Anda di halaman 1dari 11

BAB I

2.1 PENGERTIAN HUKUM


Aneka arti hukum
1. Hukum dalam arti ketentuan penguasa
Disini hukum adalah perangkat-peraturan peraturan tertulis yang
dibuat oleh pemerintah melalui badan-badan yang berwenang
2. Hukum dalam arti para petugas
Disini hukum adalah dibayangkan dalam wujud petugas yang
berseragam dan bisa bertindak terhadap orang-orang yang melakukan tindakantindakan yang membahayakan warga masyarakat, seperti petugas Polisi patroli,
Jaksa dan hakim dengan toganya. Disini hukum dilihat dalam arti wujud fisik
yg ditampilkan dalam gambaran orang2 yang bertugas menegakkan hukum.
3. Hukum dalam arti sikap tindak
Yaitu hukum sebagai perilaku yang ajeg atau sikap tindak yang teratur.
Hukum ini tidak nampak seperti dalam arti petugas yang patroli, yang
memeriksa orang yang mencuri atau hakim yang mengadili, melainkan
menghidup bersama dengan perilaku individu terhadap yang lain secara
terbiasa dan senantiasa terasa wajar serta rasional. Dalam hal ini sering disebut
hukum sebagai suatu kebiasaan (hukum kebiasaan). Contoh seorang
mahasiswa A numpang sewa kamar kepada keluarga Z, ia tiap bulan bayar
uang yg menjadi kewajibannya kepada Z sedangkan Z menerima haknya,
disamping melakukan kewajibannya menyediakan segala sesuatu yang
diperlukan A. Tiap pagi A ke kampus naik becak, tawar menawar, ia naik
sampai ke tempat tujuan tanpa pikir ia membayarnya. Lama kelamaan A
mengenal tukang becak dengan baik, maka untuk kuliah begitu melihat tukang
becak segera naik tanpa pikir-pikir ia bayar, malahan kadang2 ia hanya berkata
bayarnya nanti saja sekalian seminggu. Ini dilihat dari A dan masyarakat
sekelilingnya dan apabila pengalaman2 semacam ini digabungkan maka
hubungan menjadi luas dan rumit, namun tetap terwujud keteraturan karena
bekerjanya hukum yang mewarnai sikap tindak atau perilaku masing2 individu
dalam masyarakat secara biasa. Disini hukum bekerja mengatur sikap tindak
1

warga masyarakat sedemikian rupa sehingga hukum terlihat sebagai sikap


tindak yang tanpak di dalam pergaulan sehari2, ia merupakan suatu kebiasaan
(Hukum kebiasaan).
4. Hukum dalam arti sistem kaidah adalah :
a. Suatu tata kaidah hukum yang merupakan sistem kaidah-kaidah secara
hirarkis
b. Susunan kaidah-kaidah hukum yang sangat disederhanakan dari tingkat
bawah ke atas meliputi :
i. Kaidah-kaidah individual dari badan2 pelaksana hukum terutama
pengadilan
ii. Kaidah-kaidah umum didalam UU hukum atau hukum kebiasaan
iii. Kaidah-kaidah konstitusi
c. Sahnya kaidah2 hukum dari golongan tingkat yang lebih rendah tergantung
atau ditentukan oleh kaidah2 yang termasuk golongan tingkat yang lebih
tinggi.
5. Hukum dalam arti jalinan nilai
Hukum dalam artian ini bertujuan mewujudkan keserasian dan
kesinambungan antar faktor nilai obyektif dan subyektif dari hukum demi
terwujudnya nilai-nilai keadilan dalam hubungan antara individu di tengah
pergaulan hidupnya. Nilai objektif tsb misalnya ttg baik buruk, patut dan tidak
patut (umum), sedangkan nilai subjektif memberikan keputusan bagi keadilan
sesuai keadaan pada suatu tempat , waktu dan budaya masyarakat (khusus).
Inilah yg perlu diserasikan antara kepentingan publik, kepentingan privat dan
dengan kepentingan individu.
6. Hukum dalam arti tata hukum
Hukum disini adalah tata hukum atau kerapkali disebut sebagai
hukum positif yaitu hukum yang berlaku disuatu tempat, pada saat tertentu
(sekarang misalnya di Indonesia). Hukum positif tsb misalnya hukum publik
(HTN, HAN, Pidana, internasional publik), hukum privat (perdata, dagang,
dll).
7. Hukum dalam ilmu hukum
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau
sallenwissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau
sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum. Dalam
arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang
merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu

yang memiliki ciri-ciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan


akumulatif.
a. Normwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah/norma
b. Sollenwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang seharusnya.
8. Hukum dalam arti disiplin hukum atau gejala social
Dalam hal ini hukum sebagai gejala dan kenyataan yang ada ditengah
masyarakat. Secara umum disiplin hukum menyangkut ilmu hukum ((ilmu
pengertian, ilmu kaidah dan ilmu kenyataan), politik hukum dan filsafat hukum
(ketiganya akan dibicarakan dimuka).
Ilmu tentang pengertian hukum (begriffeissenschaft) yg dibahas adalah :
1. Masyarakat hukum
2. Subyek hukum
3. Objek hukum
4. Hubungan hukum (peristiwa hukum)
5. Hak dan kewajiban
Ilmu tentang kaidah (Normwiseenschaft) yg dibahas adalah
1. Perumusan norma/kaidah hukum
2. Apa yg dimaksud kaidah abstrak dan konkret
3. Isi dan sifat kaidah hukum
4. Esensialia kaidah hukum
5. Tugas dan kegunaan kaidah hukum
6. Pernyataan dan tanda pernyataan kaidah hukum
7. Penyimpangan terhadap kaidah hukum
8. Berlakunya kaidah hokum
Ilmu tentang kenyataan (taatsashenwissenschaft) hukum yang dibahasa adalah :
1. Sejarah hukum
2. Sosiologi hukum
3. Psikologi
4. Perbandingan hukum
5. Antropologi hokum
Nilai2 dasar hukum (Radbruch) :
1. Keadilan
2. Kemamfaatan/kegunaan
3. Kepastian hukum
Berbagai Definisi Hukum :
Begitu banyak definisi hukum dikemukakan oleh ilmuan hukum yang tentu
saja sangat berguna dalam hal berikut :

Berguna sebagai pegangan awal bagi orang yang ingin mempelajari hukum,
khususnya bagi kalangan pemula.
3

Berguna bagi kalangan yang ingin lebih jauh memperdalam teori hukum, ilmu
hukum, filsafat hukum dan sebagainya.
Berikut beberapa definisi hukum yang dikemukakan para ahli hukum (juris)

berdasarkan aliran atau paham yang dianutnya :


1. Van Apeldoorn, hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya sehingga
tidak mungkin menyatakanya dalam (satu) rumusan yang memuaskan.
2. I Kisch, oleh karena hukum itu tidak dapat ditangkap oleh panca indera maka
sukarlah untuk membuat definisi tentang hukum yang memuaskan.
3. Aristoteles, hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada sekadar mengatur
dan mengekpresikan bentuk dari kontitusi dan hukum berfungsi untuk
mengatur tingkah laku hakim dan putusannya di pengadilan untk menjatuhkan
hukuman terhadap pelangggar.
2.2 KAIDAH-KAIDAH DALAM HUKUM
Kaidah sosial dibedakan menjadi :
1. Kaidah yang mengatur kehidupan pribadi manusia yang dibagi lebih lanjut
menjadi :
a.Kaidah kepercayaan/agama, yang bertujuan untuk mencapai suatu
kehidupan yang beriman (Purnadi Purbacaraka 1974 : 4). Kaidah ini
ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan. Sumbernya adalah
ajaran-ajaran kepercayaan/agama yang oleh pengikut-pengikutnya dianggap
sebagai perintah Tuhan, misalnya :
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah

suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al Isra : 32).
Hormatilah orang tuamu agar supaya engkau selamat (Kitab Injil

b.

Perjanjian Lama : Hukum yang ke V).


