Anda di halaman 1dari 2

1)

a. Aspek operasional Toyota yang berkontribusi terhadap efisiensi meliputi:

1. Praktik Just-in-Time (JIT): Mengurangi pemborosan dengan memproduksi hanya apa


yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan, dan dalam jumlah yang dibutuhkan.
2. Manajemen Kualitas Total (TQM): Memastikan kualitas produk dari setiap proses
produksi untuk mengurangi cacat dan biaya perbaikan.
3. Kerja Tim dan Tata Letak Seluler: Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar
karyawan, yang memungkinkan penyelesaian masalah secara lebih efisien.
4. Keterlibatan Seluruh Karyawan: Mendorong inisiatif dan partisipasi karyawan dalam
peningkatan proses dan inovasi.
5. Kerja sama erat dengan Pemasok: Memastikan kualitas bahan baku dan komponen,
serta mengurangi waktu tunggu dan biaya persediaan.

b. Aspek operasi Toyota yang berkontribusi terhadap efektivitas meliputi:

1. Penghapusan Pemborosan (Muda): Mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas


yang tidak menambah nilai, sehingga meningkatkan aliran proses.
2. Perbaikan Berkelanjutan (Kaizen): Menerapkan perubahan kecil secara terus-menerus
untuk meningkatkan produk dan proses.
3. Otomatisasi Berwajah Manusia (Jidoka): Mengintegrasikan otomatisasi dengan
kecerdasan manusia untuk mendeteksi dan menghentikan produksi saat terjadi cacat.
4. Fleksibilitas Tinggi: Kemampuan untuk cepat menyesuaikan produksi sesuai dengan
permintaan pasar.
5. Desain Produk yang Efektif: Memasarkan produk baru lebih cepat dengan lebih sedikit
kesalahan desain, berkat penerapan TPS pada operasi desain.

2)

a) Permasalahan utama yang dialami Hong Kong Disneyland pada front office kantor
operasionalnya termasuk:

• Gangguan pada wahana: Terdapat 50 laporan penghentian perjalanan karena alasan


teknis.
• Keresahan pekerja: Staf mengeluh dipaksa bekerja dalam shift panjang antara 10 dan 13
jam sehari.
• Sistem shift yang kacau: Manajemen dirancang sistem shift yang membingungkan.
• Prosedur disipliner dan komunikasi yang buruk: Staf mengeluhkan prosedur
disipliner dan kurangnya komunikasi dengan manajemen lokal.
• Kurangnya atraksi: Dibandingkan dengan taman hiburan Disney lainnya, Hong Kong
Disneyland memiliki atraksi yang lebih sedikit.

b) Penyebab utama permasalahan ini termasuk:

• Desain operasional yang tidak efisien: Sistem perlindungan keselamatan yang memicu
penghentian wahana secara tiba-tiba.
• Manajemen sumber daya manusia yang buruk: Kondisi kerja yang tidak aman, upah
di bawah standar, dan sistem shift yang tidak terorganisir.
• Perencanaan yang tidak memadai: Kurangnya atraksi yang dapat menarik pengunjung
dan memenuhi ekspektasi.

c) Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

• Meningkatkan desain dan pemeliharaan wahana: Memastikan bahwa semua wahana


beroperasi dengan aman dan lancar.
• Merevisi kebijakan sumber daya manusia: Menetapkan jam kerja yang wajar,
meningkatkan komunikasi, dan menyediakan pelatihan yang memadai untuk manajemen.
• Menambah jumlah atraksi: Membuka atraksi baru untuk meningkatkan daya tarik
taman hiburan.
• Melakukan audit keselamatan secara berkala: Untuk memastikan bahwa semua aspek
operasional memenuhi standar keselamatan.
• Meningkatkan hubungan industrial: Mengembangkan keterampilan penyelesaian
konflik dan meningkatkan kesadaran hubungan industrial di antara manajemen.

Anda mungkin juga menyukai