PENDAHULUAN
2. Hukum Dagang
a. Pengertian Hukum Dagang
Apa yang dimaksud dengan hukum dagang? Sebelum menjawab pertanyaan
tersebut, perlu kiranya di kemukakan di sini bahwa selain istilah hukum dagang
dalam berbagai kepustakaan, ditemui juga istilah hukum perniagaan. Apabila di
telusuri secara seksama apa yang dibahas dalam kedua istilah tersebut, yakni
hukum perniagaan dan hukunm dagang, pad dasarnya mengacu pada norma-
norma yang diatur dalam KUHD. Sedangkan dalam KUHD sendiri tiadk di
jelaskan apa yang dimaksud dngan hukum perniagaan dan hukum dagang. Dalam
pasal 1 KUHD hanya disebutkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak
diadakan penyimpangan kasus maka beelaku juga terhadap hal-hal yang
dibicarakan dalam kitab undang-undang ini.
Dari apa yang dijelaskan dalam pasal 1 KUHD di atas, dapat diketahui bahwa
keterkaitan antara hukum perdata dan hukum dagang demikian erat. Keterkaitan
ini dapat dilihat apa yang dijabarkan dalam KHUPdt khususnya Buku III tentang
perikatan. KUHD sendiri dibagi dalam dua buku yaitu buku pertama tentang
dagang pada umumnya (pasal 1-308) danbuku kedua tentang hak-hak dan
kewajiban yang terbit dari pelayaran (pasal 309-754). Tidak diberikannya definisi
apa yang di maksud dengan hukum dagang, barangkali pembentuk undang-
undang berasumsi rumusan atau definisi hukum dagang sudah tercantum dalam
pengertian perdagangan atau bisa juga asumsinya rumusan tentang hukum dagang
diserahkan pendapat para ahli hukum sendiri.
Oleh karena itu, untuk memahami makna hukum dagang, berikut dikutip berbagai
pengertian hukum dagang yang dikemukakan oleh para ahli hukum yaitu sebagai
berikut:
1) Achmad Ichsan mengemukakan,
“hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan, yaitu soal-
soal yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan”.5
2) Menurut H.M.N.Purwosutjipta,
“Hukum Dagang adalah hukum yang mengatur perikatan didalam lapangan
perusahaan”.6
3) Menurut C.S.T. kansil,
“hukum dagang adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut
melakukan perdagangan dalam usahanya memperoleh keuntungan”.7
Terlepas dari beberapa pendapat di atas, masih banyak lagi ahli-ahli hukum lain
yang mengemukakan pendapatnya terkait definisi hukum dagang.
b. Perkembangan Hukum Dagang
Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah di mulai sejak abad pertengahan
eropa (1000/ 1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman
itu di Italia dan perancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan
(Genoa, Florence, vennetia, Marseille, Barcelona dan Negara-negara lainnya ).
Tetapi pada saat itu hukum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat
menyelsaikan perkara-perkara dalam perdagangan , maka dibuatlah hukum baru
di samping hukum Romawi yang berdiri sendiri pada abad ke-16 & ke- 17 yang
berlaku bagi golongan yang disebut hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya
mengatur perkara di bidang perdagangan (peradilan perdagangan ) dan hukum
pedagang ini bersifat unifikasi. Karena bertambah pesatnya hubungan dagang
maka pada abad ke-17 diadakan kodifikasi dalam hokum dagang oleh mentri
keuangan dari raja Louis XIV (1613-1715) yaitu Corbert dengan peraturan
(ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada tahun 1681 disusun
ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tenteng kedaulatan.
Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum
sipil yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du
commerce (1673) dan ordonnance du la marine(1838) . Pada saat itu Nederlands
menginginkan adanya hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda , dan pada
tahun 1819 drencanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal
peradilan khusus . lalu pada tahun 1838 akhirnya di sahkan.8
KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi KUHD belanda 1838 menjadi
contoh bagi pemmbuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848 .
