannya dengan
. . . ?
suatu cost ass tgnment.
4) Jelaskan mengenai konsep Different costs for different purposes.
5) Sebutkan dan jelaskan klasifikasi kos dari segi perilaku, fungsional, dan
keterkendalian.
6) Apa yang membedakan elemen kos produk pada perusahaan manufaktur
dan perusahaan tipe lainnya (jasa dan dagang)?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab soal latihan nomor I Anda harus membaca dan


memahami bagian Kos (Cost), Biaya (Expenses), Aset-aset (Assets), dan
Rugi (Loss).
2) Untuk menjawab soal latihan nornor 2 Anda harus membaca dan
memahami bagian Objek Kos dan Penelusurannya.
3) Untuk menjawab soal latihan nomor 3 Anda harus membaca dan
memahami bagian Objek Kos dan Penelusurannya.
4) Untuk menjawab soal latihan nomor 4 Anda harus membaca dan
memahami bagian Klasifikasi Kos.
5) Untuk menjawab soal latihan nomor 5 Anda harus membaca dan
memahami bagian Klasifikasi Kos.
6) Untuk menjawab soal latihan nomor 6 Anda harus membaca dan
memahami bagian Klasifikasi Kos serta mencari dari sumber lainnya
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.21

-a RANG KUMAN _

Penggunaan kos sebagai padan kata cost telah tertera dalam buku
Norma Pemeriksaan Akuntan yang diterbitkan tahun 1984 oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Meskipun telah banyak salah kaprah, sebenarnya
istilah kos lebih tepat digunakan daripada biaya, pun demikian dengan
istilah biaya yang lebih tepat sebagai padan kata expense dibandingkan
beban. Aset adalah kos yang masih merniliki manfaat di masa yang akan
datang atau kos yang manfaatnya belum daluwarsa (expired). Kos (cost)
adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh
barang atau jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di
masa yang akan datang. Apabila manfaat telah kedaluarsa maka ia disebut
biaya dan apabila tidak memberikan manfaat maka ia disebut rugi (loss).
Pengklasifikasian kos sangat tergantung pada tujuan penggunaan kos
oleh manajemen (different cost for different purposes). Berdasarkan
konsep tersebut kos (dalam pandangan akuntansi manajemen) setidaknya
dapat diklasifikasikan berdasarkan: segi fungsional, segi mudah tidaknya
ditelusuri ke objek kos, segi waktu pembebanan, segi perilakunya, segi
ada tidaknya pengaruh atau intervensi manajemen, segi tuj uan
pengendalian dan pengambilan keputusan, segi hubungan dengan
keluaran, segi tujuan manajemen, segi periode akuntansi, dan sebagainya.

TES FORMAT IF 1. _

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) 'Nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memeroleh barang atau
jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa yang akan
datang' merupakan definisi dari?
A. Cost
B. Expenses
C. Assets
D. Loss

2) Suatu cost yang telah mernberikan manfaat di masa lalu ataupun yang
akan memberikan manfaat di masa mendatang dan telah daluwarsa
merupakan ....
A. Cost
B. Expenses
2.22 AKUNTANSI MANAJEMEN e

C. Assets
D. Loss

Gunakan data berikut untuk menjawab soal pertanyaan nomor 3 dan


nomor 4.
Misalkan pada tanggal 1 Juli 2017 Salon Shasuke membeli sediaan barang
dagang berupa shampo dengan harga total RpS00.000,-. Kemudian, di tanggal
17 Juli 2017, sebagian sediaan barang dagang shampo tersebut tel ah terj ual
dengan harga jual Rp700.000,- dan dengan kos produk terjual sebesar
Rp380.000. Dengan demikian, per tanggal 17 Juli 2017 terdapat sisa barang
dagang sebesar Rpl20.000,-. Selanjutnya, seminggu kemudian tanggal
24 Juli 2017, dari. sisa barang dagang sebesar Rp120.000,- tersebut sebanyak
Rp45.000,- rusak terkeoa rendaman banjir.

3) Nilai sediaan barang dagang yang baru dibeli pada tanggal 1 Juli 2017
yakni sebesar RpS00.000,- akan dicatat sebagai ...... dan akan muncul di
laporan keuangan .
A. Asset berupa sediaan barang dagang; Laporan Posisi Keuangan
B. Asset berupa perlengkapan; Laporan Posisi Keuangan
C. Expenses sebagai Kos Produk Terjual; Laporan Laba Rugi
D. Expenses sebagai Kos Operasional; Laporan Laba Rugi

4) Nilai sediaan yang rusak karena rendaman banjir pada tanggal 24 Juli
2017 nan tin ya di laporan keuangan akan mun cul sebagai dan akan
terlihat di laporan keuangan .....
A. Rugi operasional; Laporan Laba Rugi
B. Behan operasional; Laporan Laba Rugi
C. Rugi di luar usaha; Laporan Laba Rugi
D. Beban penjualan; Laporan Laba Rugi

5) Segala sesuatu dimana kos bisa diukur dan diakumulasi sesuai dengan
yang menjadi perhatian manajemen disebut. ...
A. subjek kos
B. objekkos
C. different cost for different purposes
D. penelusuran kos

6) Metode penelusuran kos yang mengandalkan hubungan sebab akibat


disebut pendekatan ....
A. Direct Tracing
B. Driver tracing
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.23

C. Allocation
D. Tidak adajawaban yang tepat

7) Di perusabaan manufaktur, apabila kos dipandang dari segi fungsional


perusahaan maka kos dapat dibagi menjadi kos manufaktur dan kos non
manufaktur. Berikut merupakan hal yang tepat dalam menjelaskan kos
non manufaktur adalah ....
A. rnerupakan kos yang terkait dengan produksi barang di pabrik akibat
dari dijalankannya proses produksi.
B. merupakan kos yang terdiri dari kos bahan baku langsung, kos tenaga
kerja langsung, dan kos overhead pabrik.
C. merupakan kos yang berkaitan di luar produksi barang di pabrik yang
dapat dibagi menjadi kos pemasaran dan kos administrasi.
D. tidak ada jawaban yang tepat.

8) Kos yang sulit dilacak oleh manajemen baik pada produk, departemen,
ataupun aktivitas tertentu karena kos tersebut dinikmati jasanya oleh
beberapa objek kos, disebut kos ....
A. langsung
B. umum
C. tidak langsung
D. jawaban b dan c adalah benar

9) Hal berikut ini merupakan pernyataan yang tepat mengenai sunk cost,
kecuali ....
.A. sunk cost sebaiknya tetap dijadikan dasar pertimbangan bagi manajer
dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
B. merupakan kos yang tel ah dikeluarkan di masa lalu
C. merupakan kos yang tidak dapat diubah oleh tindakan di rnasa kini
maupun di masa depan
D. merupakan kos yang tidak relevan

10) Sewa pabrik, utilitas pabrik, depresiasi pabrik, pajak bumi dan bangunan
merupakan contoh dari kos ....
A. tidak langsung
B. overhead
C. administrasi
D. terkendali
2.24 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kernudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah J awaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ----------- x 1 OOo/o
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 1 OOo/o = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.25

KEGIATAN BELAJAR 2

Perilaku Kos dan Analisis Aktivitas

etelah memahami mengenai konsep dasar kos, selanjutnya adalah penting


S untuk mernahami bahwa dalam suatu perusahaan waj.ib bagi seorang
manajer untuk mengetahui perilaku kos. Keberhasilan dalam merencanakan
dan mengendalikan kos juga tidak lepas dari pemahaman yang menyeluruh
terhadap hubungan antara kos dan aktivitas bisnis. Pemahaman tersebut erat
ka.itannya untuk tujuan pelaporan secara internal karena akan berhubungan
juga dengan pengambilan keputusan perusahaan demi tercapainya tujuan
jangka panjang perusahaan.
Untuk tujuan pelaporan eksternal, kos pada laporan laba rugi akan
dilaporkan dengan susunan berdasarkan fungsinya, yang umumnya
berdasarkan tiga kategori yakni kos produksi atau manufaktur, kos
administratif, dan. kos pemasaran. Di pihak lain, untuk tujuan internal, kos
justru dilaporkan berdasarkan perilakunya. Pemahaman bagaimana kos
berubah berdasarkan perubahan aktivitas bisnis - atau sering juga disebut
volume kegiatan bisnis - amat bermanfaat bagi manajer. Hal tersebut
dikarenakan perencanaan dan pengendalian kos akan sukar bahkan. tidak
mungkin dapat dilakukan tanpa mengetahui perilaku kos. Perilaku kos itu
sendiri nantinya juga akan direncanakan maupun dikendalikan. Kegiatan
belajar ini akan rnembahas tentang konsep mengenai perilaku kos beserta
jenis-jenis kos berdasarkan. perilakunya.

