Anda di halaman 1dari 5

Lex Crimen Vol. V/No.

4/Apr-Jun/2016

PERALIHAN HAK ATAS TANAH MELALUI JUAL Kata kunci: Peralihan hak, tanah, jual beli.
BELI TANAH MENURUT UNDANG UNDANG
NOMOR 5 TAHUN 19601 PENDAHULUAN
Oleh : Ardiansyah Zulhadji2 A. Latar Belakang
Hak kepemilikan atas tanah, sewaktu-waktu
ABSTRAK dapat terjadi peralihan hak dan yang umum
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk terjadi peralihan tersebut terjadi karena adanya
mengetahui bagaimana pelaksanaan peralihan jual beli tanah antara pemilik tanah atau ahli
hak atas tanah melalui jual beli tanah menurut waris yang sah, dengan pembeli tanah yang
UUPA dan kendala apakah yang dihadapi dalam melalui proses jual beli tanah. Akan tetapi,
pelaksanaan peralihan hak atas tanah melalui dalam sistem pendaftaran tanah menurut PP
jual beli tanah menurut UUPA. Dengan No. 10 Tahun 1961 (yang sekarang sudah
menggunakan metode penelitian yuridis disempurnahkan dengan PP No. 24 Tahun
normative disimpulkan: 1. Pelaksanaan 1997), pendafataran jual beli itu hanya dapat
peralihan hak atas tanah melalui jual beli tanah (boleh) dilakukan dngan akta PPAT sebagai
menurut UUPA dimana Jual beli adalah suatu µlš]vÇ X } ] , Œ•}v} u vÇ š l v ^KŒ vP
persetujuan dengan mana pihak yang satu yang melakukan jual beli tanpa dibuktikan
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu dengan akta PPAT tidak akan dapat
kebendaan, dan pihak yang lain untuk memperoleh sertifikat, biarpun jual belinya sah
membayar harga yang telah diperjanjikan. menurut hukum.3 Tata Usaha PPAT bersifat
Dialihkan menunjukkan suatu perbuatan tertutup untuk umum, pembuktiannya
hukum yang disengaja untuk memindahkan hak mengenai berpindahnya hak tersebut
atas tanah kepada pihak lain melalui jual beli, berlakunya terbatas pada para pihak yang
hibah, tukar-menukar dan hibah wasiat. Jadi, elakukan perbuatan huku yang bersangkutan
meskipun dalam pasal hanya disebutkan dan para ahli warisnya 4
dialihkan, termasuk salah satunya adalah Yurispudensi MA No. 123/K/Sip/1971,
perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah pendaftaran tanah hanyalah perbuatan
karena dilakukannya jual beli. 2. Kendala- administrasi belaka, artinya bahwa pendaftaran
kendala dalam pelaksanaan peralihan hak atas bukan merupakan syarat bagi sahnya atau
tanah melalui jual beli tanah menurut UUPA menetunkan saat berpindahnya hak atas tanah
diantaranya adalah dengan berakhirnya hak- dalam jual beli. Menurut ketentuan UUPA,
hak atas tanah menurut sistem UUPA, yaitu hak pendaftaran merupakan pembuktian yang kuat
atas tanah itu berakhir tanpa kerja sama dalam mengenai sahnya jual beli yang dilakukan
artian relatif atau pun sepersetujuan seperti terutama dalam hubungannya dengan pihak
yang kita kenal untuk sahnya suatu persetujuan ketiga yang beritikat baik. Administrasi
seperti yang diatur oleh Pasal 1320 BW dari pendaftaran bersifat tervbuka sehingga tiap
pemiliknya semula. Pemilik tanah dapat orang dianggap mengetahuinya.5
kehilangan sama sekali haknya (karena Pasal 19 UUPA telah mengatur mengenai
melanggar ketentuan prinsip nasionalitas, pendaftaran tanah, dan sebagai peaksanaan
ataupun melanggar haknya) ataupun dipaksa dari Pasal 19 UUPA mengenai pendaftaran
untuk menyerahkan haknya itu kepada orang tanah itu dikeluarkanlah peraturan pemerintah
lain, karena pelelangan tanahnya karena No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.
menunggak pembayaran piutangnya, ataupun Menurut Pasal 19 PP No. 24 Tahun 1997
diserahkan kepada Negara atau pihak ketiga disebutkan bahwa objek pendaftaran tanah
lainnya karena pencabutan hak ataupun
pembebasan hak untuk keperluan 3
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
pembangunan. Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan
Pelaksanaannya, Jilid 1 Hukum Tanah Nasional,
Djambatan, Jakarta, 1994, hal. 52
1 4
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Alferds J. Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Rondonuwu, SH, MH; Soeharno, SH, MH; Jeany Anita Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan
Kermite, SH, MH Pelaksanaannya, Jilid 1 Hukum Tanah Nasional,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Djambatan, Jakarta, 1994, hal. 459
5
110711053 Boedi Harsono, W Œl u vP vYK‰X ]šU Z oX ñïX

