ADMINISTRASI PERTANAHAN
NIM :050501962
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
JAWABAN :
Peralihan adalah perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan aga
r hak atas tanah beralih dari yang mangalihkan kepada yang menerima pengalihan
Sehingga peralihan hak atas tanah menyebabkan hak atas tanah beralih dari seseo
rang kepada orang lain.
Pada dasarnya hukum dalam peralihan hak atas tanah diatur dalam Undang-U
ndang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 yang daitur dan dipertegas dalam beb
erapa pasal diantaranya ialah pasal 20, 28,35,dan 43.
Pada pasal 20 ayat 1 mengatakan bahwa hak guna bangunan dapat beralih dan dial
ihkan kepada pihak lain.
Pasal 28 ayat 3 berbunyi Hak guna-usaha dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain.
Pasal 35 ayat 3 mengatakan bahwa hak guna bangunan dapat beralih dan dialihka
n pada pihak lain.
Kemudian untuk hak sewa untuk bangunan dan hak-hak lain tidak terdapat at
uran peralihannya dalam UUPA.
1
hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun apabila olehnya tanah atau
bangunan tersebut dalam sengketa.
Jual beli tanah menurut hukum barat adalah suatu perjanjian ketika pihak yan
g satu (penjual) mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak milik atas suatu ben
da dan pihak yang lain (pembeli) untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Pasal 1458 KUH perdata menyatakan bahwa jual beli itu dianggap telah terja
di antara kedua belah pihak pada saat mencapai kata sepakat terhadap tanah yang
diperjual belikan termasuk dengan harganya. Dalam peralihan tanah, hak milik at
as tanas dapat beralih setelah dilakukan penyerahan yuridis yang mana pembuatan
akta tanah oleh kepala pertanahan. Sehingga beralih hak milik atas tanah yang dib
eli itu hanya dapat dibuktikann dengan akta yang biasa disebut dengan balik nama.
Hak atas tanah dapat juga beraloh melalui tukar menukar, dimana tanah seseo
rang ditukar dengan tanah milik orang lain. Tukar menukar disini ialah perbuatan
hukum yang berupa peralihan hak milik atas tanha yang bersangkutan kepada piha
k yang menukarnya, hal ini diatur dalam hukum tanah.
2
Hibah adalah tanah yang dialihkan tanpa melalui proses jual beli. dallam
Pasal 1666 KUHP menjelaskan bahwa penghibahan adalah tindakan seorang
pemberi hibah untuk memberikan suatu barang tanpa imbalan apapun.
Yang termasuk hibah adalah pemberian tanah yang lazim dilakukan kepada a
nak-anak yang mentas sewaktu pemilikinya masih hidup. Contohnya kebiasaan or
ang Tapanuli yang memberikan tanah kepada anak perempuan yang menikah.
Sebagai perbuatan hukum yang membuat beralihnya hak milik atas tanah, ma
ka hibah ini diatur dalam hukum tanah serta juga diatur dalam pasal 37 PP Nomor
24 Tahun 1997 yang mengatakan bahwa peralihan hibah harus dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT. Kemudian berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2000 p
ajak hibah hak atas tanah dikenakan sebesar 5% dengan dasar perolehan objek paj
ak yang dilihat dari nilai pasarnya.
Harta warisan adalah harta peninggalan dari seseorang yang telah meninggal
dunia bepada seseoranga tau beberapa orang. Hal pembagian warisan ini diatur da
lam hukum waris. Hukum waris adalah hukum yang mengatur perpindahan hak at
as harta dari terjadi kematian berdasarkan pasal 830 KUHPerdata.
3
epada para ahli waris sebagai pemilikan bersama dan pembagian hak selanjutnya
dapat dilakukan sesuai ketentuan pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997.
Apabila ahli waris lebih dari satu orang dan pada waktu pendaftaran peralihan
haknya disertai dengan akta pembagian waris yang memuat keterangan bahwa hak
atas atau hak milik atas tanah satuan rumah susun tertentu jatuh kepada satu oran
g penerima warisan pencatatan peralihan haknya dilakukan kepada penerima wari
san yang bersangkutan berdasarkan akta pembagian waris tersebut. Pembagian har
ta warisan ini juga diatur dalam KUHPerdata bagian 4.
Harta biasa bukan warisan ini seperti harta gono gini yang dalam hal ini diatu
r dalam UU perkawinan.
6. Penyerahan/hibah wasiat
Berdasarkan PP 111 Tahun 2000, perolehan hak karena hibah wasiat adalah
perolehan hak atas tanah atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari
pemberi hibah wasiat yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.
Pemindahan hak atas tanah sebagai modal usaha dapat didaftarkan jika dapat
dibuktikan dengan Akta yang dibuat oleh PPAT, hal ini berdasarkan dengan pasal
37 ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 bahwa peralihan hak atas tanah dan hak milik
4
atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar-menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan, dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali
pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kebijakan penggunaan tanah yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 sec
ara garis besar merupakan kekuasaan dari negara untuk mengatur dan menyelangg
arakan penggunaan dan pemeliharaan bumi,air, termasuk ruang angkasa sebagai u
paya untuk meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat serta menjamin setiap
warga negara Indonesia dalam derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia
bagi diri sendiri dan keluarganya.
Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 berbunyi “Bumi, air, dan kekayaan alam ya
n terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-be
sarnya kemakmuran rakyat”
5
Kemudian dalam kebijakan penatagunaan tanah juga di dasari pada tata ruan
g wilayah yang telah ditetapkan baik dalam tata ruang wilayah nasional, wilayah p
rovinsi, wilayah kabupaten/kota sehingga penatagunaan tanah memiliki keterkaita
n secara langsung dengan rencana tata ruang.
Fungsi dan tata guna tanah ini dilaksanakan oleh Direktorat Tata Guna Tanah
sebagai pelaksana sebagian tugas pokok Dirjen Agraria dibidang tata guna tanah.
Tujuan akhir dari pelaksanaan tata guna tanah dalah terkumpulnya data pengguna
an tanah dan kemampuan tanah secara menyeluruh untuk mewujudkan penggunaa
n dan pemanfaatan tanah ini demi tercapainya kemakmuran rakyat.
Dalam kebijakan tanah juga ada hal konsilidasi, konsilidasi ini merupakan su
atu kewajiban untuk menyusun suatu rencana mengenai persediaan, peruntukan, d
an penggunaan tanah dalam tingkat nasional, regional, dan lokal. Dasar hukum ko
nsilidasi ini ialah pasal 14 UUPA. Konsilidasi tanah ini memiliki arti positif kare
na setiap pemilik tanah yang turut serta baik pemilik tanah luas maupun sempit di
wajibkan memberikan sebagian dari luas tanah sebagai sumbangan pematangan ta
nah dan persediaan prasarana lingkungan. Hal ini merupakan kebijakan pertanaha
n mengenai penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha peng
adaan tanah untuk kepentingan pembangunan serta untuk meningkatkan kualitas li
ngkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi ma
syarakat.
6
lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan yang didasarkan pada kebijak
an yang ditetapkan oleh Presiden.
Dalam sistem ini meliputi data dan informasi. Data merupakan fakta yang dik
umpulkan dari hasil pengamatan/pengukuran, sedangkan informasi adalah hasil in
terpretasi dan korelasi dari data yang mendasari keputusan. Untuk menjamin agar
informasi berguna dalam pengambilan keputusan, data yang mendukung informas
i harus relevan dengan yang terbaru. Sehingga harus dipertimbangkan dimensi wa
ktu dalam pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpanan data agar inform
asi dapat tersedia sewaktu masih relevan dengan permasalahannya.
Agar informasi diperoleh dengan nilai tinggi dan relevan mak sistem informa
si pertanahan membutuhkan syarat :
1. Keputusan berorientasi laporan artinya keluaran sistem yang didesain untuk da
pat membuat suatu keputusan bagi orang yang menerima hasil keluaran (output)
2. Pemrosesan data efektif dimana melakukan pengecekan pada pemasukan dan p
engeluaran waktu atau lama operasi sistem, ini merupakan hal sangat penting dala
m penggunaan aplikasi.
3. Manajemen data efektif yaitu adanya fasilitias backup yang memadai serta wakt
u dan lama pembaharuan juga selalu update.
4. Fleksibilitas yaitu sistem dapat melakukan perubahan dengan cepat.
5. Kepuasan memakai, suatu sistem yang berfungsi mengumpulkan data, mengola
h dan menyimpan data, melakukan analisis, serta menyediakan data yang diperluk
an.
Terdapat tiga macam data yang dipakai dalam sistem pertanahan yaitu:
a) Data alfa numeris
b) Data grafik
c) Data numeris spasial
Pada data ini digunakan untuk sistem informasi pertanahan adala model vekto
r dan raster.
Pembangunan informasi dan manajemen pertanahan meliputi :
1) Penyusunan basis data tanah aset negara diseluruh Indonesia.
2) Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tan
ah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah.
7
3) Pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan, pe
milikan dan penggunaan serta pemanfaatan tanah.
4) Pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan
tanah.
Beberapa inovasi yan dilakukan BPN dalam sistem informasi pertanahan yang ber
tujuan unutk meningkatkan pelayanan publik ialah seperti
1. SMS infromasi pertanahan
Sebuah layanan via SMS dari BPN untuk meningkatkan kualitas layanan
pertanahan pada masyarakat. Layanan SMS ini dapat diakses selama 24 j
am
2. Layanan jemput bola (LARASITA)
Layanan ini bertujuan untuk membuka interaksi langsung dengan masyar
akat dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan serta agar terciptany
a keadilan.
3. BPN go mobile
Merupakan layanan informasi berbasis software android, dimana masyar
akat dapat memperoleh informasi persyaratan, biaya layanan, jadwal LA
RASITA, serta informasi pertanahan.
4. KiosK
Merupakan anjungan informasi mandiri, yang mana media informasi ters
edia di lobi atau ruang pelayanan. Dengan KiosK masyarakat dapat mem
peroleh informasi secara mandiri tanpa harus antre untuk bertemu petuga
s loket.
8
7. Monitoring capaian kinerja secara online
9
Daftar Pustaka