A. KONSEP DASAR PERILAKU KOS DAN MODEL


PENGGUNAAN SUMBER DA YA

Perilaku kos adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan apakah


suatu kos jumlahnya tetap atau berubah dalam kaitannya dengan perubahan
tingkat aktivitas atau volume (Hansen & Mowen, 2007). Jika suatu kos
jumlahnya tidak berubah sementara tingkat aktivitas bisnis bertambah atau
berkurang, maka kos tersebut disebut dengan kos tetap. Jika suatu kos
jumlahnya secara total berubah sejalan dengan perubahan tingkat aktivitas
bisnis, maka kos tersebut disebut dengan kos variabel, Jika perilaku kos
mencerminkan kedua karakteristik perubahan tersebut maka disebut kos
campuran (mixed cost).
2.26 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Dalam praktik, biasanya perilaku kos dikaitkan dengan cakrawala waktu


(time horizon), bahwa dalam jangka panjang semua kos adalah vari.abel,
sedangkan dalam jangka pendek paling tidak ada satu jenis kos yang bersifat
tetap. Masalahnya adalah, how long is the short run?.
Sebelum membicarakan secara detail tentang jenis-jenis kos berdasarkan
perilakunya, akan dipaparkan terlebih dahulu konsep tentang kapas.itas
aktivitas. Konsep tentang aktiv.itas adalah penting karena kos berdasarkan
perilaku muncul akibat bagaimana reaksi kos terhadap volume kegiatan bisnis.
Kegiatan bisnis sendiri tidak akan muncul tanpa adanya kapasitas aktivitas.

B. KAPASITAS AKTIVITAS (ACTIVITY CAPACITY)

Kapasitas aktivitas (activity capacity) adalah kemampuan untuk


melaksanakan aktivitas. Sedangkan aktivitas adalah istilah umum tentang
segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk dapat me1aksanakan
aktivitas maka kapasitas harus dimiliki terlebih dahulu. Berapa besar kapasitas
yang dibutuhkan tergantung pada kinerja yang diinginkan pada setiap tingkat
aktivitas. Biasanya, kapasitas yang dibutuhkan adalah kapasitas yang
memungkinkan pelaksanaan aktivitas yang efisien.

1. Aktivitas, Penggunaan Somber daya (Kapasitas), dan Perilaku Kos


Sumber daya (resources) adalah elemen-elemen ekonomi yang
dikonsumsi pada saat pelaksanaan aktivitas. Konsumsi sumber daya oleh
aktivitas tersebut diukur dengan satuan nilai uang yang disebut dengan kos
(costs). Oleh karena itu, disebut juga dengan kos aktivitas. Besar kecilnya kos
tergantung pada besar kecilnya sumber daya yang dikonsumsi. Besar kecilnya
sumber daya yang dikonsumsi tergantung pada tingkat aktivitas yang
di laksanakan.
Dengan demikian, konsumsi sumber daya merupakan jumlah kapasitas
aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa oleh suatu
organisasi. Jadi, penggunaan sumber daya ekuivalen dengan penggunaan
kapasitas aktivitas, Perubahan besarnya kos pada setiap tingkatan penggunaan
sumber daya atau aktivitas merupakan inti dari perilaku kos,
Dilihat dari tingkat penggunaan sumber daya (kapasitas) maka kapasitas
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.27

I. Kapasitas yang jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan dan digunakan.


Biasanya terjadi karena perusahaan tidak membeli sendiri kapasitas,
melainkan menyewa sejumlah yang dibutuhkan.
2. Kapasitas yang jumlahnya melebihi jumlah yang dibutuhkan dan
digunakan, sehingga akan ada kapasitas yang menganggur (unused atau
idle capacity). Kapasitas menganggur terjadi karena perusahaan membeli
kapasitas yang umumnya tersedia di pasar dengan ukuran-ukuran tertentu
(discrete capacity). Misalnya, perusahaan membutuhkan tangki dengan
volume 500 m3• tetapi jenis-jenis tangki yang ada di pasar tidak ada yang
berkapasitas 500 m3, melainkan yang paling rnendekati berkapasitas 650
m3. Dengan demikian, perusahaan terpaksa membeli tangki dengan
kapasitas 650 m3, sehingga ada kapasitas menganggur sebanyak 150 m3.

Dalam hal perusahaan memiliki kapasitas menganggur, rnaka manajer


yang bertanggungjawab harus dapat mendayagunakannya untuk memeroleh
penghasilan tambahan dengan kata lain manajer tersebut harus mampu
mengambil keputusan-keputusan jangka pendek yang menguntungkan. Dalam
pengambilan keputusan ini peran perilaku kos sangat penting. Materi ini
dibahas secara mendalam daJam topik pengambilan keputusan taktis di mata
kuliah akuntansi manaj emen.
Berbagai aras kapasitas aktivitas yang dapat diasumsikan adalah:
kapasitas teoretis, kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas aktual
ekspektasi. Kapasitas teoretis berarti mesin atau pabrik beroperasi dengan
kecepatan penuh tanpa ada hambatan sehingga tidak akan terjadi interupsi.
Kapasitas ini tercapai jika mesin menghasilkan atau beroperasi l OOo/o dari
kapasitas yang terpasang. Kapasitas praktis mempertimbangkan adanya
hambatan-hambatan internal. Kapasitas Aktual diharapkan rnengacu pada
jumlah output yang diharapkan akan diproduksi selama suatu periode.
Kapasitas normal telah mempertimbangkan kemungkinan adanya hambatan
baik internal maupun eksternal.

a. Mengukur Pen.ggunaan Aktivitas


Perubahan tingkat penggunaan aktivitas diukur dengan cost driver
(pemicu timbulnya kos). Oleh karena itu, untuk memahami perilaku kos
pertama-tama harus ditentukan aktivitas dan pemicu kos yang terkait yang
dapat mengukur kapasitas dan penggunaan aktivitas.
2.28 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Perlunya memahami keterkaitan antara kos dengan aktivitas akan


membantu kita dalam menentukan ukuran yang tepat penggunaan aktivitas dan
menentukan pemicu kos. Misalnya penggunaan listrik diukur dengan jumlah
kwh, penggunaan elektrikal diukur dengan jam mesin, penggunaan aktivitas
pengiriman diukur dengan jumlah barang yang dijual, dsb. Tabel 2.1
mendaftar beberapa akti vitas dan pemicu kos potensial yang dapat digunakan
sebagai ukuran,

Tabel 2.1
Contoh-contoh Pemicu Kos yang dapat Dijadikan Ukuran

Pemieu Kos Pernicu Kos


J umlab setup Jumlah jam kerja langsung
J umlah perpindaban material J urnlah jam kerj a mesin
Jumlah unit yang dikerjakan ulang Jumlah kwh
Jumlah order yang diterima J umlah frekuensi produksi
Jumlah jam inspeksi Dsb

Pemicu kos dapat menjelaskan perubaban kos akti vitas dengan mengukur
perubahan penggunaan aktivitas, Ada dua kategori umum pernicu kos yaitu:
1. Unit-based drivers yaitu pemicu kos yang akan meningkatkan jumlah kos
setiap kali suatu unit produk diproduksi. Misalnya: jam mesin, jam kerja
langsung, bahan baku langsung, dan sebagainya.
2. Non unit-based drivers, adalah faktor yang meningkatkan jumlah kos
selain perubahan dalam unit. Misalnya, jumlah batch, jumlah setup, jam
inspeksi, dan sebagainya.

Untuk dapat menentukan pemicu kos secara lebih akurat, aktivitas-


aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu: unit level, batch level, product level, dan facility sustaining
level. Dalam akuntansi manajemen tradisional, perilaku kos diasumsikan dapat
digambarkan hanya dengan pemicu kos unit-based. Dalam akuntansi
manajemen kontemporer, kedua kategori pemicu kos tersebut digunakan.

b. Periode Waktu dan Rentang Kapasitas yang Relevan


Telah disampaikan pada bagian sebelumnya babwa perilaku kos perlu
dikaitkan dengan cakrawala waktu (time horizon). Dalam jangka panjang
semua kos adalah variabel, sedangkan dalam jangka pendek paling tidak ada
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.29

