Anda di halaman 1dari 22

PENGGOLONGAN HUKUM

KELOMPOK 2
Cici Aryani
Muhammad Ridwan Andreansyah
Muhammad Alvin Ardiansyah
Putri Hikmah Ayu Andira
Shafa Nayla W.W
Mimin
Wulan Sari
HUKUM BERDASARKAN
BENTUKNYA
Indonesia adalah negara yang majemuk
dengan banyak suku dan kebudayaan
tersendiri. Ini bisa menjadi sebuah acuan
tentang dasar hukum seperti apa yang harus
diterapkan dan apa yang akan diberikan
sebagai hukuman jika ada yang melanggar
hukum yang sudah ada.

Hukum merupakan aturan-aturan yang


mengatur tingkah laku individu dalam
hidup bermasyarakat.

Hukum ada untuk melindungi kepentingan


manusia sehingga harus ditaati,
dilaksanakan dan tidak dilanggar.

Berdasarkan bentuknya, hukum dapat


diklasifikasikan menjadi hukum tertulis
dan tidak tertulis.
• HUKUM TERTULIS
Hukum tertulis adalah sebuah aturan yang
dibuat dalam bentuk tertulis. Seperti yang
sudah disebutkan kalau ini didasari oleh
Pancasila, maka contoh norma hukum tertulis
adalah Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan dokumen penting lainnya.

Hukum tertulis atau geschreven recht terdiri dari


perundang-undangan dan traktat.
Perbedaan antara keduanya terletak pada wilayah
cakupannya. Undang-undang berlaku secara nasional,
sementara traktat berlaku secara internasional.
Meski begitu, pada undang-undang yang dibuat secara
nasional juga dapat berisi hukum internasional.
Misalnya, pada Pasal 11 dan 13 UUD 1945.
Ada tiga pandangan mengenai kedudukan yang lebih
tinggi antara undang-undang atau atau traktat, yakni:
• HUKUM TERTULIS
• aliran primat hukum internasional:
menganggap traktat lebih tinggi derajatnya
sehingga undang-undang harus mengalah
pada traktat jika isinya bertentangan satu
sama lain;
• aliran primat hukum nasinal: memandang
undang-undang lebih tinggi derajatnya dibanding
traktat sehingga traktat harus mengalah pada
undang-undang jika isinya bertentangan satu sama
lain;
• aliran kesamaan derajat: menganggap tidak ada
perbedaan kedudukan antara undang-undang dan
traktat karena hanya menunjuk pada perbedaan saat
berlakunya masing-masing
• maka contoh norma hukum tertulis adalah
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan dokumen
penting lainnya.
• HUKUM TIDAK TERTULIS
Dan yang terakhir ini mungkin sangat berbeda dengan
sifat dasar sebuah norma hukum. Jika sebelumnya kita
mengatakan kalau dibanding jenis-jenis norma yang
lain, hukum ini adalah sesuatu yang sifatnya ditulis
dan tertuang di dokumen negara.
Hukum tidak tertulis atau ongeschreven recht
merupakan hukum kebiasaan. Di Indonesia, yang
termasuk hukum tidak tertulis adalah hukum adat.
Hukum tidak tertulis merupakan bentuk hukum tertua
sehingga kebiasaan bukanlah merupakan sumber
hukum, tapi merupakan suatu bentuk dari hukum
positif.
Dalam hukum tidak tertulis, terdapat hukum yang
benar-benar tidak tertulis dan ada pula yang tidak
tertulis namun tercatat.
Artinya, hukum tersebut dicatat oleh pejabat-pejabat
tertentu, seperti catatan hakim atau kepala adat, atau
oleh para sarjana atas dasar penelitian.
HUKUM BERDASARKAN
SUMBERNYA
• UNDANG-UNDANG
Secara sederhana, undang-undang dapat diartikan dalam arti formil dan
materiil. Dalam arti formil, undang-undang adalah bentuk peraturan atau
ketetapan yang dibuat badan legislatif. Kemudian, dalam arti materiil,
undang-undang adalah suatu peraturan yang isinya mengatur masyarakat
atau daerah. Terkait sistem perundang-undangan, simak hierarki dan
muatan isinya berikut ini.

Kebiasaan: sebagai salah satu sumber hukum, Sudikno (dalam


Ngutra 2016:203) menerangkan bahwa kebiasaan adalah tindakan
menurut pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, normal, atau adat
dalam masyarakat atau pergaulan hidup tertentu.

