Anda di halaman 1dari 6

"Perbedaan Wewenang Notaris dan PPAT dalam Penyelesaian Kasus Akta Otentik "

Oleh:

Jatmiko Yudistira Hardiyanto*

NIM 1401617030

Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

e-mail: jatmikoyudistira17@gmail.com

Abstrak

Dalam perkembangan PPAT maupun Notaris adalah merupakan pejabat umum yang diberikan
kewenangan membuat akta otentik tertentu, yang membedakan keduanya adalah Landasan
hukum berpijak yang mengatur keduanya. PPAT diatur dalam UUPA, PP No. 24 Tahun 1997,
PP No. 37 Tahun 1998, sedangkan Pejabat Notaris diatur dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disingkat Undang-Undang No. 30 Tahun
2004). Perbedaan tersebut tergambar dengan jelas dari lembaga hukum yang bertanggung jawab
untuk mengangkat dan memberhentikan, tugas dan kewenangannya dalam rangka pembuatan
akta-akta otentik tertentu, serta sistem pembinaan dan pengawasan Notaris dan PPAT.Pejabat
Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, pembinaan dan pengawasan ada pada pejabat yang ada di bawah kementerian tersebut
yakni Pengadilan Negeri. PPAT di angkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional (KBPN), sedangkan pembinaan dan pengawasannya ada pada pejabat yang ditunjuk
dalam tingkat daerah kabupaten atau kota hal ini Kepala Kantor Pertanahan setempat.

Kata Kunci:Kewenangam Notaris,Notaris,Penjabat Umum,Akta Otentik,Wewenang PPAT

I. PENDAHULUAN Nama notarius ini lambat laun mempunyai


arti yang berbeda dengan pada mulanya,
Perkataan Notaris berasal dari
sehingga kira-kira pada abad kedua sesudah
perkataan notarius, adalah nama yang pada
Kristus yang disebut dengan nama notarius
zaman Romawi diberikan kepada orang-
ialah mereka yang mengadakan pencatatan
orang yang menjalankan pekerjaan menulis.
dengan tulisan cepat, jadi seperti stenograf
Fungsi notarius ini masih sangat berbeda
sekarang. Selain itu ada juga pendapat lain
dengan fungsi Notaris pada waktu sekarang.
yang mengatakan bahwa notarius itu berasal
dari perkataan nota literaria, yaitu tanda Tanah (selanjutnya disingkat PP No. 24
(letter merkatau karakter) yang menyatakan Tahun 1997) Pasal 7 maka tugas dan ruang
sesuatu perkataan. Kemudian dalam abad lingkup jabatan PPAT lebih jelas dan rinci.
kelima dan keenam sebutan notarius itu Jual beli atas tanah diatur dalam UUPA,
diberikan kepada penulis (sekretaris) pribadi yang selanjutnya diatur dalam Peraturan
dari raja (kaisar), sedangkan pada akhir abad Pemerintah No. 10 Tahun 1961 Tentang
kelima sebutan tersebut diberikan kepada Peraturan Pelaksanaan UUPA, di dalam
pegawai-pegawai istana yang melaksanakan Pasal 19 menentukan bahwa jual beli tanah
pekerjaan administratif (Tedjosaputro, 1991: harus dibuktikan dengan suatu akta yang
10). dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT).
Peraturan perundang-undangan yang
utama mengenai Notaris adalah Undang- II. PEMBAHASAN
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Notaris sebagai pejabat umum yang
Jabatan Notaris (“UUJN”) sebagaimana
memiliki kewenangan untuk melakukan
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
tugas-tugas sebagai pejabat pembuat akta
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
tanah adalah merupakan tambahan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
kewenangan yang diberikan oleh undang-
tentang Jabatan Notaris (“UU 2/2014”)
undang untuk melakukan
Semenjak diterbitkannya Undang- pengesahan/legalisasi atas pengikatan-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang pengikatan hukum yang dilakukan oleh
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria masyarakat, khususnya di bidang
(selanjutnya disingkat UUPA) diterbitkan pertanahan. Kedudukan notaries sebagai
suatu Peraturan Pemerintah Nomor 37 pejabat pembuat akte tanah disebutkan
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan dalam Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Pemerintah
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) No. 37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat
(selanjutnya disingkat PP No. 37 Tahun Akta Tanah Republik Indonesia, yang
1998), sebagai pelengkap dari Peraturan menyebutkan : “Pejabat Pembuat Akta
Pemerintah tentang Pendaftaran Tanah dan Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah
telah dijanjikan pada Peraturan Pemerintah pejabat umum yang diberi kewenangan
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran untuk membuat akta-akta autentik mengenai
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas Pejabat pembuat akta tanah (PPAT)
tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah memiliki tugas pokok melaksanakan
Susun”. kegiatan sebagian kegiatan penfaftaran tanah
dengan membuat akta sebagai bukti telah
Prasyarat yang ditetaspkan oleh
dilakukannya perbuatan hukum tertentu
Peraturan Perundang-undangan diatur dalam
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
ketentuan Pasal PP No. 37 Tahun 1998,
Atas Rumah Susun, yang akan dijadikan
yang berbunyi :
dasar bagi pendaftaran perubahan data
Bahwa syarat untuk dapat diangkat pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh
menjadi PPAT adalah :