satu jenis kos yang bersifat tetap. Yang menjadi masalah adalah menentukan
seberapa pendek jangka waktu pendek dan seberapa panjang jangka waktu
panjang. Oleh karenanya, dalam menjelaskan perilaku kos, rentang waktu dan
rentang kapasitas yang relevan sebaiknya dinyatakan secara spesifik.
Tanpa adanya penjelasan tentang rentang waktu dan rentang kapasitas,
informasi m.engenai perilaku kos akan menjadi tidak akurat. Misalkan, kita
tahu bahwa kos seperti sewa bangunan, asuransi, dan pajak merupakan kos
tetap. Namun, umumnya dalam rentang beberapa tahun kemudian mungkin
saja jumlah kos tersebut akan berubah misal dikarenakan adanya perubahan
tarif pajak, tarif premi asuransi, dan lain sebagainya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa karena periode waktu itu sendiri, kos tetap juga dapat
mengalam.i perubahan meskipun tidak ada perubahan volume kegiatan. Begitu
pula untuk kos variabel, misalkan untuk kos tenaga kerja langsung Seiring
berjalannya waktu, tarif tenaga kerja langsung juga mungkin saja dapat
mengalami perubahan. Namun demikian sebenarnya, jangka pendek dan
jangka panjang lebih berkaitan dengan "situasi", bukan dengan "waktu"
(Gudono, 1993:35). Hal tersebut adalah berkenaan dengan perlunya
mengaitkan perilaku kos dengan rentang kapasitas.
Rentang kapasitas relevan adalah batas-batas volume atau kapasitas
kegiatan saat kos tetap tidak bereaksi atas perubahan volume kegiatan dan kos
variabel rata-rata per unit tidak berubah. Contoh ilustrasi untuk rentang relevan
kos tetap adalah sebagai berikut. Kita tahu bahwa perusahaan pasti akan
berusaha melakukan ekspansi bisnis misal dalam ha) meningkatkan volume
produksi. Keputusan tersebut mengharuskan perusahaan untuk melakukan
mesin dan peralatan tambahan, menyewa bangunan yang lebih luas. Ke semua
pengeluaran tersebut tentu akan meningkatkanjumlah kos tetap dalamjumlah
yang besar dan signifikan. Sehingga katakanlah apabila sebelumnya kos tetap
terjadi sebesar RpS0.000.000,- ketika volume produksi berada di rentang O
sampai dengan 10.000 unit, namun akibat ekspansi yang dilakukan, kos tetap
menjadi sebesar Rp80.000.000,- yang mana terjadi untuk rentang kapasitas
relevan 10.001 unit sampai dengan 30.000 unit.
Ilustrasi rentang relevan kos variabel adalah berkaitan erat dengan ilmu
ekonomi yakni the law of diminishing returns. Berdasarkan hukum ini
peningkatan volume produksi sampai titik tertentu akan menyebabkan input
per unit yang lebih efisien. Setelah titik efisiensi tercapai, selanjutnya
penngkatan volume produksi akan meningkatkan kos variabel rata-rata per
unit.
2. JQ AKUNTANSI MANA.JEMEN e

2. Klasifikasi Kos berdasarkan Perilakunya


Berikut ini dibahas lebih rinci mengenai perilaku kos dalam hubungannya
dengan tingkat aktivitas yang dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan
metode untuk memisahkan kos campuran yang akan dijelaskan di Kegiatan
Belajar 3. Gambar 2.6 menunjukkan bahwa perilaku kos dapat dideteksi
melalui perubahan jumlah kos akibat perubahan aras (level) aktivitas. Dari
Gambar 2.1 tersebut tampak bahwa sebenarnya dalam hubungannya dengan
tingkat aktivitas, kos dapat dibedakan menjadi dua yaitu: kos yang tidak
berubah meskipun terjadi perubahan aras aktivitas dalam rentang tertentu yang
disebut kos tetap dan kos yang berubah ketika terjadi perubahan aras aktivitas
yang disebut kos variabel. Namun ada beberapa kos yang masih bersifat
campuran (abu-abu), Di samping itu, pola perubahan kos sebenarnya bertahap,
ada yang tahapannya panjang dan ada juga yang tahapannya lebih pendek. Kos
yang berubah secara bertahap ini disebut kos variabel bertahap (step variable
cost) dan kos tetap bertahap (step fixed cost). Untuk membedakan mana yang
kos variabel bertahap dan mana yang kos tetap bertahap, bisa ditentukan
dengan membandingkannya. Kos dengan tahapan lebih pendek disebut kos
bertahap variabel, dengan demikian kos yang tahapan perubahannya lebih
panjang disebut kos tetap bertahap.

KOS

AR.AS AKTrvIT AS

.
.,•. ·
'',
-,
''
KOS KOS KOS
SVC
TETAP CA.f\{PURAN VARIABEL

SFC = step fixed cost: SVC= step variable cost

Gambar 2.6
Perilaku Kos dalam Hubungan dengan Aras Aktivitas

a. Kos Variabel dan Kos Variabel Bertahap


Kos variabel adalah kos yang secara total berubah jika terjadi perubahan
tingkat aktivitas. Sebenarnya sifat perubahan kos ini tidaklah benar-benar
linear, melainkan bertahap. Untuk itu dikenal istilah kos variabel bertahap
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.31

(step variabel cost). Kos variabel bertahap ini memiliki rentang perubahan
yang relatif pendek. Lebamya rentang pada setiap tahap menggambarkan
rentang penggunaan akti vitas. Kos variabel bertahap dan kos tetap bertahap
sulit dibedakan, karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah
perilaku kos dapat dikatakan variabel bertahap atau tetap bertahap jika kedua
kos tersebut disandingkan. Kos dengan tahap lebih pendek disebut kos variabel
bertahap.

Ko
Rp500
Rp300
Rp200
Rp l 00 1-----,:::;o,,"...::::..___,

20 40 60 100 120
Aras Aktivitas

Gambar 2. 7
Kos Tetap, Kos Variabel, dan Kos Variabel Bertahap

b. Kos Tetap dan Kos Tetap Bertahap


Kos tetap adalah kos yang dalam rentang waktu atau aktivitas (activity
range) tertentu tidak berubah meskipun terjadi perubahan tingkat aktivitas,
Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan tetap adalah tetap dalam rentang
waktu tertentu, sehingga jika ditunjukkan dalam gam.bar akan tampak
bertahap.
2.32 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Kos

Rp500 KTB
Rp300
Rp200
Kapasitas Normal Operasi
RplOO KT
.

20 40 60 100 120
Aras Aktivitas

Gambar 2. 8
Kos Tetap (KT) dan Kos Tetap Bertahap (KTB)

Di samping konsep-konsep kos tersebut, j uga ada konsep Committed fixed


cost dan Discretionary fixed cost. Committed fixed cost adalah kos yang
dibutuhkan agar perusahaan dapat berjalan pada kapasitas normal. Manajemen
mempunyai pengaruh yang kecil untuk mengurangi jumlah kos ini. Kos jenis
ini dikeluarkan dalam rangka membeli kapasitas produksi jangka panjang.
Discretionary fixed cost adalah kos yang dikeluarkan dalam rangka untuk
membeli kapasitas produksi jangka pendek. Kos ini biasanya ditetapkan pada
setiap awal tahun. Jadi manajer memiliki wewenang dalam menentukan besar
kecilnya kos ini bahkan wewenang untuk menentukan ada tidaknya kos ini.

c. Kos Campuran
Kos campuran (mixed cost) adalah kos yang merniliki karakteristik tetap
dan juga karakteristik variabel. Ciri-ciri dari kos campuran ini adalah adanya
perubahan yang tidak linier antara perubahan kos dengan perubahan aktivitas.
Bahkan perubahannya cenderung tidak berpola. Gambar 2.8 menunjukkan
perilaku kos campuran. Dari Gambar 2. 8 tampak bahwa kos total terdiri dari
unsur variabel dan unsur tetap (wama gelap). Jika dibuat notasi bahwa kos
campuran dinotasikan dengan Y; kos tetap dinotasikan dengan T; kos variabel
dinotasikan dengan V; dan aras aktivitas dinotasikan dengan X, maka secara
matematis kos carnpuran dapat ditulis dengan persamaan Y = T + VX.
Ketika kos masih bersifat campuran, maka akan sangat sulit bagi
manajemen untuk menyusun rencana. Hal ini terjadi karena belum diketahui
denganjelas berapa besarnya kos yang akan berubah dan berapa besarnya kos
yang tidak berubah pada saat terjadi perubahan aktivitas.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.33

Kos
Rp500 Kos campuran
Rp300
Unsur variabel
Rp200
RplOO""-~~~~~~~~~~~---'-~~~~~~
Unsur tetap
20 40 60 100 120
Aras Aktivitas

Gambar 2. 9
Kos Campuran

Dengan demikian, untuk kepentingan analisis, kos yang masih bersifat


campuran ini harus dipisahkan menjadi unsur tetap (KT) dan unsur variabel
(KV). Metode-metode yang dapat digunakan untuk memisahkan unsur tetap
dan variabel pada kos campuran akan dijelaskan pada Kegiatan Belajar 3.

~
-- -..-
.......-....,;;;;;
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda rnengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Mengapa penting bagi manajer untuk mengetahui perilaku kos?


2) Apa yang dimaksud dengan perilaku kos?
3) Apa kaitan kapasitas aktivitas dengan perilaku kos?
4) Apa perbedaan antara kos variabel dan kos tetap?
5) Apa perbedaan antara kos variabel bertahap dengan kos tetap bertahap?
6) Apa yang dimaksud dengan kos campuran?
7) Apa yang dimaksud dengan committed .fixed cost dan discretionary fixed
cost?
8) Mengapa perilaku kos perlu dikaitkan dengan time horizon? Berikan
ilustrasi contoh yang sederhana dari sisi kos variabel dan kos tetap.
9) PT Serba lndah memiliki tiga karyawan yang bertanggung jawab untuk
melakukan pemrosesan faktur pembelian. Masing-masing karyawan
mendapat bayaran gaji tetap sebesar Rp84.000.000,- per tabun dan mampu
2.34 AKUNTANSI MANAJEMEN e

untuk memproses sebanyak 3 .500 faktur per tahun jika bekerja secara
efisien. Sebagai tambahan dari pengeluaran berupa pernbayaran gaji, PT
Serba Indah menghabiskan biaya sebesar Rp20.000.000,- per tahun untuk
membeli perlengkapan seperti formulir, ongkos kirim, dan eek untuk
kapasitas pemrosesan faktur sebanyak 10.000 faktur. Dalam tahun
berjalan ini, aktual faktur yang diproses adalah sebanyak 7 .000 faktur.

