Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

ADMINISTRASI PERTANAHAN

NAMA : SIGIT PRAMONO GINTING

NIM :050501962

PROGRAM STUDI HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
JAWABAN :

1. Ruang Lingkup Dan Dasar Hukum Peralihan Hak Atas Tanah

Peralihan adalah perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan aga
r hak atas tanah beralih dari yang mangalihkan kepada yang menerima pengalihan
Sehingga peralihan hak atas tanah menyebabkan hak atas tanah beralih dari seseo
rang kepada orang lain.

Pada dasarnya hukum dalam peralihan hak atas tanah diatur dalam Undang-U
ndang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 yang daitur dan dipertegas dalam beb
erapa pasal diantaranya ialah pasal 20, 28,35,dan 43.

Pada pasal 20 ayat 1 mengatakan bahwa hak guna bangunan dapat beralih dan dial
ihkan kepada pihak lain.

Pasal 28 ayat 3 berbunyi Hak guna-usaha dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain.

Pasal 35 ayat 3 mengatakan bahwa hak guna bangunan dapat beralih dan dialihka
n pada pihak lain.

Pasal 43 ayat 1 mengatakan bahwa “Sepanjang mengenai tanah yang dikuasai


langsung oleh Negara maka hak pakai hanya dapat dialihkan kepada pihak lain
dengan izin pejabat yang berwenang”. Ayat 2 “Hak pakai atas tanah milik hanya
dapat dialihkan kepada pihak lain, jika hal itu dimungkinkan dalam perjanjian
yang bersangkutan.”

Kemudian untuk hak sewa untuk bangunan dan hak-hak lain tidak terdapat at
uran peralihannya dalam UUPA.

Dalam peralihan hak atas tanah, setiap perjanjian diakibatkan pemindahan ha


k atas tanah harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta t
anah (PPAT) seperti hak milik atas satuan rumah susun, jual beli, tukah menukar,
hibah serta pemindahan hak lainnya kecuali melalui lelang. Hal ini diatur dalam P
eraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pasal 37. Akan tetapi PPAT mengenai

1
hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun apabila olehnya tanah atau
bangunan tersebut dalam sengketa.

Peralihan hak atas tanah ini dapat berupa:

1. Jual beli tanah

Jual beli tanah menurut hukum barat adalah suatu perjanjian ketika pihak yan
g satu (penjual) mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak milik atas suatu ben
da dan pihak yang lain (pembeli) untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

Pasal 1458 KUH perdata menyatakan bahwa jual beli itu dianggap telah terja
di antara kedua belah pihak pada saat mencapai kata sepakat terhadap tanah yang
diperjual belikan termasuk dengan harganya. Dalam peralihan tanah, hak milik at
as tanas dapat beralih setelah dilakukan penyerahan yuridis yang mana pembuatan
akta tanah oleh kepala pertanahan. Sehingga beralih hak milik atas tanah yang dib
eli itu hanya dapat dibuktikann dengan akta yang biasa disebut dengan balik nama.

2. Tukar menukar hak atas tanah

Hak atas tanah dapat juga beraloh melalui tukar menukar, dimana tanah seseo
rang ditukar dengan tanah milik orang lain. Tukar menukar disini ialah perbuatan
hukum yang berupa peralihan hak milik atas tanha yang bersangkutan kepada piha
k yang menukarnya, hal ini diatur dalam hukum tanah.

Menurut pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 197 tukar menukar t


anah harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT. Bentuk akta ini juga d
itetapkan dalam Peraturna BPN Nomor 6 Tahun 1986 tentang penyempurnaan ben
tuk Akta Pejabat Pembuat Tanah. Dalam peralihan hak atas tanah disebabkan tuka
r menukar juga dikenakan pajak berdasarkan UU BPHTB Nomor 20 Tahun 2000
pada pasal 2 ayat 1, 2, dan 3 dimana pajak yang dikenakan sebanyak 5%.

3. Hibah hak atas tanah

2
Hibah adalah tanah yang dialihkan tanpa melalui proses jual beli. dallam
Pasal 1666 KUHP menjelaskan bahwa penghibahan adalah tindakan seorang
pemberi hibah untuk memberikan suatu barang tanpa imbalan apapun.