Dan pada akhir abad ke-19 Prof. molengraaff merancang UU kepailitan sebagai
buku III di KUHD Nederlands menjadi UU yang berdiri sendiri (1893 berlaku
1896).
Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2 kitab yaitu , tentang dagang
umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari pelayaran.
2. Klasifikasi Hukum Publik di Indonesia
Pada hakikatnya, hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara
negara dan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dan
warganegaranya.
C.S.T. Kansil berpendapat bahwa ada beberapa jenis hukum yang termasuk
hukum publik, antara lain. 9
1. Hukum tata negara
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintah
suatu negara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama
lain, dan hubungan antara negara (pemerintah pusat) dengan bagian-bagian negara
(daerah-daerah tertentu).
2. Hukum administrasi negara (hukum tatausaha negara atau hukum tata
pemerintahan)
Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur mengenai cara-cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkapan
negara.
3. Hukum pidana
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang
dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta mengatur
bagaimana cara-cara mengajukan perkara-perkara ke muka pengadilan.
4. Hukum internasional
Terdiri dari :
a. Hukum perdata internasional, adalah hukum yang mengatur hubungan
hukum antara warganegara suatu negara dengan warganegara dari negara lain
dalam hubungan internasional.
b. Hukum publik internasional (hukum antarnegara), adalah hukum yang
mengatur hubungan antara negara yang satu dengan negara-negara yang lain
dalam hubungan internasional.
3. Persamaan dan Perbedaan Antara Hukum Privat dan Hukum Publik
1. Persamaan antara hukum privat dan hukum publik sebagai berikut.10
a. Kedua-duanya merupakan peraturan-peraturan hukum yang mengatur
kehidupan manusia.
b. Kedua-duanya mempunyai sanksi hukum tertentu yang dapat dikenakan
terhadap para pelanggarnya.
c. Tetap tunduk pada pengecualian yang bisa saja diberlakukan dalam
keadaan-keadaan yang memaksa, dalam hal tidak adanya jalan-jalan yang dapat
ditempuh untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat saja.
2. Perbedaannya diantara keduanya adalah sebagai berikut.11
a. Hukum publik mengutamakan kepentingan umum, sedangkan hukum privat
mengutamakan kepentingan perorangan atau individu.
b. Hukum publik dipertahankan oleh negara, sedangkan hukum privat
dipertahankan oleh individu.
c. Para pelanggar hukum publik dimintai tanggung jawabnya berdasarkan
tuntutan jaksa, sedangkan hukum privat para pelanggarnya dimintai tanggung
jawab berdasarkan tuntutan dari pihak penggugat sebagai pihak yang langsung
dirugikan.
_______________________
3. Men Wih Widianto, Definisi hukum perdata menurut Para Ahli,
melalui: (http://menwih-hukum.blogspot.com/2009/10/definisi-hukum-perdata-
menurut-para.html), diakses pada tanggal 24 september 2012, jam 23.15 WIB.
4. Yudha Dwi Syahputra, Contoh Hukum Perdata di Indonesia, melalui:
(http://yudhadwisyahputra.blogspot.com/2012/03/contoh-hukum-perdata-di-
indonesia.html), diakses pada tanggal 25 september 2012, jam 17.30 WIB.
5. Jessica A. N Al- Hadhyan, Hukum Perdata Dagang, melalui:
(http://jessicaalhadhyan.blogspot.com/), diakses pada tanggal 25 september 2012,
jam 18.32 WIB.
6. Rian Anata, Hukum Dagang, melalalui:
(http://riananata.blogspot.com/2010/04/hukum-dagang.html), diakses pada
tanggal 25 september 2012, jam 18.35 WIB.
