Hak Tanggungan.
dipengadilan. Oleh sebab itu pembuktian ini merupakan bagian yang sangat
kebenaran formal lai halnya dengan pembuktian dalam perkara pidana adalah
alat – alat pembuktian sebagaimana diatur dalam Pasal 1866 Kitab Undang-
sedemikian rupa agar menjadi suatu alat bukti yang sah dan akurat disebut
sebagai akta (acte). Akta adalah tulisan khusus yang dibuat agar menjadi suatu
alat bukti tertulis.14 A.Pitlo mengartikan akta itu sebagai surat – surat yang
45
Dedy Pramono, Kekuatan Pembuktian Akta yang Dibuat oleh Notaris Selaku Pejabat Umum
menurut Hukum Acara Perdata di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 12 Nomor 3, Desember2015,
hlm. 250.
57
58
mengenai pengertian akta otentik yaitu : “Suatu akta otentik, adalah suatu akta
yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau
dijelaskan lebih lanjut oleh Pasal 1870 Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata bahwa suatu akta otentik memberikan kepada para pihak yang
membuatnya suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya.
Jika sesuatu akta hendak memperoleh status otentisiteit, hal mana terdapat
pada akta notaris, maka menurut pasal 1868 KUHPerdata47 Keotentikan Akta
Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam UUHT antara lain dalam Pasal 10
selanjutnya disebut PPAT adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk
membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas tanah
46
A. Pitlo, Pembuktian dan Daluarsa, Intermasa, Jakarta, 1986, hlm. 52
47
Ibid.Hlm 62
59
bentuk dari Akta Pemberian Hak Tanggungan, bentuk dan isi buku tanah hak
tanggungan dan hal Iain-Iain yang berkaitan dengan tata cara pemberian dan
No. 10 Tahun 1961 perihal Pendaftaran Tanah disebut “Penjabat”. Pada Pasal
hak tanah, memberi hak tanah baru, malkukan pegadaian tanah atau
memiliki bukti berupa akta yang pembuatannya oleh serta di depan penjabat
kegiatan hukum tentang hak tanah atau hak milik dari rumah susun. Boedi
Harsono dalam bukunya menjelaskan maksud dari pejabat umum yaitu orang
pembuatan akta yang menjadi bukti sudah melalui proses suatu hukum perihal
hak dari tanah atau Hak Milik Dari Rumah Susun, setelah itu akan jadi acuan
untuk melakukan listing untuk mengubah data listing tanah yang disebabkan
proses hukum itu.Aktivitas hukum sebagai yang dibebankan berarti, ada pada
seluruhnya, diberikannya hak untuk gedung atau hak penggunaan dari tanah
tugas dari PPAT antara lain mengerjakan akta dari hak jaminan. Pasal 1 angka
1 UU No. 4 Tahun 1996 perihal Hak Tanggungan Dari Tanah Beserta Benda-
hak tanggungan yang diberikan ke hak dari tanah seperti pada UU No. 5
Tahun 1960 perihal Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, barang lain yang
49
Harsono, B. (2003). Hukum Agraria Indonesia. Djambatan.
61
pemberian kedudukan yang paling utama pada kreditor tertentu pada kreditor
lain. Secara umum hak tanggungan memiliki unsur-unsur pokok antara lain :50
e. Mampu diberikan dari tanah maupun pada barang lain pada tanah yang jadi
yang terdiri dari membuat Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT) dari
PPAT, setelah itu dilanjut mendaftarkan Hak Jaminan yang dilakukan Kantor
dikarenakan hal tersebut adalah bukti adanya hak jaminan yang diberikan.51
Setelah APHT dibuat oleh PPAT, maka dalam waktu 7 hari kerja
pendukung lain pada Kantor Badan Pertanahan Nasional daerah tersebut yang
50
Anggraeni, S. Z., & Marwanto, M. (2020). Kewenangan dan Tanggung Jawab Hukum Pejabat
Pembuat Akta Tanah Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Hak Tanggungan Secara Elektronik. Acta
Comitas.
51
Nufus, N. H. (2010). Proses Pembebanan Hak Tanggungan Terhadap Tanah Yang Belum
Bersertifikat Universitas Diponegoro.
62
Seperti pada Pasal 40 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997 perihal Pendaftaran Tanah
berisi, paling lambat 7 hari kerja dari tanggal disahkannya akta yang
untuk memelihara data listing tanah yang diadakan lewat perangkat elektronik
APHT, Sertifikat Hak Atas Tanah dan dokumen lain yang diperlukan
Penduduk (KTP) Saksi, PBB, Salinan Perjanjian Kredit dan Surat Kuasa
Sertifikat Hak Atas Tanah serta dokumen lain sebagimana telah disebutkan;
No. 24 Tahun 1997 PPAT mengecek Sertifikat Hak Atas Tanah dengan
yang dibuatnya kepada Kantor Pertanahan dalam hal ini PPAT hanya
64
sistem HT-el.