Yang termasuk hibah adalah pemberian tanah yang lazim dilakukan kepada a
nak-anak yang mentas sewaktu pemilikinya masih hidup. Contohnya kebiasaan or
ang Tapanuli yang memberikan tanah kepada anak perempuan yang menikah.

Sebagai perbuatan hukum yang membuat beralihnya hak milik atas tanah, ma
ka hibah ini diatur dalam hukum tanah serta juga diatur dalam pasal 37 PP Nomor
24 Tahun 1997 yang mengatakan bahwa peralihan hibah harus dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT. Kemudian berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2000 p
ajak hibah hak atas tanah dikenakan sebesar 5% dengan dasar perolehan objek paj
ak yang dilihat dari nilai pasarnya.

4. Pemisahan dan pembagian harta warisan

Harta warisan adalah harta peninggalan dari seseorang yang telah meninggal
dunia bepada seseoranga tau beberapa orang. Hal pembagian warisan ini diatur da
lam hukum waris. Hukum waris adalah hukum yang mengatur perpindahan hak at
as harta dari terjadi kematian berdasarkan pasal 830 KUHPerdata.

Berdasarkan pasal 42 Ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 yang mana untuk pe


ndaftaran peralihan hak karena pewarisan mengenai bidang tanah. Hak yang diatu
r dan hak milik atas suatu rumah susun sebagai yang diwajibkan menurut ketentua
n sebagaimana dimaksud pada pasal 36 PP Nomor 24 Tahun 1997 yaitu wajib dis
erahkan oleh yang menerima hak atas tanah/ hak milik satuan rumah susun yang b
ersangkutan sebagai warisan kepada kantor Pertanahan, sertifikat hak yang bersan
gkutan, surat kematian orang yang namanya dicatat sebagai pemegang haknya dan
surat tanda bukti sebagai ahli waris.

Akta mengenai pembagian waris sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat di


buat dalam bentuk akta dibawah tangan oleh semua ahli waris dengan disaksikan
oleh dua orang saksi atau dengan akta notaris.Apabila ahli waris lebih dari satu or
ang dan belum ada pembagian warisan, pendaftaran peralihan haknya dilakukan k

3
epada para ahli waris sebagai pemilikan bersama dan pembagian hak selanjutnya
dapat dilakukan sesuai ketentuan pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997.

Apabila ahli waris lebih dari satu orang dan pada waktu pendaftaran peralihan
haknya disertai dengan akta pembagian waris yang memuat keterangan bahwa hak
atas atau hak milik atas tanah satuan rumah susun tertentu jatuh kepada satu oran
g penerima warisan pencatatan peralihan haknya dilakukan kepada penerima wari
san yang bersangkutan berdasarkan akta pembagian waris tersebut. Pembagian har
ta warisan ini juga diatur dalam KUHPerdata bagian 4.

5. Pemisahan dan pembagian harta biasa bukan warisan

Harta biasa bukan warisan ini seperti harta gono gini yang dalam hal ini diatu
r dalam UU perkawinan.

6. Penyerahan/hibah wasiat

Dalam pasal KHUPerdata, hibah adalah suatu persetujuan dengan si


penghibahpada waktu hidupnya dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat
ditarik kembali serta menyerahkan suatu benda keperluan sipenerima hibah yang
menerima penyerehan itu. Adapun wasiat adalah suatu pernyataan dari seseorang
tentang apa yang dikendaki setelah ia meninggal.

Hibah wasiat adalah seorang yang meninggalkan warisan dalam testamen


menunjuk orang tertentu untuk mewarisi barang-barang tertentu seperti rumah
atau barang yang bergerak milik orang yang meninggalkan warisan.

Berdasarkan PP 111 Tahun 2000, perolehan hak karena hibah wasiat adalah
perolehan hak atas tanah atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari
pemberi hibah wasiat yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.

