A. Latar Belakang
anak-anak oleh saudaranya yang lebih tua karena itikadnya yang tidak baik
dan lain sebagainya.2
Akta hibah yang dibuat oleh PPAT dapat dijadikan bukti bahwa memang
benar terjadi pemindahan hak yaitu dengan perbuatan hukum hibah. Kekuatan
hukum akta hibah terletak pada fungsi autentik itu sendiri yakni sebagai alat bukti
yang sah menurut Undang-undang (Pasal 1682, 1867, dan Pasal 1868
KUHPerdata), sehingga hal ini merupakan akibat langsung yang merupakan
keharusan dari ketentuan perundang-undangan, bahwa harus ada akta autentik
sebagai alat pembuktian. Dasar hukum mengenai hibah diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Bab X buku ke III tentang Perikatan yaitu pada Pasal 1666
sampai dengan Pasal 1693 KUHPerdata.3
Akta hibah yang di buat oleh PPAT dapat di jadikan bukti bahwa memang
benar terjadi pemindahan hak yaitu dengan pembuatan hokum hibah.Kekuatan
hukum akta hibah terletak pada fungsi autentik itu sendiri yakni sebagai alat bukti
3
Oemarsalim,Dasar-dasar Hukum Waris di Indonesia,Jakarata,Bina Aksara,2000,hlm.83.
yang sah menurut Undangan-undang (pasal 1682,1867,dan pasal1868
KUHPerdata),sehingga hal ini merupakan akibat langsung yang merupakan harusan
dari kententuan peraturan -undangan,bahwa harus ada akta autentik sebagai alat
pembuktian.dasar hokum mengenai hibah di atur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata Bab X buku ke III tentang perikatan yaitu pada pasal 1666 sampai
dengan pasal 1693 KUHPerdata. 4
Dalam hal adanya gugatan terhadap sertipikat hak milik atas tanah, Negara
memberikan jaminan kepastian hukum terhadap hak atas tanah lain, 5 sehingga
seseorang dapat mempertahankan haknya terhadap gangguan pihak lain. Ketentuan
secara khusus yang mengatur mengenai pendaftaran tanah terdapat dalam
Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 sebagaimana telah diganti dengan
Perturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan
Pemerintah No 24 Tahun 1997 merupakan penyempurnaan berbagai hal yang
4
Beodi Harsano, Hukum Agraria Indonesia Serjarah Pembentukan Undang-undang pokok Agraria,isi, dan
Pelaksanaanya),Djambatan,Jakarta,2003,hlm.333
5
Urip Santosa,Hukum Agraria: Kejian Komprehensif,Jakarta: Prenada Media Group,2012 hlm.283
belum jelas dalam peraturan lama, antara lain pengertian pendaftaran tanah, asas
dan tujuan penyelenggaraannya, yang disamping untuk memberi kepastian hukum,
juga dimaksudkan untuk menghimpun dan menyajikan informasi yang lengkap
mengenai data fisik dan data yuridis mengenai bidang tanah yang bersangkutan,
prosedur pengumpulan data penguasaan tanah dipersingkat dan disederhanakan. 6
1. Untuk adanya kepastian hukum tentang letak, luas dan batas tanah.
2. Untuk adanya kepastian mengenai status hukum tanah yang
bersangkutan, dengan pendaftaran tanah akan dapat diketahui dengan
pasti status hak yang didaftar, contoh hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan
3. Untuk adanya kepastian tentang pemilikan tanah Mengenai
kepastimes tentang pemilikan tanah ini bertujuan agar dapat diketahui
dengan pasti pemegang haknya, apakah perseorangan atau badan
hukum.10
Mengenai fungsi atau kegunaan sertipikat hak atas tanah disebutkan dalam
pasal 19 ayat (2) huruf e UUPA, yakni dengan memiliki sertipikat berarti memberikan
kepastian hukum dan sebagai dasar pembuktian yang kuat kepada pemiliknya,
6
Ibid,hlm.284
7
Ibid,hlm.317
8
Ibid,hlm.292-293
9
Ibid,hlm. 317.
