Anda di halaman 1dari 33

ETIKA

PROFESI
HUKUM
POLISI
NAMA ANGGOTA
- Thania Khairunisa (1810631010010)
- Vero Arivani Caniago (1810631010064)
- Prissilya Astari N (1810631010097)
- Meiline Maria M.P (1810631010106)
- Nadila Septiyani P (1810631010151)
- Dede Suana Ependi (1810631010186)
- Hanifah Isyana Maulidina (1810631010246)
- Tiyas Amelina (1810631010247)
- Siti Parlina (1810631010250)
- Martina Nainggolan (1810631010286)

2
PEMBAHASAN
1. ETIKA DAN ETIKA 5. BENTUK-BENTUK
PROFESI HUKUM PELANGGARAN KODE
2. POLISI DAN ETIK PROFESI POLRI
6. PROSES
KEPOLISIAN
PENYELESAIAN
3. KODE ETIK PELANGGARAN KODE
PROFESI HUKUM ETIK PROFESI
(POLISI) KEPOLISIAN
4. DASAR HUKUM 7. UPAYA PENGAWASAN
KODE ETIK KODE ETIK KEPOLISIAN
KEPLISIAN 8. CONTOH KASUS
PELANGGARAN KODE
ETIK
3
1.
ETIKA DAN ETIKA
PROFESI HUKUM
✗ ETIKA
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya cara
berpikir, kebiasaan adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan
atau adat.
✗ ETIKA PROFESI
Etika profesi merupakaN aturan perilaku yang memiliki kekuatan
mengikat bagi setiap pemegang profesi.
✗ ETIKA PROFESI HUKUM
Etika profesi hukum adalah akhlak yang mengatur kewajiban para
anggota profesi hukum untuk berperilaku yang dapat disetujui oleh
orang-orang yang adil.

5
2
POLISI DAN
KEPOLISIAN
POLISI
Polisi merupakan aparat penegak hukum yang
berkewajiban dalam mewujudkan keamanan dan
kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.

KEPOLISIAN
Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan
dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

7
3
KODE ETIK
PROFESI HUKUM
(POLISI)
PENGERTIAN
ETIKA ETIKA PROFESI
Istilah Etika berasal dari bahasa PROFESI HUKUM Etika profesi merupakan aturan
Yunani, “Ethos” yang artinya cara Profesi hukum adalah profesi untuk perilaku yang memiliki kekuatan
berpikir, kebiasaan adat, perasaan, mewujudkan ketertiban berkeadilan mengikat bagi setiap pemegang
sikap, karakter, watak kesusilaan yang memungkinkan manusia dapat profesi.
atau adat. menjalani kehidupannya secara
wajar (tidak perlu tergantungpada
ETIKA PROFESI EPH POLISI
kekuatan fisik maupun finansial)
adalah norma-norma atau aturan-aturan yang
HUKUM merupakan kesatuan landasan etik atau
Adalah sebagai sikap yang harus filosofis yang berkaitan dengan perilaku
dimilik oleh seseorang yang maupun ucapan mengenai hal-hal yang
mengemban profesi Hukum.Sikap ini diwajibkan, dilarang, patut, atau tidak patut
menunjukan Kesiapan seseorang untuk dilakukan oleh anggota Polri dalam
Memberikan pelayana yang melaksanakan tugas, wewenang, dan
Profesional saat bertugas. tanggung jawab Jabatan.
9
4
DASAR HUKUM
KODE ETIK
KEPOLISIAN
DASAR HUKUM KODE ETIK
KEPOLISIAN
✗ PASAL 31 S/D 35 UU NO 2
TAHUN 2002
✗ PERKAP NO 14 TAHUN 2011
TENTANG KODE ETIK
PROFESI POLRI
✗ PERKAP NO 19 TAHUN 2012
TENTANG SOTOK KOMISI
KODE ETIK POLRI

11
5.
BENTUK-BENTUK
PELANGGARAN
KODE ETIK
PROFESI POLRI
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN KODE
ETIK
Kode Etik Kepolisian :
1. Etika Kenegaraan
2. Etika Kelembagaan
3. Etika Kemasyarakatan
4. Etika Kepribadian

13
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN KODE
ETIK
MENURUT PASAL 11 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN
ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Anggota kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberhentikan


tidak dengan hormat apabila :
a. Melakukan tidak pidana
b. Melakukan pelanggaran
c. Meninggalakan tugas atau hal lain

14
MENURUT PASAL 12 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(1.) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat
dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila:
a. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang tidak dapat
dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
b. diketahui kemudian memberikan keterangan palsu dan/atau tidak benar pada saat
mendaftarkan diri sebagai calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. melakukan usaha atau kegiatan yang nyata-nyata bertujuan mengubah Pancasila,
terlibat dalam gerakan, atau melakukan kegiatan yang menentang negara dan/atau
Pemerintah Republik Indonesia secara tidak sah.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah melalui
sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

15
MENURUT PASAL 13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN
ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan
tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia
karena melanggar sumpah/janji anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sumpah/janji jabatan, dan/atau Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
setelah melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

