1
Berdasarkan batasan dan ruang lingkup maupun perspekti sosiologi hukum, maka kegunaan
sosiologi adalah sebagai berikut :
a. Sosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi
pemahaman terhadap hukum di dalam konteks sosial.
Contoh: pada masyarakat sudah tetanam bahwa perbuatan zina itu memalukan bagi
dirinya sendiri dan masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya. Jadi secara langsung
hukum itu berlaku apabila ada yang melakukan hal tersebut dia diasingkan dari
lingkungan tersebut.
b. Penguasaan konsep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan-
kemampuan untuk mengadakan analisa terhadap efektivitas hukum di dalam
masyarakat, baik sebagai sarana pengendalian sosial, sarana untuk mengubah
masyarakat dan sarana untuk mengatur interaksi sosial, agar mencapai keadaan sosial
tertentu.
Contoh: Seperti pencurian, diberi hukuman potong tangan agar membuat jera pelaku
dan masyarakat yang lainnya.
c. Sosiologi hukum memberikan kemungkinan-kemungkinan serta kemampuan untuk
mengadakan evaluasi terhadap efektifitas hukum di dalam masyarakat.
Contoh: melakukan sosialisasi tentang hukum dalam lingkungan masyarakat,sehingga
membuat masyarakat berhati-hati dalam bertindak atau berbuat sesuatunya.
4. Masalah-masalah yang di soroti dalam Sosiologi Hukum
( Soekanto, Soerjono. 2014.pokok-pokok sosiologi hukum. Hlm. 13)
Yaitu sebagai berikut :
a. Hukum dan Sistem Sosial yaitu merupakan objek yang menyeluruh dari sosiologi
hukum.
Contohnya : Dibuatnya uu yang mengatur kekerasan pada perempuan. Maksudnya:
saat ini dibuatkan UU yang mengatur kekerasan pada perempuan hal ini dibuat karena
mencerminkan kehidupan masyarakat yang tidak terlalu menghargai kedudukan
perempuan di tengah masyarakat
b. Persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dalam sistem hukum
Contohnya : Perbedaan hukuman yang dilakukan oleh pengedar Narkoba dengan
pengguna atau pecandu Narkoba. Maksudnya : Seorang yang tertangkap dan terbukti
telah melakukan pengedaran Narkoba maka bisa dijatuhi Hukuman seberat-beratnya,
bahkan sampai hukuman mati. Sedangkan para pecandu atau pemakai Narkoba yang
telah terbukti berdasarkan hukuman yang ada bisa dihukum dengan dimasukan ke
panti Rehabilitasi.
c. Sifat sistem hukum yang dianalisis, baik hukum substantif maupun hukum objektif
Dimana berisi ketentuan-ketentuan tentang bagaimana manusia dapat
menjalankan serta mengembangkan hak-haknya, mengembangkan kesamaan
derajat manusia, menjamin kesejahteraan dan lain-lain.
Contohnya : Pemilu BEM FIS UNP, dimana mahasiswa FIS UNP diberikan
kebebasan penuh dalam pemberian suaranya tanpa paksaan dari pihak
manapun kepada para calon ketua dan wakil ketua BEM FIS UNP pada pemilu
27 Februari mendatang dalam konteks yang sewajarnya.
d. Hukum dan Kekuasaan
Hukum merupakan sarana dari elit yang memegang kekuasaan serta dapat
digunakan sebagai alat untuk mempertahankan, menambah dan
mengembangkan kekuasaanya.
2
Elit merupakan golongan kecil dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan
tinggi, dan biasanya berasal dari golongan menengah keatas.
Contohnya : Kasus pencurian Kakao oleh Nenek asyani pada sebuah ladang
suatu PT. Maksudnya : dengan kedudukan dan kekuasaan yang dimiliki oleh
seorang Hakim, maka hakim tersebut berhak memutuskan hukuman apa yang
akan diberikan kepada nenek tersebut berdasarkan pertimbangan dan bukti-
bukti yang ada.
e. Hukum dan nilai-nilai sosial budaya
Hukum merupakan pencerminan dari konkritisasi atau nilai-nilai sosial budaya
yang ada pada suatu masyarakat.
Conntohnya : diasingkannya suatu kelompok masyarakat dari suatu pergaluan
karena kesalahan yang dilakukannya seperti masyarakat yang suka bermabuk-
mabukan.
f. Kepastian Hukum dan Kesebandingannya yaitu merupakan dua tugas pokok daripada
hukum.
Menurut Max Weber, yaitu :
Substantive rationality yaitu kesebandingan bagi warga-warga masyarakat
secara individual.
