Anda di halaman 1dari 7

ETIKA PROFESI JAKSA

1. ETIKA KEPRIBADIAN JAKSA


2. ETIKA JAKSA DALAM MENJALANKAN TUGAS JABAT
3. ETIKA PELAYANAN TERHADAP KLIEN
4. ETIKA TERHADAP HUBUNGAN SESAMA JAKSA
5. ETIKA PENGAWASAN JAKSA
Disususu oleh
Lusy dLusy Dyah Praptiwi 1910100021
Wita Sari Wahyuni Hasibuan 1910100012
1. ETIKA KEPRIBADIAN JAKSA
• Profesi jaksa adalah profesi hukum yang berdasarkan undang-undang diberi kewenangan sebagai penuntut umum dan
pelaksanaan putusan pidana pengadilan serta wewenang lain diluar tesebut yang diberikan oleh undang-undang. Jaksa
sebagai pejabat publik senantiasa menunjukkan pengabdiannya melayani publik dengan mengutamakan kepentingan
umum, mentaati sumpah jabatan, menjunjung tinggi doktrin Tri Krama Adhyaksa, serta membina hubungan kerjasama
dengan pejabat publik lainnya. Adapun wujud sikap jaksa tersebut adalah :
1. Satya
Maksudnya yaitu seriap jaksa sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, diharapkan setia dan taat serta melaksanakan
sepenuhnya peraturan peraturan undang-undang yang berlaku dan mempunyai sikap yang jujur terhadap tuhan, keluarga,
pribadi, ataupun kepada sesama manusia lainnya.
2. Adhi
Maksudnya adalah diharapkan setiap jaksa akan bertindak penuh disiplin dan dan bersikap penuh tanggung jawab terhadap
tuhan, keluarga, pribadi, ataupun sesama manusia lainnya.
3. Wicaksana
Maksudnya adalah agar seorang jaksa dapat berbuat atau bersikap bijaksana dan berperilaku terpuji, baik dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya ataupun dalam pergaulan masyarakat.
2. ETIKA JAKSA DALAM
MENJALANKAN TUGAS JABATAN
Menurut Pasal 5 Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor PER-014/A/JA/11/2011 tentang Kode
Prilaku Jaksa, Kewajiban Jaksa Kepada Profesi Jaksa yaitu:
• Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat profesi dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan
integritas, profesional, mandiri, jujur dan adil serta menaati kaidah hukum, peraturan perundang-undangan
dan peraturan kedinasan yang berlaku.
• Mengundurkan diri dari penanganan perkara apabila mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga.
• Mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peraturan kedinasan.
• Meningkatkan ilmu pengetahuan, keahlian, dan teknologi, serta mengikuti perkembangan hukum yang
relevan dalam lingkup nasional dan internasional.
• Menjaga ketidak berpihakan dan objektivitas saat memberika petunjuk petunjuk kepada penyidik.
• Menyimpan dan memegang rahasia profesi, terutama terhadap tersangka atau terdakwa yang masih anak-
anak dan korban tindak pidana kesusilaan kecuali penyampaian iformasi kepada media, tersangka/keluarga,
korban/keluarga dan penasihat hukuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Memastikan terdakwa, saksi dan korban mendapatkan informasi dan jaminan atas haknya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan hak asasi manusia.
• Memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum, penegakan hukum atau tindakan
hukum lain secara profesional, adil, efisien, konsisten, transparan dan menghindari terjadinya benturan
kepentingan dan tugas bidang lain.
Menurut pasal 7 (1) Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor. PER-014/A/JA/11/2011 tentang Kode Perilaku
Jaksa, Dalam melakukan tugas dilarang:
• Memberikan atau menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan keuntungan pribadi secara langsung maupun tidak
langsung bagi diri sendiri maupun otang lain.
• Meninta atau menerima hadiah dan atau keuntungan dalam bentuk apapun dari siapapun yang memiliki kepentingan
baik langsung maupun tidak langsung.
• Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga atau finansial secara langsung maupun tidak
langsung.
• Melakukan permufakatan secara melawan hukum dengan para pihak yang terkait dalam penangan perkara.
• Memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku.
• Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara.
• Menggunakan kewenangannya untuk melakukan penegakan secara fisik atau psikis dan menggunakan barang bukti
atau alat bukti yang telah direkayasa atau dipercaya telah didapatkan memlalui cara-cara yang melanggar hukum.
3. ETIKA PELAYANAN JAKSA TERHADAP
PENCARI KEADILAN (KLIEN)
Dalam upaya memberikan pelayanan terhadap masyarakat pencari keadilan (klien) para jaksa
diharuskan menerapkan sikap sebagai berikut:
• Para jaksa tidak boleh membeda-bedakan suku, agama, ras serta golongan dalam
menjalankan tugasnya.
• Pelaksanaan tugas jaksa harus bertanggung jawab serta dituntut untuk menjunjung tinggi
keadilan, kebenaran dan kemanfaatan.
4. ETIKA HUBUNGAN SESAMA REKAN
JAKSA
• Memelihara serta memupuk hubungan yang baik sesama rekan jaksa.
• Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghargai antara sesama rekan jaksa.
• Memiliki kesetiaan, kesadaran serta penghargaan antara sesama rekan jaksa.
• Menjaga nama baik antara rekan-rekan baik diluar maupun didalam kedinasan.
• Bersikap tegas,adil dan tidak memihak.
5.ETIKA PENGAWASAN JAKSA

• Jaksa agung muda didang pengawasan adalah unsur pembantu pimpinan dalakm
meaksanakan tugas dan wewenang kejaksaan dibidang pengawasan, bertanggungjawab
kepada jaksa agung.
• Jaksa agung muda bidang pengawasan dipinpin oleh jaksa agung muda pengawasan.
• Jaksa agung muda bidang pengawasan mempunyai tugas dan wewenang
melaksanakan tugas dan wewnang kejaksaan di bidang pengawasan.
• Lingkup yang dimaksud sebagaimana dimakskud pada ayat (1) meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian pelaksanna atas kinerja dan keuangan
intren kejaksaan, serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanagan.

Anda mungkin juga menyukai