7. Penyerahan tanah sebagai modal perusahaan.

Pemindahan hak atas tanah sebagai modal usaha dapat didaftarkan jika dapat
dibuktikan dengan Akta yang dibuat oleh PPAT, hal ini berdasarkan dengan pasal
37 ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 bahwa peralihan hak atas tanah dan hak milik

4
atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar-menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan, dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali
pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Kebijakan-kebijakan penggunaan tanah

Kebijakan penggunaan tanah yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 sec
ara garis besar merupakan kekuasaan dari negara untuk mengatur dan menyelangg
arakan penggunaan dan pemeliharaan bumi,air, termasuk ruang angkasa sebagai u
paya untuk meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat serta menjamin setiap
warga negara Indonesia dalam derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia
bagi diri sendiri dan keluarganya.

Pada dasarnya penggunaan tanah menurut UUPA diprioritaskan untuk keperl


uan negara, peribadatan, keperluan sosial, kebudayaan, memperkembangkan prod
uksi pertanian, pertenakan, perikanan, memperkembangkan industri, transmigrasi,
dan pertambangan.

Tata guna tanah adalah rangkaian kegiatan-kegiatan penataan, peruntukan, pe


ngggunaan dan persediaan tanah secara berencana dan teratur ini nantinya akan m
emperoleh manfaat yang lestari, optimal, seimbang, dan serasi untuk kemakmuran
rakyat dan negara.

Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 berbunyi “Bumi, air, dan kekayaan alam ya
n terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-be
sarnya kemakmuran rakyat”

Kebijakan penatagunaan tanah ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah N


omor 16 tahun 2004 pada prinsipnya dapat dilaksanakan pada tanah perorangan, t
anah negara, ataupun tanah ulayat. Prioritas dalam penatagunaan tanah ini untuk p
enggunaan dan permanfaatan tanah khususnya pada kawasan lindung dan kawasa
n budidaya.

5
Kemudian dalam kebijakan penatagunaan tanah juga di dasari pada tata ruan
g wilayah yang telah ditetapkan baik dalam tata ruang wilayah nasional, wilayah p
rovinsi, wilayah kabupaten/kota sehingga penatagunaan tanah memiliki keterkaita
n secara langsung dengan rencana tata ruang.

Fungsi dan tata guna tanah ini dilaksanakan oleh Direktorat Tata Guna Tanah
sebagai pelaksana sebagian tugas pokok Dirjen Agraria dibidang tata guna tanah.
Tujuan akhir dari pelaksanaan tata guna tanah dalah terkumpulnya data pengguna
an tanah dan kemampuan tanah secara menyeluruh untuk mewujudkan penggunaa
n dan pemanfaatan tanah ini demi tercapainya kemakmuran rakyat.

Dalam kebijakan tanah juga ada hal konsilidasi, konsilidasi ini merupakan su
atu kewajiban untuk menyusun suatu rencana mengenai persediaan, peruntukan, d
an penggunaan tanah dalam tingkat nasional, regional, dan lokal. Dasar hukum ko
nsilidasi ini ialah pasal 14 UUPA. Konsilidasi tanah ini memiliki arti positif kare
na setiap pemilik tanah yang turut serta baik pemilik tanah luas maupun sempit di
wajibkan memberikan sebagian dari luas tanah sebagai sumbangan pematangan ta
nah dan persediaan prasarana lingkungan. Hal ini merupakan kebijakan pertanaha
n mengenai penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha peng
adaan tanah untuk kepentingan pembangunan serta untuk meningkatkan kualitas li
ngkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi ma
syarakat.

3. Sistem informasi pertanahan


Sistem informasi pertanahan (SIP) adalah suatu sistem pengadaan dan pelaya
nan secara sistematis data yang berkaitan dengan tanah dari suatu wilayah sebagai
basis dari kegiatan-kegiatan hukum administrasi, ekonomi, perencanaan dan peng
elolaan pembangunan yang mana dilaksanakan oleh BPN sesuai dengan Kepres N
omor 26/1988 yaitu bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengemb
angkan administrasi pertanahan.
Dalam pengelolaan ini meliputi pengaturan, penggunaan, penguasaan dan pe
milikan tanah, pengurusan hak ataas tanah, pegukuran dan pendaftaran tanah, dan