Diminta:

1) Hitunglah tarif aktivitas untuk kegiatan aktivitas pernesanan pembelian,


Pecah aktivitas menjadi komponen tetap dan variabel.
2) Hitung kapasitas aktivitas yang tersedia, dan pecahlab menjadi komponen
aktivitas yang digunakan dan aktivitas yang tidak digunakan
( menganggur).
3) Hitung total kos sumber daya yang tersedia digunakan, dan pecah pula
menjadi aktivitas yang digunakan dan. aktivitas yang tidak digunakan.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab soal latihan nomor 1 Anda harus membaca dan


memahami bagian Pendahuluan dan mencari di sumber lain.
2) Untuk menjawab soal latihan nomor 2 Anda harus membaca dan
mernahami bagian Konsep Dasar Perilaku Kos
3) Untuk menjawab soal latihan nomor 3 Anda harus membaca dan
memahami sub bagian Kapasitas Aktivitas serta Aktivitas, Penggunaan
Sumber Daya, dan Perilaku Kos.
4) Untuk menjawab soal latihan nomor 4 Anda harus m.embaca dan
mernahami bagian Kos Variabel dan Kos Tetap.
5) Untuk menjawab soal latihan nomor 5 Anda harus membaca dan
memahami bagian Kos Variabel dan Kos Tetap.
6) Untuk menjawab soal latihan nomor 6 Anda barns .membaca dan
memahami bagian Kos Campura.n.
7) Untuk menjawab soal latihan nomor 7 Anda harus membaca dan
memahami bagian Kos Tetap.
8) Untuk menjawab soal latihan nomor 8 Anda harus membaca dan
memahami sub bagian Periode. Waktu dan Rentang Kapasitas yang
Relevan serta mencari dari sumber lainnya.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.35

9) Untuk menjawab soal latihan nomor 9, silahkan cocok.kan denganjawaban


berikut ini.
a) Tarif aktivitas
= (Total aktivitas tetap + Total aktivitas variabel)/total kapasitas
akti vi tas penuh
= { (3xRp84.000000,-) + Rp20.000.000,- }/10.000,-
= Rp27 .200,- per faktur
Tarif akti vitas tetap = Rp252.000.000,-/10.000,-= Rp25.200-
per faktur
Tarif aktivitas variabel = Rp20.000.000/10.000= Rp2.000 per
faktur
b) Ketersediaan aktivitas = Aktivitas digunakan + Aktivitas tidak
digunakan
10.000 faktur = 7000 faktur + 3000 faktur
c) Kos sumber daya yang tersedia digunakan= Kos aktivitas digunakan
+ Kos akti vitas tidak digunakan
Rp252.000.000 + (Rp2000,- x 7000) = (Rp27.200,- x 7000) +
(Rp25.200,- x 3000)
Rp266.000.000.- = Rpl90.400.000,- + Rp75.600.000,-

D RANG Ku MAN _

Perilaku kos adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan


apakah suatu kos jumlahnya tetap atau berubah jika terjadi perubahan
tingkat aktivitas. Jika suatu kos jumlahnya tidak berubah sementara
tingkat aktivitas bertambah atau berkurang maka kos tersebut disebut
dengan kos tetap. Jika suatu kos jumlahnya secara total berubah sejalan
dengan perubahan tingkat aktivitas maka kos tersebut disebut dengan kos
variabel. Namun, adajuga kos yang memiliki kedua karakteristik tersebut
yaitu sebagian berubah dan sebagian tidak berubah. Kos seperti ini disebut
kos campuran.
Dalam jangka panjang semua kos adalah variabel, sedangkan dalam
jangka pendek paling tidak ada satu jenis kos yang bersifat tetap. Sehingga
adalah penting ketika menjelaskan perilaku kos, rentang waktu dan
rentang kapasitas yang relevan sebaiknya dinyatakan secara spesifik.
Tanpa adanya penjelasan tentang rentang waktu dan rentang kapasitas,
informasi mengenai perilaku kos akan menjadi tidak akurat.
2.36 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Activity capacity adalah kemampuan untuk melaksanakan aktivitas.


Untuk dapat melaksanakan aktivitas rnaka kapasitas harus dimiliki
terlebih dahulu. Berapa besar kapasitas yang dibutuhkan, tergantung pada
kinerja yang diinginkan pada setiap tingkat aktivitas. Biasanya kapasitas
yang dibutuhkan adalah kapasitas yang memungkinkan pelaksanaan
aktivitas yang efisien.
Sumber daya adalab elemen-elemen ekonomi yang dikonsumsi pada
saat pelaksanaan aktivitas. Konsumsi sumber daya oleh aktivitas tersebut
diukur dengan satuan nilai uang yang disebut dengan kos (cost). Besar
kecilnya kos tergantung pada besar kecilnya sumber daya yang
dikonsumsi. Besar kecilnya sumber daya yang dikonsumsi te.rgantung
pada tingkat aktivitas yang dilaksanakan.

~I TES FORMAT IF 2'-----------------

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Analisis perilaku kos berf okus pada bagaimana kos ....


A. merespons perubahan laba
B. berubah sejalan dengan berlalunya waktu
C. berubah jika terjadi perubahan output atau aktivitas
D. merespons perubahan penjualan

2) Ketika hubungan kos adalah linear maka total kos variabel manufaktur
akan bervariasi sejalan dengan perubaban proporsi ....
A. total kos overhead
B. jam tenaga kerja langsung
C. total kos material
D. volume Produksi

3) Berikut adalah hal yang tidak tepat rnengenai penggunaan sumber daya
atau kapasitas, adalah ....
A. konsumsi sumber daya oleh aktivitas harus diukur dengan satuan nilai
uang yang mana seringkali disebut sebagai kos
B. konsumsi sumber daya terjadi dalam rangka menghasilkan barang
dan/atau jasa dalam suatu organisasi
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.37

C. setiap terjadi penggunaan sumber daya, umumnya seluruh kapasitas


yang dimiliki akan digunakan sehingga tidak terjadi kapasitas yang
menganggur
D. setelah terjadi penggunaan sumber daya atau kapasitas, maka
kapasitas yang menganggur sebaiknya didayagunakan untuk
memeroleh penghasilan tarnbahan

4) Kos tetap adalah ....


A. dalarn jumlah total. tetap konstan dalam rentang relevan
B. dalam jumlah total, meningkat jika terjadi peningkatan aktivitas
C. dalam j umlah total, menurun jika terjadi penurunan aktivitas
D. dalam jumJah unit, tetap konstan jika terjadi perubahan aktivitas

5) Dalarn relevant range, jumlah dari kos tetap per unit adalah ....
A. berbeda pada setiap level produksi secara per unit
B. tetap konstan secara total
C. menurun ketika produksi meningkat secara per unit serta meningkat
ketika produksi menurun secara per unit
D. jawaban di atas tepat semua

6) Suatu konsep yang menjelaskan tentang batas-batas volume atau kapasitas


kegiatan saat kos tetap tidak bereaksi atas perubahan volume kegiatan dan
kos variabel rata-rata per unit tidak berubah, adalah ....
A. rentang reaksi aktivitas
B. rentang periode waktu
C. rentang kapasitas
D. rentang perubahan volume

7) Kos variabel adalah ....


A.. dalarn jumlah total, tetap konstan dalam rentang relevan
B. dalam jumlah unit, tetap konstan meskipun terjadi peningkatan
aktivitas
C. dalam jumlab total, menurun jika terjadi peningkatan aktivitas
D. dalamjurnlah unit, berubahjika terjadi perubahan aktivitas
2.38 AKUNTANSI MANAJEMEN e

8) Perbedaan mendasar yang paling tepat antara kos variabel bertahap dan
kos tetap bertahap adalah ....
A. kos variabel bertahap terjadi hanya pada jangka waktu pendek
sedangkan kos tetap bertahap terjadi hanya pada jangka waktu
panJang
B. kos variabel bertahap memiliki perubahan yang tidak linear dan
bertabap dimana ia memiliki rentang waktu perubahan kos lebib
panjang dibandingkan kos tetap bertahap
C. kos tetap bertahap memiliki rentang waktu perubahan kos yang lebib
panjang dibandingkan kos variabel bertahap
D. tidak ada jawaban yang tepat

9) Kos campuran adalab ....


A. kos bertahap
B. kos yang dalam jurnlah total, tetap konstan dalam rentang relevan
C. kos yang memiliki kornponen tetap dan komponen variabel
D. kos yang dalam jumlah unit, tetap konstan meskipun terjadi
perubahan volume aktivitas

10) Seringkali kos campuran dinotasikan dengan persamaan ....


A. T=Y+VX
B. T=V+FX
C. Y=T+VX
D. Y=T+FX

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akbir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkatpenguasaan = -----------xlOOo/o
Jumlab Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70o/o = kurang
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.39

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
2.40 AKUNTANSI MANAJEMEN e

KEGIATAN BELAJAR 3

Pemisahan Kos Campuran

(n ada Kegiatan Belajar 2 sebelumnya telah kita pelajari bahwa kos dapat
':Jr diklasifikasikan berdasarkan perilakunya. Bagi pihak manajemen atau
pihak internal perusahaan, memahami perilaku kos adalah penting karena
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan terutama yang sifatnya taktis
atau lebih yang bersifat jangka pendek.
Kita juga mengetahui bahwa beberapa kos dapat secara mudah
diklasifikasikan menjadi kos tetap, kos variabel, ataupun kos bertahap baik
yang variabel maupun tetap, namun beberapa jenis kos lain masuk dalam
klasifikasi carnpuran. Dalam praktiknya, seringkali informasi yang disajikan
oleh para akuntan kepada para manajernen adalah sekedar informasi tentang
total kos dan penggunaan aktivitas yang terjadi. Padahal total kos tersebut
masuk dalarn klasifikasi kos campuran. Sebagai contoh, sistem akuntansi
umumnya akan mencatat berapa total kos pemeliharaan dan jumlah jam
pemeliharaan yang tersedia selama periode waktu tertentu. Namun seberapa
besar total kos pemeliharaan tersebut yang mencerminkan kos tetap dan
seberapa besar yang mencerminkan kos variabel tidak disediakan oleh catatan
akuntansi.
Kos campuran tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Agar bermanfaat, maka kos
campuran tersebut harus dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara
komponen kos tetap dan kos variabel. Oleh karenanya penting untuk dilakukan
pemisahan total kos campuran menjadi komponen variabel dan komponen
tetap. Bagaimana caranya? Hanya dapat dilakukan melalui cara-cara yang
melibatkan penghitungan formal sehingga menghasilkan kategori kos variabel
dan kos tetap secara tepat. N amun demikian, jika proporsi kos campuran tidak
terlalu signifikan dalam suatu total kos, penghitungan secara formal justru
mahal dan menghasilkan beberapa rnasalah.
Pemisahan kos campuran menjadi unsur tetap dan unsur variabel a.kan
memberi mernungkinkan manajemen melakukan berbagai aktivitas penting
dalam mengelola perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. untuk menghitung tarif BOP dan analisis variansi
2. untuk menyusun t1eksibel budget da.n analisis variansi
3. untuk analisis kontribusi margin dan direct costing
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.41

4. untuk analisis B-V-L


5. untuk analisis Komparatif dan differential
6. untuk analisis maksimasi profit dan minimasi biaya
7. untuk analisis profitabilitas segmen baik menurut wilayah, produk,
customer, dan sebagainya.
Bagian berikutnya akan memaparkan metode-metode yang dapat
digunakan untuk memisabkan komponen kos tetap dan kos variabel dalam kos
campuran. Selanjutnya, juga akan dijelaskan mengenai analisis aktivitas. Hal
tersebut penting mengingat kos itu sendiri tidak akan timbul tanpa terjadi
aktivitas, sehingga terjadinya aktivitas merupakan sumber terjadinya kos. Oleh
karenanya, pen ting pula bagi pihak manajemen perusahaan untuk menganalisis
dan mengeliminasi aktivitas jika perlu urrtuk menurunkan kos, sehingga
muncullah konsep activity-based management.

A. METODE PEMISAHAN KOS CAMPURAN

Metode-metode yang dapat digunakan untuk memisahkan kos campuran


menjadi unsur tetap dan unsur variabel adalah:
1. Metode Titik Tertingg.i dan Terendah.
2. Metode Diagram Pencar.
3. Metode Kuadrat Terkecil.
4. Metode Regresi Berganda.
5. Pertimbangan Manajernen.

Kos campuran pada dasarnya adalab kos total yaitu mencakup unsur tetap
dan unsur variabel, tetapi tidak terlihat dengan jelas berapa unsur tetap dan
berapa unsur variabelnya. Metode pemisahan kos campuran secara umum
menggunakan model-model matematika, meskipun dalam. praktik acapkali
seorang manajer menggunakan pertimbangan ahlinya berdasarkan insting dan
pengalaman untuk memisahkan kos campuran. Oleb karena itu, perlu untuk
memahami fungsi kos secara matematika. Fungsi kos campuran, adalah
sebagai berikut.
Y= T+VX
Y = Total kos aktivitas 7 variabel tidak bebas
T = Komponen kos tetap 7 variabel bebas (intercept)
V = Komponen kos variabel 7Variabel bebas (slope parameter)
X = Aras akti vitas
2.42 AKUNTANSI MANAJEMEN e

B. METODE TITIK TERTINGGI - TITIK TERENDAH

Pendekatan ini memerlukan dua observasi atau lebih atas hasil aktivitas
masa lalu. Dari catatan tentang output dan kos akti vitas masa lalu, dipilih kos
aktivitas dan output tertinggi dan kos aktivitas dan output terendah. Kemudian,
diselisihkan. Tarif kos variabel diperoleh dengan cara membagi selisih kos
aktivitas dengan selisih output. Kos variabel (V) adalah perubahan kos
aktivitas dibagi perubahan aktivitas (Ya - Yb)/(Xa - Xb), sedangkan kos tetap
diperoleh dengan mengurangkan kos variabel dari total kos (Ya - Vxa) atau
( Yb - VXb).

Tabel 2.2
Data Volume Aktivitas dan Total Kos Aktivitas Peti Kemas

Bulan Kos Pelayanan Peti Kemas Jumlah Peti Kemas


Januari Rp2.000.000 100
Februari 2.500.000 125
Maret 2.500.000 150
April 3.000.000 200
Mei 7.500.000 500
Juni 4.500.000 300
Juli 4.000.000 250
Agustus 5.000.000 400
September 6.500.000 475
Oktober 6.000.000 425

Diketahui bahwa Ya adalah jumlah kos tertinggi, Yb ada]ah jumlah kos


terendah, Xa adalah volume aktivitas tertinggi, dan Xb adalah volume aktivitas
terendah. Dari seluruh amatan pada Tabel 2.2 maka dapat dilak.ukan
perhitungan lebih lanjut. Pertama-tama adalah menentukan kos dan aktivitas
pada titik tertinggi lalu menentukan kos dan aktivitas pada titik terendah.
Kemudian, menyelisihk:an kos tertinggi dengan kos terendah, demikian pula
aktivitas pada titik tertinggi dengan aktivitas pada titik terendah.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.43

Tabel 2. 3
Penentuan Unsur Tetap dan Variabel Kos Aktivitas Peti kemas

KRIBRANGAN
1'ERTING61
A
TERENDAH
B
SELISIH I
Kos Akti vitas (Y) Rp7.500.000 Rp2.000.000 Rp5.500.000
Peti Kernas (X) 500 100 400

Kemudian selisih kos dibagi dengan selisib akti vitas, sehingga diperoleh
komponen kos variabel per satuan aktivitas. Dari Tabel 2.3 perhitungannya
sebagai berikut:
V = Rp5.500.000,0/400= Rp 13.750,-
J adi unsur kos variabel per satuan akti vitas adalah Rp 13. 750, -
T = Ya-VXa
= 7.500.000 - 13.750 (500)
= 625.000
Jadi, unsur kos tetap satu periode adalah Rp625.000,-
Dengan demikian, persamaan Kos Aktivitas: Y = 625.000 + 13.750 X

Tabel 2.4
Data Kos setelah Dipisahkan

Bulan Total Kos Kos Tetap Kos V ariabel


Januari Rp2.000.000 Rp 625.000 Rp 1.375.000
Februari 2.500.000 625.000 1.875.000
Maret 2.500.000 625.000 1.875.000
April 3.000.000 625.000 2.375.000
Mei 7.500.000 625.000 8.875.000
Juni 4.500.000 625.000 3.875.000
Julj 4.000.000 625.000 3.375.000
Agustus 5.000.000 625.000 4.375.000
September 6.500.000 625.000 5.875.000
Oktober 6.000.000 625.000 5.375.000

Metode titik tertinggi-titik terendah sangat sederbana, tetapi hasilnya tidak


akurat. Penggunaan dua titik sebagai representasi perubahan sebenarnya tidak
mewakili perubahan seluruh periode rnelainkan hanya mewakili perubahan di
kedua titik tersebut. Akibatnya, apabila persamaan yang dihasiJkan tersebut
diterapkan pada titik-titik lainnya, dipastikan hasilnya tidak benar. Persamaan
tersebut banya benar jika data yang dimasukkan adalah data yang berasal dari
titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya, diambil titik tertinggi total kos (Y)
2.44 AKUNTANSI MANAJEMEN e

adalah Rp625.000,- + Rpl 3.750(500),- sama dengan Rp7 .500.000.- (benar).