Yurisprudensi: singkatnya, yurisprudensi adalah


sumber hukum yang dibentuk oleh keputusan hakim.
Yurisprudensi ini kemudian digolongkan menjadi dua,
yakni yurisprudensi tetap dan tidak tetap atau biasa.
Yurisprudensi tetap adalah keputusan hakim yang
berulang kali dipergunakan pada kasus yang sama.
Sedangkan yurisprudensi biasa atau tidak tetap adalah
yurisprudensi yang belum masuk dalam kategori tetap.
• UNDANG-UNDANG
Traktat: traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih.
Jika diadakan oleh dua negara disebut sebagai traktat bilateral. Kemudian,
jika dilaksanakan oleh beberapa negara, misalnya NATO, disebut sebagai
traktat multilateral. Lalu, ada pula traktat kolektif atau terbuka yang mana
merupakan perjanjian multilateral yang memberikan kesempatan kepada
negara-negara yang pada permulaannya tidak turut mengadakan, namun
ikut menjadi pihak yang menyepakatinya.

Doktrin: doktrin adalah ahli-ahli hukum ternama yang berpengaruh


dalam pengambilan putusan pengadilan. Umumnya, doktrin
digunakan saat undang-undang, perjanjian internasional, dan
yurisprudensi tidak dapat memberikan jawaban atas suatu kasus.
Untuk dapat dijadikan sumber hukum, doktrin yang digunakan
haruslah telah menjadi putusan hakim.

Revolusi: revolusi atau coup d’etat adalah tindakan


warga negara yang mengambil alih kekuasaan dari luar
cara-cara yang diatur dalam konstitusi negara.
• UNDANG-UNDANG
contoh undang-undang di Indonesia ialah Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), Peraturan Pemerintahan (PP), dan Keputusan Presiden
(Kepres).
Contoh hukum kebiasaan di antaranya menggunakan tangan kanan saat
menerima sesuatu, berpamitan sebelum pergi, dan menggunakan
kata-kata yang sopan saat berbicara.
Contoh hukum yurisprudensi di Indonesia adalah
penetapan status anak.
Contoh hukum traktat adalah perjanjian ekstradisi
antara Indonesia dengan Malaysia, piagam PBB, dan
perjanjian kerja sama ekonomi antar anggota APEC.
Contoh hukum doktrin adalah Monreo di Amerika Serikat
yaitu kebijakan Amerika Serikat untuk menentang
kolonialisme Eropa di Benua Amerika.
Doktrin islam liberal di Indonesia
contoh coup d'etat adalah Tentara Thailand Saat
Mengamankan Pengambilalihan Pemerintahan
Thailand
HUKUM BERDASARKAN
TEMPAT BERLAKUNYA
HUKUM BERDASARKAN TEMPAT BERLAKUNYA
Ada 3 jenis-jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yakni hukum
nasional, hukum internasional, dan hukum asing. Berikut adalah
penjelasan penggolongan hukum menurut wilayah berlakunya :

•Hukum Nasional
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah
negara tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara
tersebut.

•Hukum Internasional
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk
mengatur hubungan hukum antar negara di dalam hubungan
internasional. Hukum internasional ini berlaku secara universal,
yang berarti dapat berlaku secara keseluruhan terhadap
negara-negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian
internasional tertentu.

•Hukum Asing
Yakni hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain.
HUKUM BERDASARKAN
WAKTU BERLAKUNYA
Hukum digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan waktu berlakunya.
Berdasarkan saat berlakunya, hukum terbagi menjadi Ius constitutum, Ius
constituendum, dan hukum asasi
*Ius constitutum atau hukum positif merupakan kumpulan asas dan kaidah
hukum tertulis yang pada saat ini berlaku dan mengikat secara umum atau
khusus, yang ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam
negara Indonesia.
*Kemudian golongan hukum yang kedua yaitu Ius constituendum yang
merupakan hukum yang dicita-citakan dalam pergaulan hidup negara, tetapi
belum dibentuk menjadi undang-undang atau ketentuan lain. Pembeda antara
Ius constitutum dan Ius constituendum terletak pada waktunya, yaitu masa
kini dan masa mendatang. Kalangan tertentu berpendapat bahwa setelah
diundangkan maka Ius constituendum menjadi Ius constitutum. Jika Ius
constitutum kini memiliki kekuatan hukum maka Ius constituendum
mempunyai nilai sejarah.

*Selanjutnya, yaitu hukum asasi atau hukum alam. Hukum alam bukan
merupakan norma-norma yang konkret, melainkan selalu berubah-ubah dari
masa ke masa. Satu-satunya yang memiliki sifat tetap dari hukum alam adalah
kesadaran tentang adanya sesuatu yang lebih tinggi dari hukum yang ada saat
ini.
Lantaran hukum alam lebih tinggi dari hukum yang ada saat ini maka seluruh
hukum yang ada diimbau untuk menyesuaikan diri kepada hukum alam
karena hukum alam selalu berubah-ubah sepanjang sejarahnya.