Formal rationality yaitu penyusunan secara sistematis dari suatu ketentuan-
ketentuan
Contohnya : pada masyarakat matrilineal minangkabau bahwa pembagian
harta warisan dibrikan kepada kaum wanita. Namun dalam beberapa keluarga
tidak menutup kemungkinan bahwa orang tuanya membagi harta warisan sama
besar antara anak laki-laki dan perempuan.
g. Persamaan Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat.
Yaitu setiap Masyarakat selama hidupnya pasti pernah mengalami perubahan-
perubahan.
Contohnya : dahulu masyarakat sangat percaya atas segala keputusan hakim.
Namun saat ini keputusan hakim harus ditimbang dari berbagai sudut pandang
ilmu politik, psikologi, ekonomi dan lainnya.
BAB II
STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM
1. Kaidah-kaidah sosial dan hukum
( Soekanto, Soerjono. 2014.pokok-pokok sosiologi hukum. Hlm. 67-76)
Kaidah-kaidah sosial yang ada dalam masyarakat tertuang kedalam norma-norma yang
berlaku di tengah masyarakat. Dimana kaidah atau norma-norma tersebut dipakai agar menjadi
patokan manusia demi terciptanya manusia yang berakhlak mulia dan sopan dalam menjalani
pergaulan dalam kehidupannya. Dan kaidah atu norma tersebut memerlukan hukum untuk
memperkuat keberadaannya dengan memberikan sanksi bagi pelanggarnya karena tujuan dari
kaidah hukum adalah mencapai kedamaian dalam pergaulan antarmanusia. Macam-macam
Norma itu yaitu:
1. Norma agama adalah norma yang didasarkan pada aturan agama masing-masing individu
yang menganutnya. Norma agama datang dari Tuhan sehingga tidak bisa dibantah oleh
siapapun. Norma agama berfungsi sebagai patokan dalam bertingkah laku. Contohnya:
Dalam agama berjudi dan mabuk-mabukan dilarang sebagaimana yang terdapat dalam
QS. Albaqarah ayat 219 dan hal ini juga diatur dalam Permendag Nomor 20/M-
3
DAG/4/2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan
penjualan minuman keras.
2. Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia untuk
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Contohnya: untuk menjaga
kebersihan desa Pulai ketua RT menetapkan untuk goro sekali dua minggu. Peraturan ini
dijaga di bawah hukum atau ketentuan RT, yaitu bagi rumah yang tidak ikut goro di
denda Rp. 50.000.
3. Norma Kesopanan adalah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
saling hormat-menghormati. Norma kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung
dengan menyenangkan, damai dan tentram. Contohnya: Ibu kos membuat peraturan
keluar malam paling lama sam jam 9. Dan jika terlambat akan di usir dari kos. Dan ini
peraturan ini telah dilegalkan oleh ketua RT setempat.
4. Norma Adat yaitu kebiasaan atau aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
Contohnya: di Lubuk Basung jika melaksanakan pengangkatan penghulu harus
dilaksanakn bersama-sama seperti kenduri untuk memberi tahukan kepada hayalak ramai
siapa penghulu baru. Hal ini telah diatur dibawah payung hukum Kerapatan Adat Nagari
Lubuk Basung.
5. Norma Hukum merupakan aturan yang bersumber dari negara atau pemerintah. Norma
hukum dibuat oleh pejabat pemerintah yang memiliki wewenang dengan tertulis serta
sistematika tertentu. Contohnya: pada pasal 76 ayat 2 UU No 22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dinyatakan “Setiap orang yang menyelenggarakan bengkel umum yang
melanggar ketentuan Pasal 60 ayat (3) dikenai sanksi administratif berupa: a. peringatan
tertulis; b. pembayaran denda; dan/atau c. penutupan bengkel umum ”. Hukum ini harus
dipatuhi pemerintah telah membuatnya untuk keteraturan bersama.
2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan
( Soekanto, Soerjono. 2014.pokok-pokok sosiologi hukum. Hlm. 77-83)
BAB III
KONSEP DAN TEORI SOSIOLOGI HUKUM
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu didorong untuk melakukan hubungan-
hubungan sosial dengan sesamanya. hubungan sosial dapat berlangsung secara tertib dan teratur
karena adanya norma-norma yang mengaturnya. Hubungan tersebut berpedoman atau mengacu
pada suatu aturan yang harus dipatuhi atau ditaati oleh masyarakat.
Pada teori konflik ini, masyarakat lebih cenderung bercirikan konflik dari pada konsesus,
sehingga hukum terbentuk dari konflik yang terjadi dalam suatu sistem sosial. Contohnya:
Tawuran, seringkali terjadi di lingkungan masyarakat dimana perbuatan tersebut sangat
melanggar nilai-nilai dan norma dan dapat menimbulkan korban. Untuk meinimalisir terjadinya
bentrokan dikemudian hari maka dilahirkanlah sanksi bagi mereka yang tawuran.