a. Berkewarganegaraan Indonesia;
b. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga
puluh) tahun;
c. Berkelakuan baik yang dinyatakan
dengan surat keterangan yang dibuat
oleh Instansi Kepolisian setempat;
d. Belum pernah dihukum penjara
karena melakukan kejahatan
berdasarkan putusan Pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
e. Sehat jasmani dan rohani;
f. Lulusan program pendidikan
spesialis notariat atau program
pendidikan khusus PPAT yang
diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan tinggi;
g. Lulus ujian yang diselenggarakan
oleh Kantor Menteri Negara
Agraria/Badan Pertanahan Nasional.
perbuatan hukum itu.1Dengan memiliki yaitu : Bahwa dalam waktu 1 (satu) bulan
fungsi dalam membuat akta otentik yang setelah pengambilan sumpah jabatan
berhubungan dengan perbuatan hukum (PPAT) wajib :2
dalam daerah kerjanya. dan PPAT khusus
a. Menyampaikan alamat kantornya,
hanya berwewenang membuat akta
contoh tanda tangan, contoh faraf,
mengenai perbuatan hukum yang disebut
dan teraan cap/stempel jabatannya
secara khusus dalam penunjukannya.
kepada Kepala Kantor Wilayah
Dalam ketentuan lain PPAT hanya Badan Pertanahan Nasional
berwewenang membuat akta mengenai hak Provinsi, Bupati/Walikotamadya
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Kepala Daerah Tingkat II, Ketua
Rumah Susun yang terletak di daerah Pengadilan Negeri, dan Kepala
kerjanya, dan berwewenang membuat akta Kantor Pertanahan yang
tukar menukar, akta pemasukan ke dalam wilayahnya meliputi daerah kerja
perusahaan, dan akta pembagian hak PPAT yang bersangkutan.
bersama mengenai beberapa hak atas tanah b. Melaksanakan jabatannya secara
dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun nyata.
yang tidak semuanya terletak didalam Dalam ketentuan lain PPAT :3
daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat a. Harus berkantor di satu kantor dalam
oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi daerah kerjanya.
salah satu bidang tanah atau satua rumah b. Wajib memasang papan nama dan
susun yang haknya menjadi objek perbuatan menggunakan stempel yang bentuk
hukum dalam akta.Sama halnya dengan dan ukurannya ditetapkan oleh
notaries sebagai pejabat pembuat akta Menteri.
otentik, notaries sebagai pejabat pembuat
Dalam ketentuan lain Akta PPAT harus
akta tanah (PPAT), juga memiliki kewajiban
dibacakan/dijelaskan isinya kepada para
yang diatur dalam perundang-undangan,
1
34 Pasal 2 Ayat 1 PP No. 37 Tahun 1998