31
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

adalah bidang-bidang yang dipunyai dengan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan


hak milik, AGU, HGB, Hak Pakai Tanah, Hak menunjukkan suatu perbuatan hukum yang
Pengelelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik Atas disengaja untuk memindahkan hak atas tanah
Satuan Rumah Susun, Hak Tanggungan dan kepada pihak lain melalui jual beli, hibah, tukar-
Tanah Negara. Di daftar maksudnya dibukukan menukar dan hibah wasiat. Jadi, meskipun
dan di terbitkan tanda bukti haknya. Tanda dalam pasal hanya disebutkan dialihkan,
bukti hak itu disebut bersertifkat Hak tanah termasuk salah satunya adalah perbuatan
yang terdiri atas tanggungan itu tanah dan hukum pemindahan hak atas tanah karena jual
surat ukur yang dijilid menjadi satu dalam satu beli.
sampul. Apa yang dimaksud jual beli itu sendiri oleh
Jual beli yang dilakukan tanpa dihadapan UUPA tidak diterangkan secara jelas, akan
PPAT tetap sah karena UUPA berlandaskan tetapi mengingat dalam Pasal 5 UUPA
pada hokum adat (Pasal 5 UUPA), sedangkan disebutkan bahwa Hukum Tanah Nasional kita
dalam Hukum UUPA sistem yang kongkret adalah Hukum Adat, berarti kita menggunakan
kontan/nyata/riil. Kendatipun demikian, untuk konsepsi, asas-asas, lembaga hukum, dan
mewujudkan adanya suatu kepastian hokum sistem Hukum Adat. Maka pengertian jual beli
dalam setiap peralihan hak atas tanah, PP No. tanah menurut Hukum Tanah Nasional adalah
24 Tahun 1977 sebagai peraturan pelaksana pengertian jual beli tanah menurut Hukum
dari UUPK telah menentukan bahwa setiap Adat. Hukum Adat yang dimaksud Pasal 5 UUPA
perjanjian yang bermaksud memindahkan hak tersebut adalah Hukum Adat yang telah di-
atas tanah harus dibuktikan dengan suatu akta saneer yang dihilangkan dari cacat-
yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT. cacatnya/Hukum Adat yang sudah
disempurnakan/Hukum Adat yang telah
B. Perumusan Masalah dihilangkan sifat kedaerahannya dan diberi sifat
1. Bagaimanakah pelaksanaan peralihan nasional.
hak atas tanah melalui jual beli tanah Berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997,
menurut UUPA ? peralihan tanah dan benda-benda di atasnya
2. Kendala apakah yang dihadapi dalam dilakukan dengan akta PPAT. Pengalihan tanah
pelaksanaan peralihan hak atas tanah dari pemilik kepada penerima disertai dengan
melalui jual beli tanah menurut UUPA? penyerahan yuridis (juridiche levering), yaitu
penyerahan yang harus memenuhi formalitas
C. Metode Penelitian undang-undang, meliputi pemenuhan syarat;
Penelitian ini mengguanakan metode dilakukan melalui prosedur yang telah
penelitian yang termasuk jenis penelitian ditetapkan; menggunakan dokumen; dibuat
normatif, dimana didalamnya penulis meneliti oleh/di hadapan PPAT.6
dan mempelajari norma yang terdapat dala Keharusan adanya akta PPAT di dalam jual
peraturan perundang-undangan ataupun beli tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 19
norma yang mengatur tentang proses dan PP No. 10 Tahun 1961 ternyata mengandung
akibat hokum yang ditimbulkan terhadap kel u Z vU l Œ v ]•š]o Z ^Z Œµ•_ š] l ]• Œš ]
pelaksanaan peralihan hak atas tanah melalui dengan sanksi, sehingga akta PPAT itu tidak
jual beli tanah menurut UUPA sehingga dalam ‰ š ]š (•]Œl v • P ] •Ç Œ š ^ vÇ _ lš
pelaksanaanya sesuai dengan peraturan penyerahan. Menurut Boedi Harsono,
perundang-undangan yang berlaku. meskipun Pasal 23 ayat (2) UUPA menyatakan
bahwa hak milik beralih pada saat akta PPAT
PEMBAHASAN diperbuat (akta PPAT itu merupakan bukti
A. Pelaksanaan Peralihan Hak Atas Tanah bahwa hak atas tanah telah beralih kepada
Melalui Jual Beli Tanah Menurut UUPA pembeli), akan tetapi bukti itu belum berlaku
Didalam UUPA istilah jual beli hanya terhadap pihak ketiga, karena yang wajib
disebutkan dalam Pasal 26 yaitu yang diketahui oleh pihak ketiga adalah apa yang
menyangkut jual beli hak milik atas tanah. tercantum pada buku tanah dan sertifikat hak
Dalam pasal-pasal lainnya, tidak ada kata yang
6
menyebutkan jual beli, tetapi disebutkan Abdulkadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, Cet. I,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hal. 55-56.