BAB IV
HUKUM DAN PERUBAHAN SOSIAL
1. Perubahan social
(Soerjono Soekanto. Pokok-pokok sosiologi hukum. Hal 101)
Perubahan social merupakan segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola-pola perikelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Contoh: dahulu jika mau mengundang orang untuk kenduri harus pergi kerumahnya satu-satu
membawa sirih dan pinang. Sekarang kebiasaan tersebut telah bergeser mengundang orang tidak
perlu sirih pinang lagi, bisa pakai undangan dan bahkan bisa lewat hp saja tanpa bertatap muka.
6
perubahan sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Hal ini disebabkan karena perubahan hukum
akan terjadi apabila dua unsur (1. Keadaan yang baru timbul, 2. Kesadaran akan perlunya
perubahan pada masyarakat yang bersangkutan) telah bertemu pada satu titik singgung
Contoh : UU ITE No 19 Tahun 2016, hukum ini untuk mengatur penggunaan media sosial.
Hukum ini baru dibuat karena telah dirasa perlu sebab perubahan sosial yang meresahkan dan
mengacaukan tatanan masyarakat oleh para pengguna medsos yang tidak bijak.
3. Teori tentang Hukum dan perubahan social
(Ideal Putra & Henni Muchtar. Bahan ajar sosiologi hukum. Hal 39-41)
a. Teori Emile Durkheim, hukum merupakan refleksi dari solidaritas social dalam
masyarakat. Didalam masyarakat terdapat 2 macam solidaritas :
1) Solidaritas mekanis terdapat pada masyarakat yang sederhana dan homogen, dimana
ikatan dari warganya didasarkan hubungan-hubungan pribadi serta dengan tujuan yang
sama.
2) Solidaritas organis terdapat pada masyarakat yang heterogen dimana terdapat pembagian
kerja yang kompleks.
b. Soepomo, hukum mempunyai hubungan timbal balik dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya didalam masyarakat.
Maksudnya : teori hukum dan perubahan social menunjukkan perkembangan hukum
sejalan dengan perkembanga nmasyarakat
4. Hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat
(Soerjono Soekanto. Pokok-pokok sosiologi hukum. Hal 121-134)
Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat dalam arti bahwa hukum sebagai pelopor
perubahan dalam bentuk seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu perubahan sosial yang
dikehendaki atau direncanakan selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan pelopor
perubahan tersebut.
Contoh : Pada Ketetapan MPRS No. II/1960 berusaha membentuk sistem waris yang
seragam demi memperjuangkan hak waris terhadap janda-janda yang ditinggal suaminya. Hukum
ini akan merubah tatanan pembagian warisan terhadap masyarakat yang menganut sistem
patrilineal terutama masyarakat Karo.
5. Hukum sebagai sarana untuk melakukan social engineering
(Soerjono Soekanto. Pokok-pokok sosiologi hukum. Hal 135-142)
Hukum merupakan suatu sarana yang ditujukan untuk mengubah perikelakuan warga
masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hukum sebagai sarana pengatur
perikelakuan ini tidak akan terlaksana apabila terjadi masalah dari pembentuk hukum, penegak
hukum, para pencari keadilan, maupun golongan-golongan lain di dalam masyarakat.
Maksudnya : hukum sebagai sarana mengubah perikelakuan jika penyebarluasan hukum yang
ditetapkan itu tidak disebarluaskan atau dikomunikasikan dengan baik.
Contoh : untuk mengubah prilaku masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan medsos maka
direvisinya UU 11 tahun 2008 tentang ITE menjadi UU 19 tahun 2016 tentang ITE. Jika revisi
UU ITE ini tidak dapat disebarluaskan secara baik maka tujuan untuk merubah prilaku
masyarakat bijak dalam menggunakan medsos akan sulit dicapai.
7
Maksudnya mengatur semua yang nampak. contohnya pencurian, percerain dsb.
