Anda di halaman 1dari 2

1.

Kasus A menjual tanah kepada B dengan syarat akan dibeli kembali dalam waktu satu tahun
adalah perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali yang merupakan salah satu dari
perkembangan transaksi yang terjadi di masyarakat berupa bentuk perjanjian yakni penjual (pemilik
semula) mempunyai atau diberikan hak dengan suatu perjanjian untuk membeli kembali
barangnya yang telah dijual tersebut. Jual beli dengan hak membeli kembali diatur dalam pasal
1519 KUH Perdata yaitu kekuasaan untuk membeli kembali barang yang telah dijual diterbitkan sari
suatu janji, dimana si penjual diberikan hak untuk mengambil kembali barang yang dijualnya,
dengan mengembalikan harga pembelian asal yang disertai penggantian yang disebutkan dalam
pasal 1532 KUH Perdata.

Kasus B meminjam uang kepada C tersebut termasuk perjanjian pinjam-meminjam (pinjam-pakai


habis). Adapun pengertiannya adalah suatu perjanjian dimana pihak pertama menyerahkan
sejumlah barang yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan syarat, bahwa pihak kedua
itu akan mengembalikan barang sejenis kepada pihak pertama dalam jumlah dan keadaan yang
sama. Dasar hukumnya adalah Pasal 1721 KUHPer yang berbunyi yaitu “ Pinjam meminjam adalah
suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah
barang tertentu dan habis pemakaian dengan syarat bahwa yang belakangan ini akan
mengemballikan sejumlah yang sama dari macam keadaan yang sama pula”. Terkait adanya bunga
maka hal tersebut diperbolehkan sesuai dengan pasal 1765 ayat (2) KUHPerdata mengatakan
adalah diperbolehkan memperjanjikan bunga atas peminjaman uang atau barang lain yang
menghabis karena pemakaiannya. Bunga yang diperjanjikan dalam persetujuaan itu boleh
melampaui bunga menurut undang-undang dalam segala hal yang tidak dilarang oleh undang-
undang.

2. Apabila setahun kemudian A akan membeli sawahnya kembali makai ia harus mengembalikan
seluruh uang harga pembelian dan semua biaya yang dikeluarkan saat menyelenggarakan
pembelian serta penyerahannya seperti pengecekan sertifikat, biaya akta jual beli, biaya balik
nama, biaya PNBP, biaya jasa notaris serta biaya-biaya lainnya. Dasar hukumnya adalah pasal 1532
yaitu Penjual yang menggunakan perjanjian membeli tidak saja wajib mengembalikan seluruh uang
harga pembelian semula melainkan juga mengganti semua biaya menurut hukum, yang telah
dikeluarkan waktu menyelenggarakan pembelian serta penyerahannya, begitu pula biaya yang
perlu untuk pembetulan-pembetulan dan biaya yang menyebabkan barang yang dijual bertambah
harganya, yaitu sejumlah tambahannya itu. Ia tidak dapat memperoleh penguasaan atau barang
yang dibelinya kembali, selain setelah memenuhi segala kewajiban ini. Bila penjual memperoleh
harganya kembali akibat perjanjian membeli kembali maka barang itu harus diserahkan kepadanya
bebas dari semua beban dan hipotek yang diletakkan atasnya oleh pembeli namun ia wajib
menepati persetujuan-persetujuan sewa yang dengan itikad baik telah dibuat oleh pembeli.

3. Kewajiban pembeli menurut pasal 1513 KUH Perdata ialah membayar harga pembelian pada
waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan menurut persetujuan. Apabila A dalam waktu satu
tahun tidak dapat memenuhi syarat maka jalan keluar yang dapat ia lakukan adalah negosiasi ulang
kepada B agar memberikan jangka waktu lebih lama lagi namun tidak lebih dari 5 tahun semenjak
perjanjian awal. Dasar hukumnya ada dalam pasal 1520 KUH Perdata yaitu Hak untuk membeli
kembali tidak boleh diperjanjikan untuk waktu yang lebih lama dari lima tahun. Jika hak tersebut
diperjanjikan untuk waktu yang lebih lama, maka waktu itu diperpendek sampai menjadi lima
tahun. Selanjutnya dalam pasal 1521 ditegaskan bahwa “jangka waktu yang ditetapkan harus
diartikan secara mutlak dan tidak boleh diperpanjang oleh Hakim; bila penjual lalai memajukan
tuntutan untuk membeli kembali dalam tenggang waktu yang telah ditentukan maka pembeli tetap
menjadi pemilik barang yang telah dibelinya.

Anda mungkin juga menyukai