Hukum alam merupakan sumber terpenting dari material hukum. Hukum


alam terdiri dari prinsip-prinsip material hukum yang tidak bergantung pada
manusia tetapi berasal dari alam sendiri dan merupakan dasar hukum positif.
HUKUM MENURUT
WUJUDNYA
Menurut Iskandar dalam buku Konsepsi Intelektual dalam Memahami
Ilmu Hukum Indonesia (2016), penggolongan hukum berdasarkan
wujudnya dibagi menjadi dua, yakni hukum objektif serta hukum
subjektif.

Hukum objektif
Hukum objektif merupakan kaidah hukum dalam suatu negara yang
diberlakukan secara umum tanpa pandang bulu atau hanya mengikat
pihak tertentu saja.

Hal ini berarti hukum wajib dipatuhi dan dijalankan oleh setiap warga
negara, baik pemerintah, pejabat hingga masyarakat umum. Jika tidak
dipatuhi, maka sanksi akan diberi kepada mereka yang melanggar.

Indonesia memiliki sejumlah hukum objektif yang digunakan untuk


mengatur kehidupan masyarakat. Tujuannya agar kenyamanan,
ketertiban serta keamanan bisa tercapai dan berlangsung secara terus
menerus..
Contoh hukum objektif ialah:
1. Hukum perdata
Hukum ini mengatur ranah hak, kewajiban serta hubungan antar
manusia. Contohnya hukum yang mengatur masalah warisan, sengketa
lahan atau tanah, dan lain-lain.

2. Hukum pidana
Hukum ini mengatur perbuatan apa saja yang bisa tergolong dalam
ranah pidana beserta sanksinya. Indonesia menggunakan KUHP atau
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai pedoman dasar hukum
pidana.

3. Hukum dagang
Hukum ini mengatur hubungan antar berbagai pihak dalam bidang
perdagangan. Hukum ini sangat berkaitan dengan hak serta kewajiban
pelaku ekonomi. Contohnya perizinan pendirian badan usaha,
pembayaran pajak, dan lain sebagainya..
Hukum subjektif
Ada sebagian yang menyebut hukum subjektif sebagai hak. Namun, ada
pula yang mengartikannya sebagai hak dan kewajiban yang muncul
karena keterlibatan terhadap peristiwa hukum, perbuatan hukum serta
hubungan hukum yang telah diatur sebelumnya oleh hukum objektif.

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemdikbud), hukum subjektif juga bisa timbul sebagai perwujudan
dari hukum objektif. Artinya hak dan kewajiban yang timbul tersebut
sudah diatur sebelumnya dalam hukum objektif.
Contoh hukum subjektif ialah:
1. Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM merupakan hak dasar manusia yang harus didapatkan.
Contohnya hak untuk bersekolah, kebebasan beragam, dan lain
sebagainya.
2. Hak sebagai warga negara
Tentunya sebagai warga negara, hak dan kewajibannya dijamin
Undang-Undang. Contohnya hak kebebasan berpendapat, mendapat
pekerjaan, dan lain sebagainya. Tentunya pemenuhan hak ini harus
diikuti dengan melakukan kewajiban, sesuai dengan hukum objektif
yang telah ditentukan.
HUKUM BERDASARKAN ISINYA
Berdasarkan isinya, hukum dapat digolongkan menjadi dua jenis.
Pembagian hukum menurut isinya, yaitu hukum publik dan hukum
privat.

Hukum publik
Hukum publik berkaitan dengan fungsi negara sehingga disebut juga
dengan hukum negara.

Hukum publik adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara


negara dan individu atau warga negaranya.

Umumnya, hukum publik menyangkut tentang kepentingan umum


dalam ruang lingkup masyarakat.

Menurut Achmad Sanusi (1971), hukum publik dibedakan


menjadi beberapa macam, yaitu:
1. hukum pidana: hukum publik yang mengatur tentang pelanggaran
dan kejahatan, berikut perbuatan yang dilarang dan sanksi yang
menyertainya;

2. hukum tata negara: hukum publik yang mengatur tentang


hubungan antara negara dan bagian-bagiannya;

3. hukum tata usaha negara atau hukum administrasi: hukum publik


yang mengatur tentang tugas dan kewajiban para pejabat negara
secara administratif;

4. hukum internasional: hukum publik yang mengatur tentang


hubungan antarnegara, misalnya hukum perjanjan internasional
dan hukum perang internasional.

Anda mungkin juga menyukai