Hasilnyajuga akan benar jika diambil data dari titik terendah. Na.mun, hasilnya
pasti tidak benar jika diambil data dari titik lainnya.

C. METODE DIAGRAM PENCAR

Hakikat metode ini adalah menggambarkan pola penyebaran data selama


beberapa periode amatan. Dari pola tersebut dilakukan pengamatan secara
visual kemudian ditarik garis secara serampangan yang mernbelah tengah pola
penyebaran data tersebut. Langkah-langkah yang harus diikuti adalah, pertama
menempatkan titik-titik koordinat yang menunjukkan hubungan kos pelayanan
peti kemas dan jumlah peti kemas yang ditangani untuk semua data amatan.
Kedua, amati pola penyebaran titik-titik koordinat tersebut sehingga diperoleh
bentuk gugusannya. Ketiga, lakukan pengamatan secara visual dan dipilih dua
titik pada ujung-ujung gugusan sehingga kalau dihubungkan kira-kira
mewakili kecenderungan sebaran titik-titik tersebut atau membelah tepat
ditengah-tengah gugusan.
Data pada Tabel 2.2 setelah diplot pada bidang grafik dengan metode
diagram pencar tampak pada Gambar 2.10. Dari gambar tersebut terlihat
gugusan titik-titik koordinat berbentuk oval dengan kecenderungan menyeba.r
dari pojok kiii bawah ke pojok kanan atas. Dari gugusan tersebut, misalnya
yang dipilih adalah titik A dan titik B. Langkah selanjutnya sama dengan
metode titik terendah dan titik tertinggi. Titik A diperlakukan sebagai titik
tertinggi sedangkan titik B diperlakukan sebagai titik terendah.

Kos (000)
Rp8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000

0 100 200 300 400 500

Jumlah Peti Kemas

Gambar 2.10
Diagram Pencar
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.45

Dari garis AB pada Gambar 2.9 tersebut maka koordinatnya adalah B (150;
2.500.000) atau pada jumlah peti kemas 150 unit jum.lah kos adalah sebesar
Rp2.500.000, dan A (500; 7 .500.000) atau pada jumlah peti kemas 500 unit
jumiah kos adalah Rp7 .500.000. Dengan demikian kos variabelnya dapat
dihitung sebagai berikut:
V - (7 .500.000 -2.500.000)/(500 - 150)
- 5.000.000/350
14.285.71 dibulatkan~ Rpl4.286 per peti kemas
Artinya kos variabel per peti kemas ad.alah sebesar Rpl4.286
T - Misalkan kita ambil sembarang jumlah peti kemas (X) = 500
Rp7.500.000,- -- (14.286 x 500)
Rp357.000,-

Artinya komponen kos tetap per bulannya adalah Rp357.000,-.

Jadi, rumus kos total terdiri dari kos tetap sebesar Rp357 .000 ditambah dengan
kos variabel sebesar Rpl4.286 per pelayanan peti kemas atau ka1au ditulis
dalam bentuk persamaan menjadi: total kos = Rp357.000,- + Rpl4.286,- (peti
kemas).

Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)


Metode ini jauh lebih teliti dibandingkan dengan dua metode sebelumnya
karena mampu mengidentifikasi the best fitting line. Formula untuk metode ini
sebagai berikut:
v = [I:XY - I:X I:Y/n]/[I:X2 - (I:X)2/n]. . (1)
T - I:Y In - v(I:X/n) . (2)
Berdasarkan data pada Tabel 2.2 maka penyelesaian dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil tampak pada Tabel 2.5:
2.46 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Tabel 2.5
Metode Kuadrat Terkecil

Peti Kemas (X) Kos (V.) Lg:y LX2


100 2.000.000 200.000.000 10.000
125 2.500.000 312.500.000 15.625
150 2.500.000 375.000.000 22.500
200 3.000.000 600.000.000 40.000
500 7.500.000 3.750.000.000 250.000
300 4.500.000 1.350.000.000 90.000
250 4.000.000 1.000.000.000 62.500
400 5.000.000 2.000.000.000 160.000
475 6.500.000 3.087 .500.000 225.625
425 6.000.000 2.550.000.000 180.625
2925 43.500.000 15.225.000.000 1.056.875

Dengan mernasukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus rnaka diperoleh


nilai:
V = Rpl2.424,71 '"7dibulatkan Rpl2.425,-
T = Rp715.772,- (pernbulatan),
Jadi persamaan total kos seperti berikut ini: Y = Rp715.772,- + 12.425X

Jika data pada Tabel 2.2 diselesaikan dengan menggunakan program SPSS,
maka hasilnya disajikan pada Tabel 2.6. Pada Tabel 2.6 Panel B tampak bahwa
kos pelayanan mernang dipengaruhi oleh jumlah peti kemas yang dilayani.
Nilai Uji F adalah 262,342 dengan signifikansi pada level 1 %. Sementara pada
Panel C dapat dilihat bahwa nilai konstanta (a) adalah 715.771,5 atau
dibulatkan menjadi 715.772 dan koefisien peti kemas adalah 12.424,7 atau
dibulatkan menjadi 12.425, rnaka hasil perhitungan manual pada Tabel 2.5
sama dengan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa metode Least Square memang akurat.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.47

Tabel 2.6
Output Program SPSS

Panel A: Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .985a .970 .967 344181.46626

a. Predictors: (Constant), peti kemas


Panel B: ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 31077312946289.980 1 31077312946289.980 262.342 .OOOb


1 Residual 947687053710.028 8 118460881713.754

Total 32025000000000.008 9
a. Dependent Variable: kospelayanan
b. Predictors: (Constant), peti kemas
Panel B: Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B St<;l. Error Beta
(Constant) 715771.500 249381.321 2.870 .021
1
peti kemas 12424.713 767.100 .985 16.197 .000
a. Dependent Variable: kospelayanan

Jika mengacu pada luaran yang disajikan pada Tabel 2.6, maka fungsi kos
untuk mengestimasi kos pelayanan sebagai berikut:

Y = 715.772 + 12.425(Peti Kemas)

Dari data Tabel 2.6 Panel A dapat dijelaskan bahwa 96,7% (lihat adjusted R2)
variansi dalam kos pelayanan total dapat dijelaskan oleh perubahan jumlah
peti kemas yang ditangani. Dengan memperhatikan F test pada Tabel ANOVA
dapat dikatakan bahwa model estimasi kos pelayanan ini sangat baik, karena
2.48 AKUNTANSI MANAJEMEN e

jumlah peti kemas signifikan pada level I%. Artinya, jumlah peti kemas adalah
pemicu kos yang baik bagi kos pelayanan.

D. REGRESI BERG ANDA

Prinsip pemisahan metode LS sebenarnya tidak berbeda dengan metode


regresi berganda. LS tidak lain dari bentuk Regresi Sederhana, yaitu hanya
dengan satu unsur kos variabel (satu variabel bebas). Sedangkan regresi
berganda terdiri dari lebih dari satu variabel bebas. Dengan demikian data pada
Tabel 2.2 di atas tidak perlu dikerjakan dengan regresi berganda, karena hanya
terdiri satu variabel bebas yaitu X (pelayanan peti kemas).
Bentuk persamaan regresi berganda, yang mana jumlah variable predictor
lebih dari satu, adalah sebagai berikut:

y = T + V1X1 + V2X2 + + VnXn.................................................... (3)

Cara menghitung angka intercept dan koefisien regresi dalam regresi


ganda saat ini sangat mudah dengan rnenggunakan program-program aplikasi
seperti SPSS, Eviews, dan lainnya. Namun, yang terpenting justru bagaimana
kita dapat membaca dan menganalisis luaran (output) program tersebut. Pada
Tabel 2. 7 disajikan data kos pemrosesan order dengan lebih dari satu variable
predictor (variable bebas), yaitu jumlah setup dan jumlah jam melakukan
setup.
Tabel 2. 7
Data Kos Pemeliharaan dan Faktor Penyebab

Jumlah Jam J umlah Kos Proses


Bulan Jumlah Setup
Setup Order
Januari 1000 3000 18000
Februari 700 2500 15000
Maret 1500 4500 28000
April 1200 3200 17000
Mei 1300 4400 25000
]uni 1100 2800 18000
Juli 1600 5500 30000
Agustus 1.400 3900 24000
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.49

JumlahJam Jum.lab Kos Proses


Bulan Jumlah Setup
Setup Order
September 1700 2300 21000
Oktober 900 2300 15000

Dengan menggunakan SPSS, maka hasil perhitungan regresi ganda dapat


disajikan pada Tabel 2.8 berikut ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
97 ,70% perubahan biaya pemrosesan pesanan ditentukan oleh kedua variable
tersebut yaitu Jumlah setup dan jumlah jam setup. Dengan memperhatikan
nilai F hitung sebesar 68.028 model ini sangatlah fit.