terhadap siapa pun juga, selalu mengikuti bendanya dan juga berlakunya asas
hak jaminan atas Rumah Susun dan Hak Milik alas Satuan Rumah Susun,
lermasuk yang didirikan di atas tanah Hak Pakai atas Tanah Negara. Scsuai
Pasal 12 dan Pasal 13 UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (UURS)
bangunan itu sendiri juga harus tunduk pada peraturan undang-undang Hak
serta ketentuan yang mengatur mengenai hipotik yang berlaku seiama ini,
Hak Tanggungan. Dengan demikian unluk jaminan terhadap hak alas tanah,
berikut atau tidak bcrikut benda-benda yang merupakan satu kesatuan dengan
Dalam hak tanggungan juga terdapat subyek hukum yang menjadi hak
dimaksud dengan subyek hak tanggungan ini adalah pihak-pihak yang terlibat
a. Pemberi hak tanggungan, yaitu orang atau pihak yang menjamin obyek hak
tanggungan
b. Pemegang hak tanggungan, yaitu orang atau pihak yang menerima hak
Indonesia, dengan ditetapkannya hak pakai atas tanah negara sebagai salah
66
satu obyek hak tanggungan, bagi warga negara asing juga dimungkinkan
untuk dapat menjadi subyek hak tanggungan, apabila memenuhi syarat. Jika
hak pakai itu oleh warga negara asing, dimana hak pakai itu menurut Undang-
undang Hak Tanggungan juga dapat menjadi obyek Hak Tanggungan, ada
persyaratan untuk menjadi subyek Hak Pakai yang harus dipenuhi. Demikian
dengan hak pakai atas tanah negara sebagai jaminan, harus memenuhi
Republik Indonesia.
badan hukum asing juga dapat menjadi pemegang hak tanggungan karena hak
tanggungan tidak ada kaitannya dengan pemilikan obyek secara serta merta.
(1) harus ada pada pemberi hak tanggungan pada saat pendaftaran hak
subyek Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
Menurut UUPA yang dapat mempunyai Hak Milik adalah Warga Negara
hak tanggungan atas tanah Hak Milik adalah perseorangan Warga Negara
Indonesia dan Badan Hukum yang ditunjuk oleh pemerintah. Yang dapat
ayat (1) UUPA. Pemberian Hak Tanggungan dari Hak Guna Bangunan
adalah Warga Negara Indnesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut
Hak Guna Usaha menurut UUP adalah Warga Negara Indonesia dan
demikian yang dapat memberikan Hak Tanggungan dari Hak Guna Usaha
adalah Waga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut
Pasal 4 ayat (2) UUHT. Ini adalah terobosan yang dilakukan UUHT untuk
pemegang, seperti pada Pasal 1 angka 1 serta Pasal 20 ayat (1) UUHT.
53
Santi Dewi, I. G., & Ardani, M. N. (2020). Kebijakan Penjaminan Tanah Melalui Hak
Tanggungan di Indonesia (Studi Penjaminan Hak Tanggungan Elektronik di Kabupaten Badung
Provinsi Bali). Law, Development and Justice Review
69
objek yang ada, sesuai dengan Pasal 7 UUHT. Kriteria ini adalah jaminan
terikatnya orang ketiga serta diberikannya dengan pasti hukum oleh pihak
pengadilan.
merupakan pengguna sistem HTel termasuk kreditor serta PPAT atau pihak
lain yang dipilih Kementerian. Kreditor yaitu perorangan atau badan hukum
elektronik saling terhubung yang dibuat oleh anggota teknis yang memiliki
tugas di sektor data serta informasi guna proses melakukan layanan HT-el
informasi elektronik.
e. Memperbaiki data.
melalui Kantor Pertanahan secara online. Seperti yang ada pada PMATR/BPN
Kantor Pertanahan yaitu kreditor. Didasarkan pada hal tersebut sesuai dengan
tersebut dapat diartikan dalam hal ini tugas pokok PPAT yaitu membuat
mendaftar perawatan data. Pada jaminan HT-el PPAT harus mengunggah file
tentang aktivitas hukum dengan objek tanah, tidak menjalankan tugas kode
HT-el dilakukan oleh kreditor. Sehingga dalam hal ini apabila terdapat
tidak sesuai dengan regulasi yang ada . Pada hal ini pendaftaran HT-el bukan
Elektronik.55
54
Santi Dewi, I. G., & Ardani, M. N. (2020). Kebijakan Penjaminan Tanah Melalui Hak
Tanggungan di Indonesia (Studi Penjaminan Hak Tanggungan Elektronik di Kabupaten Badung
Provinsi Bali). Law, Development and Justice Review
55
Kelsen, H. (2006). Teori Umum Tentang Hukum dan Negara. Raja Grafindo Persada.
72
salah pada pengajuan layanan HT-el yang baru disadari sesudah sertifikat HT-
el dibuat, pemilik sertifikat HT-el dalam hal ini adalah kreditor dapat
mengajukan perbaikan lewat perangkat HT-el terakhir 30 (tiga puluh) hari dari
terdapat kesalahan pada sertifikat HT-el pemilik HT-el tidak dapat meminta
Tanggungan adalah pemohon (kreditor). Oleh karena itu dalam hal ini yang
yang juga merupakan pemilik sertifikat HT-el, PPAT tidak dapat mengajukan
perbaikan atas kesalahan sertifikat HT-el karena hal tersebut bukan merupakan
kewenangannya.