16
MENURUT PASAL 14 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN
ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak
dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila:
a. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30
(tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut;
b. melakukan perbuatan dan berperilaku yang dapat merugikan dinas
Kepolisian;
c. melakukan bunuh diri dengan maksud menghindari penyidikan
dan/atau tuntutan hukum atau meninggal dunia sebagai akibat tindak
pidana yang dilakukannya; atau
d. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah
melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

17
6.
PROSES
PENYELESAIAN
PELANGGARAN
KODE ETIK
PROFESI
KEPOLISIAN
Penyelesaian Pelanggaran disiplin di Institusi Polri sesuai dengan
Perkap Kapolri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Pelanggaran
Anggota Polri tertuang dalam Bab III , Bagian I Pasal 33

3.
1. 2. PEMERIKSAA
LAPORAN ATAU PEMERIKSAAAN N DIDEPAN
PENGADUAN
SIDANG
DISIPLIN

19
Penyelesaian Pelanggaran disiplin di Institusi Polri sesuai dengan
Perkap Kapolri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Pelanggaran
Anggota Polri tertuang dalam Bab III , Bagian I Pasal 33

6.
4. PENCATATAN
PENJATUHAN 5.
PELAKSANAAN DALAM DATA
HUKUMAN
HUKUM PERSONIL
DISIPLIN
PERSEORANG
AN

20
7.
UPAYA
PENGAWASAN
KODE ETIK
KEPOLISIAN
Pengawasan terhadap anggota Polri yang melakukan pelanggaran
KEPP, dilakukan oleh kesatker yang mekanismenya diatur dalam
Perkap No. 19 Tahun 2012 tentang susunan organisasi dan tata kerja
Komisi Kode Etik Polri, sebagai berikut:

1. Pengawasan Internal 2. Pengawasan Eksekutif


Di lingkungan Kepolisian dilakukan melalui
terdapat dua divisi yang mekanisme penugasan dan
melakukan fungsi pengawasan pelaporan, dalam hasil ini
internal, yaitu Itwasum oleh presiden yang secara
(Inspektorat Pengawasan Umum) struktural berada diatas
dan Div Propam (Divisi Polri.
Pertanggung Jawaban Profesi
dan Pengamanan Internal).

22
3. Pengawasan Parlemen dilakukan melalui mekanisme
anggaran dan sub komisi.

4. Pengawasan Publik
melalui mekanisme penampungan keluhan warga melalui
lembaga-lembaga negara seperti Ombudsman, Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Pengawasan
terhadap anggota Polri yang melakukan pelanggaran KEPP.

23
8.
CONTOH KASUS
PELANGGARAN
KODE ETIK
POLISI
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK POLISI

Catatan Kontras (Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan) sepanjang Juli 2020 sampai
September 2021 terjadi 814 kasus kekerasan, kriminalisasi, hingga tindakan tidak manusiawi oleh polisi.
Salah satu kasus yang baru-baru ini terjadi dan menjadi sorotan publik sehingga didesak agar pelaku diseret
ke ranah pidana yakni dugaan pemerkosaan yang dilakukan Kapolsek Parigi Mountong berinsial IDGN
kepada anak tersangka kasus pencurian.
Peristiwa yang terjadi pada 8 Oktober silam, membuat kondisi psikologis korban berinisial S tersebut trauma
berat. Saat pertama kali melaporkan kasus ini, pihak pengacara mengadukan terduga pelaku atas sangkaan
Pasal 286 dan 287 KUHP yakni tindak pidana persetubuhan.
Namun dalam pemeriksaan, diduga ada unsur pemaksaan, pemerkosaan, dan kesusilaan.

25
Kronologi Kasus:
Andi Akbar (Pengacara Korban) mengatakan kasus ini berawal ketika korban dan ibu korban sering
mengantar makanan ke Mapolsek Parigi untuk suaminya yang ditahan.
"Menururt keterangan korban S, ketika ibu korban sendirian mengantarkan makanan kepada suaminya,
karena jatuh pingsan karena sakit, maka terduga pelaku mengatakan tidak usah lagi ibu korban yang
mengantarkan makanan, cukup anak ibu saja. Dari situlah terduga pelaku mengambil nomor handphone
korban," kata Andi Akbar.
Sejak itu korban mulai mengantar makanan ke Mapolsek Parigi dan terjadi perbincangan dengan terduga
pelaku.
Hingga terduga pelaku kemudian mengirim pesan singkat dan dijanjikan untuk membebaskan sang ayah
dengan syarat korban bersedia memenuhi keinginan terduga pelaku.
"Kejadian itu terjadi di salah satu hotel di Kabupaten Parigi, dan kejadian itu terjadi dua kali.”
Saat kejadian itu, kata Andi Akbar, korban sempat menolak. Tapi terduga pelaku membuka paksa baju korban
dan terduga pelaku memeluk korban dengan kuat hingga korban tidak dapat menghindar.

26
Berdasarkan keterangan dari Juru bicara Polda Sulawesi Tengah, Didik Supranoto, akan ada dua jalur
pemeriksaan terhadap terduga pelaku, yakni sidang etik dan pidana umum.