Sementara itu, kontribusi dari kedua variable bebas, dalam hal ini jumlah setup
dan jumlah jam setup, keduanya sama-sama signifikan. Artinya, jumlah setup
maupun jumlah jam setup sarna-sama signifikan dalam mempengaruhi kos
pemrosesan pesanan. Nilai koefisien jumlah setup adalab 7.140 dengan sig
value 0.0004, dan nilai koefisien jumlah jam sehat adalah 3.339 dengan
signifikan value 0.0000. jadi persamaan garis kos adalah sebagai berikut ini:

Y = 752.104 + 7.147 (Jlh Setup)+ 3.339 (Jumlahjam setup)+ e.

label 2.8
Luaran Analisis Regresi

Panel A: Model Summary


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .975a .951 .937 1350.46287
a. Predictors: (Constant), jam setup, jlh, setup
Model Sum o_f Squares df Mean Square F Sig.
Regression 248133750.262 2 124066875.131 68.028 .OOOb
1 Residual 12766249.738 7 1823749.963
Total 260900000. 000 9
a. Dependent Variable: Kos order
b. Predictors: (Constant), Jam setup, Jlh_setup
2.50 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Panel C: Coefficients"
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 752.104 1878.501 .400 .701
1 Jlh_setup 7.147 1.682 .425 4.250 .004
Jam setup 3.339 .496 .674 6.738 .000
a. Dependent Variable: Kos order

E. PERTIMBANGAN MANAJEMEN

Pada akhirnya, acapkali seorang manajer menggunakan pertimbangan


tjudgemenii dalam memperlakukan kos yang terjadi di unitnya. Pertimbangan
ini umumnya didasarkan pada pengetahuan dan pengalamannya di masa lalu.
Dengan pertimbangan matang yang dimilikinya, rnanajemen dapat dengan
cepat menaksir atau memutuskan berapa persen porsi kos tetap dan berapa
persen porsi kos variabel. Cara ini bisa dikaitkan dengan metode-metode yang
sudah di bahas di depan.
Umumnya, metode ini sering digunakan ketika kos campuran memiliki
proporsi persentase yang rendah dibandingkan total keseluruhan kos. Dalam
situasi seperti itu, apabila yang digunakan adalah metode pemisahan kos secara
formal yang melibatkan hitungan tematis seperti yang dijelaskan di bagian
sebelumnya, maka justru akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan
serta usaha yang dikerahkan tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
Dalarn praktiknya, metode inilah yang justru banyak digunakan. Para
manajer cukup sekedar menggunakan dasar pengalaman dan observasi
hubungan antara kos di masa lalu untuk menentukan berapa proporsi kos tetap
dan kos variabel.
Keuntungan dari metode ini terletak pada kesederhanaannya. Dalam
situasi ketika manajer memiliki pemahaman yang sangat baik atas perusahaan
dan pola-pola kos yang terjadi, maka metode ini menghasilkan basil yang baik.
Namun, jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang cukup baik, maka
jelas error akan terjadi. Sehingga penting pula untuk mempertimbangkan
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.51

pengalaman manajer, potensi error yang terjadi, serta efek yang dihasilkan dari
error tersebut terhadap keputusan lain yang berkaitan.

~,
- _.,,,.,
- ._:--,_
LATI HAN

Untuk memperdalam pernaharnan Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlab latihan berikut!

1) Jelaskan mengenai metode-metode pemisahan kos campuran.


2) Jelaskan mengenai dua dimensi dari Activity-based Management.
3) Jelaskan apa saja tahapan analisis aktivitas.
4) Jelaskan langkah-langkah untuk mengurangi non-value added acitivities.
5) Apa yang dimaksud dengan pemicu kos, dan bagaimana cara menghitung
kos aktivitas?
6) Berikut ini adalah data mengenai jammesin dan beban listrik tabun 20xx:

Jam Be ban Jam Be ban


Bulan Bulan
Mesin Listrik Mesin Listrik
January 2.000 Rpl8.900 July 3.600 Rp25.250
February 2.400 21.500 August 3.000 23.250
March 1.400 14.000 September 1.500 16.000
April 2.600 23.500 October 3.300 26.500
May 3.300 28.750 November 4.200 31.500
June 3.300 22.700 December 4.200 22.250

Diminta:
a) Pergunakan metode high-low point untuk mengestimasi beban listrik
variabel per jam mesin
b) Pergunakan metode high-low untuk mengestimasi beban listrik tetap
per bulan
c) Pergunakan metode high-low untuk mernbuat fungsi kos listrik
bulanan
d) Estimasi berapa jumlah beban listrik jika jumlah jam mesin adalah
1300 jam mesin
2.52 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Petunjuk Jawaban Latihan.

1) Untuk menjawab soal latihan nomor 1 Anda harus membaca dan


memahami Judul Metode pemisahan Kos Campuran dalam Kegiatan
Belajar 2 ini.
2) Untuk menjawab soal latihan nomor 2 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Analisis Kos Aktivitas dalam Kegiatan Belajar 2 ini
3) Untuk menjawab soal latihan nomor 3 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Analisis Aktivitas dalam Kegiatan Belajar 2 ini
4) Untuk rnenjawab soal Iatihan nomor 4 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Cara Mengurangi atau Mengeliminasi NVAA dalam
Kegiatan Belajar 2 ini
5) Untuk menjawab soal latihan nomor 5 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Kos Aktivitas dan Pemicu Kos dalarn Kegiatan
Belajar 2 ini
6) Cocokkanjawaban Anda dengan jawaban berikut ini:
a) Beban listrik variable/jam mesin= Rp31,500 - Rpl4,000)/(4,200 -
1,400)= Rp6.25.
b) Beban listrik tetap/bulan = Rp31,500 - (Rp6.25 x 4,200)= Rp5,250
c) Beban listrik/bulan = Rp5,250 + (Rp6.25 xjam mesin).
d) Jumlah beban listrik pada aktivitas 1300 jam= Rp5,250 + (Rp6.25 x
1,300)= Rpl3,375.

-a RANG KUM A NC------------------

Kos campuran harus dipisahkan rnenjadi unsur tetap dan unsur


variabel. Ada empat metode pemisahan kos campuran yaitu metode titik
tertinggi dan titik terendah, metode diagram pencar, metode kuadrat
terkecil dan regresi, dan metode judgemen manajemen.
Metode titik tertinggi-titik terendah mernerlukan dua observasi atau
lebih atas hasil aktivitas masa lalu. Dari catatan tentang output dan kos
aktivitas masa lalu, dipilih kos aktivitas dan output tertinggi dan kos
aktivitas dan output terendah. Kemudian, diselisihkan. Tarif kos variabel
diperoleh dengan cara rnembagi selisih kos aktivitas dengan selisih output.
Metode diagram pencar menggambarkan pola penyebaran data selama
beberapa periode amatan. Dari pola tersebut dilakukan pengamatan secara
visual kemudian ditarik garis secara serampangan yang membelah tengab
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.53

pola penyebaran data tersebut. Sedangkan metode regresi dapat dengan


mudah dilakukan dengan bantuan alat statistik.
Terakhir, metode pertimbangan manajer umumnya digunakan ketika
kos campuran memiliki proporsi persentase yang rendah dibandingkan
total keseluruhan kos. Dalam situasi seperti itu, apabila yang digunakan
adalah metode pemisahan kos secara formal yang melibatkan hitungan
matematis, maka justru akan menimbulkan kemungkinan masalah yang
Iebih besar serta usaha yang dikerahkan tidak sepadan dengan manfaat
yang diperoleh.

~I TES FORM AT IF 3 _

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Jika variabel independen adalah volume produksi dan variabel dependen


adalah total kos manufaktur maka koefisien determinan sebesar 0,90
menunjukkan ....
A. bahwa 90o/o perubahan kos manufaktur dapat dijelaskan oleh
perubahan volume produksi.
B. bahwa 90% perubahan volume produksi disebabkan oleh perubahan
kos manufaktur.
C. bahwa 10% perubahan volume produksi disebabkan oleh perubahan
kos manufaktur.
D. kos akan berubah 90% setiap kali terjadi perubahan volume produksi.

2) Diketahui fungsi kos, Y = Rp 10,000 + Rp4X, pada level aktivitas berapa


yang akan menghasilkan total kos Rp22.000 ....
A. 3.000 unit
B. 3.250 unit
C. 5.500 unit
D. 10.000 unit

3) Diketahui output regresi dari Merlin Co. (method of' least square) adalah
sebagai berikut:
Regression Output:
Constant 400.50
Std. Err of Y Est 475.25
R Squared 0.90
X Coefficient(s) 8.75
2.54 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Persamaan kos dari Merlin Co adalah:


A. TC= 400.50 + 0.90 Q
B. TC= 400,50 + 8.75 Q
C. TC= 475.25 + 0.90 Q
D. TC= 475.25 + 8.75 Q

Gunakan data berikut untuk menjawab soal pertanyaan nomor 4


hingga 7.

PT Seb's memiliki data kos dan tingkat aktivitas untuk bulan Juni dan Juli
sebagai berikut:

Keterangan April May


Level aktivitas dalam unit 10,000 20,000
Kos variabel Rpl0,000 ?

Kos tetap 30,000 ?

Kos campuran 20,000 ?

