Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. VIII/No.

2/Apr-Jun/2020

PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG TIDAK Kata Kunci: jual beli; ppat; tanah
DILAKUKAN DI HADAPAN PEJABAT PEMBUAT
AKTA TANAH (PPAT)1 PENDAHULUAN
Oleh : Dwi Aprilia Arum Damayanti2 A. Latar Belakang.
Josina Emelie Londa3 Dalam pelaksanaan jual beli tanah yang
Alsam Polontalo4 berlaku di masyarakat pada umumnya telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
ABSTRAK 1960 tentang Pokok-Pokok Dasar Agraria dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24
mengetahui bagaimana keabsahan terkait jual Tahun 1997 tentang Pendafataran Tanah, yang
beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan di mana di dalamnya apabila diteliti lebih dalam
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan mengharuskan pelaksanaan jual beli tanah
bagaimana kedudukan perjanjian mengenai jual dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta
beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan Tanah (PPAT) apabila jual beli tanah tersebut
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat
dengan metode penelitian hukum normatif Akta Tanah (PPAT) maka tidak terjadi peralihan
disimpulkan: 1. Perjanjian jual beli tanah pada hak atas tanah yang diperjual belikan dari pihak
dasarnya merupakan perjanjian jual beli seperti penjual kepada pihak pembeli dikarenakan
pada umumnya, oleh karena itu, selama pembeli tanah tidak dapat mendaftarakan hak
perjanjian jual beli tersebut memenuhi syarat atas tanahnya ke kantor pertanahan tanpa Akta
sah perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 Jual Beli (AJB) yang dibuat oleh Pejabat
KUH. Perdata dan terpenuhinya syarat-syarat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
materiil yaitu adanya para pihak, tanah sebagai
objek jual beli dan harga yang telah disepakati, B. Rumusan Masalah
serta memenuhi unsur-unsur teori kesepakatan 1. Bagaimana keabsahan terkait jual beli
antara penjual dan pembeli, maka jual beli tanah yang dilakukan tidak di hadapan
tersebut adalah sah meskipun tidak dilakukan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)?
di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah 2. Bagaimana kedudukan perjanjian
(PPAT). 2. Jual beli tanah secara di bawah mengenai jual beli tanah yang dilakukan
tangan berdampak pada pihak pembeli karena tidak di hadapan Pejabat Pembuat Akta
akan menimbulkan kesulitan pada saat Tanah (PPAT)?
mendaftarkannya untuk proses balik nama
sertifikat, karena menurut PP Nomor 24 Tahun C. Metode Penelitian
1997 peralihan hak atas tanah hanya dapat Penelitian ini adalah penelitian hukum
didaftarkan jika dibuktikan dengan akta Pejabat normatif.
Pembuat Akta Tanah (PPAT). Kantor
pertanahan akan menolak pendaftaran PEMBAHASAN
peralihan tersebut apabila dokumen-dokumen A. Keabsahan jual beli tanah yang dilakukan
tidak disertai dengan akta Pejabat Pembuat tidak di hadapan Pejabat Pembuat Akta
Akta Tanah (PPAT) seperti yang disebutkan Tanah (PPAT)
dalam Pasal 45 (1) Peraturan Pemerintah Keabsahan jual beli tanah jika ditinjau dari
Nomor 24 Tahun 1997. Namun dalam keadaan undang-undang ataupun peraturan
tertentu jual beli secara di bawah tangan atau pemerintah, jual beli tanah yang dianggap sah
jual beli tanpa menggunakan akta Pejabat yaitu jual beli tanah yang dilakukan di hadapan
Pembuat Akta Tanah (PPAT) dapat didaftarkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau jual
ke kantor pertanahan, hal ini disebutkan dalam beli dengan akta otentik yang disahkan oleh
Pasal 37 Ayat 2 PP Nomor 24 Tahun 1997. pejabat yang berwenang, artinya jual beli tanah
itu harus dibuktikan dengan suatu akta yang
1
dibuat oleh dan di hadapan Pejabat Pembuat
Artikel Skripsi.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
Akta Tanah (PPAT). Hal tersebut sesuai dengan
16071101072 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Tanah dalam Pasal 37 Angka 1 menyebutkan
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum

16
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

bahwa peralihan hak atas tanah dan hak milik 1. Hukum adat tidak mengenal pembagian
atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar bahkan pengertian “obligatoir” dan atau
menukar, hibah pemasukan dalam perusahaan “zakelijk” (kebendaan) seperti Hukum
dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, Barat.
kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya 2. Suatu jual beli pada hakekatnya bukan
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta persetujuan belaka yang berada antara
yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dua pihak (penjual dan pembeli), tetapi
(PPAT) yang berwenang menurut ketentuan suatu penyerahan barang oleh penjual
peraturan perundang-undangan yang berlaku.5 kepada pembeli dengan tujuan/maksud
Oleh karena itu, seharusnya masyarakat memindahkan hak diantara kedua belah
melakukan jual beli dengan adanya akta otentik pihak.
atau akta yang disahkan oleh pejabat yang 3. Kalau tidak dibayar kontan, bukan jual beli,
berwenang agar jual beli yang dilaksanakan sah tetapi suatu hutang piutang.
demi hukum dan kuat hukum-nya. 4. Para ahli hukum adat menegaskan bahwa
Syarat sahnya jual beli hak atas tanah sifat jual beli lebih bersifat mengalami
menurut hukum adat adalah terpenuhinya tiga sendiri secara nyata, terang dan tunai
unsur yaitu tunai, riil dan terang.6 (kontant, concreet, belevend en
Jual beli tanah terdapat 2 (dua) perbuatan participarent denken). 8
hukum yang dilakukan pada saat yang Tunai, riil, dan terang ini kemudian juga
bersamaan, yaitu: diangkat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
1. Perbuatan hukum pemindahan hak atas 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah
tanah dari penjual kepada pembeli; sebagaimana telah dicabut dan diganti dengan
2. Perbuatan hukum pembayaran harga jual Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
beli oleh pembeli kepada penjual; tentang Pendaftaran Tanah.
Dengan dilakukannya 2 (dua) perbuatan Ada beberapa penyebab terjadinya jual beli
hukum tersebut maka dipenuhilah syarat tanah yang tidak dilakukan di hadapan Pejabat
“tunai” dari jual beli tanah, sehingga dengan Pembuat Akta Tanah, atau biasa yang kita
demikian jual beli tanah tersebut telah selesai. ketahui sebagai jual beli di bawah tangan ini
Harga yang dibayarkan itu tidak harus lunas, dikarekan:
selisih harga dianggap sebagai hutang pembeli 1. Ketidaktahuan orang yang bersangkutan
kepada penjual yang termasuk dalam lingkup terhadap proses atau prosedur jual beli hak
hukum hutang piutang bukan hukum atas tanah;
pertanahan.7 2. Orang yang bersangkutan membayangkan
Sifat riil berarti bahwa kehendak yang bahwa urusan jual beli hak atas tanah itu
diucapkan harus diikuti dengan perbuatan sulit dan berbelit-belit,
nyata, misalnya dengan telah diterimanya uang 3. Karena menghindari biaya-biaya yang tidak
oleh penjual, dan dibuatnya perjanjian di terduga yang mereka tidak ketahui;
hadapan kepala desa. Perbuatan hukum jual 4. Faktor ekonomi orang yang bersangkutan.
beli tanah disebut terang kalau dilakukan di Ada beberapa unsur yang menyebabkan
hadapan kepala desa untuk memastikan bahwa terjadinya jual beli tanah dilakukan di bawah
perbuatan itu tidak melanggar ketentuan tangan, Lawrence M. Friedman
hukum yang berlaku. mengungkapkan dalam setiap sistem hukum
Selanjutnya menurut John Salindeho, jual terdapat tiga unsur:
beli tanah menurut jiwa hukum adat itu adalah: 1. Substansi Hukum
PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah Pasal 37 yang mewajibkan
5Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 peralihan hak karena jual beli hanya bisa di
6Maria S. W. Sumarjono, Kebijakan Pertanahan antara daftarkan apabila dibuat oleh PPAT tetapi tidak
Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Buku Kompas, 2001,
hal. 119
7Diakses dari https://www.hukum- 8Diakses dari
hukum.com/2015/08/asas-terang-dan-tunai-dalam- http://urai28imam.blogspot.com/2011/03/memahami-
hukum.html, Asas Terang dan Tunai dalam Hukum lembaga-jual-beli-tanah-di.html, Memahami Lembaga Jual
Pertanahan, diakses pada 23 Januari 2020 Beli Tanah, diakses pada 23 januari 2020