10
Ibid,hlm. 293
karena data fisik dan data yuridis yang terkandung dalam sertipikat dianggap benar
sepanjang tidak dibuktikan oleh alat bukti lain.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah di atas,maka tujuan dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini selain memiliki tujuan yang jelas juga mempunyai
manfaat yang akan di pereoleh dari penelitian,adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas bagi pengembangan ilmu hokum
tentang kekuatan pembuktian yang dilakukan oleh para pihak pada perkara
hak milik atas tanah yang di peoreleh karena hibah.
2. Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dam memberikan sumbanan
pemikiran,memberi pengetahuan kepada masyarakat yang luas dan
khusunya dapat memberi informasi serta pengetahuan hokum yang bias
dijadikan pedoman untuk masyarakat yang berperkara
dipersidangan,sehingga dapat mengetahui serta memahami dengan baik
mengenai proses persidangan dengan perkara sengketa tanah hibah.
E. Kerangka pemikiran
Manusia sebagai makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
mempunyai hak-hak yang melekat pada dirinya sejak manusia itu ada/lahir di muka
bumi ini. Bahkan ada yang mengatakan hak-hak tersebut telah ada sejak manusia
berada di dalam kandungan. Konsep mengenai hak dasar manusia atau hak-hak
yang melekat pada diri manusia terkenal dengan istilah Hak Asasi Manusia (HAM).
Seorang filsuf Inggris pada abad ke-17 bernama John Locke mengemukakan
pandangan bahwa setiap manusia adalah makhluk individual yang memiliki sejumlah
hak-hak alami yang terpisah dari hak-hak politik dan dijamin oleh negara. Locke
juga merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri
manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan dan hak milik . Hak-hak alami
tersebut merupakan dasar terbentuknya masyarakat, karena menurut Locke, tujuan
utama dari penempatan kekuasaan politik dalam negara berdaulat adalah
penyaluran dan perlindungan hak dasar individu. Perlindungan dan promosi hak
dasar individu adalah satu-satunya pembenaran bagi terciptanya pemerintah.
11
Satjipto Raharjo,Ilmu Hukum,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2000,hlm.53
bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada
diskresi. Di Indonesia belum ada pengaturan khusus mengenai
perlindungan hukum preventif.
b. Sarana Perlindungan Hukum Represif
Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan
sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan
Pengadilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan
hukum ini Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah
betumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah
dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-
pembatasan dan peletakankewajiban masyarakat dan pemerintah Prinsip
kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan
adalah prinsip Negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama
dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari Negara hukum.
secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung
jawab hukum, subyek berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi
dalam hal perbuatan yang bertentangan. 12 Lebih lanjut Hans Kelsen menyatakan
bahwa:
12
Hans kelsen,Sebagimana diterjamahkan oleh somardi,general theory of low state,teori umum Hukum dan
Negara,Dasar-dasar Ilmu Mormatif Sebagai Ilmu Hukum
2. Pertanggungjawaban kolektif berarti bahwa seorang individu bertanggung
jawab atas pelanggaran yang dilakukannya karena tidak sengaja dan tidak
diperkirakan.
Tanggung jawab dalam kamus hukum dapat diistilahkan sebagai liability dan
tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subjek hukum, sedangkan
Teori tanggung jawab lebih menekankan pada makna tanggung jawab yang
dengan kewajiban hukum seseorang yang bertanggung jawab secara hukum atas
perbuatan tertentu bahwa dia dapat dikenakan suatu sanksi dalam kasus
pertanggungjawaban itu melekat pada jabatan yang juga telah dilekati dengan
“geenbevegdedheid zonder
verantwoordelijkheid; thereis no authority without responsibility; la sulthota bila
kerugian.