6
lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan yang didasarkan pada kebijak
an yang ditetapkan oleh Presiden.
Dalam sistem ini meliputi data dan informasi. Data merupakan fakta yang dik
umpulkan dari hasil pengamatan/pengukuran, sedangkan informasi adalah hasil in
terpretasi dan korelasi dari data yang mendasari keputusan. Untuk menjamin agar
informasi berguna dalam pengambilan keputusan, data yang mendukung informas
i harus relevan dengan yang terbaru. Sehingga harus dipertimbangkan dimensi wa
ktu dalam pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpanan data agar inform
asi dapat tersedia sewaktu masih relevan dengan permasalahannya.
Agar informasi diperoleh dengan nilai tinggi dan relevan mak sistem informa
si pertanahan membutuhkan syarat :
1. Keputusan berorientasi laporan artinya keluaran sistem yang didesain untuk da
pat membuat suatu keputusan bagi orang yang menerima hasil keluaran (output)
2. Pemrosesan data efektif dimana melakukan pengecekan pada pemasukan dan p
engeluaran waktu atau lama operasi sistem, ini merupakan hal sangat penting dala
m penggunaan aplikasi.
3. Manajemen data efektif yaitu adanya fasilitias backup yang memadai serta wakt
u dan lama pembaharuan juga selalu update.
4. Fleksibilitas yaitu sistem dapat melakukan perubahan dengan cepat.
5. Kepuasan memakai, suatu sistem yang berfungsi mengumpulkan data, mengola
h dan menyimpan data, melakukan analisis, serta menyediakan data yang diperluk
an.
Terdapat tiga macam data yang dipakai dalam sistem pertanahan yaitu:
a) Data alfa numeris
b) Data grafik
c) Data numeris spasial
Pada data ini digunakan untuk sistem informasi pertanahan adala model vekto
r dan raster.
Pembangunan informasi dan manajemen pertanahan meliputi :
1) Penyusunan basis data tanah aset negara diseluruh Indonesia.
2) Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tan
ah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah.

7
3) Pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan, pe
milikan dan penggunaan serta pemanfaatan tanah.
4) Pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan
tanah.

Kemudian pelayanan informasi pertanahan ini diatur dalam PerKBPN Nomor


6 Tahun 2013 pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang penyelenggaraan informasi publik di li
ngkungan Badan Pertanahan Nasional serta para penyelenggara yang bertanggung
jawab.

Beberapa inovasi yan dilakukan BPN dalam sistem informasi pertanahan yang ber
tujuan unutk meningkatkan pelayanan publik ialah seperti
1. SMS infromasi pertanahan
Sebuah layanan via SMS dari BPN untuk meningkatkan kualitas layanan
pertanahan pada masyarakat. Layanan SMS ini dapat diakses selama 24 j
am
2. Layanan jemput bola (LARASITA)
Layanan ini bertujuan untuk membuka interaksi langsung dengan masyar
akat dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan serta agar terciptany
a keadilan.
3. BPN go mobile
Merupakan layanan informasi berbasis software android, dimana masyar
akat dapat memperoleh informasi persyaratan, biaya layanan, jadwal LA
RASITA, serta informasi pertanahan.
4. KiosK
Merupakan anjungan informasi mandiri, yang mana media informasi ters
edia di lobi atau ruang pelayanan. Dengan KiosK masyarakat dapat mem
peroleh informasi secara mandiri tanpa harus antre untuk bertemu petuga
s loket.

5. Informasi berkas online


6. Monitoring beban kerja secara online

8
7. Monitoring capaian kinerja secara online

Tujuan dari peningkatan dari sistem informasi pertanahan ini yaitu:


a. Memudahkan akses masyarakat terhadap layanan pertanahan
b. Meningkatkan mutu layanan dasar publik pertanahan
c. Meningkatkan integritas dan predikat persepsi antikorupsi dilingkungan BPN
d. Memodrenisasi layanan dan tata kelola agraria, tata ruang dan pertanahan.

9
Daftar Pustaka

Nandang A. Deliarnoor, Purwaningdyah M. W, Agus Wahyudi, 2023, Administra


si Pertanahan, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai