PEMBIDANGAN HUKUM
1 Pengertian Pembidangan Hukum
Pembidangan menurut bahasa adalah proses atau cara pengelompokan berdasarkan lapangan
(lingkungan, pekejaan, pengetahuan,dsb) yang sama, dan pemisahan atas bidang-bidang
lainnya. Istilah lain dari Pembidangan Hukum adalah Klasifikasi Hukum, Lapangan Hukum,
Penggolongan Hukum. Sedangkan Hukum itu sendiri menurut bahasa adalah peraturan atau
adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh pemerintah/penguasa untuk
mengatur kehidupan dimasyarakat.
3. Pembidangan Hukum
Di Indonesia banyak sekali hukum, sehingga sampai banyaknya sulit untuk membedakan
pembagian hukum-hukum tersebut. Maka dari itu disini kami akan mencoba untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai Pembagian Hukum yang ada di Indonesia.
Pembidangan hukum di Indonesia dibagi menurut bentuk, sifat, isi, sumber, wujud, tempat
berlakunya, waktu berlakunya cara mempertahankan dan cara pembentukannya.
Hukum tertulis adalah hukum yang dibuat oleh badan resmi atau oleh penguasa/pemerintah
dan melalui prosedur yang jelas. Hukum ini biasanya menjadi padanan bagi hukum
perundang-undangan.
Hukum tidak tertulis merupakan hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat,
tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti peraturan perundang-undangan (hukum
kebiasaan).
Pembidangan Hukum Menurut Sifat
Hukum Publik adalah hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara warga
Negara dengan Negara yang menyangkut kepentingan umum.
Berikut ini adalah cirri-ciri hukum publik :
• HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN
Hukum yang terletak didalam kebiasaan (adat) yang terdapat pada daerah-daerah
tertentu dan bentuknya tidak tertulis.
• HUKUM TRAKTAT
Hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara didalam perjanjian antar Negara
(traktat). Yaitu perjanjian antar Negara/perjanjian internasional/perjanjian yang
dilakukan oleh 2 negara atau lebih.
Ada beberapa macam Traktat (treaty) yaitu :
B. Traktat Multilateral
Yaitu perjanjian yang dilakukan oleh bebarapa Negara atau multilateral yang kemudian
terbuka untuk Negara lain terikat pada perjanjian tersebut.
Contoh : Perjanjian dalam PBB dimana Negara lain, terbuka untuk ikut menjadi anggota
PBB yang terikat pada perjanjian yang telah ditetapkan PBB tersebut.
Tahap Perundingan
Tahap ini merupakan tahap yang paling awal biasa dilakukan oleh Negara-negara yang
akan mengadakan perjanjian. Perundingan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis atau
melalaui teknologi informasi lainnya. Perundingan juga dapat dilakukan dengan melalui
utusan masing-masing Negara untuk bertemu dan berunding baik melalui suatu
konferensi, kongres, muktamar, atau sidang.
Tahap Penutupan
Tahap penutupan biasanya apabila tahap perundingan telah mencapai kata sepakat atau
persetujuan, maka perundingan ditutup dengan suatu naskah dalam bentuk teks tertullis
yang dikenal dengan istilah “Piagam Hasil Perundingan” atau “Sluitings-Oorkonde”.
Piagam penutupan ini di tandatangani oleh masing-masing utusan Negara yang
mengadakan perjanjian.
Pertukaran Piagam atau Peletakan Piagam dalam perjanjian bilateral maka naskah
piagam yang telah isahkan oleh Negara masing-masing dipertukarkan antara kedua
Negara yang bersangkutan. Sedangkan dalam Traktat Kolektif/Terbuka peletakan
naskah piagam tersebut diganti dengan peletakan surat-surat piagam yang telah
disahkan oleh masing-masing Negara., dalam dua kemungkinan yaitu disimpan oleh
salah satu Negara berdasarkan persetujuan bersama yang sebelumnya dinyatakan dalam
traktak atau disimpan dalam arsip markas besar PBB yaitu pada Sekretaris Jendral PBB.