32
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

yang bersangkutan. Dengan demikian, mengharuskan adanya keterangan tertulis dari


meskipun sejak dilakukannya jual beli pembeli Lurah tentang kebenqaran tanah yang
sudah menjadi pemilik, tetapi kedudukannya diperjualbelikan di wilayahnya itu. Pemilik girik
sebagai pemilik barulah sempurna (dari segi atau ketitir yang dikeluarkan sebelum tahun
pembuktiannya) setelah dilakukannya 1960 bisa mendapatkan sertifikat dengan cara
pendaftaran peralihan hak atas tanah yang konversi. Adapun girik atau ketitir yang
diberinya itu oleh Kepala Kantor Pertanahan dikeluarkan sesudah tahun 1960 harus melalui
Tanah. Pendapat ini mengandung kelemahan, permohonan hak kepada sub Direktorat Agraria
l Œ v ^ lš WW d ]šµ u u‰µvÇ ] (µvP•] Wilayah Kota. Kemudian bagi masyarakat yang
sebagai alat untuk melakukan pendaftaran membeli tanah untuk sebagian dari
(Pasal 22 ayat (3) PP No. 10 Tahun 1961), jadi keseluruhan luas tanah yang tercantum pada
tidak menentukan saat kelahiran hak.7 Girik/Ketitir Hak Milik Adat diharuskan untuk
Didalam hukum pertanahan, transaksi jual meminta balik nama di Kantor IPEDA setelah
beli tanah dapat dilaksanakan oleh PPAT, mendapatkan akta PPAT/PPAT sementara
Camat juga dapat ditunjuk sebagai PPAT di sebelum mengajukan permohonan untuk
daerah yang belum cukup terdapat PPAT.8 mendapatkan sertifikat.9
Selain itu, karena fungsinya di bidang
pendaftaran tanah sangat penting bagi B. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan
masyarakat yang memerlukan, maka fungsi Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Jual Beli
tersebut harus dilaksanakan di seluruh wilayah Tanah Menurut UUPA
Negara. Oleh karena itu, di wilayah yang belum Berakhirnya hak-hak atas tanah menurut
cukup terdapat PPAT, camat perlu ditunjuk sistem UUPA adalah hak atas tanah itu berakhir
sebagai PPAT sementara. tanpa kerja sama dalam artian relatif atau pun
Akta jual beli tanah merupakan suatu hal sepersetujuan seperti yang kita kenal untuk
yang sangat penting yang berfungsi untuk sahnya suatu persetujuan seperti yang diatur
terjadinya pemindahan hak milik atas tanah oleh Pasal 1320 BW dari pemiliknya semula. Di
dan terjadinya kepemilikan tanah. Agar sini pemilik tanah seolah-olah dipaksa atau
transaksi jual beli bisa dipertanggungjawabkan, terpaksa untuk menyerahkan hak atas
maka keberadaan saksi juga mutlak penting, tanahnya kepada pihak lain baik tanah itu
karena apabila salah satu dari pihak penjual dan kembali tanah tanah yang dikuasai Negara
pembeli ingkar, dan menjadi sengketa, maka ataupun karena satu dan lain sebab kepada
kedua saksi inilah yang akan menjelaskan orang lain (lelang, pewarisan) ataupun karena
kepada hakim bahwa mereka benar-benar telah pelanggaran syarat-syarat pemberian hak
melakukan jual beli. Tanah. tersebut.
Diharuskannya jual beli tanah dengan akta Pemilik tanah dapat kehilangan sama sekali
PPAT berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 1997, PP haknya (karena melanggar ketentuan prinsip
Nomor 37 Tahun 1998 dan Peraturan Menteri nasionalitas, ataupun melanggar haknya)
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan ataupun dipaksa untuk menyerahkan haknya
Nasional No. 4 Tahun 1999, juga menimbulkan itu kepada orang lain, karena pelelangan
persoalan yang lebih ruwet. Khususnya daerah tanahnya karena menunggak pembayaran
pedesaan yang Camat atau Kepala Desanya piutangnya, ataupun diserahkan kepada Negara
belum ditunjuk sebagai PPAT sementara, atau pihak ketiga lainnya karena pencabutan
sedangkan banyak penduduk pedesaan yang hak ataupun pembebasan hak untuk keperluan
melakukan jual beli tanah tanpa akta PPAT, pembangunan. Pada umumnya pemilik tidak
tetapi dilakukan di hadapan Kepala Desa atau bisa bicara mengenai harga yang layak dan
Camat. Untuk jual beli tanah dengan status kesemuanya lebih dominan tergantung dari
^Z l u]o]l š_ ~ oµu Œ všµl • Œš](]l š• pihak yang melaksanakannya.

7
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan
9
Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 86. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Gita Jaya,
8
Pasal 5 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah No. 37 Catatan H. Ali Sadikin: Gubernur Kepala Daerah Khusus
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Ibukota Jakarta, 1966-1977, Cetakan Pertama, 1977, hal.
Akta Tanah (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 52). 229.