Total Kos Rp60,000 Rp75,000

4) Jika diasumsikan level ini ada dalam suatu rentang relevan, maka kos
campuran untuk bulan Mei adalah ...
A. Rpl0.000,-
B. Rp25.000,-
C. Rp40.000,-
D. Rp20.000,-

5) Jika diasumsikan bahwa level tersebut ada dalam suatu rentang relevan,
maka kos tetap untuk bu Ian Mei adalah ...
A. Rp30.000,-
B. Rp25.000,-
C. Rp20.000,-
D. Rp40.000,-

6) Jika diasumsikan bahwa level ini ada dalam suatu rentang relevan, maka
fungsi total kos perusahaan adalah ...
A. Total costs= Rp30,000 + Rpl.00 x Unit
B. Total costs= Rp30,000 + Rpl.50 x Unit
C. Total costs = Rp$45,000 + Rp$ l .50 x Unit
D. Total costs= Rp60,000 + Rp0.50 x Unit
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.55

7) Berapa estimasi total kos untuk bulan Juni, asumsikan estimasi level
aktivitas adalah 12.000 unit?
A. Rp60.000
B. Rp42.000
C. Rp66.000
D. Rp63.000

8) PT Pinky Denim bergerak dalam bisnis pembuatan baju dan celana


berbahan jins. Manajer perusahaan ingin menghitung kos tetap dan kos
variabel yang berkaitan dengan listrik yang digunakan di pabrik. Data
selama delapan bulan terbaru sebagai. berikut.

Bulan Kos Listrik Jam Mesin


Januari Rp3.225 460
Februari 3.485 500
Maret 4.100 600
April 3.300 470
Mei 3.312 470
Juni 2.575 350
Juli 3.910 570
Agustus 4.200 590
September 3.920 430
Oktober 2.600 475
Dengan menggunakan metode high-low point hitunglah berapa tarif variabel?
A. 6,35 per jam mesin
B. 6,15 per jam mesin
C. 6,10 per jam mesin
D. 6,10 per jam mesin

Gunakan data berikut untuk menjawab soal pertanyaan nomor 9


dan 10.
Masih berkaitan dengan PT Pinky Denim, apabila kemudian metode yang
digunakan adalah regresi, maka diketahui output statistik yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:

Intercept 321
X Variable 1 6,38
2.56 AKUNTANSI MANAJEMEN e

9) Kos formula yang tepat berdasarkan hasil output tersebut adalah:


A. Total Kos Listrik= $321 + ($638 x Jam Mesin)
B. Total Kos Listrik= $321 + ($638 x Kwh Listrik)
C. Total Kos Listrik= $321 + ($6,38 x JamMesin)
D. Total Kos Listrik= $321 + ($6,38 x Kwh Listrik)

10) Hitunglah kos yang dianggarkan untuk bulan berikutnya apabila


diasumsikan dianggarkan pula tingkat aktivitas adalah 550 jam mesin.
A. $351.221
B. $3.830
C. $43.902,63
D. tidak adajawaban yang tepat karena tingkat aktivitas tidak sesuai.

Cocokkanlab jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglahjawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ----------- x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70o/o = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.57

Kunci Jawaban Tes Formatif

Formatif 1 FormatifZ Formatif 3


1) A 1) c 1) A
2) B 2) D 2) A
3) A 3) c 3) B
4) A 4) A 4) B
5) B 5) D 5) A
6) A 6) c 6) c
7) c 7) B 7) D
8) D 8) c 8) c
9) A 9) c 9) c
10) B 10) C 10) B
2.58 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Daftar Pustaka

Adler, Ralph. 2011. Management Accounting: Making it World Class. New


York: Routledge Taylor & Francis Group.

Argyris, C. 1952. The Impact of Budgets on People. Itacha, N.Y.: Prepared for
the Controllership Foundation. at Cornell University.

Atkinson, A. A., R. D. Banker, R. S. Kaplan, dan S. M. Young. 1995.


Management Accounting. Englewood Cliffs. NJ.: Prentice Hall. Inc.

Becker, S. W. 1967. Discussion of The Effect of Frequency of Feedback on


Attitudes and Performance. Journal of Accounting Research. 5 ed.: 225-
228.

Berger, A. 1997. Continuous Improvement and Kaizen: Standardization and


Organizational Designs. Journal of Integrated Manufacturing Systems.
Vol. 8 No. 2, pp. 110-7.

Bessant, J. dan Caffyn, S. 1997. High Involvement Innovation. International


Journal of Technology Management. Vol. 14 No. 1. pp. 7-28.

Bessant, J., Caffyn, S., Gilbert, J., Harding, R. dan Webb, S. 1994.
Rediscovering Continuous Improvement. Technovation. Vol. 14No. 1. pp.
17-29.

Caffyn, S. 1999. Development of a Continuous Improvement Self-Assessment


Tools. International Journal of Operations & Production Management.
Vol. 19 No. 11. pp. 1138-53.

Carter, W. K., dan M. F. Usry. 2002. Cost Accounting. 13rd Edition Cincinnati
Ohio: College Division. South-Western Publishing, Co.

Davis, Stan, dan Tom Albright. 2004. An Investigation of the Effect of


Balanced Scorecard Implementation on Financial
Performance. Management Accounting Research 15.2: 135-153.

Mowen, M. M., D. Hansen, dan D. L. Heitger. 2014. Cornerstones of


Managerial Accounting, 5th. USA: South-Western. Cengage Learning.
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.59

Gallagher, M., Austin, S. dan Caffyn, S. 1997. Continuous Improvement in


Action: The Journey of Eight Companies. London: Kogan Page.

Garrison, R.H., Noreen, E.W., Brewer, P. C., Cheng, N. S., dan Yuen, K. C.
K. 2015. Managerial Accounting (Second Edition ed.). New York:
McGraw-Hill Education.

George, M. 2002. Lean Six Sigma: Combining Six Sigma Quality with Lean
Production Speed. New York: McGraw-Hill.

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. 2007. Management Accounting. 8th


Edition. USA: South-Western, a Division of Thompson Learning.

Juergensen, T. 2000. Continuous Improvement: Mindsets, Capability, Process,


Tools and Results. Indianapolis: The Juergensen Consulting Group, Inc.

Kaplan, R. dan Norton, D. 1996. The Balanced Scorecard: Translating


Strategy into Action. Cambridge: Harvard Business School Press.

Kaplan, Robert S, dan David P.Norton. 2004. Strategy Maps - Converting


Intangible Assets into Tangible Outcomes. Harvard Business School
Publishing Corporation.

Kaplan, Robert S., David P. Norton. 2006. Alignment: Using the Balanced
Scorecard to Create Corporate Synergies. Harvard Business Press.

Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. 2007. Using the Balanced Scorecard
as a Strategic Management System. Harvard Business Review 85.7-8:
150-+.

Kennedy, Carol. 2012. Guide to The Management Gurus 5ed. London:


Random House Business Book.

Kossoff, L. 1993, Total Quality or Total Chaos?. HR Magazine. Vol. 38 No.


4, pp. 131-4.

Linderman, K., Schroeder, R., Zaheer, S. dan Choo, A. 2003. Six Sigma:
A Goal - Theoretic Perspective. Journal of Operations Management. Vol.
21 No. 2, pp. 193-203.
2.60 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Maher, M. W., Stickney, C, P., dan Weil, R. L. 2012. Managerial Accounting:


An Introduction to Concepts, Methods, and Uses. l led. USA: South
Western.

Mowen, M. M., Hansen, D. R., dan Heitger, D. L. 2018. Managerial


Accounting: The Cornertsone of· Business Decision Making 7ed. USA:
Cengage Learning.

Narsa, I. M. 1996.

"Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan Menjelang Persaingan Global:


Implikasi Perkembangan Teknologi Informasi terhadap Pendidikan dan
Profesi Akuntansi". Makalah Seminar: Universitas Kristen Petra
Surabaya. 10 Desember 1996.

Niven, P. 2006. Balanced Scorecard Step by Step: Maximizing Performance


and Maximizing Results. John Wiley & Sons. New York. NY.

Oakland, J. 1999. Total Organizational Excellence - Achieving World-Class


Performance. Butterworth-Heinemann. Oxford.

Siegel, G dan H. Rarnanauskas-Marconi. 1989. Behavioral Accounting.


Cincinnati. Ohio: South-Western Publishing Co.

Singh, Surender. 2016. Management Accounting. New Delhi: PHI Learning


Private Limited.

Sudibyo, B. 1986. "Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia".


Makalah Tidak dipublikasikan.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Edisi Ketiga. Jogjakarta: BPFE.

Watts, R. L., dan Zimmerman, J. L. 1986. Positive Accounting Theory.


Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Weygandt, J. J., D. E. Kieso, dan W. G. Kell. 1996. Accounting Principles.


New York: John Wiley & Sons, Inc
e EKMA43 1 4/MODUL 2 2.61

Wilton, R. W., dan Platt, D. E. 2014. Managerial Accounting (Global Edition)


JOed. USA: McGraw-Hill Education.

Young, D. W. 2014. Management Accounting in Health Care Organizations


3ed Edition. San Fransisco: Jossey-Bass.

Anda mungkin juga menyukai