• HUKUM YURESPUDENSI
Pertimbangan Psikologis
Hali ini biasanya dipengaruhi pada keputusam Pengadilan Tinggi dan Mahkamah
Agung, maka dalam hal untuk kasus-kasus yang sama hakim dibawahnya secara
psikologis segan jika tidak mengikuti keputusan hakim diatas tersebut.
Pertimbangan Praktis
Pertimbangan praktis ini seringkali didasarkan karena dalam suatu kasus yang sudah
pernah dijatuhkan putusan oleh hakim terdahulu apalagi sudah diperkuat atau
dibenarkan oleh pengadilan tinggi atau MA maka akan lebih praktis apabila hakim
berikutnya memberikan putusan yang sama pula disamping itu apabila keputusan hakim
yang tingkatnya lebih rendah memberikan keputusan yang menyimpang atau berbeda
dari keputusan yang lebih tinggi untuk kasus yang sama, maka keputusan tersebut
biasanya tentu tidak dibenarkan/dikalahkan pada waktu putusan itu dimntakan banding
atau kasasi.
Contoh: Transaksi jual beli dimana ada ada hak dan kewajiban antara penjual dan
pembeli.
• HUKUM SUBJEKTIF
Hukum yang timbul dari Hukum Objektif dan berlaku terhadap seseorang tertentu atau
lebih. Hukum ini disebut juga HAK.
• HUKUM LOKAL
• HUKUM NASIONAL
• HUKUM INTERNASIONAL
• HUKUM ASING
Hukum yang berlaku dalam Negara lain atau diluar wilayah. Pada umumnya hukum
asing itu lebih mengarah pada proses hukum maupun aturan hukum dari suatu Negara
lain.
Hukum Asingakan berlaku apabila dalam suatu Negara belum terdapat ketentuan-
ketentuan yan mengatur suatu hal, maka Negara tersebut akan menggunakan atau
memberlakukan hukum asing untuk referensi.
Biasanya hukum asing lebih condong kepada masalah yang sifatnya internasional.
Hukum-hukum yangmengatur badan hukum asing I Indonesia contohnya yaitu Hukum
Bisnis.
Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah
tertentu.
Contoh : Perda
Objek yang diatur didalam hukum positif/ius constitutum adalah subjek (pelaku). Ini
berakibat penting untuk metode keilmuannya serta kualita hukum atau penjelasan
mengenai sebab akibat hukum. Hukum objektif sebagai sebuah perangkat kaidah untuk
manusia bermasyarakat, ia diatur oleh metode keilmuan Humanities/Humaniora.
Hukum positif hukum yang mengatur perilaku manusia yang merupakan mahluk hidup
yang memiliki pikiran serta kemampuan untuk membedakan hal yang baik dan yang
buruk (etika). Hukum positif jika dikaitkan dengan etika akan sedikit berhubungan
dengan moral.
Maksudnya bahwa hukum positif juga memiliki hubungan yang erat dengan moral dan
norma yang ada didalam masyarakat.
• IUS CONSTITUENDUM
Hukum yang diharapkan akan berlaku pada masa yang akan datang. Ius constituendum
merupakan sebuah abstraksi dari fakta bahwa sebenarnya segala sesuatu yang ada
adalah sebuah proses perkembangan. Maksudnya adalah sebuah gejala yang ada
sekarang akan musnah di masa mendatang, oleh sebab itu gejala-gejala tersebut diganti
dan dilanjutkan oleh gejala yang awalnya dicita-citakan. Akan tetapi tidak jarang terjadi
bahwa sulit ditentukannya batas-batas yang mutlak dari perkembangan tersebut.
Contoh : RAPBN, RUU, RAPBD.
Huku yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa didunia.
Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya
(abadi) terhadap siapapun juga diseluruh tempat.
• HUKUM MATERIAL
Selain itu juga diatur siapa-siapa yang berhak melakukan penyitaan, penyelidikan,
pengadilan yang berwenang, dan sebagainya.
• Hukum yang dibentuk oleh lembaga-lembaga adat (berbeda satu sama lain).