KELAS: B
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM
HARI : JUMAT
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2022
1. Undang-undang
Undang-undang/Perundang-undangan adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan
Presiden. Undang-undang memiliki kedudukan sebagai aturan bagi rakyat untuk
konsolidasi dalam politik dan hukum dan
mengatur kehidupan bersama dalam mewujudkan tujuan negara.
2. Kebiasaan
Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang berdasarkan tingkah laku yang tetap, lazim, dan normal.
Kebiasaan dapat menjadi sumber hukum menurut sistem hukum di Indonesia.
3. Traktat
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam
bentuk tertentu. Sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 11, yang
berbunyi, "Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain."
4. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk
menghadapi suatu perkara yang tidak diatur dalam undang-undang. Keputusan
ini dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk menyelesaikan
suatu perkara yang sama.
6. Perjanjian
Salah satu bentuk hukum yang berperan nyata dan penting bagi kehidupan
masyarakat adalah Hukum Perjanjian. Istilah perjanjian berasal dari bahasa
Belanda yaitu overeenkomst, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
contract/agreement. Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang
menentukan bahwa: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
Hukum perjanjian merupakan hukum yang terbentuk akibat adanya suatu pihak
yang mengikatkan dirinya kepada pihak lain. Atau dapat juga dikatan hokum
perjanjian adalah suatu hukum yang terbentuk akibat seseorang yang berjanji
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu hal. Dalam hal ini,kedua belah pihak
telah menyetujui untuk melakukan suatu perjanjia tanpa adanya paksaan
maupun keputusan yang hanya bersifat satu pihak.
2. Menurut isi
A. HUKUM PUBLIK
Hukum Publik berkaitan dengan fungsi negara sehingga disebut juga dengan
hukum negara. Hukum Publik adalah jenis hukum yang mengatur hubungan
antara negara dan individua tau warga negaranya. Umumnya, hukum public
menyangkut tentang kepentingan umum dalam ruang lingkup masyarakat.
Hukum Publik dibedakan menjadi beberapa macam:
Hukum Pidana
Hukum Publik yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, berikut
perbuatan yang dilarang dan sanksi yang menyertainya.
Hukum Internasional
Hukum Publik yang mengatur tentang hubugan antarnegara, misalnya hukum
perjanjian internasional dan hukum perang internasional.
B. HUKUM PRIVAT
Hukum Privat disebut juga dengan hukum sipil. Hukum Privat adalah hukum
yang mengatur hubungan antara individu yang satu dan yang lainnya. Hukum
Privat difokuskan pada kepentingan perseorangan.
Hukum Privat dibedakan menjadi beberapa macam:
Hukum Perdata
Hukum Privat yang mengatur hubungan antara individu secara umum, misalnya
hukum keluarga, hukum perkawinan, hukum waris dan hukum perjanjian.
3. Menurut Sifatnya
Hukum yang memaksa yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga
harus memiliki paksaan mutlak.
Hukum yang mengatur (pelengkap) yaitu hukum yang dapat dikesampingkan jika
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat sendiri dalam suatu perjanjian.
4. Menurut Fungsinya
Hukum materil
hukum yang berisi pengaturan tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh
dilakukan atau bisa juga dikatakan bahwa hukum materil berisi perintah dan
larangan
Hukum formal
hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan
mempertahankan/menegakkan hokum materil
6. Menurut bentuknya
Hukum Tertulis
Hukum tertulis ialah hukum yang dicantumkan atau ditulis dalam perundang-
undangan.
Hukum Tertulis sendiri dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:
- Hukum Tertulis yang Terkodifikasi
hukum tata Negara yang sudah dubukukan pada lembaran Negara dan
sudah diumumkan/ di undangkan. Jika hukum tersebut dikodifikasikan maka
kelebihannya yaitu adanya kepastian hukum, adanya kekuasaan hukum dan
adanya penyederhanaan hukum. Sedangkan Kekurangannya yaitu
bergeraknya hukum menjadi lambat tidak mampu dengan cepat mengikuti
hal-hal yang terus bergerak maju. Contohnya: KUHP, KUH PERDATA dan
KUH DAGANG.
- Tidak terkodifikasi
penyatuan hukum yang berlaku secara nasional atau penyatuan
pemberlakuan hukum secara nasional. enyatuan hukum secara nasional
untuk hukum yang bersifat sensitif yaitu hukum-hukum yang mengarah
kepada pelaksanaan hukum kebiasaan sangat sulit untuk diunifikasi karena
masing-masing daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Misalnya, UU
Pornografiyang banyak mendapat penolakan dari masyarakat di daerah
yang menganggap jika dilaksanakan akan mempengaruhi esensi
pelaksanaan kegiatan adat di daerah mereka.
ontoh unifikasi hukum lainnya yang kami temukan adalah UU Perkawinan, di
mana di setiap wilayah Indonesia memiliki adat tersendiri dalam hal
perkawinan. Oleh karena itu, dibentuklah UU Perkawinan sebagai penyatuan
dan penyeragaman hukum untuk diberlakukan di negara Indonesia sebagai
hukum nasional.