33
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

Berbeda dengan hak-hak tanah seperti ^‰ Œ o]Z v Z l_ Ç vP ]o lµl v vP v • vP i


tersebut pada BW maka dalam sistem dari supaya hak tersebut terlepas dari pemegangnya
UUPA kita mengenal sejumlah hak-hak atas yang semula dan menjadi hak pihak lain.
tanah yang diatur oleh UUPA, maupun oleh Dengan kata lain bahw ^‰ Œ o]Z v Z l_ ]šµ
ketentuan-ketentuan lain dapat berakhir hak- š Œi ] vP v u o oµ] •µ šµ ^‰ Œ µ š v
hak tanah tersebut karena satu dan lain sebab. Zµlµu_ š Œš všµU Œµ‰ W12
Jelaslah bahwa hak atas tanah tersebut tidaklah a. Jual-beli;
mutlak seperti yang kita kenal pada BW, b. Tukar-menukar;
sebagaimana yang dijamin oleh ketentuan c. Hibah;
domein verklaring, bahwa selain tidak d. Hibah-wasiat (legaat)
dibuktikan dengan hak eigendom seseorang
maka semua tanah adalah domein Negara.10 PENUTUP
Demikian pula jika kita membaca Pasal 570 A. Kesimpulan
BW tercantum dengan jelasa di situ disebutkan 1. Pelaksanaan peralihan hak atas tanah
^ ]P v }u ]• Z š Œ Pš }u À v v Ì l Z š ÀŒ]i melalui jual beli tanah menurut UUPA
genot te hebben, en daarover op de volstrekste dimana Jual beli adalah suatu
Á]iÌ š • Z]l v • _. Jelaslah sifat yang persetujuan dengan mana pihak yang
sangat mutlak dari Hak Eigendom tersebut di satu mengikatkan dirinya untuk
mana pemiliknya dengan cara yang seluas menyerahkan suatu kebendaan, dan
mungkin dapat menikmati dan pihak yang lain untuk membayar harga
mempergunakannya, hanya satu saja yang yang telah diperjanjikan. Dialihkan
disebutkan oleh pasal tersebut berakhirnya menunjukkan suatu perbuatan hukum
haknya yaitu karena pencabutan hak yang disengaja untuk memindahkan hak
(onteigening). atas tanah kepada pihak lain melalui jual
Di lingkungan Hukum Adat pencabutan hak beli, hibah, tukar-menukar dan hibah
milik ini dalam pelbagai daerah dapat dilakukan wasiat. Jadi, meskipun dalam pasal hanya
oleh Perserikatan Daerah (territorial) seperti disebutkan dialihkan, termasuk salah