Bukannya hal gaib sperti ngepet, santet dsb.
b. Dalam menerapkan sanksi-sanksi yang melekat pada hukum ada batas-batasnya
Contoh: seorang narapidana yang dalam tahanan jika sakit juga mendapatkan
pengobatan
c. Untuk melaksanakan isi, maksud dan tujuan hukum, diperlukan lembaga-lembaga
tertentu. Contoh: untuk menegakkan Hukum korupsi maka dibentuklah lembaga khusus
pula yaitu dikenal dengan KPK
BAB V
Dalam hubungan dengan masyarakat ditempat pembuatan hukum ada 2 model masyarakat :
a. Masyarakat dengan model consensus yaitu masyarakat yang berdasarkan pada kesepakatan
nilai nilai mengenal adanya konflik. Dengan kesepakatan tersebut ditetapkan lah nilai nilai
yang berlaku dalam masyarakat, maka pembuatan hukum merupakan pencerminan nilai-
nilai yang sudah disepakati oleh masyarakat. Masyarakat dengan model konflik. Berdirinya
masyarakat sebagai suatu kelompok dimana sebagian warganya mengalami tekanan-
tekanan oleh warga lain. Jadi, perubahan dan konflik merupakan nilai-nilai yang berlaku di
dalam masyarakat yang berada didalam situasi konflik sehingga keadaan ini tercemin
dalam pembentukan hukum.
Contohnya: karena adanya pertengkaran antara tukang ojek dalam merebut penumpang
yang sangat meresahkan warga maka dibuatlah peraturan ojek tunggul hitam hanya sampai
rel kereta api, dijalan raya adalah jatah angkot. Disepanjang jalan gajah sampai cendrawasih
boleh angkot ataupun ojek sekitaran UNP
Menurut Chanbliss dan Seidman. Pelakasanaan hukum pada masyarakat yang kompleks atau
modern tidak luput dari pengaruh birokrasi , karena masyarakat modern bekerja melalui
organisasi-organisasi yang disusun secara formal dan birokrasi dengan tujuan untuk
rationalities secara maksimal dalam pengambilan keputusan
Menurut Schuyt. Pelakasanaan hukum yang diwujudkan oleh organ-organ pelaksanaan hukum
sangat umum dan kabur sifatnya, seperti nilai-nilai keadilan, keserasian dan kepantian hukum.
Menurut Scholinck. Pelaksanaan hukun oleh kepolisian di Amerika Serikat, polisi dituntut
untuk menjamin berjalannya ketertiban.
Maksudnya: pelaksanaan hukum harus melalui pihak yang tegas yang dibentuk kekuasaan
yang berwenang agar terciptanya kekuatan hukum demi tegaknya pelaksanaan hukum tersebut.
Contoh: di Indonesia kita mempunyai lembaga kepolisian, lembaga pengadilan yang dibentuk
pemerintah untuk menegakkan hukum sesuai ketentuan-ketentuan yang ada
8
3. Hukum dan nilai nilai didalam masyarakat
(Bahan ajar.2013. Hal 54)
Hukum mencoba menetapkan pola hubungan antara manusia dan merumuskan nilai-nilai
yang diterima oleh masyarakat kedalam bagan-bagan. Nilai artinya sebagai suatu pernyataan
tentang hal yang diinginkan seseorang.
Contoh: dengan melihat kondisi dan perkembangan masyarakat hukum akan membuat
aturan-aturan yang akan di taati masyarakat demi kenyamanan dan keamanan besarsama.
Seperti: dahulu orang bisa saja memakai atau mengolah hutan menjadi lahan perumahan atau
pertanian untuk mereka. Namun semakin banyak penduduk maka dibatasi untuk mengolah hutan
karena harus ada sebagian hutan yang tetap di jaga kelestariannya. Maka dibuat surat griya untuk
memperkuat bukti bahwa tanah yang diolah seseorang itu adalah milikinya. Surat griya sama
kedudukannya seperti sertifikat tanah yang kita ketahui saat ini.
BAB VI
KESADARAN HUKUM
Ada 4 indikator kesadaran hukum , menunjukan kepada tingkat kesadaran hukum mulai
dari yang terendah sampai yang tertinggi:
a. Pengetahuan hukum adalah pengetahhuan seseorang mengenai perilaku tertentu
yang diatur oleh hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis dan
yang dilarang maupun yang dibolehkan oleh hukum.
b. Pemahaman hukum adalah beberapa informasi yang dimiliki seseorang mengenai
isi peraturan dari suatu hukum tertentu. Yang dilihat dari pemahaman hukum ini
adala bagaimana persepsi masyarakat dalam menghadapi hal yang berkaitan
dngan norma-noma yang adadalam masyarakat.
c. Sikap hukum adalah kecendrungan untuk menerima hukumkarena adanya
penghargaan terhadap hukum sebagai suatu yang bermanfaat jika hukum ditaati.
d. Pola perilaku hukum , merupakan hal yang utama dari kesadaran hukum suatu
masyarakat bias dilihat dari pola perilaku hukum dalam masyarakat.
9
2. Peranan kesadaran hukum didalam pembentukan hukum.
(Bahan ajar.2013. Hal 57)
10