17
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

adanya sanksi kepada masyarakat apabila kualitas penegak hukumnya baik tetap akan
peralihan hak atas tanah dilakukan secara muncul kemungkinan masalah juga.9
dibawah tangan sebagaimana halnya sanksi Kantor pertanahan meskipun telah
yang diberikan kepada PPAT apabila dalam melakukan pembinaan kepada PPAT agar
jangka 7 hari tidak mendaftarkan akta yang mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah
dibuatnya ke kantor Pertanahan untuk didaftar. diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Kewajiban yang dibebankan kepada PPAT ini Pendaftran Tanah tetapi pihak kantor
ditujukan untuk memberikan kepastian hukum pertanahan tidak memberikan sangsi apapun
bagi kliennya dan untuk dapat terselenggaranya kepada PPAT yang bersangkutan sebagaimana
tertib administrasi pertanahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 62 PP Nomor 24 Tahun
merupakan salah satu daripada tujuan 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
pendaftaran tanah. 3. Budaya Hukum:
Pendaftaran akta oleh PPAT ke kantor Budaya hukum adalah suasana pemikiran
pertanahan adalah untuk memenuhi asas sosial dan kekuatan sosial yang menentukan
publisitas sehingga masyarakat umum dapat bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau
mengetahui karena sifat administrasi Kantor disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya
Pertanahan bersifat terbuka. Berbeda dengan dengan kesadaran hukum masyarakat.10
administrasi PPAT yang sifatnya tertutup, yang Masyarakat dan budaya merupakan fenomena
hanya dapat diketahui oleh para pihak dan ahli yang tidak terpisahkan. Antara unsur-unsur
warisnya saja. budaya terjalin satu sama lain dan saling
berpengaruh; perubahan pada salah satu unsur
2. Struktur Hukum saja akan menyebabkan perubahan pada unsur-
Sistem Struktural yang menentukan bisa unsur lainya. Maka sama sekali tidak dapat di
atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan lepaskan dari keterkaitannya dengan proses-
baik. Kewenangan lembaga penegak hukum proses sosial yang berlangsung dalam
dijamin oleh undang-undang, sehingga dalam masyarakat sebagai hasil dari kontruksi sosial.11
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Selama ini masyarakat tidak mengetahui
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah mengenai peralihan hak atas tanah tidak bisa
dan pengaruh-pengaruh lain. Terdapat adagium didaftarkan ke kantor pertanahan apabila akta
yang menyatakan (meskipun dunia ini runtuh tidak dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
hukum harus ditegakkan). Hukum tidak dapat (PPAT) sehingga masyarakat sering melakukan
berjalan atau tegak bila tidak ada aparat transaksi jual beli hak atas tanah dilakukan
penegak hukum yang kredibilitas, kompeten secara di bawah tangan. Hal ini dikarenakan
dan independen. Seberapa bagusnya suatu kurangnya sosialisasi dari pihak kantor
peraturan perundang-undangan bila tidak pertanahan kepada masyarakat, padahal tanah
didukung dengan aparat penegak hukum yang dan bangunan adalah benda tidak bergerak
baik maka keadilan hanya angan-angan. (benda tetap) sehingga proses jual belinya
Lemahnya mentalitas aparat penegak berbeda dengan jual beli benda bergerak
hukum mengakibatkan penegakkan hukum seperti kendaraan, televisi, dan lain-lain.
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak Jual beli tanah dan bangunan memerlukan
faktor yang mempengaruhi lemahnya akta otentik, di mana akta otentik adalah akta
mentalitas aparat penegak hukum diantaranya yang dibuat oleh pejabat umum yang
lemahnya pemahaman agama, ekonomi, proses berwenang. Dalam proses jual beli tanah dan
rekruitmen yang tidak transparan dan lain bangunan, akta tersebut dibuat oleh
sebagainya. Maka faktor penegak hukum notaris/PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah).
memainkan peran penting dalam menjalankan Jadi, setiap perjanjian yang bermaksud untuk
fungsi hukum. Apabila peraturan peundang- memindahkan hak atas tanah harus dibuktikan
undangan sudah baik, tetapi kualitas penegak
hukumnya masih rendah, maka akan terdapat 9 Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan
masalah, demikian juga, apabila peraturan Pendaftaranya, Jakarta, Sinar Grafika, 2006, hal. 13
perundang-undangannya buruk, sedangkan 10Ibid., Hal 15
11Khudzaifah Dimyati, Teorisasi Hukum, Surakarta,
Muhammadiyah University Press, 2004, hal. 107.

18
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

dengan suatu akta yang dibuat oleh dan di hanya merupakan syarat yang harus diikuti
hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), setelah terjadinya jual beli tanah yang sesuai
karena kalau tidak, maka akan dianggap tidak dengan hukum adat, karena hukum adat
sah. merupakan dasar hukum agraria yang berlaku
Jual beli tanah dan bangunan yang dilakukan atas tanah, air dan ruang angkasa.
dengan perjanjian di bawah tangan tidaklah Seperti menurut Urip Santoso dalam
sah, dan tidak menyebabkan beralihnya tanah tulisannya yang berjudul Hukum Agraria dan
dan bangunan dari penjual kepada pembeli Hak – Hak Atas Tanah mengemukakan hukum
(meskipun pembeli telah membayar lunas adat menjadi dasar utama dalam pembentukan
harganya). Jual beli tanah dan bangunan hukum agraria nasional dapat disimpulkan
memang harus dilakukan dengan Akta Jual Beli dalam Konsideran UUPA yang menyatakan;
(AJB) yang dibuat oleh notaris/PPAT. “bahwa berhubungan dengan apa yang
Boedi Harsono menyatakan “Orang yang disebut dalam pertimbangan-pertimbangan
melakukan jual beli tanpa dibuktikan dengan perlu adanya Hukum Agraria Nasional, yang
akta PPAT tidak akan dapat memperoleh berdasarkan atas hukum adat tentang
sertifikat, biarpun jual belinya sah menurut tanah, yang sederhana, dan menjamim
hukum.”12 kepastian hukum bagi seluruh rakyat
Di dalam praktik yang terjadi dalam Indonesia dengan tidak mengabaikan unsur-
masyarakat, jual beli tanah yang dilakukan tidak unsur yang bersandar pada hukum agama”14
melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Di kutip dari pendapat Mahkamah Agung,
masih dianggap sah, tapi tidak kuat hukum-nya, Pasal 19 PP No. 10 Tahun 1961 yang
di mana jual beli yang terjadi itu sah di mata disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah
hukum disebabkan dalam syarat sah-nya suatu No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
perjanjian yaitu adanya suatu sebab yang halal bukan merupakan syarat mutlak untuk sah atau
yang menyangkut isi perjanjian. Jual beli yang tidaknya jual beli tanah, karena pasal tersebut
dilakukan tanpa di hadapan PPAT tetap sah hanyalah merupakan ketentuan administratif
karena Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) saja, yaitu khusus bagi pendaftaran
berlandaskan pada hukum adat. Walau pemindahan hak kepada kepala kantor
demikian, untuk mewujudkan adanya suatu pendaftaran tanah.
kepastian hukum dalam setiap peralihan hak Berikut di bawah ini yurisprudensi
atas tanah, PP No. 24 Tahun 1977 sebagai Mahkamah Agung yang mengesahkan jual beli
peraturan pelaksana dari Undang-Undang tanpa melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah
Perlindungan Konsumen telah menentukan (PPAT), yang antara lain sebagai berikut:
bahwa setiap perjanjian yang bermaksud a. Mahkamah Agung dalam putusannya
memindahkan hak atas tanah harus dibuktikan Nomor: 153 PK/PDT/2005 Status jual beli
dengan suatu akta yang dibuat oleh dan di tanah tanpa menggunakan akta Pejabat
hadapan PPAT. Pembuat Akta Tanah (PPAT) dinyatakan sah
Hal ini bertentangan dengan Pasal 19 PP No. oleh pengadilan.15
10 Tahun 1961 yang disempurnakan dengan PP b. Dalam putusan Makamah Agung Nomor
No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah 952/K/SIP/1975 dalam pertimbangan
yang menyatakan bahwa setiap peralihan hak hukumnya menyebutkan bahwa jual beli
atas tanah harus dibuat di hadapan Pejabat tanah yang dilakukan tidak di hadapan PPAT
Pembuat Akta Tanah, karena jual beli yang tetap sah, karena menurut Yurisprudensi
dilakukan di bawah tangan tidaklah dapat Mahkamah Agung, jual beli adalah sah,
didaftarkan.13 Pasal ini dianggap sebagai apabila telah memenuhi syarat-syarat dalam
persyaratan mutlak untuk sahnya jual beli dan KUH. Perdata atau hukum adat.16
bukan menentukan sah tidaknya jual beli tetapi Keputusan dari Makamah Agung tersebut
sesuai dengan asas dari hukum adat. Apabila
12Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan 14Urip Santoso, Hukum Agraria Dan Hak-Hak Atas Tanah.
Pelaksanaannya, Jilid 1 Hukum Tanah Nasional, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, hal 5-6
Djambatan, Jakarta, 1994, hal. 52 15 Putusan Mahkamah Agung Nomor: 153 PK/PDT/2005
13Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 16 Putusan Mahkamah Agung Nomor: 952/K/SIP/1975

19
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

jual beli tersebut tidak dilakukan di hadapan serentak begitu pembayaran harga tanah
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) jual beli diserahkan kepada pembeli, karena pada
tersebut tetap sah karena Undang-Undang dasarnya untuk membuat surat jual beli tanah
Pokok Agraria (UUPA) berdasarkan hukum adat tanpa Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
dan pengertian jual beli menurut Undang- hanya dibutuhkan kesepakatan kedua belah
Undang Pokok Agraria (UUPA) menggunakan pihak dalam butir-butir yang kemudian
asas dari hukum adat yaitu konkrit (nyata).17 dicantumkan di dalamnya. Selebihnya
Meskipun demikian, terdapat pula merupakan surat perjanjian biasa yang
yurisprudensi Mahkamah Agung yang dibubuhi di atas materai oleh kedua belah
menetapkan bahwa jual beli yang tidak pihak. Berikut menjadi syarat-syarat
dilaksanakan oleh dan di hadapan PPAT keabsahannya:
tidaklah sah, misalnya: 1. Pihak penjual.
a. Mahkamah Agung dalam keputusannya No. 2. Pihak pembeli.
480 K/Sip/1971 yang menetapkan bahwa 3. Surat perjanjian yang nyata.
setiap perjanjian peralihan hak atas tanah 4. Materai.
(termasuk hibah atau menggadaikan atau 5. Saksi-saksi.19
meminjamkan uang dengan ha katas tanah Jadi, transaksi jual beli hak atas tanah dapat
sebagai tanggungan) harus dibuktikan dibuat di atas kertas segel atau tanpa kertas
dengan suatu akta yang dibuat oleh Pejabat segel dan harus dibubuhi materai yang dibuat
Pembuat Akta Tanah (PPAT).18 oleh para pihak di hadapan kepala desa yang
Dari beberapa yurisprudensi Mahkamah bersangkutan dan sekaligus sebagai
Agung yang telah disebutkan di atas, di mana penyerahan menurut hukum adat atas tanah
diantara keputusan-keputusannya ada yang telah beralih kepada pembeli.
kontradiktif atau bertentangan, maka kiranya Berdasarkan uraian di atas maka jual beli
dapat dikatakan bahwa: tanpa Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
a. Tidak ada yurisprudensi yang tetap dari dilakukan menurut hukum adat yang dalam
Mahkamah Agung mengenai jual beli tanah pelaksanaannya hanya dilakukan di hadapan
tanpa melalui PPAT, karena pendirian saksi yang bersifat tunai, riil dan terang. Jual
Mahkamah Agung selalu berubah, beli tanpa Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
kadangkala jual beli yang tidak dilakukan di tetap sah walaupun telah diatur dalam
hadapan PPAT disahkan, tetapi lain waktu Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961
dinyatakan sebagai jual beli yang tidak sah; yang telah disempurnakan dengan Peraturan
b. Berbeda-bedanya keputusan Mahkamah Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang
Agung dalam satu kasus jual beli tanah, Pendaftaran Tanah sepanjang syarat-syarat
justru menampakkan pada kita bahwa materiil terpenuhi yaitu adanya para pihak,
hukum adat masih memegang peranannya tanah sebagai objek jual beli dan harga yang
dalam perbuatan hukum tanah. telah disepakati.
c. Adanya kemungkinan bahwa sebagian
masyarakat, khususnya masyarakat B. Kedudukan perjanjian mengenai jual beli
pedesaan belum mengenal Pejabat Pembuat tanah yang dilakukan tidak di hadapan
Akta Tanah (PPAT), atau kalau sudah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
mengenalnya mungkin terdapat keengganan Pejanjian jual beli adalah suatu perjanjian di
untuk melakukan jual beli di hadapan mana pihak yang satu menyanggupi akan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). menyerahkan hak milik akan sesuatu barang,
Di dalam hukum adat sistem yang dipakai sedang pihak lainnya menyanggupi akan
berkenaan dengan jual beli hak atas tanah membayar sejumlah uang sebagai harganya.20
dikenal dengan sistem konkrit atau kontan dan
terang yaitu perpindahan hak atas tanah 19Diakses dari https://lifepal.co.id/blog/surat-jual-beli-
tanah/, Surat Jual Beli Tanah, diakses pada 23 januari
2020
17Diakses dari https://blacktedes.wordpress.com/asas- 20Diakses dari
asas-hukum-adat/, asas-asas hukum adat, diakses pada 23 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl446
januari 2020 5/developer-nakal/, Developer Nakal, diakses pada 23
18Putusan Mahkamah Agung Nomor: 480 K/Sip/1971 Januari 2020

20
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Unsur pokok dalam perjanjian jual beli Melihat dari Pasal 2 Ayat (1) PP No. 37
adalah barang dan harga, di mana antara Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
penjual dan pembeli harus ada kata sepakat Pembuat Akta Tanah mengatur bahwa tugas
tentang harga dan benda yang menjadi obyek pokok Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
jual beli. Suatu perjanjian jual beli yang sah adalah melaksanakan sebagian kegiatan
lahir apabila kedua belah pihak telah setuju pendaftaran tanah dengan membuat akta
tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari otentik sebagai bukti telah dilakukannya
perjanjian jual beli tersebut ditegaskan dalam perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas
Pasal 1458 KUH. Perdata yang berbunyi “jual tanah, di mana akta tersebut akan dijadikan
beli dianggap telah terjadi antara kedua belah dasar bagi pendaftaran perubahan data
pihak seketika setelahnya orang-orang ini pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh
mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut perbuatan hukum tersebut (dalam hal ini
dan harganya, maupun harganya belum adalah jual beli tanah).
dibayar.”21 Kemudian berdasarkan Pasal 37 Ayat (1) PP
Begitu pula dalam perjanjian jual beli tanah, No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah,
kedua belah pihak baik penjual maupun peralihan hak atas tanah berdasarkan jual beli
pembeli harus menyetujui kesepakatan yang hanya bisa didaftarkan jika dibuktikan dengan
ada dan sama-sama saling menyanggupi akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
kesepakatan tersebut untuk melahirkan suatu Tanah (PPAT) yang berwenang menurut
perjanjian jual beli tanah yang sah. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
jual beli tanah di mana kedua belah pihak yaitu yang berlaku.
antara penjual dan pembeli, telah sepakat dan Berdasarkan ketentuan sebagaimana
setuju mengenai benda dan harga, si penjual disebutkan di atas, kepala kantor pertanahan
menjamin kepada pembeli, bahwa tanah yang akan menolak untuk melakukan pendaftaran
akan dijual tersebut tidak akan mengalami peralihan hak atas tanah jika jual beli tanah
sengketa kepada pembeli, sedangkan pembeli tersebut tidak dibuktikan dengan akta Pejabat
menyanggupi untuk membayar sejumlah harga Pembuat Akta Tanah (PPAT). Apabila
yang telah disepakati bersama. pendaftaran tersebut ditolak, maka proses balik
Pada dasarnya jual beli adalah sebuah nama sertifikat tanah tidak dapat dilakukan.
perjanjian, oleh karena itu selama perjanjian Jadi, jual beli tanah di bawah tangan (tanpa
jual beli tersebut memenuhi syarat sah dibuat dalam akta otentik) tetap sah dan
perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal mengikat para pihak yang bertransaksi
1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sepanjang memenuhi semua elemen yang
maka jual beli tersebut adalah sah dan disebutkan dalam Pasal 1320 KUH. Perdata,
mengikat para pihak meskipun tidak dilakukan akan tetapi guna keperluan pendaftaran dan
di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah proses balik nama sertifikat tanah di kantor
(PPAT). pertanahan, maka jual beli tersebut harus
Setelah melihat dari sudut syarat sah dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
perjanjian, melihat dari sudut formalitasnya, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
hal ini dianggap bahwa konsep jual beli yang Mengenai kekuatan hukum, dari sisi
dianut Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) keperluan pembuktian, posisi akta yang dibuat
adalah berdasarkan hukum adat yang oleh notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah
mengartikan jual beli adalah pemindahan hak (PPAT) adalah lebih tinggi kedudukannya
yang sifatnya tunai, riil dan terang. Namun dibandingkan dengan perjanjian di bawah
demikian, untuk kepentingan pendaftaran tangan. Kemudian, dalam kaitannya dengan
kepemilikan atas tanah pada badan pertanahan perlindungan hukum bagi pemilik tanah, posisi
nasional, peralihan hak atas tanah itu harus hukum tertinggi bagi pemilik tanah adalah pada
dituangkan dalam akta otentik yang saat namanya terdaftar pada kantor
dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah pertanahan dan sertifikat tanah karena ini
(PPAT). merupakan bentuk pengakuan negara dan

21 R.Subekti, Aneka Perjanjian, Citra Aditya Bakti, 1995,


hal. 2

21
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

pihak ketiga atas kepemilikan tanah oleh suatu (1) diatur dengan Peraturan
pihak.22 Pemerintah. 24

Menurut hukum, surat sebagai alat bukti Dalam keadaan tertentu juga, Jual beli
yang sempurna adalah akta otentik, yaitu akta secara di bawah tangan atau jual beli tanpa
yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan menggunakan akta Pejabat Pembuat Akta
undang-undang oleh atau di hadapan pejabat dapat didaftarkan ke Kantor Pertanahan, hal ini
umum yang berwenang untuk itu di tempat disebutkan dalam Peraturan Pemerintah nomor
akta itu dibuat (Pasal 1868 KUH. Perdata). Akta 24 Tahun 1997 Pasal 37 ayat 2, yang berbunyi:
di bawah tangan tetap bisa jadi alat bukti Dalam keadaan tertentu sebagaimana yang
namun kekuatan pembuktianya lemah dan ditentukan oleh Menteri, Kepala Kantor
belum sempurna, kecuali surat di bawah tangan Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak
tersebut diakui kebenarannya oleh pihak atas bidang tanah hak milik, yang dilakukan di
“lawan”. Hal ini bisa dilihat dari Yurisprudensi antara perorangan warga negara Indonesia
Mahkamah Agung No. 775 K/Sip/1971, yang yang dibuktikan dengan akta yang tidak dibuat
kaidah hukumnya menyatakan: oleh pejabat pembuat akta tanah, tetapi yang
“Surat jual beli tanah “di bawah tangan” menurut kepala kantor pertanahan tersebut
yang diajukan dalam persidangan, kemudian kadar kebenarannya dianggap cukup untuk,
disangkal oleh pihak lawan, dan tidak mendaftar pemindahan hak yang bersangkutan.
dikuatkan dengan alat bukti lainnya, maka Terkait dengan Pasal tersebut, sangat
surat jual beli tanah tersebut dinilai sebagai dimungkinkan jual beli tanpa menggunakan
alat bukti yang lemah dan belum sempurna” akta pejabat pembuat akta tanah atau yang
Dari penjelasan di atas, kekuatan biasanya disebut jual beli di bawah tangan
pembuktian surat di bawah tangan lemah dan dapat melakukan pendaftaran peralihan haknya
belum sempurna, namun ia bisa menjadi bukti di kantor pertanahan. Asalkan jual beli tersebut
yang kuat dan sempurna bila diakui oleh lawan dilakukan dan letak objek jual beli/tanah yang
atau dikuatkan dengan alat-alat bukti lainnya dijual dalam wilayah/keadaan tertentu dan
seperti keterangan saksi, dan sebagainya.23 dengan bukti yang menurut kepala kantor
Untuk daerah yang belum mempunyai atau pertanahan kadar kebenaranya cukup. Namun
masih kekurangan pejabat pembuat akta tanah hal ini tidak berlaku untuk daerah yang sudah
maka ditunjuklah pejabat pembuat akta tanah mempunyai pejabat pembuat akta tanah atau
sementara yang biasanya dijabat oleh pejabat pembuat akta tanah sementara.25
camat/kepala desa, seperti disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 PENUTUP
Pasal 7,yaitu: A. Kesimpulan
1. Pejabat Pembuat Akta Tanah 1. Perjanjian jual beli tanah pada dasarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan perjanjian jual beli seperti
Ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh pada umumnya, oleh karena itu, selama
Menteri. perjanjian jual beli tersebut memenuhi
2. Untuk desa-desa dalam wilayah yang syarat sah perjanjian yang terdapat
terpencil Menteri dapat menunjuk dalam Pasal 1320 KUH. Perdata dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah sementara. terpenuhinya syarat-syarat materiil yaitu
3. Peraturan jabatan Pejabat Pembuat Akta adanya para pihak, tanah sebagai objek
Tanah sebagaimana dimaksud pada Ayat jual beli dan harga yang telah disepakati,
serta memenuhi unsur-unsur teori
kesepakatan antara penjual dan pembeli,
22Diakses dari maka jual beli tersebut adalah sah
https://radarsemarang.com/2017/12/14/jual-beli-tanah-
tanpa-melalui-notaris/, Jual Beli Tanah Tanpa Melalui
Notaris, diakses pada 29 Januari 2020
23Diakses dari https://konsultanhukum.web.id/apakah- 24Adi Gunawan, Jual Beli Tanah Tanpa Menggunakan Akta
surat-jual-beli-tanah-dibawah-tangan-cukup-kuat-sebagai- Pejabat Pembuat Akta Tanah (Studi Putusan Mahkamah
alat-bukti-di-persidangan/, Apakah Surat Jual Beli Tanah Agung Nomor: 153 Pk/Pdt/2005), Lambung Mangkurat
Dibawah Tangan Cukup Kuat Sebagai Alat Bukti Di Law Journal Vol 2 Issue 1, March (2017), hal. 58
Persidangan, diakses pada 29 Januari 2020 25 Adi Gunawan, Ibid., hal. 58-59

22
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

meskipun tidak dilakukan di hadapan membuat akta jual beli tanah, karena dalam
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). pelaksanaannya mereka akan memungut biaya
2. Jual beli tanah secara di bawah tangan pembuatan akta jual beli yang melebihi dari
berdampak pada pihak pembeli karena ketentuan yang berlaku, sehingga membuat
akan menimbulkan kesulitan pada saat masyarakat enggan melakukan jual beli tanah
mendaftarkannya untuk proses balik melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
nama sertifikat, karena menurut PP
Nomor 24 Tahun 1997 peralihan hak atas DAFTAR PUSTAKA
tanah hanya dapat didaftarkan jika Budiono, H., 2010, Ajaran Umum Hukum
dibuktikan dengan akta Pejabat Pembuat Perjanjian dan Penerapannya di
Akta Tanah (PPAT). Kantor pertanahan Bidang Kenotariata, Bandung, Citra
akan menolak pendaftaran peralihan Aditya Bakti.
tersebut apabila dokumen-dokumen Dimyati, K., 2004, Teorisasi Hukum, Surakarta,
tidak disertai dengan akta Pejabat Muhammadiyah University Press.
Pembuat Akta Tanah (PPAT) seperti yang Djumadi, 2004, Hukum Perburuhan Perjanjian
disebutkan dalam Pasal 45 (1) Peraturan Kerja, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Persada.
Namun dalam keadaan tertentu jual beli Fea, Dyara Radhite Oryza, 2016, Mengurus
secara di bawah tangan atau jual beli Sertifikat Tanah dan Perizinannya,
tanpa menggunakan akta Pejabat Pembuat Yogyakarta, Buku Pintar.
Akta Tanah (PPAT) dapat didaftarkan ke Gunawan, A., 2017, Jual Beli Tanah Tanpa
kantor pertanahan, hal ini disebutkan Menggunakan Akta Pejabat
dalam Pasal 37 Ayat 2 PP Nomor 24 Tahun Pembuat Akta Tanah (Studi
1997. Putusan Mahkamah Agung Nomor:
153 Pk/Pdt/2005), Lambung
B. Saran Mangkurat Law Journal Vol 2 Issue
Adanya jual beli tanah yang tidak melalui 1,hal. 58
prosedur yang berlaku dan hal ini masih Harsono, B., 2007, PPAT Sejarah dan
disahkan oleh pengadilan menunjukan masih Kewenangannya, Majalah RENVOI,
adanya dualisme dalam peraturan-peraturan Nomor 844, IV.
yang berlaku, padahal dengan diberlakukannya Marzuki, P. M., 2009, Penelitian Hukum,
peraturan-peraturan yang ada diharapkan Jakarta, Kencana Prenada Media
adanya kesatuan dalam putusan-putusan yang Group.
ada di Indonesia. Oleh karena itu, menurut Miru, A., 2011, Hukum Kontrak dan
pendapat saya perlu diadakan atau dibuat Perancangan Kontrak, Jakarta, PT.
ketentuan yang berlaku yang secara tegas Raja Grafindo Persada.
menyatakan bahwa jika terjadi jual beli tanah Peranginangin, E., 2007, Hukum Agraria Di
yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut
yang berlaku, maka jual beli tersebut adalah Pandang Praktisi Hukum, Jakarta,
tidak sah. Rajawali Press.
Masih banyaknya kasus jual beli tanah yang Purnamasari, I. D., 2010, Kiat-Kiat Cerdas,
dilakukan tanpa di hadapan Pejabat Pembuat Mudah, Dan Bijak Mengatasi
Akta Tanah (PPAT), mungkin karena Masalah Hukum Pertanahan,
ketidaktahuan atau kurang tahunya masyarakat Bandung, Kaifa.
tentang peraturan yang berlaku mengenai Simanjuntak, P.N.H., 2009, Pokok-Pokok Hukum
prosedur jual beli tanah yang ada, oleh karena Perdata Indonesia, Jakarta,
itu perlu sekali diadakan penyuluhan hukum Djambatan.
yang intensif kepada masyaratak agar mereka Subekti, R., Hukum Pembuktian, 2005, Jakarta,
mengerti cara melakukan jual beli tanah dan PT. Pradnya Paramitha.
mau melaksanakannya. Subekti, R., Hukum Perjanjian, 2005, Jakarta,
Dan sebaiknya perlu diadakan pengawasan Intermasa
terhadap praktik pejabat yang berwenang

