DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2023
BAB I
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jual beli merupakan bentuk transaksi umum yang sering dilakukan oleh
masyarakat. Biasanya perjanjian jual beli dilakukan secara lisan atau tertulis atas
menunjukkan proses perjanjian jual beli tanah dan rumah di Indonesia harus
Syarat materiil yaitu meliputi pembeli, penjual dan obyek tanah, kemudian
syarat formil meliputi sertifikat tanah asli, bukti telah membayar PBB, surat
setoran BPHTB, surat setoran PPh, dan data data penjual dan pembeli yang
meliputi: KTP dan KK, dan syarat hukum pasal 1320 KUHPerdata. Setelah
memenuhi syarat – syarat, maka kedua belah pihak harus melakukan perjanjian
secara tertulis yang dibuat oleh pihak PPAT yang kemudian ditanda tangani oleh
perjanjian, maka timbulah hak dan kewajiban bagi para pihak yang harus
dilaksanakan., hak dari penjual yaitu menerima pembayaran tanah dan rumah,
sedangkan hak pembeli yaitu menerima hak milik atas tanah dan rumah berupa
sertifikat.
Adapun kewajiban penjual yaitu menyerahkan hak milik atas tnah dan
harga sesuai kesepakatan. Tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak
melakukan kesalahan akibat wanprestasi maka harus membayar ganti rugi
salah satu pihak akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan olehnya maka
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam jual beli hak atas
tanah diperlukan adanya persyaratan formil bagi penjual atau pemilik hak atas
tanah. Syarat formil terhadap obyek jual beli hak atas tanah berupa bukti
kepemilikan tanah yang terkait dengan hak atas tanah, dan juga terkait dengan
prosedur peralihan hak atas tanah. Prosedur jual beli hak atas tanah telah
Tahun 1997.
Jual beli tanah harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah atau PPAT. Untuk menjamin kepastian dan
ketertiban hukum dalam jual beli tanah, proses jual beli tanah hanya dapat
dilakukan di atas tanah yang dimiliki berdasarkan hak-hak atas tanah, artinya
obyek tanah yang disyahkan dengan bukti kepemilikan hak atas tanah.
bidang hak atas tanah di Kantor Pertanahan. selain itu, PPAT mempunyai
kewajiban untuk membacakan akta sehingga isi akta dapat dimengerti oleh para
pihak. PPAT juga harus memberikan akses terhadap informasi, termasuk akses
terhadap Peraturan Perundang-undangan yang terkait bagi para pihak yang
menandatangani akta. Oleh karena itu para pihak dapat menentukan dengan bebas
Dalam proses jual beli tanah sering terjadi permasalahan, baik ketika
perikatan sampai eksekusi atau pelaksanaan jual beli tanah tersebut dilaksanakan.
perlindungan dalam proses jual beli tanah agar tercipta rasa aman oleh pelaku jual
beli tanah.
Sejalan dengan hal tersebut di atas maka pada dasarnya jual beli tanah
tersebut terjadi adanya perjanjian antara penjual dan pembeli yang kemudian
penjual berkewajiban menyerahkan hak milik atas tanah tersebut, setelah pembeli
menyerahkan harganya. Jika penjual telah menyerahkan hak milik atas tanah
tersebut maka terjadilah pemindahan hak milik atas tanah dari penjual kepada
pembeli, jika ada salah satu pihak yang tidak melakukan kewajibannya dalam jual
beli tanah tersebut sesuai yang diperjanjikan maka ia harus bertanggung jawab
atas dasar wanprestasi, dan jika terdapat salah satu pihak melakukan jual beli
yang dimaksud dengan jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang
pihak yang lain (pembeli) untuk membayar harta yang telah dijanjikan”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikemukakan lebih lanjut bahwa
kewajiban penjual merupakan hak dari pembeli dan sebaliknya kewajiban pembeli
merupakan hak dari penjual. Dalam hal ini, penjual berkewajiban untuk
menerima suatu kebendaan. Apabila hal tersebut tidak dipenuhi, maka tidak akan
B. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana peraturan serta hak dan kewajiban para pihak dalam melakukan
3. Bagaimana tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melanggar hukum
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat
2. Mengetahui peraturan serta hak dan kewajiban antara penjual dengan pembeli,
3. Mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan
kesalahan
D. URGENSI PENELITIAN
perjanjian.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Perikatan. Dalam hal jual beli tanah dari bunyi Pasal 1457: “ Jual beli
hal tertentu, dan suatu sebab yang halal. Jika syarat mengenai kesepakatan
keputusan dari hakim. Sedangkan jika syarat mengenai suatu hal tertentu
dan suatu sebab yang halal (syarat obyektif) tidak dipenuhi, maka suatu
perjanjian batal demi hukum maksudnya sejak awal dianggap tidak ada
perjanjian.
