Tipe negara abad pertengahan memiliki ciri-ciri khas, yaitu: teokratis, feodalisme, dan
dualisme dalam bernegara.
Negara Teokratis artinya suatu negara yang cara memerintahnya berdasarkan kepercayaan
bahwa Tuhan langsung memerintah negara, hukum negara yg berlaku yaitu hukum Tuhan,
dan pemerintahan dipegang oleh ahli agama atau organisasi keagamaan
Adanya dualisme dalam bernegara sebagai ciri dominan negara pada Abad Pertengahan
artinya bahwa dalam kehidupan bernegara terdapat dua prinsip atau pandangan yang saling
bertentangan atau satu sama lain tidak sejalan. Dualisme tersebut yaitu: dualisme antara
penguasa dan rakyat; dualisme kekuasaan antara penguasa negara ialah Kaisar dan penguasa
Gereja ialah Paus; serta dualisme antara pemilik tanah (modal) dan penyewa tanah (modal).
Dualisme kekuasaan antara penguasa negara ialah Kaisar dan penguasa Gereja ialah Paus
maksudnya yaitu terjadi pertentangan antara negara dan gereja, satu dengan yang lain saling
menyatakan lebih berkuasa, memiliki kekuasaan lebih tinggi. Perebutan kekuasaan antara
Kaisar/raja sebagai penguasa dunia – politik dan penguasa rohaniah/Gereja ialah Paus ini
sampai memaksakan kepada para pengikutnya masing-masing, yang pada hakikatnya
merupakan orangorang yang sama, untuk menafikan kekuasaan dari lawan masing-masing.
Dualisme antara pemilik tanah/modal dan penyewa tanah/modal melahirkan feodalisme.
Artinya bahwa pemilik tanah memegang kekuasaan yang besar terhadap rakyat sebagai
penyewa tanah.
Thomas Aquinas mengelompokkan hukum kedalam empat kelompok, yaitu:
1. Lex Aeterna yakni hukum abadi yang bersumber dari rasio Tuhan, mengatur segala hal
yang ada sesuai dengan tujuan dan sifatnya serta menjadi sumber dari segala hukum.
2. Lex Divina yaitu hukum ketuhanan yang memuat sebagian kecil dari rasio Tuhan yang
diwahyukan kepada manusia.
3. Lex Naturalis yaitu bagian dari Lex Devina yang dapat ditangkap oleh rasio manusia dan
sebagai penjelmaan dari Lex Aeterna di dalam rasio manusia; dan
4. Lex Humana yaitu hukum yang dibuat oleh manusia dan secara faktual sungguh-sungguh
berlaku di dalam masyarakat. Inilah yang dinamakan hukum positif.176