7. Pipin Syarifin & Dedah Jubaedah, Hukum Dagang di Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka, 2002, hlm. 15
8. Achmad Zulfikar, Definisi dan Sejarah Hukum Dagang, melalui:
(http://www.gudangmateri.com/2010/10/definisi-dan-sejarah-hukum-
dagang.html), diakses pada tanggal 25 september 2012, jam 17.25 WIB.
9. C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka, 2002, hlm.
46.
10. Kartika, Belajar Hukum, melalui:
(http://yukalaw.blogspot.com/2012/03/hukum-privat-dan-publik-makalah.html)
diakses pada tanggal 27 september 2012, jam 22.00 WIB.
11. Ibid.
BAB IV
SIMPULAN
Hukum privat adalah golongan hukum yang mengatur kepentingan perseorangan
atau individu. Oleh karena itu, hukum privat hanya mencakup hukum-hukum
yang bersifat individual. Hukum Perdata dan hukum dagang termasuk ke dalam
golongan hukum privat.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dan alat-alat
perlengkapan atau hubungan antara negara dan warganegaranya. Yang termasuk
golongan hukum publik antara lain, hukum tata negara, hukum administrasi
negara, hukum pidana, dan hukum internasional.
Persamaan antara hukum publik dan hukum privat adalah kedua-duanya
merupakan peraturan-peraturan hukum yang mengatur kehidupan manusia, kedua-
duanya mempunyai sanksi hukum tertentu yang dapat dikenakan terhadap para
pelanggarnya, tetap tunduk pada pengecualian yang bisa saja diberlakukan dalam
keadaan-keadaan yang memaksa, dalam hal tidak adanya jalan-jalan yang dapat
ditempuh untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat saja.
Perbedaanya diantara keduanya adalah hukum publik mengutamakan kepentingan
umum sedangkan hukum privat mengutamakan kepentingan perorangan atau
individu, hukum publik dipertahankan oleh negara sedangkan hukum privat
dipertahankan oleh individu, para pelanggarnya hukum publik dimintai tanggung
jawabnya berdasarkan tuntutan jaksa sedangkan hukum privat para pelanggarnya
dimintai tanggung jawab berdasarkan tuntutan dari pihak penggugat sebagai pihak
yang langsung dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fransiska, Maretta. (2012). Pendapat Masyarakat Tentang Hukum di
Indonesia. (http://marettafransiska.blogspot.com/2012/04/pendapat-masyarakat-
tentang-hukum-di.html). diakses tanggal 24 september 2012
2. Mas, Marwan. (2004). Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Ghalia Indonesia.
3. Widiatno, Men Wih. (2009). Definisi hukum perdata menurut Para Ahli.
(http://menwih-hukum.blogspot.com/2009/10/definisi-hukum-perdata-menurut-
para.html). diakses pada tanggal 24 september 2012
4. Syahputra, Y.D. (2012). Contoh Hukum Perdata di Indonesia.
(http://yudhadwisyahputra.blogspot.com/2012/03/contoh-hukum-perdata-di-
indonesia.html). diakses pada tanggal 25 september 2012
5. Al- Hadhyan, J. A. N. (2010). Hukum Perdata Dagang,
(http://jessicaalhadhyan.blogspot.com/). diakses pada tanggal 25 september 2012
6. Anata, Rian. (2010). Hukum Dagang.
(http://riananata.blogspot.com/2010/04/hukum-dagang.html). diakses pada
tanggal 25 september 2012
7. Syarifin, P. & Jubaedah, D. (2002). Hukum Dagang di Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
8. Zulfikar, A. (2010). Definisi dan Sejarah Hukum Dagang.
(http://www.gudangmateri.com/2010/10/definisi-dan-sejarah-hukum-
dagang.html). diakses tanggal 25 september 2012
9. Kansil, C.S.T. (2002). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Balai Pustaka.
10. Kartika. (2012). Belajar Hukum.
(http://yukalaw.blogspot.com/2012/03/hukum-privat-dan-publik-makalah.html).
diakses tanggal 27 september 2012