Untuk dua jalur ini prosesnya tetap jalan secara bersamaan, untuk proses kode etik oleh Propam dan untuk
jalur pidana umum saat ini masih dalam proses penyelidikan.

Yang pasti, terduga pelaku sudah dicopot dari jabatannya dan ditempatkan sebagai personel Yanma Polda
Sulteng untuk mempermudah pemeriksaan.

Adapun beberapa barang bukti sudah diperoleh, seperti isi pesan singkat antara korban dan terduga pelaku.
Sementara status terduga pelaku hingga kini belum tersangka karena masih dalam penyelidikan.

27
Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) mencatat dari 814 kasus kekerasan yang
melibatkan anggota polisi, 514 di antaranya penembakan, 99 tindakan penangkapan sewenang-wenang, dan
84 praktik penganiayaan.

Tiga kelompok yang kerap menjadi korban polisi adalah terduga tindak pidana kriminal, mahasiswa, dan
masyarakat sipil.

Jika merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia, jika seorang anggota polisi melakukan pelanggaran atau tindak pidana, maka dia
akan berperkara dan menjalani tiga macam proses peradilan, yakni peradilan umum, peradilan disiplin, dan
sidang etik.

28
Selain itu, dalam berhubungan dengan masyarakat, sebagian anggota Polri juga pernah menyalahgunakan
wewenang, melakukan tindakan yang berlebihan dan melakukan pelanggaran dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya di lapangan.

Misalnya seperti kasus pelanggaran kode etik polisi yang dilakukan oleh Kepala Kepolisian Sektor
(Kapolsek) Cicendo, Bandung, Jawa Barat, Kompol Brusel Duta Samodra diduga menerima suap sebesar Rp1
miliar dari salah satu tersangka kasus narkotika.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Widodo Prihastopo membenarkan informasi dugaan penerimaan suap
ini. Menurut Widodo, pihaknya sudah menjalankan tindakan tegas kepada anak buahnya itu. Brusel telah
ditindak karena pelanggaran kode etik.

29
Disini apa yang dilakukan Kompol Brusel Duta Samudra telah melanggar:
1. Pasal 10 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia tentang kode etik proesi kepolisian negara
republik Indonesia No.Pol: 7 Tahun 2006 terutama ayat (1) huruf c, d, dan e
“Dalam etika dalam hubungan masyarakat anggota polri wajib: menghindarkan diri dari perbuatan tercela dan
menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran demi pelayanan dalam masyarakat”.
2. Pasal 10 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia tentang kode etik proesi kepolisian negara
republik Indonesia No.Pol: 7 Tahun 2006 ayat (2)
“Anggota polri wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak kehormatan profesi dan
organisasi dan menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran demi pelayanan kepada masyarakat
sebagaimana yang dimaksud ayat (1) huruf c”.

30
Perbuatan Kompol Brusel Duta samudra dapat dikenai sanksi dimasukan ke rumah tahanan dengan waktu
yang telah ditentuan dan diberhentikan secara tidak hormat sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek)
Cicendo Bandung, Jawa Barat, melihat perbuatan kejahatan yang dilakukan sangat berat, yaitu:
1. Sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) seharusnya memberikan contoh yang baik bagi
masyarakat terutama yang paling penting adalah contoh untuk anak buahnya, tetapi sebagai Kepala
Kepolisian Sektor (Kapolsek) ternyata melakukan perbutan suap.
2. Suap yang diterimanya hingga mengakibatkan tersangka A dibebaskan, padahal tersangka A ini terlibat
kasus sabu, yang seharusnya tersangka A ini mendapat hukuman yang sangat berat.
3. Uang suap yang diterima dalam jumlah yang sangat besar hingga mencapai 1 miliar.

31
Tanpa etika, profesi polisi tidak punya arti, juga tidak punya makna apa-apa, selain menyajikan "wajah
kekerasan". Profesi polisi memang (dan seharusnya selalu) melekat dengan prinsip moral dasar yang disebut
etika. Etika profesi polisi, mendorong warga masyarakat penyandang status polisi, memperlakukan orang lain
sebagaimana dia memperlakukan diri sendiri.

Etika profesi polisi, seharusnya juga menjiwai setiap sistem, sub sistem, kurikulum serta pelatihan di
lingkungan Polri: Secaba, Secapa, Akademi Kepolisian, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan berbagai
jenjang pendidikan/pelatihan lain di lingkungan Polri.

Kuatnya lembaga dan dominannya kultur Polri yang profesional di atas landasan etika, merupakan prasyarat
mutlak pencegahan drama kekerasan di tubuh Polri. Baik antar sesama anggota Polri, maupun antara anggota
Polri dan warga masyarakat lain. Karenanya, membangun dan mengembangkan polisi yang profesional di
atas landasan etika profesi yang mapan dan kuat, merupakan kebutuhan mendesak. Tanpa itu, sulit berharap
reformasi sistemik, instrumental dan kultur Polri, akan pernah dapat diwujudkan.

32
Thanks!

33

Anda mungkin juga menyukai