cukup umum berlaku dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya pada Pasal 1365, Pasal 1366 dan
secara hukum apabila unsur terdapat unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal
mengharuskan empal unsur pokok yang harus dipenuhi yaitu adanya perbuatan,
adanya unsur kesalahan, adanya kerugian yang diderita, dan adanya bubungan
mutlak adalah suatu tanggung jawab hukum yang dibebankan kepada pelaku
melakukan perbuatannya itu mempunyai unsur kesalahan atau tidak, dalam hal ini
melakukan perbuatannya itu pelaku tidak melakukannya dengan sengaja dan tidak
Tanggung jawab mutlak sering juga disebut dengan tanggung jawab tanpa
kesalahan. Menurut Hans Kelsen di dalam teorinya tentang tanggung jawab hukum
perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung jawab atas suatu sanksi dalam
dikembangkan oleh Wright, yang disebut dengan interactive justice, yang berbicara
interaksinya satu sama lain. Esensi dari interactive justice adalah adanya
kompensasi sebagai perangkat yang melindungi setiap orang dan interaksi yang
hukum (tort line), hukum kontrak dan hukum pidana Menurut Wright, limitasi
penilaian yang terdiri dari (1) no worseofflimitation, (2) superseding cause limitation,
pembatasan tanggung jawab terhadap suatu perbuatan melawan hukum, jika jelas
harus dilihat terlebih dahulu apakah tindakan yang menjadi penyebab terjadinya
kerugian itu bersifat dependent ataukah independent Jika bersifat dependent, maka
Pendekatan ketiga, risk play out limitation yaitu adanya hubungan antara bagaimana
suatu kerusakan yang terjadi merupakan akibat dari suatu resiko yang dapat
diprediksi sebelumnya.
itu telah menimbulkan kerugian Dalam teori ini beban tanggung jawab
b. Teori fautes de service yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap
pejabat unum telah membuat akta autentik yang baik dan benar serta sesuai dengan
akibat hukum pada para pihaknya. PPAT apabila melakukan kesalahan- kesalahan
yang dapat merugikan para pihak, maka PPAT tersebut dapat dimintakan
dibebankan kepada PPAT dalam melaksanakan tugas dan jabatannya atas akta
hibah terait adanya gugatan salah satu ahli waris pemberi hibah.
F. Metode penelitian
Penelitian hukum ini dilakukan melalui serangkain langkah ilmiah yang sistematis dan
1. Jenis Penelitian
Penelitian hukum ini menggunakan jenis penelitian hkum yuridis normatif yaitu
2. Pendekatan Penelitian
Yaitu bahan hukum yang mengikat dan diperoleh dari peraturan perundang-
primer,seperti buku-buku,hasil penelitian atau pendapat para pakar hukum dan lain
sebagainya.
sebagainya.
ilmiah,laporan hasil penelitian ) dan sumber-sumber bahan hukum lainya yang releva
Pengelolahan analisis dan konstrusi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan
dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan
pengertian dari sistem hukum tersebut. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan
penelitian penulis.
b. Memilih bahan hukum Memilih bahan hukum selanjutnya melakukan sistematisasi bahan
kaida, asas dan konsep yang terkandung di dalam bahan hukum tersebut.
d. Menemukan hubungan konsep, asas dan kaidah tersebut dengan menggunakan teori
terkait sehingga memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan Penulisan yang
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusan Proposal Tesis ini,penulis membagi menjadi 5 bab pembahasan sesuai
dengan Buku Pedoman Sistematika Penulisan Tesis Magister Kenotariatan Program pascasarjana
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini dikemukakan dengan jelas, ringkas dan padat bab ini dikemukakan dengan
jelas, ringkas dan padat tentang hasil kajian kepustakaan tentang sumber hukum
atau teori hukum terkait dengan amsalah yang akan diteliti. Judul bab ini ditulis
sesuai dengan masalah yang diteliti, dan dapat dibuat dengan penguraian sub bab
Bab ini menguraikan atau menjelaskan masalah atau obyek penelitian, termasuk
sengketa atau kasus yang menjadi obyek penelitian. Judul bab ini ditulis sesuai
dengan obyek yang penelitian. Judul bab ini ditulis sesuai dengan obyek yang bab
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERIMA HIBAH ATAS AKTA PPAT YANG
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulan dan saran dari apa yang di bab-bab sebelumnya.