desa di Jawa dan Bali, Marga di Palembang, satunya adalah perbuatan hukum
Meunasah di Aceh atau oleh Persekutuan Suku pemindahan hak atas tanah karena
Bangsa (genealogis, pertalian keturunan) dilakukannya jual beli.
seperti Kampong Gayo, dan Pubian di Lampong. 2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan
Pencabutan hak milik ini berdasar atas suatu peralihan hak atas tanah melalui jual beli
Hak Pertuanan dari Persekutuan-persekutuan tanah menurut UUPA diantaranya adalah
itu (beschikkingsrecht).11 dengan berakhirnya hak-hak atas tanah
Didalam UUPA dikatakan bahwa Hak Milik, menurut sistem UUPA, yaitu hak atas
Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan dapat tanah itu berakhir tanpa kerja sama
^ Œ o]Z_ v ^ ] o]Zl v_ l ‰ ‰]Z l o ]vX dalam artian relatif atau pun
Apakah arti dan bedanya? sepersetujuan seperti yang kita kenal
Yang dimaksud dengan ^ Πo]Z_ o Z untuk sahnya suatu persetujuan seperti
•µ šµ ^_‰ Œ o]Z v Z l_ Ç vP ]l Œ v l v yang diatur oleh Pasal 1320 BW dari
seseorang yang mempunyai salah satu hak pemiliknya semula. Pemilik tanah dapat
meninggal dunia maka haknya itu dengan kehilangan sama sekali haknya (karena
sendirinya menjadi hak ahli warisnya. Dengan melanggar ketentuan prinsip
l š o ]v ZÁ ^‰ Œ o]Z v Z l_ ]šµ š Œi ] nasionalitas, ataupun melanggar haknya)
dengan tidak sengaja dengan suatu perbuatan ataupun dipaksa untuk menyerahkan
u o ]vl v ^l Œ v Zµlµu_X Sedangkan haknya itu kepada orang lain, karena
• o]lvÇ U Ç lv] ^ ] o]Zl v_ o Z •µ šµ pelelangan tanahnya karena menunggak
pembayaran piutangnya, ataupun
10
diserahkan kepada Negara atau pihak
A.P Parlindungan, Berakhirnya Hak Atas Tanah Menurut
Sistem UUPA (Undang-undang Pkok Agraria), Mandar
ketiga lainnya karena pencabutan hak
Maju, Bandung, 1990, hal. 2.
11 12
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Hak K. Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, Cet. Keempat,
Atas Benda, PT. Intermasa, Jakarta, 1980, hal. 25. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1977, hal. 19.