beli baru meletakkan hak dan kewajiban timbal balik antara kedua belah
pihak, atau dengan perkataan lain jual beli yang dianut Hukum Perdata
belum memindahkan hak milik adapun hak milik baru berpindah dengan
dilakukan penyerahan atau levering.1 Dalam Pasal 1458 hal jual beli benda
tidak bergerak jual beli telah dianggap terjadi walaupun tanah belum
diserahkan atau harganya belum dibayar. Untuk pemindahan hak itu masih
1. Soedharyo Soimin, Status Hak Dan Pembebasan Tanah, (Jakarta: Sinar Grafika,2004), h.86
Dari uraian tersebut, jual beli tanah menurut Hukum Perdata terdiri dari
atas 2 (dua) bagian yaitu perjanjian jual belinya dan penyerahan haknya,
Sehingga, walaupun hal yang pertama sudah selesai biasanya dengan akta
notaris, tapi kalau hal yang kedua belum dilakukan, maka status tanah
Jual beli tanah dalam hukum adat dan UUPA mempunyai pengertian yang
sama, berdasarkan UUPA Pasal 5 maka pengertian jual beli tanah hak
milik menurut UUPA tidak lain adalah pengertian jual beli menurut
hukum adat.2Menurut hukum adat jual beli tanah adalah suatu pemindahan
hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai, terang berarti perbuatan
penjual tidak dapat menuntut atas dasar terjadinya jual beli tanah, akan
2. Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya,Edisi 1, Cetakan keempat
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h.149
3. ibid, h.72
3. Syarat-syarat Jual Beli Tanah
a. Syarat Materiil
Syarat materiil sangat menentukan akan sahnya jual beli tanah tersebut,
1) Penjual adalah orang yang berhak atas tanah yang akan dijualnya.
tidak dapat hadir maka harus dibuat surat bukti secaratertulis dan
tanah.
dirugikan, karena pembeli telah membayar harga tanah sedang hak atas
4. Erza Putri, Peran PPAT Dalam Peralihan Hak Atas Tanah, http://erzaputri.blogspot.com.
Walaupun penjual masih menguasai tanah tersebut, namun sewaktu-
waktu orang yang berhak atas tanah tersebut dapat menuntut melalui
pengadilan.
2) Pembeli adalah orang yang berhak untuk mempunyai hak atas tanah
yang dibelinya. Hal ini bergantung pada subyek hukum dan obyek
dilanggar maka jual beli batal demi hukum dan tanah jatuh kepada
a. Hak Milik
d. Hak Pakai
b. Syarat Formil
Setelah semua persyaratan materiil tersebut terpenuhi, maka dilakukan jual
beli dihadapan PPAT. Dalam pelaksanaan jual beli yang dibuat oleh PPAT
melakukan jual beli atau kuasa yang sah dari penjual dan pembeli
2) Akta dibuat dalam bentuk asli dalam 2 (dua) lembar, yaitu lembar
diberikan salinannya.