2
Pasal 19 Sub a dan b PP No. 37 Tahun 1998
3
Pasal 20 Ayat 1 dan 2 PP No. 37 Tahun 1998
pihak dengan dihadiri oleh sekurang- umum yang harus menjaga otentik dari
kurangnya 2(dua) orang saksi sebelum jasanya.
ditandatangani seketika itu juga oleh para
Misal dilihat dari wilayah kerjanya.kalo
pihak, saksi-saksi dan PPAT4
misal saya tanda tangan bukan di wilayah
Menurut Dr.Dewi Tenty Septy kerja saya maka nanti jika ada masalah
Artiany,SH.,MH.,M.Kn yang menjelaskan maka akan dibawah tangan dan derajatnya
dalam sebuah wawancara kelompok bahwa turun (notaris).Tapi apabila notaris tidak
Misalnya kalau disuruh sama orang tua mengikuti standar akte maka akan jadi
kalian, mamanya ingin jual beli, jadi dibawah tangan dan akan tidak otentik
harusnye ke ppat kalo mau sewa rumah sehingga perlu bukti-bukti lain.
harusnya ke notaris.Lucunya kami ini
III PENUTUP
diangkat oleh dua instansi kementrian dan
kpr kami punya sarat dan ketentuan yang Dari pembahasan tentang kedudukan
sangat ketat tapi kami tidak digaji kami jabatan notaries, maka dapat ambil
mencari uang sendiri dari jasa-jasa dan tidak
kesimpulan bahwa :
boleh melakukan promosi. Cuti juga mesti
izin kemudian juga ada masa pensiun ke 65 1. Notaris dan PPAT dalam
Tahun, makanya dua tahun sebelumnya penyelesaian kasus akta otentik di
pekerjaan mana yang masih bisa Indonesia berperan penting
ditangani.Tapi sekarang juga bisa walaupun berdasarkan UU sendiri
perpanjangan masa pensiun dua tahun memiliki wewenang masing-
menjadi 67 Tahun dan itu sekilas tentang masing.Sebagai contoh
profil notaris dan wilayah kerja saya adalah misalnya:Jika menyelesaikan perkara
Jakarta Pusat.Kalo ppat di lock hanya jual beli maka penyelesainya melalui
tentang pertanahan jakarta pusat tapi PPAT sedangkan jika sewa rumah
kalonotaris tidak membatasi client hanya di maka datanglah ke Notaris.
jakarta pusat.selama mereka masuk ke 2. Kedudukan jabatan notaries dalam
wilayah kerja kita.. apa notaris boleh keluar? kapasitas sebagai pembuat akta
Ke bekasi? Tidak boleh Notaris juga pejabat otrentik maupun sebagai pembuat
akta tanah, adalah memiliki tugas
4
Pasal 22 PP No. 37 Tahun 1998
untuk memberikan pelayanan pejabat pembuak akta tanah, yang
pengesahan/legalisasi atas bertanggung jawab kepada
pengikatan-pengikatan hukum oleh Kementerian Pertanahan Nasional.
masyarakat, dalam rangka
memberikan kepastian hukum.
3. Diperlukan harmonisasi ketentuan
perundang-undangan yang mengatur
tentang kedudukan jabatan notaries
sebagai pejabat pembuat akta otentik
yang bertanggung jawab kepada
Kementerian Hukum dan HAM RI,
dan kedudukan notaries sebagai

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun


1998 tentang Pejabat Pembuat Akta.
Buku
Internet
1. Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas
Tanah dan Pendaftarannya, Sinar 1. Https://aktenotaris.com/
Grafika, Jakarta, 2007. 2013/02/18/perbedaan-antara-
2. A. P. Parlindungan, Pendaftaran notaris-dan-ppat-pejabat-pembuatan
Tanah di Indonesia, CV Mandar akta-tanah
Maju, Bandung, 2009. 2. Http://medianotaris.com/
ppat_berita562.html
Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004


tentang Jabatan Notaris

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014


tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan


Notaris.

Anda mungkin juga menyukai