34
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

ataupun pembebasan hak untuk Pokok Agraria, Isi Dan pelaksanaan, Jilid 1
keperluan pembangunan. Hukum Tanah Nasional, jambatan , Jakarta,
1994
B. Saran Efendi Perangin, Praktik Jual Beli Tanah, Cetakan
1. Pada proses jual beli tanah, maka Kedua, Rajawali, Jakarta, 1990.
sebaiknya pihak penjual maupun pembeli Gunawan Widjaja, Jual Beli, PT. RajaGrafindo
memahami bahwa peralihan tanah dapat Perseda, Jakarta, 2003
juga terjadi karena tanpa sengaja, yang Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas
Tanah Di Indonesia, Cetakan Pertama, Arkola,
dikenal dengan istilah beralih karena
Surabaya, 2003
‰ • š š Œi ]vÇ ^‰ Œ o]Z v Z l_
Kartini Soedjendro, Perjanjian Hak Atas Tanah
yang disebabkan karena seseorang yang
Yang Berpotensi Konflik
mempunyai salah satu hak meninggal
K. Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, Cet.
dunia maka haknya itu dengan sendirinya Keempat, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1977
menjadi hak ahli warisnya. Dengan kata Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab Tentang
o ]v ZÁ ^‰ Œ o]Z v Z l_ ]šµ š Œi ] Hipotek, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1978
dengan tidak sengaja dengan suatu Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan
perbuatan melainkan peralihan hak Antara Regulasi Dan Impementasi, Cet. 1,
^l Œ v Zµlµu_X Kompas, Jakarta, 2001.
2. Sebaiknya sebelum dilakukannya jual beli M. Yahya Harahap, Segi Segi Hukum Perjanjian,
tanah maupun pemberian kredit dengan Cet. II, Alumni, Bandung, 1986.
jaminan tanah, untuk tanah yang telah R. Susanto, Hukum Pertanahan (Agraria), Pradnya
bersertifikat, terlebih dahulu dilakukan Paramita, Jakarta, 1980.
pemeriksaan data yuridis atas hak tanah Sudargo Gautama, Tafsiran Undang-Undang
tersebut. Disamping itu, tidak perlu lagi Pokok Agraria, Cet. Kelima, Alumni, Bandung,
mempelajari seluruh akta yang 1981.
berhubungan dengan hak atas tanah Sudikno Mertokusumo, Hukum Dan Politik,
tersebut, melainkan cukup jika dipelajari Karunika Jakarta, 1988.
urutan pemberian hak, perubahan Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta,
pemegang hak dan pembebanan yang 2006.
Urip Santoso, Pendaftaran Dan Peralihan Hak
dicatat dalam register yang disebut Buku
Atas Tanah, Kencana Jakarta, 2013
Tanah, sehingga jual beli tanah tersebut
Wijono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang
aman dan terhindar dari konflik atau
Hak Atas Benda, PT. Intermasa, Jakarta, 1980.
gugatan dari pihak lain.
Y.W Sunindhia dan Ninik Widayanti, Pembaruan
Hukum Agraria
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, Sumber Lain :
Cet. I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994. UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Abdurrahman, Tebaran Pikiran Mengenai Hukum Pokok-Pokok Agraria
Agraria, Alumni, Bandung, 1985. Kitab Undang t Undang Hukum Perdata
Adrian Sutedi, Peralihan Hak atas Tanah dan Aprilsum Purba, Akta Jual Beli Belum Dibuat,
Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2013. Pengembang Sudah tutup, Dalam Properti
A.P Parlindungan, Berakhirnya Hak Atas Tanah Indonesia, No. 1123, april 2004.
Menurut Sistem UUPA , Mandar Maju, Arie S. Hutagalung, UU Jabatan Notaris Tabrak
Bandung, 1990 Tiga UU di Bidang Pertanahan,
Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang www.hukumonline.com
Hukum Tanah, Alumni, Bandung, 1993. Mahkamah Agung, Himpunan Kaidah Hukum
Benyamin Asri, Thabrani Asri, Tanya-Jawab Putusan Perkara Dalam Buku Yurisprudensi
Pokok-Pokok Hukum Perdata Dan Hukum Mahkamah Agung RI Tahun 1969-1987.
Agraria, Armico, Bandung, 1987
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Pembentukan Undang Undang

35

Anda mungkin juga menyukai