PERTEMUAN 17
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pejabat Pembuat Akta Tanah
yang sebagaimana ketentuan dalam Pendaftaran tanah yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pada Pasal 6 (2) bahwa Pendaftaran Tanah
dilakukan oleh kepala Kantor Pertanahan dan dibantu oleh salah satunya
adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Tujuan dari pertemuan ini
adalah Anda dapat:
B. URAIAN MATERI
tersebut.
Sistem ketatanegaraan diakui adanya keberadaan suatu jabatan yang
dipegang oleh seorang pejabat yang sifatnya bukan struktural, melainkan
fungsional dan keberadaannya memiliki peran yang amat penting.
Kedudukan Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai pejabat umum, istilah
pejabat umum bagi Pejabat Pembuat Akta Tanah ada pada Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1996, namun dalam undang-undang ini maupun peraturan
perundang-undangan yang lain tidak memberikan pengertian apa yang
dimaksud dengan pejabat umum.
Menurut Boedi Harsono yang dimaksud pejabat umum adalah seorang
yang diangkat oleh pemerintah dengan tugas dan kewenangan memberikan
pelayanan kepada umum di bidang tertentu. Sejalan dengan Boedi Harsono,
Sri Winarsi menyatakan bahwa pengertian pejabat umum mempunyai
karaktar yuridis, yaitu selalu dalam rangka hukum publik. Sifat publiknya
dapat dilihat dari pengangkatan, pemberhentian, dan kewenangan Pejabat
Pembuat Akta Tanah. Pejabat Pembuat Akta Tanah diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
tugasnya adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah, dan kewenangannya
adalah membuat akta atas perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas
tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.1
Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai pejabat umum, dan kewenangan-
nya membuat akta yang berkaitan dengan tanah, sedangkan disisi lain
sebagaimana diatur:
1) Pada Undang-undang No. 4 Tahun 1996, akta yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah diperinci secara tegas, yaitu akta pemindahan hak,
akta pembebanan Hak Tanggungan, dan akta kuasa membebankan Hak
Tanggungan.
2) Pada peraturan pemerintah no. 40 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah
No. 24 tahun 1997, akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta tanah
tidak diperinci secara tegas hanya dirumuskan akta-akta tanah tertentu.
1
Majalah Renvoi, No. 8.44.IV, 3 Januari 2007. hlm.11, baca pula; Sri Winarsi, pengaturan Notaris
dan pejabat pembuat akta tanah sebagai pejabat umum Majalah yuridika, Vol. 17 No. 2, Fakultas Hukum
Universitas Airlangga, Surabaya Maret 2002, hlm 186. Dalam Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan
Hak Atas Tanah, Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, Jakarta, 2010, hlm. 326
tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
2. PPAT Sementara adalah pejabat pemerintah yang ditunjuk karena
jsabstannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta
PPAT di daerah kerja yang belum cukup terdapat PPAT.
3. PPAT Khusus adalah Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk
karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta
PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas
pemerintah tertentu.
adalah:
a. memberikan kebijakna mengenai pelaksanaan tugas jabatan PPAT,
b. memberikan arahan terhadap semua pemangku kepentingan yang
berkaitan dengan ke-PPAT-an,
c. melakukan pembinaan dan pengawasan atas organisasi profesi PPAT
agar tetap berjalan sesuai dengan arah dan tujuannya,
d. menjalankan tindakan-tindakan lain yang dianggap perlu untuk
memastikan pelayanan PPAT agar tetap berjalan dengan sebagaimana
mestinya,
e. melakukan pembinaan dan pengawan terhadap PPAT dan PPAT
sementara dalam rangka menjalankan kode etik PPAT.
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
BPN terhadap PPAT adalah:
a. menyampaikan dan menjelaskan kebijakan dan peraturan pertanahan
serta petunjuk teknis pelaksanaan tugas PPAT yang telah ditetapkan oleh
Kepala BPN dan peraturan perundang-undangan,
b. membantu melakukan sosialisasi, diseminasi kebijakan dan peraturan
perundang-undangan pertanahan dan petunjuk teknis,
c. secara periodik melakukan pengawasan ke kantor PPAT guna
memastikan ketertiban administrasi, pelaksanaan tugas dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ke-PPAT-an.
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota terhadap PPAT adalah:
a. membantu menyampaikan dan menjelaskan kebijakan dan peraturan
pertanahan serta petunjuk teknis pelaksanaan tugas PPAT yang telah
ditetapkan oleh Kepala BPN dan peraturan perundang-undangan,
b. memeriksa akta yang dibuat PPAT dan memberitahukan secara tertulis
kepada PPAT yang bersangkutan apabila ditemukan akta yang tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai dasar pendaftaran hanya,
c. melakukan pemeriksaan mengenai pelaksanaan kewajiban operasional
PPAT.
Uraian di atas memberikan suatu penjelasan bahwa tugas PPAT tidak
sekedar dituntut untuk professional, akan tetapi lebih dari itu dituntut untuk
hati-hati di dalam menjalankan tugasnya, cermat, jujur, transparan dan tidak
S1 Hukum Universitas Pamulang
185
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Peraturan