23
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Santoso, U., 2010, Hukum Agraria Dan Hak-Hak Berakhirnya Suatu Perjanjian,
Atas Tanah. Jakarta, Kencana http://artonang.blogspot.com/201
Prenada Media Group. 6/08/berakhirnya-suatu-
Salim, H., 2016, Teknik Pembuatan Akta Pejabat perjanjian.html, diakses pada 4
Pembuat Akta Tanah, Jakarta, PT. Desember 2019
Raja Grafindo Persada. Peran PPAT Dalam Peralihan Hak Atas Tanah,
Sutedi, A., 2006, Peralihan Hak Atas Tanah Dan http://erzaputri.blogspot.com,
Pendaftaranya, Jakarta, Sinar diakses pada 5 Desember 2019
Grafika. Tugas dan Wewenang PPAT, http://mkn-
Soekanto, S., dan Mamudji S., 2004, Penelitian unsri.blogspot.com/2009/08/tugas
Hukum Normatif. Suatu Tinjauan -dan-wewenang-ppat.html, diakses
Singkat, RajaGrafindo Persada, pada 14 Januari 2019
Jakarta. Akta Otentik dan Akta di Bawah Tangan,
Syahmin, 2006, Hukum Perjanjian Internasional, http://panglimaw1.blogspot.com/
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011/03/akta-otentik-dan-akta-di-
Widjaja, G., dan Muljadi Kartini, 2003, (1) Seri bawah-tangan.html, diakses pada
Hukum Perikatan (Perikatan yang 14 Januari 2020
Lahir dari Perjanjian), Jakarta, PT. Jual Beli Tanah Tanpa Melalui Notaris,
Raja Grafindo Persada. https://radarsemarang.com/2017/
Widjaja, G., 2014, Perikatan yang Lahir dari 12/14/jual-beli-tanah-tanpa-
Perjanjian, Jakarta, PT. Raja melalui-notaris/, diakses pada 29
Grafindo Persada. Januari 2020

Peraturan Perundang-Undangan: Skripsi:


Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Gunawan, Adi, Jual Beli Tanah Tanpa
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Menggunakan Akta Pejabat
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Pembuat Akta Tanah (Studi
Nomor 1 Tahun 2006 Putusan Mahkamah Agung Nomor:
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 153 Pk/Pdt/2005), Lambung
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997 Mangkurat Law Journal Vol 2, Issue
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 1, 2017
Putusan Mahkamah Agung Nomor: 153
PK/PDT/2005
Putusan Mahkamah Agung Nomor:
952/K/SIP/1975
Putusan Mahkamah Agung Nomor: 480
K/Sip/1971

Website:
Pembatalan Perjanjian yang Batal Demi
Hukum,
http://www.hukumonline.com/klin
ik/detail/cl4141/pembatalan-
perjanjian-yang-batal-demi-
hukum, diakses pada 30 Oktober
2019
Syarat-Syarat Perjanjian dan Unsur-Unsur
Perjanjian,
http://www.sangkoeno.com/2015
/01/syarat-syarat-perjanjian-dan
unsur.html, diakses pada 4
Desember 2019

24

Anda mungkin juga menyukai