yang bersangkutan.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dari jual beli tanah, yaitu
penjual dan pembeli. Untuk penjual terdapat beberapa hal yang perlu
1. Hal pertama yang harus dalam melakukan jual beli tanah adalah,
lain si penjual adalah pemegang hak yang sah dari hak atas tanah itu.
sendiri tanah itu, tapi jika pemegang hak atas tanah tersebut terdiri dari
dua orang atau lebih, maka yangberhak menjual tanah itu adalah semua
orang yang tidak berhak adalah batal demi hukum, artinya semula
hukum menganggap tidak pernah terjadi jual beli Dalam hal demikian
terjadibahwa seseorang berhak atas suatu hak atas tanah akan tetapi
seseorang yang berada dibawah pengampuan. Jika suatu jual beli tanah
berhak atas tanah itu atau si pembeli berhak membeli, maka akibatnya
lagi pula Kantor Pendaftaran Tanah akan menolak pendaftaran jual beli
itu.5
menjual tanah yang akan dijadikan obyek jual beli. Seseorang mungkin
5 Effendi Perangin, Praktek Jual Beli Tanah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 4.
Apabila penjual / pembeli adalah badan hukum, maka identitasnya
pengurusan tidak berlaku untuk menjual. Kuasa itu harus tegas untuk
harganya.
c) Dalam hal tanah yang akan dijual itu belum dibukukan (belum
untuk menjualnya.
d) Dalam hal tanah yang akan dijual itu sudah dibukukan (sudah
1. Pengertian PPAT
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan
sebagai berikut7 :
1) Jual Beli
2) Tukar Menukar
3) Hibah
7 http://notary-herman.blogspot.com
4) Pemasukan Ke Dalam Perusahaan (Inbreng).
memilih salah satu dari wilayah kerja tersebut atau setelah 1 (satu)
Selain itu juga diatur dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) PP No.
bersangkutan.
1. Pengertian Akta
bahwa kata “acta” merupaka bentuk jamak dari kata “actum” yang
pembuktian.11
2. Macam Akta
a. Akta Otentik
8. Victor M Situmorang dan Cormentyna sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil Di
Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 1991), h.50
9. R. Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, (Jakarta: PT. Pradya Paramita, 1986), h.5.
10. http://woronotariatuns2012.blogspot.com
11.ibid
dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu
wilayah kerja.
dimaksudkan oleh para pihak- pihak sebagai alat bukti, tetapi tidak
12. http://de-notaris.blogspot.com
F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Metode yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode normatif, karena penelitian
ini yang akan ditiliti adalah kaidah-kaidah hukum, asas-asas hukum, dan tanggung
jawab hukum tentang Perjanjian Jual Beli Tanah Dan Rumah. Jenis penelitian
yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini
jawab hukum terhadap perjanjian Jual Beli Tanah Dan Rumah Di Indonesia. Data
G. SISTEMATIKA LAPORAN
masalah dan alasan dipilihnya topik dalam penulisan ini, disertai pokok-
bab.
jenis akta, akta-akta yang dibuat oleh PPAT dan kekuatan pembuktian dari
Bab ketiga mengenai akibat hukum jual beli tanah yang tidak dibuat
menurut hukum adat, pengertian jual beli tanah menurut hukum tanah
atas tanah melalui jual beli, Syarat-syarat jual beli tanah dan akibat hukum
memberikan masukan bagi para pihak dalam membuat suatu akta agar
berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Perundang-undangan
30 Tahun2004,LNNo.117Tahun2004,TLNNo.4432.
Tahun 1999.
2. Buku
cet.1.Bandung:P.T.CitraAdityaBakti.
2002.
Jakarta:Intermasa,1987.
2003.
P.T.Raja GrafindoPersada,1983.
Maju, 2002.
Jakarta:P.T.Grafindo Persada,2003.
3. Makalah
September 2002.
4. Artikel