Kaidah kesusilaan, yang bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau
mempunyai hati nurani. Kaidah ini merupakan peraturan hidup yang
dianggap sebagai suara hati nurani manusia (insan kamil). Sumber kaidah
ini adalah dari manusia sendiri, jadi bersifat otonom dan tidak ditujukan
kepada sikap lahir tetapi ditujukan kepada sikap batin manusia juga,
misalnya :
Hendaklah engkau berlaku jujur.
Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama manusia.
Dalam kaidah kesusilaan tedapat juga peraturan-peraturan hidup

seperti yang terdapat dalam norma agama misalnya :


Hormatilah orangtuamu agar engkau selamat diakhirat

Jangan engkau membunuh sesamamu


2. Kaidah yang mengatur kehidupan antara manusia atau pribadi yang dibagi
lebih lanjut menjadi :
a. Kaidah kesopanan, bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan. Kaidah ini merupakan peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia, misalnya :
i. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
ii. Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat.
iii. Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api,
bis dll (terutama wanita tua, hamil atau membawa bayi)
b. Kaidah hukum, bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan
hidup antar manusia. Kaidah ini adalah peraturan-peraturan yang timbul
dari norma hukum, dibuat oleh penguasa negara. Isinya mengikat setiap
orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan
oleh alat-alat negara misalnya Dilarang mengambil milik orang lain
tanpa seizin yang punya.
Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah sosial lainnya :
1. Perbedaan antara kaidah dengan kaidah agama dan kesusilaan dapat ditinjau
dari berbagai segi sbb :
a. Ditinjau dari tujuannya, kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan
tata tertib masyarakat dan melindungi manusia beserta
kepentingannya. Sedangkan kaidah agama dan kesusilaan bertujuan
untuk memperbaiki pribadi agar menjadi manusia ideal.
b. Ditinjau dari sasarannya : kaidah hukum mengatur tingkah laku
manusia dan diberi sanksi bagi setiap pelanggarnya, sedangkan
kaidah agama dan kaidah kesusilaan mengatur sikap batin manusia
sebagai pribadi. Kaidah hukum menghendaki tingkah laku manusia
sesuai dengan aturan sedangkan kaidah agama dan kaidah kesusilaan
menghendaki sikap batin setia pribadi itu baik.
c. Ditinjau dari sumber sanksinya, kaidah hukum dan kaidah agama
sumber sanksinya berasal dari luar dan dipaksakan oleh kekuasaan
dari luar diri manusia (heteronom), sedangkan kaidah kesusilaan
sanksinya berasal dan dipaksakan oleh suara hati masing2
pelanggarnya (otonom).
d. Ditinjau dari kekuatan mengikatnya, pelaksanaan kaidah hukum
dipaksakan secara nyata oleh kekuasaan dari luar, sedangkan
5

pelaksanaan kaidah agama dan kesusilaan pada asasnya tergantng


pada yang bersangkutan.
e. Ditinjau dari isinya kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban
(atribut dan normatif) sedang kaidah agama dan kaidah kesusilaan
hanya memberikan kewajiban saja (normatif).
2. Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan
a. Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan
hanya memberikan kewajiban saja.
b. Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari masyarakat secara resmi
(negara), sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oleh masyarakat
secara tidak resmi.
3. Perbedaan antara kaidah kesopanan dengan kaidah agama dan kaidah
kesusilaan
a. Asal kaidah kesopanan dasri luar diri manusia, kaidah agama dan
kaidah kesusilaan berasal dari pribadi manusia
b. Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir
manusia, kaidah agama dan kaidah kesusilaan berisi aturan yang
ditujukan kepada sikap batin manusia
c. Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat agar tidak ada
korban, kaidah agama dan kaidah kesusilaan bertujuan
menyempurnakan manusia agar tidak menjadi manusia jahat.
Ciri-ciri kaidah hukum yang membedakan dengan kaidah lainnya :
Hukum bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan
Hukum mengatur perbuatan manusia yang bersifat lahiriah
Hukum dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat
Hukum mempunyai berbagai jenis sanksi yang tegas dan bertingkat
Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian (ketertiban dan ketentraman)
Isi kaidah hukum :
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi menjadi tiga :
1. Berisi tentang perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau
harus dijalankan atau ditaati, misalnya ketentuan syarat sahnya suatu
perkawinan, ketentuan wajib pajak dsb.
2. Berisi larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak
boleh dilakukan misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain,
dilarang bersetubuh dengan wanita yang belum dinikahi secara sah dsb.
3. Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan
larangan melainkan suatu pilihan boleh digunakan atau tidak, namun bila
6

digunakan akan mengikat bagi yang menggunakannya, misalnya mengenai


perjanjian perkawinan, pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat
mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat
perkawinan. Ketentuan ini boleh dilakukan boleh juga tidak dilaksanakan.
Unsur-unsur kaidah hukum :
Dari beberapa perumusan tentang hukum yang diberikan para sarjana hukum
Indonesia diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kaidah hukum itu meliputi
beberapa unsur yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas

2.3 FUNGSI HUKUM


1. Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hukum
sbg petunjuk bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya
perintah dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat
ketertiban masyarakat dapat direalisir.
2. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Hukum
yg bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang
berwenang membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran karena ada
ancaman hukumanya (penjara, dll) dan dapat diterapkan kepada siapa saja.
Dengan demikian keadilan akan tercapai.
3. Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena ia mempunyai
daya mengikat dan memaksa dapat dimamfaatkan sebagai alat otoritas untuk
mengarahkan masyarakat ke arah yg maju.
4. Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak
hanya mengawasi masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk
mengawasi pejabat pemerintah, para penegak hukum, maupun aparatur
pengawasan sendiri. Dengan demikian semuanya harus bertingkah laku
menurut ketentuan yg berlaku dan masyarakt pun akan merasakan keadilan.
5. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan pertingkaian. Contoh
kasus tanah.
2.4 SUMBER-SUMBER HUKUM :
Pengertian sumber hukum

Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturanaturan yg mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturanaturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi
pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan.
dsb.
Kansil , SH sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturanaturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yakni aturan2 yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Macam-macam sumber hokum
a.Sumber hukum materiil
Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi,
filsafat, agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor
masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap
pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana
materi hukum tiu diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang
membantu pembentukan hukum.
b. Sumber hukum formal
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.
Apa beda antara undang-undang dengan peraturan perundang-undangan ?
Undang-undang dibuat oleh DPR persetujuan presiden, sedangkan peraturan
perundang-undangan dibuat berdasarkan wewenang masing-masing
pembuatnya, seperti PP, dll atau

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh


lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal
1 ayat 2 UU No. 10 tahun 2004)
Macam-macam sumber hukum formal :
a.
b.
c.
a.
b.

Undang-undang
Kebiasaan (custom)
Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
b. Traktat (treaty)
Perjanjian (overeenkomst)
Pendapat sarjana hukum (doktrin)

BAB IIi
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Arnold (Achmad Ali, 1996 : 27) salah seorang sosiolog, mengakui
bahwa dalam kenyataan hukum memang tidak akan pernah dapat didefinisikan
secara lengkap, jelas dan tegas. Sehingga sampai sekarang ini tidak ada
kesepakatan bersama tentang definisi hukum. Namun Arnold juga menyadari
bahwa bagaimanapun para juris tetap akan terus berjuang mencari bagaimana
hukum didefinisikan sebab definisi hukum merupakan bagian yang substansial
dalam meberi arti keberadaan hukum sebagai ilmu. Hukum juga merupakan
sesuatu yang rasional dan dimungkinkan untuk dibuatkan definisi sebagai
penghormatan para juris terhadap eksistensi hukum.
Sebagai pegangan bagi mahasiswa atau bagi orang yang baru belajar
hukum, perlu ada definisi hukum sebagai pegangan dalam mencoba mengetahui
dan memahami hukum baik secara praktis maupun secara formil.
Namun bisa kita simpulkan hukum sebagai suatu sistem aturan atau
pedoman dalam bermasyarakat yang memiliki sifat memaksa atau harus ditaati
oleh semua subjek hukum demi kelancaran kehidupan bermasyarakat

3.2 SARAN
Hendaknya kita sebagai anggota masyarakat harus selalu menaati
hukum-hukum yang telah ada dalam kehidupan bermasyarakat, karena hanya
dengan itu kehidupan dalam bermasyarakat kita pun akan berjalan dengan baik,
cara-cara dalam menaati hukum-hukum tersebut pun dapat kita mulai dari hal
yang paling kecil. Contohnya : selalu mengantri, menaati peraturanl lalu lintas,
tidak membuang sampah sembarang dsb.

Daftar pustaka

10

Soedjono Dirdjosisworo, SH. Dr. Pengantar Ilmu Hukum Rajagrafindo,

Jakarta
Sudarsono, SH. Drs. Pengantar Ilmu Hukum, Rineka Cipta, Jakarta
Asad Sungguh, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinargrafika
Utrecht, Mr, E, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Ichtiar, Jakarta
https://tiarramon.wordpress.com/category/bahan-kuliah/pengantar-ilmu-hukum/

11

Anda mungkin juga menyukai